Selasa, 25 Juni 2024

PT Rifan Financindo - Harga Emas Turun Pekan Lalu, Simak Ramalan Buat Minggu Ini

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia anjlok pada perdagangan akhir pekan lalu. Sepanjang minggu, harga sang logam mulia pun merah.

Harga emas dunia d pasar spot ditutup di US$ 2.321,96/troy ons. Jatuh 1,65% dibandingkan hari sebelumnya.

Selama pekan lalu, harga emas membukukan koreksi 0,44% secara point-to-point. Dalam sebulan terakhir, harga berkurang 2,53%.

Koreksi harga emas disebabkan oleh penguatan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Sepanjang pekan lalu, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menguat 0,29%. Selama sebulan terakhir, penguatannya mencapai hampir 1%.

Rilis data ekonomi terbaru di Negeri Adidaya membuat dolar AS kembali perkasa. Akvitias ekonomi AS pada Juni diperkirakan meningkat.

Akhir pekan lalu, S&P Global melaporkan angka pembacaan awal (flash reading) terhadap aktivitas ekonomi AS, baik manufaktur maupun jasa, yang dicerminkan dengan Purchasing Managers’ Index (PMI). Pembacaan awal PMI sektor manufaktur pada Juni tercatat 51,7, lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 51,3. 

Sedangkan flash reading untuk PMI sektor jasa ada di 55,1. Juga lebih tinggi dibandingkan April yakni 54,8.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Skor di atas 50 mencerminkan aktivitas sedang berada di area ekspansi, bukan kontraksi. 

Data ini mengindikasikan ekonomi AS tetap solid. Artinya, permintaan akan tetap kuat sehingga membuat tekanan inflasi sulit mereda dalam waktu dekat.

Dengan demikian, kemungkinan penurunan suku bunga acuan pun makin memudar. Mengutip CME FedWatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate pada September adalah 58,7%. Lebih rendah ketimbang posisi pekan lalu yang masih 62%.

Saat suku bunga tetap akan tinggi, maka berinvestasi di obligasi pemerintah AS akan menguntungkan. Arus modal pun menyerbu surat utang pemerintahan Presiden Joseph ‘Joe’ Biden sehingga dolar AS terapresiasi.

Sebailknya, emas akan melemah saat dolar AS berjaya. Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. 

Ketika dolar AS menguat, emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan akan turun, harga pun mengikuti.

Analisis Teknikal

Bagaimana perkiraan harga emas untuk minggu ini? Apakah bakal merah lagi seperti pekan lalu?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas masih menghuni zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 60,48. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 7,92. Jauh di bawah 20, yang berarti emas masih tergolong jenuh jual (oversold).

Harga emas sudah menyentuh support US$ 2.321/troy ons. Dengan begitu, harga bersiap naik menuju resisten terdekat di US$ 2.341/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.354/troy ons berpotensi menjadi target selanjutnya.

Adapun US$ 2.310/troy ons akan menjadi support terbaru. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas meluncur turun ke arah US$ 2.300/troy ons - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg

 

Kamis, 20 Juni 2024

Rifan Financindo - Menguat Terbatas, Harga Emas Dunia Sentuh Level Segini

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas menguat terbatas pada perdagangan Rabu, 19 Juni 2024 setelah data penjualan ritel Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah. Hal ini meningkatkan harapan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS akan memangkas suku bunga pada 2024.

Harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD 2.331,17 per ounce pada pukul 03.18 GMT. Harga emas berjangka Amerika Serikat turun 0,1 persen menjadi USD 2.345,60.

Imbal hasil treasury yang lebih lemah semalam dan dolar AS melemah menyusul data penjualan ritel AS yang mengecewakan tampaknya menawarkan ruang sedikit untuk emas,” ujar IG Market Strategist Yeap Jun Rong.

Ia menambahkan, meski pengambil kebijakan Amerika Serikat hanya menetapkan satu kali penurunan suku bunga pada 2024, harapan suku bunga akan cenderung dovish. “Tampaknya mendapatkan validasi dari sejumlah kelemahan ekonomi yang disajikan. Pelemahan ekonomi lebih lanjut mungkin akan mendorong harga emas,” ujar dia.

Di sisi lain, suku bunga lebih rendah mengurangi biaya untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Dengan data terbaru yang menunjukkan moderasi di pasar tenaga kerja dan tekanan harga, the Federal Reserve mencari konfirmasi lebih lanjut inflasi sedang mereda.

Fokus pasar saat ini tertuju pada data klaim pengangguran mingguan pada Kamis dan indeks manajer pembelian pada Jumat pekan ini - RIFAN FINANCINDO

Sumber : liputan6

 

 

Rabu, 19 Juni 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Optimisme Para Ahli Terhadap Harga Emas

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan sebagian besar pakar industri dan pedagang ritel melihat peluang emas untuk naik minggu depan karena mereka keluar dari hibernasi bearish dan kembali ke area bullish.

Emas keluar dari penurunan tiga minggu, didorong oleh ketidakpastian politik di Eropa, dan penurunan tajam suku bunga," kata Marc Chandler, Managing Director di Bannockburn Global Forex.

Emas pulih sekitar setengah dari apa yang hilang setelah data pekerjaan AS pada 7 Juni dan laporan bahwa PBOC tidak membeli emas untuk cadangan bulan lalu."

Chandler mencatat bahwa emas spot diperdagangkan sekitar USD 2.841 di pertengahan minggu lalu sebelum berkonsolidasi.

Emas relatif tertahan, mungkin ditarik oleh sinyal yang saling bertentangan—dolar yang lebih kuat di satu sisi, dan suku bunga yang lebih rendah di sisi lain. Resistance tren dimulai minggu baru ini mendekati USD 2.362. Dalam pandangan jangka menengah, saya menduga emas lebih dekat ke bottom daripada top dan suku bunga yang lebih rendah diharapkan dapat menopang logam kuning tersebut," tambahnya - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : liputan6

Selasa, 18 Juni 2024

PT Rifan Financindo - Langsung Turun Usai Melesat, Arah Harga Emas Masih Belum Jelas

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia turun pada perdagangan kemarin. Koreksi yang terjadi usai harga naik cukup tajam.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.319/troy ons. Turun 0,56% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Harga emas ditutup naik 1,3%. Ini menjadi kenaikan harian tertinggi sejak 17 Mei.

Dalam sepekan terakhir, harga emas masih naik 0,41% secara point-to-point. Namun selama sebulan ke belakang, harga turun 4,41%.

Penguatan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menahan laju harga emas. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menguat 0,14%. Selama sebulan ke belakang, indeks ini terapresiasi 0,65%.

Emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Saat dolar AS menguat, maka emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan turun dan harga mengikuti.

Penguatan dolar AS datang akibat respons pasar terhadap hasil rapat Bank Sentral Federal Reserve. Dalam rapat pekan lalu, Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan kolega sepakat untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,25-5,5%.

Rapat teranyar juga memberikan pembaruan terhadap proyeksi arah Federal Funds Rate, yang tercermin dalam dot plot. Di dot plot terbaru, terlihat para anggota Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) sedikit lebih hawkish.

Dalam dot plot edisi Maret, ada nuansa suku bunga acuan busa turun 75 basis poin (bps) tahun ini. Namun dalam dot plot teranyar, sepertinya penurunan 50 bps sudah maksimal.

 - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg

 

Jumat, 14 Juni 2024

Rifan Financindo Berjangka - Sudah Naik 3 Hari Beruntun, Harga Emas Akhirnya Turun

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia turun pada perdagangan kemarin, Koreksi yang terjadi setelah harga naik 3 hari beruntun.

Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.303/troy ons. Turun 0,76% dibandingkan hari sebelumnya.

Harga sang logan mulia sempat naik pada 3 hari pertama pekan ini. Selama 3 hari tersebut, harga bertambah 1,2%.

Namun secara umum harga emas masih terjebak di tren negatif. Dalam seminggu terakhir, harga sudah jatuh 3,1% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga terpangkas 2,24%.

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih terjebak di zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 44,15. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Akan tetapi, menarik untuk diperhatikan bahwa indikator Stochastic RSI sudah berada di 14,23. Sudah di bawah 20, yang berarti tergolong jenuh jual (oversold).

Oleh karena itu, harga emas berpeluang rebound. Target resisten terdekat adalah US$ 2.308/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.328/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Target paling optimistis atau resisten terjauh adalah US$ 2.349/troy ons.

Adapun target support terdekat adalah US$ 2.293/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas turun lagi menuju US$ 2.276/troy ons.

Bisa Rekor Lagi

Bulan lalu, harga emas dunia sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa. Sejumlah pelaku pasar memperkirakan rekor baru akan tercipta pada paruh kedua 2024.

Saya melihat harga emas akan mencapai US$ 2.600-2.700/troy ons dengan sangat mudah tahun ini,” ujar Amar Singh, Head of Metals untuk kawasan Asia-Pasifik dan Timur Tengah di StoneX, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Ruth Crowell, CEO London Bullion Market Association, melihat masih ada banyak faktor yang bisa mendorong harga emas. Prospek pelonggaran moneter, tensi geopolitik yang belum reda di Eropa dan Timur Tengah, serta aksi borong bank sentral (terutama China) akan menjadi ‘obat kuat’ bagi harga emas.

Akan ada banyak faktor yang mendorong harga emas, tetapi yang paling utama adalah China. Biasanya China dan Jepang adalah pembeli yang hemat, tetapi dengan kondisi ekonomi mereka saat ini, emas adalah pilihan yang aman. Saya rasa emas akan menarik untuk sementara waktu,” jelasnya - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg

 

Kamis, 13 Juni 2024

Rifan Financindo - The Fed Pertahankan Suku Bunga Tidak Berubah, Indikasikan Satu Kali Lagi Pemotongan Di Akhir Tahun


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Federal Reserve AS pada hari Kamis dinihari mempertahankan suku bunga utamanya tidak berubah dan mengisyaratkan bahwa akan ada hanya satu pemotongan yang diperkirakan terjadi sebelum akhir tahun.

Para pengambil kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) setelah pertemuan dua hari mereka mengambil dua kali penurunan suku bunga dari tiga kali penurunan suku bunga yang diumumkan pada bulan Maret. Komite juga memberi isyarat bahwa mereka yakin tingkat suku bunga jangka panjang lebih tinggi dari yang ditunjukkan sebelumnya.

Dari pertemuan tersebut, The Fed menunjukkan sedikit optimisme bahwa inflasi masih berada pada jalur untuk kembali ke sasaran The Fed sebesar 2%, sehingga memungkinkan beberapa pelonggaran kebijakan pada akhir tahun ini.

Komite tersebut, dalam “dot plot” ekspektasi suku bunga masing-masing partisipan yang diawasi secara ketat, memang menunjukkan jalur pemotongan yang lebih agresif pada tahun 2025, dengan antisipasi empat penurunan dengan total poin persentase penuh, naik dari tiga penurunan.

Perkembangan signifikan lainnya terjadi pada proyeksi tingkat suku bunga jangka panjang, yang pada dasarnya merupakan tingkat yang tidak mendorong atau membatasi pertumbuhan. Angka tersebut naik menjadi 2,8% dari 2,6%, yang menunjukkan bahwa narasi yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih panjang mendapatkan daya tarik di kalangan pejabat Fed.

Indikasi lebih lanjut mengenai kecenderungan hawkish dari para gubernur bank sentral, dot plot menunjukkan empat pejabat yang mendukung tidak adanya pemotongan pada tahun ini, naik dari dua pejabat sebelumnya.

Pada bagian lain dalam Ringkasan Proyeksi Ekonomi FOMC, para peserta menaikkan perkiraan inflasi tahun 2024 mereka menjadi 2,6%, atau 2,8% jika tidak termasuk makanan dan energi. Kedua proyeksi inflasi tersebut 0,2 poin persentase lebih tinggi dibandingkan bulan Maret.

Pengukur inflasi pilihan The Fed adalah indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi Departemen Perdagangan, yang menunjukkan angka masing-masing sebesar 2,7% dan 2,8% untuk bulan April. The Fed lebih fokus pada inflasi inti sebagai indikator jangka panjang yang lebih baik. SEP mengindikasikan inflasi kembali ke target 2%, namun baru pada tahun 2026.

Sebelumnya ketika para pejabat Fed sedang mempersiapkan prospek ekonomi dan suku bunga mereka, Biro Statistik Tenaga Kerja merilis indeks harga konsumen untuk bulan Mei. Laporan tersebut menunjukkan bahwa inflasi tetap datar pada bulan tersebut sementara tingkat inflasi tahunan sedikit lebih rendah dari tingkat inflasi pada bulan April menjadi 3,3%.

Selama konferensi pers, Powell mengatakan bahwa laporan tersebut lebih baik dari perkiraan siapa pun, dan menjadi faktor dalam keputusan FOMC - RIFAN FINANCINDO

Sumber: vibiznews

Rabu, 12 Juni 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Dunia Makin Mahal, Dipatok Segini Sekarang

PT RIFAN FINANCINDO BEJANGKA BANDUNG - Harga emas naik tipis pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) usai dolar Amerika Serikat (AS) menguat. Investor menunggu data inflasi utama AS dan hasil pertemuan kebijakan moneter dua hari Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) yang akan berakhir pada hari Rabu.

Harga emas dunia di pasar spot naik sekitar 0,1% menjadi USD 2.312,70 per ounce. Sedangkan harga emas AS ditutup hampir tidak berubah pada USD 2.326,60.

Orang-orang menanti pertemuan The Fed besok karena jika angka inflasi tidak menunjukkan perbaikan, The Fed tidak akan memberi sinyal bahwa mereka akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat, yang berarti baik dolar maupun suku bunga AS akan naik, yang berdampak negatif bagi emas," kata Analis Marex Edward Meir.

Kurs dolar mendekati puncak satu bulan yang dicapai sebelumnya pada sesi ini, membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar AS.

The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga pada bulan September dan sekali lagi tahun ini, menurut jajak pendapat Reuters yang juga menunjukkan risiko signifikan bahwa bank sentral mungkin hanya memilih satu kali pemotongan atau bahkan tidak sama sekali - PT RIFAN FINANCINDO BEJANGKA

Sumber : liputan6