Senin, 29 Juli 2024

PT Rifan - Emas Mengkilap Di Awal Pekan, Batu Bara Dan CPO Kompak Menguat

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas menguat pada awal pekan di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga. Batu bara dan CPO juga ditutup menguat. Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin harga emas di pasar spot menguat 0,47% ke level US$2.398,39 per troy ounce pada pukul 06.45 WIB.

Dalam sepekan, kontrak ini telah melemah sebesar 0,53% dalam sepekan. Kemudian, harga emas Comex kontrak Desember 2024 menguat 0,58% ke level US$2.442,10 per troy ounce pada pukul 06.34 WIB, dan telah mencatatkan pelemahan sebesar 0,77% dalam sepekan. Mengutip Reuters, harga emas telah meningkat 1% pada perdagangan Jumat karena imbal hasil Treasury menurun di tengah optimisme penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada September 2024, setelah data menunjukan harga di Amerika Serikat (AS) naik sedikit pada Juni 2024.

Data AS yang beragam hingga melemah hari ini menunjukkan tekanan inflasi dan aktivitas ekonomi mereda, membuka jalan bagi Fed untuk memangkas suku bunga dua kali tahun ini," pungkas analis pasar di Forex.com, Fawad Razaqzada. Para pembuat kebijakan The Fed pada Jumat juga memperoleh bukti baru mengenai kemajuan mereka dalam melawan inflasi. Hal ini memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga pada September 2024.

Sementara itu, permintaan fisik India, konsumen terbesar kedua di dunia, juga mendapat dorongan karena Negara Bollywood tersebut memangkas bea masuk impor emas dan perak pada awal minggu ini. Selisih harga emas di India dan global juga melonjak ke level tertinggi dalam satu dekade minggu ini - PT RIFAN

Sumber : bisnis.com

Jumat, 26 Juli 2024

Rifan Financindo Berjangka - Ekonomi AS Masih Panas, Harga Emas Langsung Lemas

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia ambruk pada perdagangan kemarin. Dinamika di Amerika Serikat (AS) jadi sentimen negatif bagi sang logam mulia.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.363,5/troy ons. Anjlok 1,47% dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak 8 Juli.

Harga emas sedang berada dalam tren negatif. Dalam seminggu terakhir, harga komoditas ini jatuh 3,18% secara point-to-point.

Rilis data ekonomi terbaru di AS menjadi beban bagi harga emas. Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Economic Analysis mengumumkan data pembacaan pertama terhadap pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam periode kuartal II-2024.

Pada April-Juni, ekonomi AS tumbuh 2,8% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Jauh lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,4% dan juga lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan perkiraan 2%.

Data ini membuat investor sedikit bimbang, apakah bank sentral Federal Reserve bisa menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat? Sebab jika ekonomi AS masih ‘panas’, maka suku bunga kemungkinan besar tetap bertahan di level tinggi.

Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5.25% pada September memang masih tinggi, yakni 88,1%. Namun angka itu turun dibandingkan kemarin yang sebesar 90% atau minggu lalu yang mencapai 94%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas terperosok ke zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 36,59. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset berada di posisi bearish.

Adapun indikator Stochastic RSI berada di 78,98. Masih menghuni area beli (long) tetapi sudah hampir jenuh beli (overbought).

Dengan perkembangan ini, harga emas sepertinya akan bergerak di rentang sempit. Target resisten terdekat adalah US$ 2.364-2.367/troy ons. Sementara target support terdekat ada di US$ 2.362-2.359/troy ons - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg

 

 

Kamis, 25 Juli 2024

Rifan Financindo - Fenomena Aneh, Amerika Lesu, Harga Emas Ikutan Layu


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas ditutup melemah pada perdagangan Rabu kemarin, meski dolar Amerika Serikat (AS) juga terpantau melandai, dengan fokus investor beralih ke data ekonomi AS yang akan dirilis akhir pekan ini untuk mendapatkan lebih banyak sinyal mengenai waktu penurunan suku bunga bank sentral AS.

Merujuk data Refinitiv pada perdagangan kemarin, harga emas global ditutup melemah 0,48% di posisi US$ 2.397,59 per troy ons. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan 0,48% pada Selasa sebelumnya.

Namun pada perdagangan Kamis pagi hari ini pukul 06:00 WIB, harga emas dunia cenderung naik tipis 0,01% ke US$ 2.397,79 per troy ons.

Harga emas melandai meski indeks dolar AS (DXY) cenderung melandai kemarin, indeks dolar AS turun tipis 0,06% ke angka 104,39. Pelemahan dolar AS seharusnya menguntungkan emas karena konversi pembelian yang lebih murah akan meningkatkan permintaan.

Meski kembali melandai, tetapi harga emas masih cukup tinggi hingga kemarin.

"Indeks dolar AS yang lebih lemah, harga indeks saham AS yang lebih rendah, dan harga minyak mentah yang lebih tinggi, mendukung minat beli emas dan perak," kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals.

Melemahnya dolar AS seharusnya membuat emas batangan lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya. Namun kali ini, tampaknya investor masih merealisasikan keuntungannya di emas.

Di lain sisi, turunnya harga emas kemarin sejalan dengan pergerakan indeks Nasdaq Composite yang padat teknologi ambruk parah karena kekecewaan investor akan hasil kinerja Alphabet (Google) dan Tesla.

Investor saat ini menantikan data awal dari produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal II-2024 yang dirilis Kamis hari ini dan data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS periode Juni 2024 pada Jumat besok, untuk mendapatkan petunjuk mengenai jalur penurunan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Menurut FactSet, PDB diperkirakan akan meningkat sebesar 1,9%. Jika laporan sesuai dengan prediksi, ini akan menandai peningkatan dari kenaikan 1,4% selama kuartal pertama.

Namun, ini akan menjadi perlambatan yang cukup mencolok dibandingkan dengan paruh kedua tahun 2023, di mana PDB naik 4,9% pada kuartal ketiga dan 3,4% pada kuartal keempat.

Jika PDB AS mengalami peningkatan, maka tendensi untuk terjadinya pemangkasan suku bunga The Fed di September akan semakin kecil.

Sementara inflasi PCE AS masih diperkirakan melandai Namun masih belum menyentuh level 2% sesuai target The Fed.

"Hal utama yang membantu emas saat ini adalah ekspektasi pasar bahwa The Fed mungkin benar-benar memutuskan untuk melakukan pemotongan lebih awal dari September," kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di EverBank, dikutip dari Reuters.

"Selain itu, pemotongan pajak impor emas dan perak oleh India juga membantu karena hal itu akan meningkatkan permintaan," tambah Gaffney.

India memotong bea masuk emas dan perak menjadi 6%, dari sebelumnya sebesar 15%.

Meski begitu, pasar masih optimis bahwa pemangkasan suku bunga The Fed masih dapat dimulai pada pertemuan September mendatang.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, pasar memperkirakan The Fed akan memulai memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang mencapai 93,3%.

Namun, dengan suku bunga yang lebih rendah dapat mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia

 

Rabu, 24 Juli 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Selasa Bergerak Naik, Menghentikan Penurunan Empat Kali Berturut Turut

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik tipis pada hari Selasa, menghentikan penurunan empat hari berturut-turutnya, terpicu prospek penurunan suku bunga AS bulan September dan menantikan data ekonomi AS yang akan dirilis akhir pekan ini. Sementara itu ketidakpastian kondisi politik AS memicu peningkatan safe haven seperti Emas.

Harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi $2,402.39 per ons.
Harga emas berjangka AS naik 0,4% menjadi $2,403.40.

Menurut mayoritas ekonom dalam jajak pendapat Reuters, The Fed akan memangkas suku bunga dua kali tahun ini. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Pasar mengantisipasi peluang 96% penurunan suku bunga oleh bank sentral AS pada bulan September, menurut CME FedWatch Tool.

Untuk minggu ini, pasar akan fokus mencermati laporan produk domestik bruto AS untuk kuartal kedua yang dirilis pada hari Kamis dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi terbaru – ukuran inflasi pilihan The Fed – yang akan dirilis pada hari Jumat.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga emas akan bergerak naik dengan peningkatan prospek penurunan suku bunga The Fed dan permintaan safe haven dengan ketidakpastian politik AS - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews

Selasa, 23 Juli 2024

PT Rifan Financindo - Cetak Rekor Terus, Harga Emas Diramal Bakal Ke U$2.600/Troy Ons

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia diperkirakan akan terus gemilang sepanjang 2024 hingga awal 2025. Rekor-rekor baru akan diproyeksi akan terus tercipta.

Bank investasi JP Morgan pun meningkatkan target harga emasnya untuk tahun ini dan 2025.

Harga emas diperkirakan akan naik ke US$2,500 per Troy ons pada akhir 2024, menurut perkiraan JP Morgan Research.

Arah perjalanan masih lebih tinggi pada beberapa kuartal mendatang, memperkirakan harga rata-rata US$2,500/oz pada kuartal keempat 2024 dan US$2,600/oz pada 2025, dengan risiko masih condong ke arah yang melampaui batas sebelumnya," menurut Gregory Shearer, Kepala Strategi Logam Dasar dan Mulia di JP Morgan.

Sebagai catatan prediksi harga emas didasarkan pada perkiraan ekonomi JP Morgan yang memperkirakan inflasi inti AS akan melambat menjadi 3,5% pada tahun 2024 dan 2,6% pada tahun 2025.

Emas Dunia Kembali Catatkan Rekor Harta Tertinggi

Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada Selasa didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal reserve atau The Fed.

Harga emas pada perdagangan Selasa ditutup di US$2.468,57 per troy ons, naik 1,92% dibandingkan posisi sebelumnya.

Emas melonjak ke level tertinggi baru sepanjang masa meskipun data penjualan ritel inti lebih kuat dari perkiraan, didorong oleh Powell yang mengindikasikan kemarin bahwa The Fed semakin yakin bahwa inflasi kembali menuju targetnya," kata Tai Wong, pedagang logam independen berbasis di New York seperti dikutip Reuters.

Ini pada dasarnya menandai pemotongan harga pada bulan September kecuali bencana inflasi dalam beberapa minggu mendatang."

Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Senin mengatakan tiga pembacaan inflasi AS selama kuartal kedua tahun ini "menambah keyakinan" bahwa laju kenaikan harga kembali ke target The Fed secara berkelanjutan, pernyataan yang menunjukkan peralihan ke penurunan suku bunga mungkin tidak akan lama lagi.

Berdasarkan perangkat Fedwatch, pasar menilai ada peluang bank sentral AS The Federal Reserve/The Fed mulai pangkas suku bunga pada September. Probabilitas mencapai 91,7 suku bunga turun pertama kali sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%-5,25%.

Pemangkasan tersebut berlanjut pada dua pertemuan berikutnya, masing-masing 25 basis poin pada pertemnuan November dan satu lagi pada Desember.

Sehingga pada akhir tahun suku bunga The Fed berada di kisaran target 4,50%-4,75% dengan penurunan tiga kali dalam setahun.

Optimisme ini yang membuat emas diperkirakan jadi komoditas yang berjaya pada 2024 hingga awal 2025 - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia

 

Senin, 22 Juli 2024

PT Rifan - Harga Emas Tergelincir Dari Level Tertinggi Imbas Dolar AS Yang Perkasa

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas anjlok lebih dari dua persen pada perdagangan Jumat, 19 Juli 2024. Koreksi harga emas tersebut dipicu dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat dan aksi ambil untung setelah sentuh rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai awal pekan ini.

Adapun harga emas sempat sentuh rekor didorong meningkatnya harapan penurunan suku bunga AS pada September. Harga emas di pasar spot turun 1,9 persen menjadi USD 2.399,27 per ounce pada pukul 17.58 GMT.

Emas batangan mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada posisi USD 2.483,60 pada Rabu pekan ini. Sedangkan harga emas berjangka AS terpangkas 2,3 persen menjadi USD 2.399,10

Di sisi lain, harga perak di pasar spot turun sekitar 3,2 persen menjadi USD 29,11 per ounce dan platinum susut 0,3 persen menjadi USD 964,75. Harga palladium melemah 2,7 persen menjadi USD 905,09. Tiga logam tersebut menuju koreksi mingguan.

Adapun dolar  AS menguat sekitar 0,2 persen terhadap mata uang lainnya. Sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun juga naik sehingga memberikan tekanan pada emas batangan.

Selain aksi ambil untung, pasar juga kecewa karena narasi soft landing ini. Hal ini dapat memberikan tekanan pada harga emas, karena investor akan mengalihkan uangnya dari investasi yang aman ke investasi yang lebih berisiko,” ujar Chief Operating Officer Allegiance Gold, Alex Ebkarian, seperti dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, pihaknya melihat semakin banyak keputusan yang didorong oleh investasi sehingga permintaan emas meningkat.

Pasar kini mengantisipasi peluang 98 persen penurunan suku bunga oleh bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada September, menurut CME FedWatch. Daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil hasil cenderung menonjol di lingkungan suku bunga rendah - PT RIFAN

Sumber : liputan6

 

Jumat, 19 Juli 2024

Rifan Financindo Berjangka - Antam (ANTM) Genjot Penjualan Di Tengah Tren Kenaikan Harga Emas

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emiten pertambangan pelat merah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam menggenjot volume produksi dan penjualan di tengah tren kenaikan harga emas dunia.

Berdasarkan laporan kuartalan, dikutip Kamis, Antam mencatatkan volume produksi emas seberat 274 kilogram (kg) atau setara 8.777 troy ons sepanjang kuartal II-2024. Volume ini meningkat 64% dari capaian produksi kuartal I-2024.

Meski demikian, volume produksi tersebut masih mengalami penurunan jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya atau year-on-year (yoy). Pada kuartal II-2023, Antam mencatat produksi sebesar 291 kg atau 9.356 troy ons.

Sementara itu, total penjualan emas Antam juga mengalami peningkatan sebesar 25% seacara kuartalan menjadi 8.857 kg (284.759 troy ons) dari sebelumnya di kuartal I-2024 yang sebesar 7.112 kg (228.656 troy ons).

Secara tahunan, volume penjualan Antam di kuartal II-2024 juga masih mengalami peningkatan. Pada kuartal-Ii 2023, Antam hanya mencatatkan volume penjualan emas sebesar 6.285 kg atau setara 202.067 troy ons.

Kenaikan volume penjualan dan produksi tersebut seiring dengan harga logam mulai yang belakangan tercatat juga terus meningkat.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.460,7/troy ons, turun 0,31% dari hari sebelumnya.

Meski demikian, pada Selasa kemarin, harga emas dunia mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa dengan ditutup di US$ 2.468,3/troy ons. Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 3,72% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga terangkat 5,7%.

Bersamaan dengan itu, harga emas Antam juga ikut terkerek naik dan mencapai rekor tertinggi sebesar Rp1.420.000/gram. Sementara harga pembelian kembali (buyback) oleh Antam ada di Rp 1.287.000/gram - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg