Rabu, 31 Juli 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Melihat Penyebab Harga Emas Yang Naik 1% Lebih


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG
- Harga emas dunia naik pada perdagangan kemarin. Kenaikannya pun lumayan tinggi, lebih dari 1%.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.409.7/troy ons. Melesat 1,2% dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sejak 18 Juli.

Harapan akan penurunan suku bunga mengangkat harga sang logam mulia. Emas adalah aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

“Eropa menunjukkan masalah dalam ekonominya, dan bank sentral sepertinya akan menurunkan suku bunga pada September. Bank sentral Amerika Serikat (AS) juga kemungkinan akan melakukan hal yang sama. Ini yang menjadi penopang kenaikan harga emas,” jelas Phillip Streble, Chief Market Strategist Blue Line Futures, seperti diberitakan Bloomberg News.

Esok dini hari waktu Indonesia, bank sentral AS Federal Reserve akan mengumumkan hasil rapat selama 2 hari terakhir. Satu yang dinanti adalah arah suku bunga acuan.

Bulan ini, Federal Funds Rate diperkirakan tetap di 5,25-5,5%. Mengutip CME FedWatch, peluangnya adalah 94,8%.

Namun, pelaku pasar meyakini bahwa Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell akan memberikan kode bahwa suku bunga acuan bisa turun pada September. Oleh karena itu, kemungkinan pemangkasan 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% adalah 86,3%.

“Secara umum, harga emas mengarah lebih tinggi lagi masih terbuka,” ujar Ole Hansen, Head of Commodity Strategy Saxo Bank, dalam risetnya.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas kembali masuk zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 55,12. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun patut dicermati indikator Stochastic RSI berada di 36,56. Masih menghuni area jual (short).

Alhasil, risiko koreksi harga emas menjadi terbuka. Target support terdekat adalah US$ 2.405/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.388/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sementara target resisten terdekat ada di US$ 2.417/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.432/troy ons - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg

 

Selasa, 30 Juli 2024

PT Rifan Financindo - Harga Emas Merosot Dampak Penguatan Dolar AS

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun pada perdagangan Senin, tertekan oleh kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Investor saat ini tengah menanti pertemuan Dewan Gubernur Bank Sentral AS yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan.

Harga emas di pasar spot turun 0,1% menjadi USD 2.382,40 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus turun kurang dari 0,1% menjadi USD 2.379,9 per ons.

Dolar AS menguat dan kami mendapat angka dari China bahwa konsumsi emas di sana turun jadi itu sangat negatif,” kata analis Marex Edward Meir.

Dolar AS naik sekitar 0,3% ke puncak lebih dari dua minggu terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Konsumsi emas di China, pengguna terbesar di dunia, turun 5,6% pada paruh pertama tahun 2024 karena permintaan perhiasan emas anjlok. Namun, pembelian emas batangan dan koin melonjak.

Namun, yang mendukung permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik adalah kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah menyusul serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Pertemuan The Fed

Pelaku pasar bertaruh bahwa Fed akan meletakkan dasar untuk pemotongan suku bunga September pada pertemuan kebijakannya pada hari Rabu.

Jika Fed mengonfirmasi sikap dovish, prediksi dapat meningkat menjadi tiga kali pemotongan sebelum akhir tahun," kata analis pasar di Forex.com Fawad Razaqzada dalam sebuah catatan.

World Gold Council melaporkan bahwa ETF emas, yang menyimpan emas batangan untuk investor, mengalami arus masuk bersih minggu lalu sebesar 9,8 metrik ton. ETF emas menuju bulan ketiga berturut-turut dengan arus masuk bersih sebesar 39 ton pada bulan Juli.

World Gold Council mengungkapkan bahwa di India, konsumen emas utama lainnya, permintaan perhiasan dan batangan serta koin dapat mengalami peningkatan sebesar 50 metrik ton pada paruh kedua tahun 2024 dari pengurangan pajak impor emas negara bagian minggu lalu ke level terendah dalam 11 tahun - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : liputan6

 

Senin, 29 Juli 2024

PT Rifan - Emas Mengkilap Di Awal Pekan, Batu Bara Dan CPO Kompak Menguat

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas menguat pada awal pekan di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga. Batu bara dan CPO juga ditutup menguat. Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin harga emas di pasar spot menguat 0,47% ke level US$2.398,39 per troy ounce pada pukul 06.45 WIB.

Dalam sepekan, kontrak ini telah melemah sebesar 0,53% dalam sepekan. Kemudian, harga emas Comex kontrak Desember 2024 menguat 0,58% ke level US$2.442,10 per troy ounce pada pukul 06.34 WIB, dan telah mencatatkan pelemahan sebesar 0,77% dalam sepekan. Mengutip Reuters, harga emas telah meningkat 1% pada perdagangan Jumat karena imbal hasil Treasury menurun di tengah optimisme penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada September 2024, setelah data menunjukan harga di Amerika Serikat (AS) naik sedikit pada Juni 2024.

Data AS yang beragam hingga melemah hari ini menunjukkan tekanan inflasi dan aktivitas ekonomi mereda, membuka jalan bagi Fed untuk memangkas suku bunga dua kali tahun ini," pungkas analis pasar di Forex.com, Fawad Razaqzada. Para pembuat kebijakan The Fed pada Jumat juga memperoleh bukti baru mengenai kemajuan mereka dalam melawan inflasi. Hal ini memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga pada September 2024.

Sementara itu, permintaan fisik India, konsumen terbesar kedua di dunia, juga mendapat dorongan karena Negara Bollywood tersebut memangkas bea masuk impor emas dan perak pada awal minggu ini. Selisih harga emas di India dan global juga melonjak ke level tertinggi dalam satu dekade minggu ini - PT RIFAN

Sumber : bisnis.com

Jumat, 26 Juli 2024

Rifan Financindo Berjangka - Ekonomi AS Masih Panas, Harga Emas Langsung Lemas

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia ambruk pada perdagangan kemarin. Dinamika di Amerika Serikat (AS) jadi sentimen negatif bagi sang logam mulia.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.363,5/troy ons. Anjlok 1,47% dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak 8 Juli.

Harga emas sedang berada dalam tren negatif. Dalam seminggu terakhir, harga komoditas ini jatuh 3,18% secara point-to-point.

Rilis data ekonomi terbaru di AS menjadi beban bagi harga emas. Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Economic Analysis mengumumkan data pembacaan pertama terhadap pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam periode kuartal II-2024.

Pada April-Juni, ekonomi AS tumbuh 2,8% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Jauh lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,4% dan juga lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan perkiraan 2%.

Data ini membuat investor sedikit bimbang, apakah bank sentral Federal Reserve bisa menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat? Sebab jika ekonomi AS masih ‘panas’, maka suku bunga kemungkinan besar tetap bertahan di level tinggi.

Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5.25% pada September memang masih tinggi, yakni 88,1%. Namun angka itu turun dibandingkan kemarin yang sebesar 90% atau minggu lalu yang mencapai 94%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas terperosok ke zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 36,59. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset berada di posisi bearish.

Adapun indikator Stochastic RSI berada di 78,98. Masih menghuni area beli (long) tetapi sudah hampir jenuh beli (overbought).

Dengan perkembangan ini, harga emas sepertinya akan bergerak di rentang sempit. Target resisten terdekat adalah US$ 2.364-2.367/troy ons. Sementara target support terdekat ada di US$ 2.362-2.359/troy ons - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg

 

 

Kamis, 25 Juli 2024

Rifan Financindo - Fenomena Aneh, Amerika Lesu, Harga Emas Ikutan Layu


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas ditutup melemah pada perdagangan Rabu kemarin, meski dolar Amerika Serikat (AS) juga terpantau melandai, dengan fokus investor beralih ke data ekonomi AS yang akan dirilis akhir pekan ini untuk mendapatkan lebih banyak sinyal mengenai waktu penurunan suku bunga bank sentral AS.

Merujuk data Refinitiv pada perdagangan kemarin, harga emas global ditutup melemah 0,48% di posisi US$ 2.397,59 per troy ons. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan 0,48% pada Selasa sebelumnya.

Namun pada perdagangan Kamis pagi hari ini pukul 06:00 WIB, harga emas dunia cenderung naik tipis 0,01% ke US$ 2.397,79 per troy ons.

Harga emas melandai meski indeks dolar AS (DXY) cenderung melandai kemarin, indeks dolar AS turun tipis 0,06% ke angka 104,39. Pelemahan dolar AS seharusnya menguntungkan emas karena konversi pembelian yang lebih murah akan meningkatkan permintaan.

Meski kembali melandai, tetapi harga emas masih cukup tinggi hingga kemarin.

"Indeks dolar AS yang lebih lemah, harga indeks saham AS yang lebih rendah, dan harga minyak mentah yang lebih tinggi, mendukung minat beli emas dan perak," kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals.

Melemahnya dolar AS seharusnya membuat emas batangan lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya. Namun kali ini, tampaknya investor masih merealisasikan keuntungannya di emas.

Di lain sisi, turunnya harga emas kemarin sejalan dengan pergerakan indeks Nasdaq Composite yang padat teknologi ambruk parah karena kekecewaan investor akan hasil kinerja Alphabet (Google) dan Tesla.

Investor saat ini menantikan data awal dari produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal II-2024 yang dirilis Kamis hari ini dan data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS periode Juni 2024 pada Jumat besok, untuk mendapatkan petunjuk mengenai jalur penurunan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Menurut FactSet, PDB diperkirakan akan meningkat sebesar 1,9%. Jika laporan sesuai dengan prediksi, ini akan menandai peningkatan dari kenaikan 1,4% selama kuartal pertama.

Namun, ini akan menjadi perlambatan yang cukup mencolok dibandingkan dengan paruh kedua tahun 2023, di mana PDB naik 4,9% pada kuartal ketiga dan 3,4% pada kuartal keempat.

Jika PDB AS mengalami peningkatan, maka tendensi untuk terjadinya pemangkasan suku bunga The Fed di September akan semakin kecil.

Sementara inflasi PCE AS masih diperkirakan melandai Namun masih belum menyentuh level 2% sesuai target The Fed.

"Hal utama yang membantu emas saat ini adalah ekspektasi pasar bahwa The Fed mungkin benar-benar memutuskan untuk melakukan pemotongan lebih awal dari September," kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di EverBank, dikutip dari Reuters.

"Selain itu, pemotongan pajak impor emas dan perak oleh India juga membantu karena hal itu akan meningkatkan permintaan," tambah Gaffney.

India memotong bea masuk emas dan perak menjadi 6%, dari sebelumnya sebesar 15%.

Meski begitu, pasar masih optimis bahwa pemangkasan suku bunga The Fed masih dapat dimulai pada pertemuan September mendatang.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, pasar memperkirakan The Fed akan memulai memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang mencapai 93,3%.

Namun, dengan suku bunga yang lebih rendah dapat mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia

 

Rabu, 24 Juli 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Selasa Bergerak Naik, Menghentikan Penurunan Empat Kali Berturut Turut

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik tipis pada hari Selasa, menghentikan penurunan empat hari berturut-turutnya, terpicu prospek penurunan suku bunga AS bulan September dan menantikan data ekonomi AS yang akan dirilis akhir pekan ini. Sementara itu ketidakpastian kondisi politik AS memicu peningkatan safe haven seperti Emas.

Harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi $2,402.39 per ons.
Harga emas berjangka AS naik 0,4% menjadi $2,403.40.

Menurut mayoritas ekonom dalam jajak pendapat Reuters, The Fed akan memangkas suku bunga dua kali tahun ini. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Pasar mengantisipasi peluang 96% penurunan suku bunga oleh bank sentral AS pada bulan September, menurut CME FedWatch Tool.

Untuk minggu ini, pasar akan fokus mencermati laporan produk domestik bruto AS untuk kuartal kedua yang dirilis pada hari Kamis dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi terbaru – ukuran inflasi pilihan The Fed – yang akan dirilis pada hari Jumat.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga emas akan bergerak naik dengan peningkatan prospek penurunan suku bunga The Fed dan permintaan safe haven dengan ketidakpastian politik AS - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews

Selasa, 23 Juli 2024

PT Rifan Financindo - Cetak Rekor Terus, Harga Emas Diramal Bakal Ke U$2.600/Troy Ons

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia diperkirakan akan terus gemilang sepanjang 2024 hingga awal 2025. Rekor-rekor baru akan diproyeksi akan terus tercipta.

Bank investasi JP Morgan pun meningkatkan target harga emasnya untuk tahun ini dan 2025.

Harga emas diperkirakan akan naik ke US$2,500 per Troy ons pada akhir 2024, menurut perkiraan JP Morgan Research.

Arah perjalanan masih lebih tinggi pada beberapa kuartal mendatang, memperkirakan harga rata-rata US$2,500/oz pada kuartal keempat 2024 dan US$2,600/oz pada 2025, dengan risiko masih condong ke arah yang melampaui batas sebelumnya," menurut Gregory Shearer, Kepala Strategi Logam Dasar dan Mulia di JP Morgan.

Sebagai catatan prediksi harga emas didasarkan pada perkiraan ekonomi JP Morgan yang memperkirakan inflasi inti AS akan melambat menjadi 3,5% pada tahun 2024 dan 2,6% pada tahun 2025.

Emas Dunia Kembali Catatkan Rekor Harta Tertinggi

Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada Selasa didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal reserve atau The Fed.

Harga emas pada perdagangan Selasa ditutup di US$2.468,57 per troy ons, naik 1,92% dibandingkan posisi sebelumnya.

Emas melonjak ke level tertinggi baru sepanjang masa meskipun data penjualan ritel inti lebih kuat dari perkiraan, didorong oleh Powell yang mengindikasikan kemarin bahwa The Fed semakin yakin bahwa inflasi kembali menuju targetnya," kata Tai Wong, pedagang logam independen berbasis di New York seperti dikutip Reuters.

Ini pada dasarnya menandai pemotongan harga pada bulan September kecuali bencana inflasi dalam beberapa minggu mendatang."

Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Senin mengatakan tiga pembacaan inflasi AS selama kuartal kedua tahun ini "menambah keyakinan" bahwa laju kenaikan harga kembali ke target The Fed secara berkelanjutan, pernyataan yang menunjukkan peralihan ke penurunan suku bunga mungkin tidak akan lama lagi.

Berdasarkan perangkat Fedwatch, pasar menilai ada peluang bank sentral AS The Federal Reserve/The Fed mulai pangkas suku bunga pada September. Probabilitas mencapai 91,7 suku bunga turun pertama kali sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%-5,25%.

Pemangkasan tersebut berlanjut pada dua pertemuan berikutnya, masing-masing 25 basis poin pada pertemnuan November dan satu lagi pada Desember.

Sehingga pada akhir tahun suku bunga The Fed berada di kisaran target 4,50%-4,75% dengan penurunan tiga kali dalam setahun.

Optimisme ini yang membuat emas diperkirakan jadi komoditas yang berjaya pada 2024 hingga awal 2025 - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia