Kamis, 30 Mei 2024

Rifan Financindo - Lagi Lagi Amerika Bikin Pemilik Emas Sport Jantung, Harga Ambruk 1%

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas terpantau ditutup melemah pada perdagangan Rabu, di tengah melonjaknya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) kemarin.

Merujuk data Refinitiv, harga emas ditutup di posisi US$ 2.338,76 per troy ons, merosot nyaris 1% atau tepatnya 0,94% pada perdagangan Rabu kemarin. Ini adalah pelemahan pertama dalam empat hari terakhir. Dalam tiga hari sebelumnya, harga emas selalu naik dengan penguatan mencapai 1,4%.

Pada Kamis pagi hari ini (30/4/2024), koreksi harga emas sepertinya akan berlanjut meski masih cenderung tipis. Per pukul 06:00 WIB, harga emas global turun tipis 0,04% ke posisi US$ 2.337,88 per troy ons.

Dolar AS yang kembali perkasa disertai dengan melonjaknya yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) membuat emas berbalik arah ke zona merah kemarin.

Indeks dolar AS (DXY) pada perdagangan Rabu kemarin terpantau menguat 0,49% menjadi 105,12, dari sebelumnya pada Selasa lalu di angka 104,61. Indeks dolar ada di posisi tertinggi sejak 15 Mei 2024.

Sedangkan yield Treasury acuan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin mencapai 4,616%, menjadi yang tertinggi sejak awal 30 April 2024.

Kenaikan imbal hasil US Treasury dan dolar Amerika Serikat (AS) berdampak buruk buat emas. Penguatan dolar membuat harga emas semakin mahal saat dibeli karena ada konversi ke dolar AS sehingga pembeli pun menahan diri. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Yield Treasury kembali naik setelah lelang obligasi 5 tahun oleh Departemen Keuangan AS senilai US$ 70 miliar menunjukkan permintaan yang rendah. Rasio bid-to-cover, yang merupakan ukuran permintaan yang diawasi dengan ketat, berada pada angka 2,3, di bawah rata-rata 10 lelang sebesar 2,45.

Kenaikan yield Treasury dan dolar AS juga terjadi karena investor mempertimbangkan keadaan perekonomian Negeri Paman Sam.

Investor juga mempertimbangkan bagaimana keadaan perekonomian dan menunggu data ekonomi baru yang dirilis sepanjang pekan ini yang dapat menjadi masukan bagi pengambilan kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

"Kami mengalami sedikit pemulihan pada indeks dolar. Selain itu, para pembicara The Fed baru-baru ini bersikap cukup hawkish. Imbal hasil obligasi pemerintah terus meningkat. Jadi banyak hambatan yang membebani pasar," kata Phillip Streible, kepala pasar sekaligus ahli strategi di Blue Line Futures, dikutip dari Reuters.

Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari mengatakan pada Selasa lalu bahwa The Fed harus menunggu kemajuan signifikan dalam inflasi sebelum memangkas suku bunga.

Para investor hingga kini sedang menantikan rilis data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS periode April 2024, ukuran inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis pada Jumat besok untuk mendapatkan lebih banyak isyarat mengenai waktu dan skala penurunan suku bunga.

Pasar memperkirakan inflasi PCE AS kali ini kembali mengalami kenaikan sebesar 0,3% pada bulan lalu, berdasarkan survei Reuters, menjaga laju tahunan di 2,8%, dengan risiko ke sisi negatifnya.

Namun baru-baru ini, data ekonomi yang lebih kuat dan kekhawatiran baru mengenai potensi penurunan belanja konsumen telah mengurangi prospek suku bunga.

"Data PCE yang lebih tinggi dari perkiraan, yang meningkatkan prospek suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, mungkin memaksa emas untuk menguji ulang angka psikologis US$ 2.300 untuk mencari dukungan," kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity Group, dilansir dari Reuters - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia

 

 

Rabu, 29 Mei 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Bursa Eropa Selasa Berakhir Merosot Menantikan Data Inflasi

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Bursa Eropa ditutup lebih rendah pada hari Selasa menantikan data inflasi yang akan dirilis pada pekan ini.

Indeks Stoxx 600 Eropa ditutup melemah 0,6%, dengan sebagian besar sektor dan bursa utama berada di wilayah negatif. Saham-saham perjalanan dan rekreasi memimpin kerugian, turun sekitar 2,6%.

Indeks FTSE 100 berakhir turun -0,76%.
Indeks DAX ditutup melemah -0.52%.
Indeks CAC 40 berakhir merosot -0,92%.

Saham pengecer makanan online Ocado melonjak ke puncak Stoxx 600, ditutup hampir 10% lebih tinggi setelah pekan lalu mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan bisnis pengiriman Turki, Getir, untuk mengakses mantan pelanggannya di Inggris.

Investor terus mempertimbangkan prospek penurunan suku bunga Bank Sentral Eropa pada bulan Juni setelah dua pembuat kebijakan utama mendukung prospek tersebut pada hari Senin.

Komentar tersebut menambah spekulasi bahwa ECB mungkin akan mengambil tindakan lebih dulu dibandingkan Federal Reserve, yang kini semakin berhati-hati dalam menilai jalur inflasi. Investor cenderung memantau dengan cermat data inflasi terbaru zona euro pada hari Jumat.

Anggota Dewan Pengurus Bank Sentral Eropa, Klaas Knot, mengatakan pada hari Selasa bahwa “segera” adalah waktu yang tepat untuk bergerak menuju kebijakan moneter yang tidak terlalu ketat, namun pelonggaran tersebut harus dilakukan “perlahan-lahan” dan “bertahap” .

Knot, kepala bank sentral Belanda, mengatakan dalam pidatonya di London bahwa ia “meningkatkan keyakinan bahwa inflasi akan kembali ke target pada waktu yang tepat.”

Pasar memperkirakan penurunan suku bunga ECB pada bulan Juni menyusul sinyal kuat dari para pengambil kebijakan, dengan hanya satu penurunan lagi pada tahun ini.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, bursa Eropa akan mencermati data inflasi Jerman, yang jika terealisir naik, akan menekan bursa Eropa - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews

Selasa, 28 Mei 2024

PT Rifan Financindo - EURUSD Bergerak Sedikit Lebih Tinggi

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Pair EURUSD sedikit lebih tinggi di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Senin 27 Mei 2024 setelah pekan lalu bearish moderat.

Secara teknikal pair EURUSD yang dibuka sedikit lebih rendah dari penutupan yang tinggi akhir pekan lalu bergerak naik turun di garis pivotnya sebelum kemudian mendaki menuju arah posisi resisten kuatnya.

Euro berusaha melanjutkan rally akhir pekan lalu di kisaran $1,085 menuju arah level tertinggi dua bulan yang terlihat pada awal bulan.

Para investor banyak yang memperkirakan ECB akan menurunkan suku bunga pada pertemuan kebijakan moneter minggu depan. Namun, masih ada keraguan mengenai pemotongan lebih lanjut setelah bulan Juni.

Kepala Ekonom ECB mengatakan siap untuk menurunkan suku bunga pada bulan Juni, tetapi kebijakan harus terus bersifat restriktif tahun ini karena pertumbuhan upah tidak akan normal hingga tahun 2026.

Faktanya, gaji yang dinegosiasikan melonjak 4,7% dibandingkan tahun lalu. yang lalu pada kuartal pertama, mendekati rekor tertinggi yang terlihat pada kuartal ketiga tahun 2023.

Selain itu, data flash PMI menunjukkan aktivitas sektor swasta tumbuh paling tinggi dalam satu tahun pada bulan Mei di tengah peningkatan pesanan baru dan lapangan kerja yang lebih cepat.

Untuk indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap semua rival utamanya di sesi Eropa sedang  turun terbatas setelah melemah di sesi global sebelumnya; tergerus profit taking setelah rally sebelumnya namun tetap dalam prospek penguatan.

Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair EURUSD berpotensi kuat dari skala H4. 

Kini pair berada di posisi 1.0847 yang mendaki  menuju  1.0858 dan jika tembus lanjut ke resisten kuatnya di 1.0870.

Namun jika berbalik arah akan turun kembali ke 1.0840,  jika tembus dapat meluncur ke posisi support kuat di 1.0814 - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : vibiznews

Senin, 27 Mei 2024

PT Rifan - Harga Emas Naik Dari Terendah 2 Pekan, Secara Mingguan Tertekan Setelah 2 Pekan Sebelumnya Kuat

PT RIFAN BANDUNG - Pergerakan harga emas pada perdagangan sesi Amerika hari Jumat 24 Mei 2024 bangkit dari kisaran terendah dalam 2 pekan lebih.

Harga emas spot pada perdagangan sesi Amerika terpantau naik 0,24% ke $2337,34 setelah sebelumnya turun ke $2325.60, namun untuk harga emas comex kontrak bulan Juni 2024 bergerak positif dengan naik 0,12% ke $2340,00.

Kenaikan harga emas yang terbatas ini disebabkan oleh koreksi dolar AS di pasar Eropa setelah rally 4 hari berturut.

Secara mingguan harga emas bersiap untuk penurunan mingguan pertama dalam 3 pekan, karena investor mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga Fed menyusul rilis ekonomi AS yang optimis baru-baru ini.

Sebelumnya harga emas anjlok cukup signifikan setelah rilis data flash PMI untuk bisnis jasa dan manufaktur meningkat, diperberat oleh data klaim pengangguran AS yang lebih sedikit dari perkiraan.

Sentimen negatif semakin solid ketika risalah rapat The Fed pada bulan Mei mengindikasikan kecenderungan pejabat The Fed untuk menaikkan suku bunga jika pertumbuhan harga terus berlanjut.

Suku bunga yang lebih tinggi menurunkan daya tarik emas, namun meningkatnya tekanan harga meningkatkan daya tariknya sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Untuk pergerakan selanjutnya, harga emas diperkirakan masih lemah secara teknikal, kini harga turun ke posisi rendahnya $2325,30 dan jika tembus dapat meluncur menuju posisi support kuat di $2309,05.

Namun jika ada sentimen positif, akan mendaki ke kisaran pivot $2347,31 dan jika tembus dapat naik ke resisten kuat di $2365,44 - PT RIFAN

Sumber : vibiznews

Jumat, 24 Mei 2024

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Merosot Ke Level Mingguan Terburuk 2024 Dipicu The Fed

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas menuju penurunan mingguan terbesar tahun ini, setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa pada Senin lalu. Hal ini dipicu data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi.

Emas batangan berada di jalur penurunan mingguan sebesar 3,6% di awal perdagangan Asia, yang akan menjadi kemerosotan terbesar sejak September. Penurunan harian terbesar minggu ini terjadi pada Kamis, ketika data menunjukkan aktivitas bisnis AS meningkat pada awal Mei dengan laju tercepat dalam dua tahun – menghilangkan harapan bank sentral akan segera beralih ke pelonggaran moneter.

Pelaku pasar swap kini memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basispoin (bps) pada Desember, padahal sehari sebelumnya memperkirakan penurunan suku bunga terjadi pada November. Investor telah membukukan keuntungan setelah rekornya pada hari Senin, sementara imbal hasil obligasi AS atau yield US Treasury yang lebih tinggi juga menambah tekanan pada harga – baik biaya pinjaman dan imbal hasil yang lebih tinggi dari biasanya- menimbulkan hambatan bagi emas, karena tidak membayar bunga.

Logam mulia masih naik 13% tahun ini, didukung oleh pembelian bank sentral, permintaan yang kuat di Asia dan konflik di Ukraina dan Timur Tengah yang menegaskan status safe haven logam mulia ini.

Meskipun terjadi kemerosotan minggu ini, beberapa pengamat pasar masih optimistis terhadap emas batangan. UBS Group AG telah meningkatkan prospek emas akhir tahun sebesar 4% menjadi US$2,600 per ounce di tengah ekspektasi bahwa suku bunga akan turun, yang akan mendorong arus masuk ke dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas batangan.

Analis Wayne Gordon dan Giovanni Staunovo merekomendasikan agar investor membeli saat harga turun di sekitar US$2.300, karena kemunduran baru-baru ini 'berumur relatif singkat'.

Harga emas di pasar spot sedikit berubah pada US$2,327.91 per ounce pada pukul 9:06 pagi di Singapura, setelah ditutup 2,1% lebih rendah pada hari Kamis. Indeks Bloomberg Dollar Spot stabil. Perak, paladium, dan platinum semuanya datar - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg

 

Rabu, 22 Mei 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Dunia Terbang Tinggi Ke Level Termahal D

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik ke level tertinggi sepanjang masa pada hari Senin (Selasa waktu Jakarta). Lonjakan harga emas dunia ini karena berbagai faktor mulai dari ekspektasi penurunan suku bunga AS, langkah-langkah stimulus Tiongkok hingga ketegangan geopolitik yang meningkatkan permintaan, dengan momentum tersebut juga membawa perak ke level tertinggi dalam lebih dari 11 tahun.

Harga emas naik 0,9% menjadi USD 2.435,96 per ounce setelah mencapai rekor tertinggi di level USD 2.449,89 di awal sesi perdagangan

Data minggu lalu menunjukkan bahwa harga konsumen AS meningkat kurang dari perkiraan pada bulan April, menunjukkan bahwa inflasi kembali melanjutkan tren penurunannya, sehingga meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga di bulan September.

uku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost dari kepemilikan emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding), yang juga memberikan keuntungan dari ketidakpastian di pasar.

Pavilonis dari RJO memperkirakan emas akan melonjak mendekati USD 2.500 dalam jangka pendek karena ada ketakutan akan ketinggalan dalam reli emas.

Ada banyak non-pedagang yang menghubungi tempat (broker)… untuk membeli kontrak berjangka atau menerima pengiriman fisik," tutur dia.

Yang menambah kenaikan emas adalah meningkatnya penghindaran risiko (risk aversion) karena Presiden Iran Ebrahim Raisi, tewas dalam kecelakaan helikopter, tulis analis di Kitco Metals dalam sebuah catatan.

Sementara itu, beberapa analis juga menyoroti lonjakan emas akibat pengumuman Tiongkok mengenai langkah-langkah “bersejarah” untuk menstabilkan sektor properti yang terkena krisis. Tiongkok adalah konsumen utama emas dan logam industri lainnya.

Selain harga emas, harga perak di pasar spot juga naik 2,2% menjadi USD 32,17 setelah mencapai level tertinggi dalam 11 tahun - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : liputan6

 

Selasa, 21 Mei 2024

PT Rifan Financindo - Penyebab Harga Emas Naik Sampai Tembus Rekor Tertinggi

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia naik pada perdagangan kemarin. Namun pagi ini, harga sang logam mulia mulai terkoreksi.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di posisi US$ 2.426,2/troy ons. Naik 0,49% dari hari sebelumnya dan menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.

Koreksi harga emas mulai terlihat. Pada pukul 08:57 WIB, harga turun 0,19% ke US$ 2.421,24/troy ons.

Namun dalam seminggu terakhir, harga emas masih naik 3,26% secara point-to-point. Dalam sebulan ke belakang, harga terangkat 4,23%.

Harapan akan penurunan suku bunga acuan, terutama di Amerika Serikat (AS), membuat harga emas berada dalam tren positif. Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset) sehingga diuntungkan saat suku bunga turun.

Mengutip CME FedWatch, ada kemungkinan Federal Funds Rate bisa turun pada September mendatang. Peluang penurunan 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% adalah 48,6%.

Kemudian ada probabilitas suku bunga acuan Negeri Paman Sam turun lagi pada Desember. Kemungkinan pemangkasan 25 bps lagi menjadi 4,75-5% adalah 35,8%.

Inflasi memang masih tinggi, tetapi bergerak turun. Beban utang di AS juga membuat pelaku pasar mencoba melakukan diversifikasi dari obligasi. Ini menjadi kondisi sempurna bagi kenaikan harga emas,” tegas Daniel Pavilonis, Senior Market Strategist di RJO Futures, seperti diberitakan Bloomberg News.

Pavilonis bahkan memperkirakan harga emas bisa mencapai US$ 2.500/troy ons dalam waktu dekat. Sebab, akan makin banyak investor yang membeli emas karena takut kehilangan peluang alias Fear of Missing Out (FOMO) - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg