Jumat, 02 Agustus 2024

Rifan Financindo Berjangka - Pembelian Emas Masih Lesu Di Asia

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emas batangan yang secara tradisional dikenal sebagai lindung nilai yang disukai terhadap risiko geopolitik dan ekonomi cenderung tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah. Pelaku pasar kini menanti laporan penggajian AS pada Jumat pekan ini untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang jalur kebijakan the Fed.

Pada saat yang sama, pembelian bank sentral dan permintaan fisik di Asia masih lesu. “Jadi saat ini pasar emas tidak berjalan dengan baik tetapi pada titik tertentu, kami menduga hal itu akan terjadi,” Melek menambahkan.

Di sisi lain, dalam sebuah catatan, Analis Citi menyebutkan, permintaan emas bank sentral akan tetap tinggi pada 2024-2025 meski baru-baru ini tidak ada pembelian dari bank sentral China yang dilaporkan pada Mei dan Juni 2024.

Bank sentral China, pembeli emas terbesar pada 2023, menahan diri dari pembelian emas untuk cadangannya selama dua bulan berturut-turut - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : liputan6

Kamis, 01 Agustus 2024

Rifan Financindo - Berkat Sabda Mr. Powell, Harga Emas Terbang Hampir 2%

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas melanjutkan kenaikannya pada hari Rabu setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bahwa penurunan suku bunga mungkin akan dilakukan pada awal September jika inflasi tetap sesuai dengan ekspektasi.

Berdasarkan Refiniitv harga emas di pasar spot pada perdagangan kemarin tercatat menguat 1,65% ke US$2.448,09 per troy ons.

Sementara pada perdagangan hari ini, Kamis harga emas dunia melemah tipis 0,12% ke US$2.444,93 per troy ons.

Powell, berbicara pada konferensi pers setelah keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah, memicu harapan investor terhadap penurunan suku bunga di bulan September dengan menyatakan bahwa para pengambil kebijakan semakin yakin bahwa inflasi terus mendekati target 2%.

Emas dan perak menguat karena komentar Ketua Powell mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September," kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.

Namun, dia secara efektif menutup kemungkinan pergerakan 50bps. Masih harus dilihat apakah emas dapat mencapai level tertinggi baru sepanjang masa mengingat The Fed baru saja memenuhi ekspektasi yang diperluas baru-baru ini.

Dukungan terhadap aset safe-haven menguat di tengah ancaman eskalasi konflik di Timur Tengah setelah pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh pada Rabu pagi di Iran sehingga memicu wilayah yang sudah terguncang oleh perang di Gaza dan konflik yang semakin mendalam di Lebanon.

Pemotongan suku bunga The Fed ditambah dengan risiko geopolitik di Timur Tengah berpotensi mendorong harga emas hingga $2.700 per ounce, kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cncb

 

Rabu, 31 Juli 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Melihat Penyebab Harga Emas Yang Naik 1% Lebih


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG
- Harga emas dunia naik pada perdagangan kemarin. Kenaikannya pun lumayan tinggi, lebih dari 1%.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.409.7/troy ons. Melesat 1,2% dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sejak 18 Juli.

Harapan akan penurunan suku bunga mengangkat harga sang logam mulia. Emas adalah aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

“Eropa menunjukkan masalah dalam ekonominya, dan bank sentral sepertinya akan menurunkan suku bunga pada September. Bank sentral Amerika Serikat (AS) juga kemungkinan akan melakukan hal yang sama. Ini yang menjadi penopang kenaikan harga emas,” jelas Phillip Streble, Chief Market Strategist Blue Line Futures, seperti diberitakan Bloomberg News.

Esok dini hari waktu Indonesia, bank sentral AS Federal Reserve akan mengumumkan hasil rapat selama 2 hari terakhir. Satu yang dinanti adalah arah suku bunga acuan.

Bulan ini, Federal Funds Rate diperkirakan tetap di 5,25-5,5%. Mengutip CME FedWatch, peluangnya adalah 94,8%.

Namun, pelaku pasar meyakini bahwa Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell akan memberikan kode bahwa suku bunga acuan bisa turun pada September. Oleh karena itu, kemungkinan pemangkasan 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% adalah 86,3%.

“Secara umum, harga emas mengarah lebih tinggi lagi masih terbuka,” ujar Ole Hansen, Head of Commodity Strategy Saxo Bank, dalam risetnya.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas kembali masuk zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 55,12. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun patut dicermati indikator Stochastic RSI berada di 36,56. Masih menghuni area jual (short).

Alhasil, risiko koreksi harga emas menjadi terbuka. Target support terdekat adalah US$ 2.405/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.388/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sementara target resisten terdekat ada di US$ 2.417/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.432/troy ons - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg

 

Selasa, 30 Juli 2024

PT Rifan Financindo - Harga Emas Merosot Dampak Penguatan Dolar AS

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun pada perdagangan Senin, tertekan oleh kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Investor saat ini tengah menanti pertemuan Dewan Gubernur Bank Sentral AS yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan.

Harga emas di pasar spot turun 0,1% menjadi USD 2.382,40 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus turun kurang dari 0,1% menjadi USD 2.379,9 per ons.

Dolar AS menguat dan kami mendapat angka dari China bahwa konsumsi emas di sana turun jadi itu sangat negatif,” kata analis Marex Edward Meir.

Dolar AS naik sekitar 0,3% ke puncak lebih dari dua minggu terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Konsumsi emas di China, pengguna terbesar di dunia, turun 5,6% pada paruh pertama tahun 2024 karena permintaan perhiasan emas anjlok. Namun, pembelian emas batangan dan koin melonjak.

Namun, yang mendukung permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik adalah kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah menyusul serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Pertemuan The Fed

Pelaku pasar bertaruh bahwa Fed akan meletakkan dasar untuk pemotongan suku bunga September pada pertemuan kebijakannya pada hari Rabu.

Jika Fed mengonfirmasi sikap dovish, prediksi dapat meningkat menjadi tiga kali pemotongan sebelum akhir tahun," kata analis pasar di Forex.com Fawad Razaqzada dalam sebuah catatan.

World Gold Council melaporkan bahwa ETF emas, yang menyimpan emas batangan untuk investor, mengalami arus masuk bersih minggu lalu sebesar 9,8 metrik ton. ETF emas menuju bulan ketiga berturut-turut dengan arus masuk bersih sebesar 39 ton pada bulan Juli.

World Gold Council mengungkapkan bahwa di India, konsumen emas utama lainnya, permintaan perhiasan dan batangan serta koin dapat mengalami peningkatan sebesar 50 metrik ton pada paruh kedua tahun 2024 dari pengurangan pajak impor emas negara bagian minggu lalu ke level terendah dalam 11 tahun - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : liputan6

 

Senin, 29 Juli 2024

PT Rifan - Emas Mengkilap Di Awal Pekan, Batu Bara Dan CPO Kompak Menguat

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas menguat pada awal pekan di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga. Batu bara dan CPO juga ditutup menguat. Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin harga emas di pasar spot menguat 0,47% ke level US$2.398,39 per troy ounce pada pukul 06.45 WIB.

Dalam sepekan, kontrak ini telah melemah sebesar 0,53% dalam sepekan. Kemudian, harga emas Comex kontrak Desember 2024 menguat 0,58% ke level US$2.442,10 per troy ounce pada pukul 06.34 WIB, dan telah mencatatkan pelemahan sebesar 0,77% dalam sepekan. Mengutip Reuters, harga emas telah meningkat 1% pada perdagangan Jumat karena imbal hasil Treasury menurun di tengah optimisme penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada September 2024, setelah data menunjukan harga di Amerika Serikat (AS) naik sedikit pada Juni 2024.

Data AS yang beragam hingga melemah hari ini menunjukkan tekanan inflasi dan aktivitas ekonomi mereda, membuka jalan bagi Fed untuk memangkas suku bunga dua kali tahun ini," pungkas analis pasar di Forex.com, Fawad Razaqzada. Para pembuat kebijakan The Fed pada Jumat juga memperoleh bukti baru mengenai kemajuan mereka dalam melawan inflasi. Hal ini memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga pada September 2024.

Sementara itu, permintaan fisik India, konsumen terbesar kedua di dunia, juga mendapat dorongan karena Negara Bollywood tersebut memangkas bea masuk impor emas dan perak pada awal minggu ini. Selisih harga emas di India dan global juga melonjak ke level tertinggi dalam satu dekade minggu ini - PT RIFAN

Sumber : bisnis.com

Jumat, 26 Juli 2024

Rifan Financindo Berjangka - Ekonomi AS Masih Panas, Harga Emas Langsung Lemas

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia ambruk pada perdagangan kemarin. Dinamika di Amerika Serikat (AS) jadi sentimen negatif bagi sang logam mulia.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.363,5/troy ons. Anjlok 1,47% dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak 8 Juli.

Harga emas sedang berada dalam tren negatif. Dalam seminggu terakhir, harga komoditas ini jatuh 3,18% secara point-to-point.

Rilis data ekonomi terbaru di AS menjadi beban bagi harga emas. Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Economic Analysis mengumumkan data pembacaan pertama terhadap pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam periode kuartal II-2024.

Pada April-Juni, ekonomi AS tumbuh 2,8% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Jauh lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,4% dan juga lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan perkiraan 2%.

Data ini membuat investor sedikit bimbang, apakah bank sentral Federal Reserve bisa menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat? Sebab jika ekonomi AS masih ‘panas’, maka suku bunga kemungkinan besar tetap bertahan di level tinggi.

Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5.25% pada September memang masih tinggi, yakni 88,1%. Namun angka itu turun dibandingkan kemarin yang sebesar 90% atau minggu lalu yang mencapai 94%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas terperosok ke zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 36,59. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset berada di posisi bearish.

Adapun indikator Stochastic RSI berada di 78,98. Masih menghuni area beli (long) tetapi sudah hampir jenuh beli (overbought).

Dengan perkembangan ini, harga emas sepertinya akan bergerak di rentang sempit. Target resisten terdekat adalah US$ 2.364-2.367/troy ons. Sementara target support terdekat ada di US$ 2.362-2.359/troy ons - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg

 

 

Kamis, 25 Juli 2024

Rifan Financindo - Fenomena Aneh, Amerika Lesu, Harga Emas Ikutan Layu


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas ditutup melemah pada perdagangan Rabu kemarin, meski dolar Amerika Serikat (AS) juga terpantau melandai, dengan fokus investor beralih ke data ekonomi AS yang akan dirilis akhir pekan ini untuk mendapatkan lebih banyak sinyal mengenai waktu penurunan suku bunga bank sentral AS.

Merujuk data Refinitiv pada perdagangan kemarin, harga emas global ditutup melemah 0,48% di posisi US$ 2.397,59 per troy ons. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan 0,48% pada Selasa sebelumnya.

Namun pada perdagangan Kamis pagi hari ini pukul 06:00 WIB, harga emas dunia cenderung naik tipis 0,01% ke US$ 2.397,79 per troy ons.

Harga emas melandai meski indeks dolar AS (DXY) cenderung melandai kemarin, indeks dolar AS turun tipis 0,06% ke angka 104,39. Pelemahan dolar AS seharusnya menguntungkan emas karena konversi pembelian yang lebih murah akan meningkatkan permintaan.

Meski kembali melandai, tetapi harga emas masih cukup tinggi hingga kemarin.

"Indeks dolar AS yang lebih lemah, harga indeks saham AS yang lebih rendah, dan harga minyak mentah yang lebih tinggi, mendukung minat beli emas dan perak," kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals.

Melemahnya dolar AS seharusnya membuat emas batangan lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya. Namun kali ini, tampaknya investor masih merealisasikan keuntungannya di emas.

Di lain sisi, turunnya harga emas kemarin sejalan dengan pergerakan indeks Nasdaq Composite yang padat teknologi ambruk parah karena kekecewaan investor akan hasil kinerja Alphabet (Google) dan Tesla.

Investor saat ini menantikan data awal dari produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal II-2024 yang dirilis Kamis hari ini dan data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS periode Juni 2024 pada Jumat besok, untuk mendapatkan petunjuk mengenai jalur penurunan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Menurut FactSet, PDB diperkirakan akan meningkat sebesar 1,9%. Jika laporan sesuai dengan prediksi, ini akan menandai peningkatan dari kenaikan 1,4% selama kuartal pertama.

Namun, ini akan menjadi perlambatan yang cukup mencolok dibandingkan dengan paruh kedua tahun 2023, di mana PDB naik 4,9% pada kuartal ketiga dan 3,4% pada kuartal keempat.

Jika PDB AS mengalami peningkatan, maka tendensi untuk terjadinya pemangkasan suku bunga The Fed di September akan semakin kecil.

Sementara inflasi PCE AS masih diperkirakan melandai Namun masih belum menyentuh level 2% sesuai target The Fed.

"Hal utama yang membantu emas saat ini adalah ekspektasi pasar bahwa The Fed mungkin benar-benar memutuskan untuk melakukan pemotongan lebih awal dari September," kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di EverBank, dikutip dari Reuters.

"Selain itu, pemotongan pajak impor emas dan perak oleh India juga membantu karena hal itu akan meningkatkan permintaan," tambah Gaffney.

India memotong bea masuk emas dan perak menjadi 6%, dari sebelumnya sebesar 15%.

Meski begitu, pasar masih optimis bahwa pemangkasan suku bunga The Fed masih dapat dimulai pada pertemuan September mendatang.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, pasar memperkirakan The Fed akan memulai memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang mencapai 93,3%.

Namun, dengan suku bunga yang lebih rendah dapat mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia