Kamis, 30 Desember 2021

Rifan Financindo - Harga Emas Turun, Tapi Jatuhnya Imbal Hasil Treasury AS Tahan Peningkatan Risk Appetite

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun pada hari Rabu di tengah jatuhnya imbal hasil Treasury AS melawan dampak dari sentimen risiko yang sedikit membaik, dan ini memberi dorongan pada logam kuning.

Harga emas berjangka turun 0,21% ke $1.807,15/oz pukul 11.31 WIB menurut data Investing.com, dan imbal hasil acuan Treasury AS tenor 10 tahun melemah 0,36% di 1,476.

Saham-saham di Asia Pasifik sebagian besar turun pada Rabu pagi, bahkan meski berkurangnya kekhawatiran atas gangguan perjalanan dan penutupan toko karena varian omicron COVID-19.

Sementara itu, emas melanjutkan tren penurunan seiring meningkatnya bukti bahwa omicron tidak menimbulkan ancaman besar bagi pemulihan ekonomi global dan investor mundur dari aset safe-haven.

Omicron bukanlah "penyakit yang sama yang kita lihat setahun yang lalu," dan bahkan pasien yang masuk rumah sakit menghabiskan lebih sedikit waktu di sana, menurut ahli imunologi Universitas Oxford John Bell, memperkuat laporan tentang sifat varian ini yang lebih ringan secara keseluruhan.

Namun, kasus COVID-19 harian melebihi 1 juta untuk hari kedua berturut-turut di mana tekanan terus bertambah pada sistem perawatan kesehatan.

Emas akan mencatat kerugian tahunan pertama selama tiga tahun terakhir, setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa pada tahun 2020, pasalnya bank sentral mulai menarik paket stimulus COVID-19 untuk menahan kenaikan inflasi. Meskipun ada ketidakpastian yang tersisa atas omicron cenderung mendorong permintaan untuk aset safe haven, kegelisahan atas ancaman terhadap aktivitas ekonomi dan pembukaan kembali mulai mereda.

Dengan volume yang tipis pada hari Rabu, investor memperkirakan tren ini akan berlanjut dan kisaran yang ketat sepanjang sisa hari perdagangan tahun 2021 ini.

Di logam mulia lainnya, perak turun 0,1%, platinum jatuh 0,9%, dan palladium juga jatuh 1,4% lebih pukul 11.33 WIB - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Rabu, 29 Desember 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Naik Seiring Melemahnya Dolar Meski Ada Katalis Positif Studi Omicron

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik pada Kamis pagi di Asia, tetap stabil dalam perdagangan dengan volume yang menipis akibat musim libur. Dolar AS yang lebih lemah mengimbangi selera risiko investor yang muncul, yang didorong oleh penelitian yang menggembirakan mengenai varian omicron COVID-19 yang meningkatkan optimisme seputar pemulihan ekonomi global.

Harga emas berjangka naik 0,25% ke $1.806,65/oz pukul 10.48 WIB  yang mana logam kuning akan mencatat kenaikan mingguan kedua sebesar 0,1%.

Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, turun tipis 0,03% ke 96,030 pada hari Kamis.

Sebuah penelitian di Afrika Selatan, yang belum ditinjau rekan sejawat, mengatakan adanya penurunan risiko rawat inap dan penyakit parah pada orang yang terinfeksi varian omicron terhadap varian delta. AS pada hari Rabu juga memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk pil antivirus COVID-19 Paxlovid, Pfizer Inc. (NYSE:PFE).

Sementara itu, data AS yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan PDB tumbuh sebesar 2,3% kuartal ke kuartal pada kuartal III 2021. Penjualan rumah lama tercatat 6,46 juta untuk November dan {{ecl- 48||indeks Kepercayaan Konsumen Conference Board}} berada di 115,8 untuk Desember.

Data lebih lanjut akan rilis hari ini termasuk klaim pengangguran awal, penjualan rumah baru, pesanan barang tahan lama, indeks harga PCE, pendapatan pribadi dan pengeluaran, serta indeks sentimen konsumen Universitas Michigan dan Ekspektasi Konsumen Michigan.

Di Asia Pasifik, gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda berpidato sebelumnya.

Namun, "pasar emas diperkirakan akan berombak dan bergelombang," diperdagangkan antara resistance di $1.810 per ounce dan support di $1.760, manajer senior komoditas Phillip Futures Pte. Avtar Sandu menyatakan dalam seuah laporan.

“Momentum kurang dan harga kemungkinan besar akan berkonsolidasi” hingga akhir tahun. Perak dan logam mulia lainnya yang digunakan untuk keperluan industri tampaknya akan bangkit kembali karena investor melihat melampaui omicron, tambah laporan itu.

Perak naik tipis 0,16%, dan platinum turun 0,25%, sementara palladium jatuh 1,8% pukul 10.54 WIB - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Jumat, 24 Desember 2021

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Naik Seiring Melemahnya Dolar Meski Ada Katalis Positif Studi Omicron

 
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik pada Kamis pagi di Asia, tetap stabil dalam perdagangan dengan volume yang menipis akibat musim libur. Dolar AS yang lebih lemah mengimbangi selera risiko investor yang muncul, yang didorong oleh penelitian yang menggembirakan mengenai varian omicron COVID-19 yang meningkatkan optimisme seputar pemulihan ekonomi global.

Harga emas berjangka naik 0,25% ke $1.806,65/oz pukul 10.48 WIB  yang mana logam kuning akan mencatat kenaikan mingguan kedua sebesar 0,1%.

Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, turun tipis 0,03% ke 96,030 pada hari Kamis.

Sebuah penelitian di Afrika Selatan, yang belum ditinjau rekan sejawat, mengatakan adanya penurunan risiko rawat inap dan penyakit parah pada orang yang terinfeksi varian omicron terhadap varian delta. AS pada hari Rabu juga memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk pil antivirus COVID-19 Paxlovid, Pfizer Inc. (NYSE:PFE).

Sementara itu, data AS yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan PDB tumbuh sebesar 2,3% kuartal ke kuartal pada kuartal III 2021. Penjualan rumah lama tercatat 6,46 juta untuk November dan {{ecl- 48||indeks Kepercayaan Konsumen Conference Board}} berada di 115,8 untuk Desember.

Data lebih lanjut akan rilis hari ini termasuk klaim pengangguran awal, penjualan rumah baru, pesanan barang tahan lama, indeks harga PCE, pendapatan pribadi dan pengeluaran, serta indeks sentimen konsumen Universitas Michigan dan Ekspektasi Konsumen Michigan.

Di Asia Pasifik, gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda berpidato sebelumnya.

Namun, "pasar emas diperkirakan akan berombak dan bergelombang," diperdagangkan antara resistance di $1.810 per ounce dan support di $1.760, manajer senior komoditas Phillip Futures Pte. Avtar Sandu menyatakan dalam seuah laporan.

Momentum kurang dan harga kemungkinan besar akan berkonsolidasi” hingga akhir tahun. Perak dan logam mulia lainnya yang digunakan untuk keperluan industri tampaknya akan bangkit kembali karena investor melihat melampaui omicron, tambah laporan itu.

Perak naik tipis 0,16%, dan platinum turun 0,25%, sementara palladium jatuh 1,8% pukul 10.54 WIB - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Kamis, 23 Desember 2021

Rifan Financindo - Khawatir Omicron, Emas Jadi Idaman Saat Selera Investasi Aset Berisiko Surut

 

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu waktu New York, bangkit dari penurunan dua hari berturut-turut, didorong oleh pelemahan dolar dan berlanjutnya kekhawatiran Omicron dapat merusak pemulihan ekonomi global. Mengutip Antara, Kamis , kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$13,5 atau 0,75 persen menjadi ditutup pada US$1.802,20 per ounce.

Di pasar spot, emas naik 0,7 persen menjadi diperdagangkan di US$1.801,24 per ounce pada pukul 18.39 GMT. Sehari sebelumnya, Selasa, emas berjangka tergelincir US$5,9 atau 0,33 persen menjadi US$1.788,70, setelah jatuh US$10,3 atau 0,57 persen menjadi US$1.794,60 pada Senin, dan menguat US$6,7 atau 0,37 persen menjadi US$1.804,90 pada Jumat.

Meskipun para analis mengecilkan dampak potensial Omicron, lebih banyak negara mengumumkan pembatasan untuk mengurangi penyebaran varian tersebut sehingga agak mengurangi selera investor terhadap aset-aset berisiko.

Ada beberapa minat beli dari sedikit kemunduran dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar, kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, yang mengaitkan kenaikan tersebut dengan “corrective bounce". Menurut Wyckoff, ketakutan Omicron mungkin telah berjalan dengan sendirinya di pasar, itu masih positif untuk emas karena akan memungkinkan para pedagang untuk fokus pada hal-hal lain seperti kenaikan inflasi dan kebijakan moneter yang lebih jelas dari Federal Reserve.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya beringsut lebih rendah, meningkatkan daya tarik emas bagi pembeli yang memegang mata uang lain, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga berkurang.

Investor juga mempelajari data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS melambat tajam pada kuartal ketiga di tengah meningkatnya infeksi Covid-19, meskipun aktivitas telah meningkat, menempatkan ekonomi di jalur untuk mencatat kinerja terbaiknya tahun ini sejak 1984. "Tetapi dengan volume perdagangan tipis dan pemain utama menjauh menjelang tahun ini, pasar emas diperkirakan akan berombak," kata analis Phillip Futures, Avtar Sandu dalam sebuah catatan. Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 29 sen atau 1,29 persen, menjadi ditutup pada US$22,819 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 40,6 dolar AS atau 4,38 persen, menjadi ditutup pada US$968,4 per ounce - RIFAN FINANCINDO

Sumber : bisnis.com

Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu (22/12/2021) waktu New York, bangkit dari penurunan dua hari berturut-turut, didorong oleh pelemahan dolar dan berlanjutnya kekhawatiran Omicron dapat merusak pemulihan ekonomi global. Mengutip Antara, Kamis (23/12/2021), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$13,5 atau 0,75 persen menjadi ditutup pada US$1.802,20 per ounce. Di pasar spot, emas naik 0,7 persen menjadi diperdagangkan di US$1.801,24 per ounce pada pukul 18.39 GMT. Sehari sebelumnya, Selasa (21/12/2021), emas berjangka tergelincir US$5,9 atau 0,33 persen menjadi US$1.788,70, setelah jatuh US$10,3 atau 0,57 persen menjadi US$1.794,60 pada Senin (20/12/2021), dan menguat US$6,7 atau 0,37 persen menjadi US$1.804,90 pada Jumat (18/12/2021).

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Khawatir Omicron, Emas Jadi Idaman saat Selera Investasi Aset Berisiko Surut", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20211223/235/1480852/khawatir-omicron-emas-jadi-idaman-saat-selera-investasi-aset-berisiko-surut.
Author: Newswire
Editor : Farid Firdaus

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

Rabu, 22 Desember 2021

PT Rifan Financindo Berjangka – Emas Tergelincir 5,2 Dolar Karena “Greenback” Dan Ekuitas Menguat

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Harga emas merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), ketika dolar memulihkan beberapa kerugiannya, imbal hasil obligasi pemerintah meningkat dan selera terhadap aset-aset berisiko kembali pulih, dengan para investor tampak melewati risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh varian Omicron.


Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 5,9 dolar AS atau 0,33 persen, menjadi ditutup pada 1.788,70 dolar AS per ounce. Emas di pasar spot juga melemah 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.786,50 dolar AS per ounce pada pukul 18.36 GMT.


Sehari sebelumnya, Senin, emas berjangka jatuh 10,3 dolar AS atau 0,57 persen menjadi 1.794,60 dolar AS, setelah naik 6,7 dolar AS atau 0,37 persen menjadi1.804,90 dolar AS pada Jumat dan melonjak 33,7 dolar AS atau 1,91 persen menjadi 1.798,20 dolar AS pada Kamis.


Anda mendapat risiko pada perdagangan karena ekuitas AS bangkit kembali setelah kerugian kemarin, dan dolar juga pulih bersama dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS, semuanya sedikit menekan emas,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.


Tetapi “orang sedang membeli segala jenis penurunan yang mereka bisa” karena mereka khawatir tentang ketidakpastian termasuk pukulan ekonomi dari COVID-19 dan level 1.800 dolar AS tetap menjadi titik pivot utama untuk emas, Streible menambahkan.
Dolar AS menutup beberapa kerugiannya, sementara sentimen risiko pulih sebagian setelah aksi jual di pasar global.


Namun, logam mulia dapat memperoleh tawaran beli baru pada tahun 2022 jika ekspektasi inflasi tetap tinggi sementara imbal hasil nominal tetap tertekan,” kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity.


Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap lonjakan besar harga konsumen (inflasi), tetapi kenaikan suku bunga dapat mengekang tekanan inflasi sementara juga mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.


Namun, “investor emas masih belum memiliki nyali untuk segala jenis kerugian, sebagaimana dibuktikan oleh kemunduran cepat baru-baru ini pada reli di atas 1.800 dolar AS,” kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA, menambahkan bahwa pihaknya tidak memiliki momentum untuk keluar dari perdagangan kisaran ketat saat ini.


Perdagangan juga tampak kurang bergairah karena investor bersiap untuk liburan Natal akhir pekan. Banyak pasar global, termasuk untuk logam mulia, akan ditutup pada Jumat untuk memperingati perayaan Natal.


Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 23,8 sen atau 1,07 persen, menjadi ditutup pada 22,529 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 1,4 dolar AS atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 927,80 dolar AS per ounce – PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Selasa, 21 Desember 2021

PT Rifan Financindo - Ekonomi Jerman Mungkin Menyusut Kuartal Ini Karena Covid


PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Ekonomi Jerman, terbesar di Eropa, dapat mengalami kontraksi pada kuartal ini karena infeksi virus corona yang bangkit kembali memicu pembatasan baru dan membuat pembeli tetap di rumah, menurut Bundesbank.

Aktivitas di beberapa sektor jasa “terhambat secara signifikan,” kata bank sentral Senin dalam laporan bulanannya. Sementara pukulan terhadap penjualan seharusnya lebih kecil dari tahun lalu karena pembatasan saat ini tidak terlalu ketat dan hanya mencakup periode waktu yang relatif singkat, tekanan terus-menerus pada persediaan menambah ketegangan ekstra.

Kepercayaan bisnis turun untuk bulan keenam di bulan Desember, dengan indikator untuk kondisi saat ini dan ekspektasi keduanya memburuk. Bundesbank pekan lalu menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini dan berikutnya, memperingatkan kemunduran musim dingin.

Ini memperkirakan kenaikan kuat dalam momentum di musim semi dengan pengeluaran swasta meningkat “secara substansial,” dan melihat kemacetan pasokan diselesaikan pada akhir tahun 2022. Pada saat yang sama, ia meningkatkan prospek inflasi dan mendesak Bank Sentral Eropa untuk waspada. risiko terbalik.

Pada hari Senin, Bundesbank mengatakan pihaknya memperkirakan kenaikan harga konsumen tahunan di Jerman akan tetap di atas 4% selama beberapa bulan mendatang, mengutip kenaikan tajam harga gas alam yang kemungkinan akan mencapai konsumen pada awal 2022.

Selain itu, dolar naik di awal perdagangan Eropa Senin, naik mendekati level tertinggi baru-baru ini, karena Federal Reserve menunjuk ke kenaikan suku bunga awal sementara Eropa berjuang dengan kasus Omicron yang melonjak.

Pada 02:55 ET (07:55 GMT), Indeks Dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, naik 0,1% menjadi 96,595, tidak jauh dari puncak bulan lalu di 96,938, tertinggi sejak Juli 2020.

Bank sentral AS mengambil giliran hawkish minggu lalu setelah pertemuan kebijakan dua hari , dengan pembuat kebijakan Fed setuju untuk mempercepat penghapusan program pembelian obligasi, berpotensi juga membawa kenaikan suku bunga pertama periode pasca-pandemi - PT RIFAN FINANCINO

Sumber : inforexnews.com

Senin, 20 Desember 2021

PT Rifan - Harga Emas Naik Setelah Bank Sentral Utama Mengetatkan Kebijakan Moneter

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas naik pada Jumat di Asia setelah bank sentral utama memperketat kebijakan moneternya pada pertemuan masing-masing minggu ini.

Harga emas berjangka naik 0,29% di $1.803,45/oz pukul 11.24 WIB menurut data Investing.com dan akan mencatatkan minggu terbaik sejak pertengahan November. Dolar AS yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, turun tipis 0,05% di 95,965 pada hari Jumat setelah Fed menarik stimulus ekonomi COVID-19.

Bank sentral utama memperketat kebijakan moneter untuk meredam inflasi yang tinggi sambil juga mengawasi dampak varian omicron COVID-19.

Di Asia Pasifik, Bank of Japan menerbitkan keputusan kebijakan sebelumnya, di mana mempertahankan suku bunga tidak berubah sebesar  –0,10%. BOJ mempertahankan nada kebijakan dovishnya tetapi dapat mengurangi pendanaan darurat COVID-19.

Dalam sebuah langkah yang mengejutkan pasar, Bank of England (BOE) menaikkan suku bunga menjadi 0,25% ketika merilis keputusan kebijakannya pada hari Kamis, menjadi bank sentral negara Grup 7 (G7) pertama yang menaikkan suku bunga sejak awal COVID-19.

Sementara itu, European Central Bank mendorong pembelian obligasi bulanan secara reguler selama setengah tahun ketika memutuskan kebijakannya pada hari yang sama dengan BOE.

Fed akan mempercepat program pengurangan asetnya menjadi $30 miliar setiap bulan, kata bank sentral dalam pertemuan keputusan kebijakan pada hari Rabu. Bank sentral ini juga mempertahankan suku bunganya tidak berubah tetapi akan memiliki tiga kenaikan suku bunga seperempat poin pada tahun 2022, tiga pada tahun 2023, dan dua lagi pada tahun 2024.

Mendukung kasus kenaikan suku bunga, data AS pada hari Kamis menunjukkan bahwa jumlah klaim pengangguran awal untuk minggu 6 Desember lebih tinggi dari perkiraan 206.000.

Di logam mulia lainnya, perak dan platinum turun tipis 0,16% lebih, sementara palladium melonjak 0,9% pukul 11.30 WIB - PT RIFAN

Sumber : investing.com