PT RIFAN BANDUNG - Harga emas dunia naik tipis pada perdagangan hari Jumat setelah
keluarnya laporan utama inflasi Amerika Serikat (AS) yang sesuai dengan
ekspektasi pelaku pasar. Rilis data inflasi ini meningkatkan harapan
bahwa Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) dapat
menurunkan suku bunga di September.
Harga emas
di pasar spot stabil di USD 2.324,25 per ounce. Sedangkan harga emas
berjangka AS ditutup 0,1% lebih tinggi pada USD 2.339,6 per ounce.
Direktur Investasi dan Perdagangan Alternatif High Ridge Futures David
Meger menjelaskan, tren penurunan inflasi berjalan sangat lambat dan
bertahap.
Akibatnya, kami melihat imbal hasil (yield) terus menurun, obligasi meningkat lebih tinggi, dan hal ini cukup mendukung pasar emas,” kata dia.
Harga emas juga didukung oleh penurunan imbal hasil surat utang AS,
yang menjadikan emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil lebih
menarik bagi investor.
Pada hari Jumat, taruhan pasar meningkat di tengah harapan bahwa
Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada September dan Desember,
setelah Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi menunjukkan inflasi tidak
meningkat sama sekali dari bulan April hingga Mei.
Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi mengikuti kenaikan 0,3% yang
tidak direvisi pada data April bulan lalu, sementara belanja konsumen
meningkat secara moderat.
Sedangkan CME FedWatch, para pelaku pasar saat ini memperkirakan
kemungkinan sebesar 68% penurunan suku bunga Fed pada bulan September,
dibandingkan dengan 64% sebelum rilis data inflasi.
Presiden Bank Sentral Federal San Francisco Mary Daly, yang juga
anggota Komite Pasar Terbuka Federal 2024 mengatakan, data inflasi
terbaru adalah kabar baik bahwa kebijakan berhasil.
Harga emas dunia
telah diperdagangkan dalam kisaran yang cukup ketat dan mungkin akan
mempertahankan kisaran tersebut sampai FOMC mengonfirmasi bahwa mereka
akan menurunkan suku bunga,” kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di
EverBank - PT RIFAN
Sumber : liputan6