Jumat, 30 Oktober 2020

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Tertekan Turun Karena Data Ekonomi AS

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas melemah pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat. Metal berharga terpukul oleh menguatnya indeks dolar AS pada mingguini. Metal berharga belum mendapatkan banyak permintaan safe-haven ditengah goyahnya pasar saham AS. Emas berjangka kontrak bulan Desember turun $4.50 per ons pada $1,874.40. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada Rp 995.000,- per gram, turun Rp 12.000,-

Sementara pasar tenaga kerja AS terus menunjukkan perbaikan dengan semakin sedikit orang yang mengajukan klaim pengangguran. Data terakhir dari minggu lalu menunjukkan level klaim pengangguran terendah sajak ekonomi AS terpukul hebat oleh pandemik Covid – 19. Klaim pengangguran mingguan AS turun sebanyak 40.000 menjadi 751.000 lebih baik daripada yang diperkirakan pasar di 773.000.

Harga emas semakin tertekan dengan data ekonomi AS, GDP kuartal ketiga naik tajam melebih daripada yang diperkirakan. Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa ekonomi AS kuartal ketiga menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 33.1%, pulih dari penurunan sebesar 31.4% yang dilaporkan pada kuartal kedua dan lebih tinggi daripada yang diperkirakan pasar sebesar 32%.

Para ekonom memberikan catatan bahwa ini adalah rekor pertumbuhan ekonomi AS yang terbaik. Harga emas turun lagi ke $1,869.20 per ons sebagai reaksi awal dari keluarnya data GDP AS ini.

Pasar saham kebanyakan bervariasi dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah menguat karena koreksi atas kerugian yang tajam pada hari Rabu. Sekali lagi para trader dan investor menganggap ringan prospek dari penularan Covid – 19 menjelang musim dingin yang akan segera datang. Eropa ada dalam kondisi yang lebih buruk daripada Amerika Serikat, namun para ahli kesehatan mengatakan bahwa Amerika Serikat hanya sekitar empat minggu dibelakang Eropa. Perancis sedang memasuki lockdown total untuk kedua kalinya pada tahun ini, sementara negara Eropa lainnya sedang berada di dalam berbagai tingkat penutupan bisnis yang meningkat. Keprihatinan menjelang pemilihan presiden AS juga mendominasi pasar pada hari Kamis.

Penurunan harga emas selanjutnya akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1.869 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1.851 dan kemudian $1.825. Sedangkan kenaikannya kembali akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1.885  yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1.900 dan kemudian $1.920 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews.com

Rabu, 28 Oktober 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Naik Karena Indeks Keyakinan Konsumen AS Turun


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas sedikit melemah pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat kemarin. Sementara waktu pemilihan presiden AS tinggal satu minggu lagi, kebanyakan pasar berhenti sejenak sampai hasil pemilihan menjadi jelas. Kebanyakan trader akan keluar dari pasar, tidak mau ambil resiko, karena hasil pemilihan presiden yang masih tinggi ketidakpastiannya. Meskipun demikian, emas masih berpotensi naik karena bertambahnya permintaan safe-haven menjelang waktu pemilihan yang semakin mendekat. Emas berjangka kontrak bulan Desember turun $1.00 per ons ke $1,904.70. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada Rp 1.007.000,- per gram, tidak berubah.

Selanjutnya harga emas mengalami kenaikan setelah indeks keyakinan konsumen AS untuk bulan Oktober kurang dari yang diperkirakan pasar. Indeks keyakinan konsumen AS pada bulan Oktober turun ke 100.9 dari angka bulan September yang telah direvisi turun ke 101.30, sementara para ekonom memperkirakan indeks keyakinan konsumen AS ini muncul di 102.0. Harga emas  naik ke $1,909.80 per ons, naik 0.22% pada hari kemarin.

Pasar saham global kebanyakan melemah dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah sedikit naik pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Pasar global tetap gelisah dengan meningkatnya infeksi pandemi di banyak bagian dunia, termasuk di Eropa dan AS. Ada kekuatiran lockdown yang baru akan datang pada saat musim dingin datang, meskipun tidak se-ekstrim musim semi yang lalu. Eropa sudah siap melakukan karantina dari sebagian aktifitas bisnisnya. Sementara sampai saat ini belum ada vaksin yang sudah siap untuk dirilis bagi distribusi umum.

Hal penting diluar pasar metal berharga adalah stabilnya indeks dolar AS dan naiknya harga minyak mentah Nymex dan diperdagangkan disekitar $39.00 per barel.

Kenaikan harga emas selanjutnya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,917.30 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,925.00 dan kemudian $1,939.40. Sedangkan penurunannya akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,892.50 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,885.00 dan kemudian $1,851.00 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews.com

Selasa, 27 Oktober 2020

PT Rifan Financindo - Harga Turun Karena Menguatnya USD

 

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun sedikit pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat. Metal berharga ini terus diperdagangkan berlawanan dengan pergerakan dolar AS yang pada saat ini mengalami kenaikan.

Meskipun demikian turunnya harga emas terbatas ditengah tekanan jual yang terjadi di pasar saham. Emas berjangka kontrak bulan Desember diperdagangkan turun $0.90 per ons pada $1,904.30. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada Rp 1.007.000,- per gram.

Pasar saham global kebanyakan turun dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah turun pada saat perdagangan sesi New York dimulai.

Sikap para trader dan investor kurang bersemangat memulai suatu minggu perdagangan yang baru, dengan meningkatnya infeksi pandemik di banyak negara di dunia, termasuk Eropa dan Amerika Serikat. Kekuatiran akan diterapkannya lockdown yang baru meningkat menjelang musim dingin.

Diskusi paket stimulus Covid – 19 belakangan ini antara Demokrat dengan Republikan di Kongres AS telah gagal menghasilkan kesepakatan, seminggu sebelum pemilihan presiden AS berlangsung. Hal ini juga negatif bagi pasar saham.

Penurunan lebih lanjut akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,892.50 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,885.00 dan kemudian $1,851.00. Sedangkan kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,917.30 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,925.00 dan kemudian $1,939.40 - PT RIFAN FINANCINDO

 

Sumber : vibiznews.com

Senin, 26 Oktober 2020

PT Rifan - Harga Emas Jeblok Di Bawah US$ 1.900

 

PT RIFAN BANDUNG - Memulai perdagangan awal pekan ini Senin, harga logam mulia emas sedikit tergelincir. Saat ini harga emas sedang konsolidasi jelang pemilihan umum di AS yang bakal digelar 3 November nanti. 

Pada 09.00 WIB, harga emas di arena pasar spot turun 0,14% ke US$ 1.898,11/troy ons. Harga logam kuning tersebut cenderung bergerak di rentang mendekati level psikologis US$ 1.900/troy ons.

Untuk kembali menguat harga emas membutuhkan katalis. Salah satu faktor yang bisa membuat emas kembali kinclong adalah stimulus. Namun agaknya pengesahan RUU stimulus bantuan Covid-19 lanjutan di AS tak akan dilakukan sebelum 3 November nanti. 

Partai Demokrat mengusulkan besaran paket stimulus kali ini sebesar US$ 2,2 triliun. Berbeda dengan Demokrat, Partai Republik merasa nominal tersebut terlalu besar dan akan membebani perekonomian AS ke depan karena membengkaknya defisit anggaran serta utang yang semakin menggunung.

Awalnya Presiden AS Donal Trump mengusulkan besarannya senilai US$ 1,6 triliun. Kemudian mantan taipan AS itu menaikkan tawarannya menjadi US$ 1,8 triliun. Trump pun semakin melunak, tetapi di saat yang sama juga mendapatkan kritikan dari partai pengusungnya yaitu Republik.

Bagaimanapun juga stimulus dari pemerintah dan bank sentral global telah membuat pasokan uang ke perekonomian menjadi berlimpah. Ekspektasi inflasi yang tinggi di masa depan meningkat sehingga banyak investor yang memburuk aset lindung nilai seperti emas. 

Selain negosiasi stimulus yang berkali-kali menemui jalan buntu, kini pasar juga mencermati dinamika politik yang terjadi di AS jelang pemilu. Dalam berbagai survei, rival petahana Donald Trump (Republik) yakni Joe Biden (Demokrat) diunggulkan. 

Poling secara nasional memang menjadi indikator popularitas seorang calon presiden AS. Namun poling tersebut tidak serta merta menjadi jaminan bahwa yang lebih populer akan keluar sebagai pemenang.

Pemilu tanggal 3 November nanti, masyarakat AS tidak langsung memilih pemimpinnya, melainkan orang yang diamanati untuk memilih presiden atau dikenal dengan elektor di setiap negara bagian.

Barulah di penghujung tahun nanti atau tepatnya awal Desember, para elektor berkumpul untuk melakukan voting siapa yang bakal memimpin Negeri Adikuasa untuk periode empat tahun ke depan. Sistem pemilu di AS ini dinamakan dengan electoral college.

Dinamika politik di AS serta risiko ketidakpastian yang tinggi memang berpotensi untuk membuat gejolak (volatilitas) di pasar juga akan ikut naik. Perdagangan pasar yang berlangsung singkat pekan ini cenderung membuat investor wait & see.

Pekan ini pasar diperkirakan bakal lebih volatil karena pemilu AS tinggal kurang dari satu minggu. Minggu lalu 17 analis berpartisipasi dalam survei harga emas yang dilakukan oleh Kitco.

Sebanyak 7 pemilih masing-masing, atau 41%, menyerukan harga emas naik atau diperdagangkan sideways minggu ini. Sementara tiga analis, atau 18%, menyerukan harga yang lebih rendah.

Setelah pemilu berakhir, siapapun presiden AS, harga emas diramal bisa melambung tinggi ke US$ 2.000/troy ons akhir tahun dan bahkan ke US$ 2.500/troy ons untuk tahun depan - PT RIFAN


Sumber : cnbcindonesia.com

Jumat, 23 Oktober 2020

Rifan Financindo Berjangka - Stimulus AS Belum Jelas, Harga Emas Kembali Amblas


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas berjangka anjlok pada akhir perdagangan Kamis menyusul data pekerjaan Amerika Serikat yang lebih baik. Di samping itu, harga emas juga meredup karena penguatan dolar akibat keraguan atas paket stimulus.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun 1,29 persen ke posisi US$1.904,6 per troy ounce. Kinerja emas kemarin sekaligus menghentikan reli tiga haru beruntun yang dimulai sejak Senin.

Jumlah klaim pengangguran, yang jauh lebih baik dari yang diperkirakan, menekan emas, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis menunjukkan klaim pengangguran awal AS turun 55.000 menjadi 787.000 dalam pekan yang berakhir 17 Oktober, lebih baik dari yang diharapkan.

Sementara itu, dolar bangkit kembali dari level terendah tujuh minggu, setelah Presiden Donald Trump menuduh Demokrat tidak mau mencapai kesepakatan tentang rancangan undang-undang bantuan baru virus corona.

Untuk diketahui, emas dipandang sebagai aset aman yang bisa melindungi aset dari inflasi dan penurunan nilai mata uang. Sejak awal tahun, harga emas sudah naik 25 persen.

Fokus sekarang bergeser ke debat presiden AS terakhir antara Trump dan saingan Demokrat Joe Biden pada Kamis malam waktu setempat menjelang pemilihan 3 November.

Harga emas cenderung diperdagangkan ke samping "sampai kita tahu siapa presiden berikutnya," tetapi bisa menembus di atas level 1.950 dolar AS pasca pemilihan, kata Robin Bhar, seorang analis independen.

Bank Wall Street Goldman Sachs, sementara itu, memperkirakan emas pada 2.300 dolar AS per ounce dalam jangka waktu 12 bulan dan mengatakan komoditas kemungkinan menuju pasar bullish tahun depan - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bisnis.com

Kamis, 22 Oktober 2020

Rifan Financindo - Emas Diramal Ngamuk Ke US$ 2.300 Akhir Tahun


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga logam mulia emas terkoreksi setelah reli dalam tiga hari perdagangan terakhir. Dolar AS ambles karena kabar soal stimulus Covid-19 lanjutan di AS yang positif membuat harga emas terdongkrak.

Harga emas global di arena pasar spot terpangkas 0,17%. Pada 07.30 WIB, harga logam kuning itu dibanderol US$ 1.920/troy ons. Pada saat yang sama indeks dolar yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap mata uang lain menguat 0,1%. 

Indeks dolar terus mengalami koreksi sejak 19 Oktober lalu. Kini posisi dolar AS berbalik arah dan harga emas yang sempat menguat menjadi tertekan. Emas dan dolar AS memiliki korelasi negatif yang kuat, artinya pergerakan harga emas berlawanan arah dengan indeks dolar. 

Kekuatan dolar AS tergerus karena para pemangku kebijakan semakin dekat dengan kata sepakat soal paket stimulus lanjutan Covid-19. Pelaku pasar optimis paket stimulus ekonomi yang bernilai jumbo ini bakal diumumkan sebelum pemilu AS dihelat pada 3 November nanti.

"Nancy Pelosi memiliki tenggat waktu hari Selasa. Nah, sekarang telah diturunkan hingga hari Jumat. Mengetahui hal itu, orang mengira kesepakatan akan dilakukan dalam waktu dekat, jadi mereka mulai mengakumulasi emas

Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan masalah terbesar tetap pendanaan untuk pemerintah negara bagian dan lokal. Namun ia juga menambahkan bahwa ada kemajuan yang telah dibuat. 

Emas, yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, penurunan nilai mata uang, dan ketidakpastian, telah naik lebih dari 26% tahun ini, terutama didorong oleh banjir stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melindungi ekonomi dari kemerosotan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.

"Apa yang akan membuat permintaan terdongkrak dan mendorong harga emas lebih tinggi? Itu adalah stimulus lanjutan, suku bunga negatif yang terus berlanjut, orang-orang khawatir tentang lonjakan infeksi Covid karena emas dianggap sebagai tempat yang aman," tambah Matousek dari Investor Global AS.

Chris Vermeluen selaku Chief Market Strategist di Technical Trader memiliki pandangan bullish terhadap emas akhir tahun ini. Dalam wawancaranya dengan Kitco News, Vermeluen memperkirakan harga emas bisa menyentuh US$ 2.100 atau bahkan US$ 2.300 di akhir tahun. 

Menjelang pemilu AS yang kurang dari dua minggu lagi, pasar berpotensi mengalami gejolak dan volatilitas yang lebih tinggi. Namun siapapun presidennya, harga emas berpotensi tetap menguat. Apalagi bila Joe Biden dari Partai Demokrat yang terpilih, harga emas bisa naik lebih tinggi lagi. 

Hal tersebut dikarenakan berbagai usulan kebijakan Partai Demokrat cenderung lebih berani dalam 'menghamburkan' uang sehingga ancaman devaluasi dolar AS dan inflasi yang tinggi semakin di depan mata. Investor pun pada akhirnya memilih berlindung dengan membeli emas yang akan semakin mengerek naik harganya - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia.com

Rabu, 21 Oktober 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Menguat Didorong Pelemahan Dolar AS


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik tipis pada akhir perdagangan Selasa, mencatat kenaikan untuk hari kedua berturut-turut. Kenaikan harga emas terjadi ketika dolar AS melemah dan harapan untuk paket bantuan virus corona AS menjelang pemilihan presiden.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, bertambah 3,7 dolar AS atau 0,19 persen menjadi ditutup pada 1.915,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, emas berjangka naik 5,3 dolar AS atau 0,28 persen menjadi 1.911,70 dolar AS.

Pasar emas berada dalam mode menunggu dan melihat sehubungan dengan rencana stimulus. Tampaknya Partai Republik dan Demokrat masih berselisih tentang topik-topik tertentu dalam bahasa tersebut

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steve Mnuchin "terus mempersempit perbedaan mereka" tentang paket stimulus, kata juru bicara Pelosi, Drew Hammill.

Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah melonjak 26 persen tahun ini di tengah tingkat stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya selama pandemi.

Indeks dolar tergelincir 0,4 persen terhadap para pesaingnya ke level terendah sejak 21 September, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. "Dalam beberapa hari terakhir, tidak ada banyak volatilitas pada emas ketika investor menunggu pendorong baru untuk pasar, kata kepala analis ActivTrades, Carlo Alberto De Casa, dalam sebuah catatan.

Investor sekarang menunggu debat terakhir antara Presiden AS Donald Trump dan penantang Demokrat Joe Biden pada Kamis.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 28,2 sen atau 1,14 persen menjadi ditutup pada 24,98 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 13,8 dolar AS atau 1,6 persen menjadi menetap pada 877,3 dolar AS per ounce - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : republika.co.id

Selasa, 20 Oktober 2020

PT Rifan Financindo - Emas Berjangka Lebih Tinggi Selama Sesi AS

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas berjangka lebih tinggi selama sesi AS pada Senin.

Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Desember pada USD1.908,05 per troy ons pada waktu, meningkat 0,09%.

Instrumen sebelumnya yang pernah mengikuti sesi tinggi USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.885,00 dan resistance pada USD1.922,75.

Indeks Dolar AS Berjangka yang merusak kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh 0,30% dan terdaftar pada USD93,395.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Desember naik 0,50% dan sererahan pada USD24,527 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Desember naik 0,43% dan sererahan pada USD3,0808 per pon - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Senin, 19 Oktober 2020

PT Rifan - Harga Emas Jelang Pilpres AS Tetap Naik


PT RIFAN BANDUNG - Harga emas stabil di area $1,900 per ons. Ketidakpastian saat ini merupakan kata-kata di pasar menjelang pemilihan presiden AS yang tinggal dua minggu lagi. Pemicu utama pergerakan harga emas tetaplah negosiasi stimulus fiskal AS dan reaksi dolar AS terhadapnya. Emas dan saham saat ini sangat mengikuti perkembangan paket stimulus AS.

Saat ini, emas kemungkinan akan tetap bergerak di rentang harga yang terbatas antara $1,880 dengan $1,930 per ons. Emas saat ini sedang mengikuti pergerakan harga saham dan dolar AS. Untuk naik lebih tinggi, harga emas harus menembus $1,925 sementara untuk bergerak turun harus menembus $1,880. Sentimen sampai saat ini masih “bullish” bagi harga emas.

Paket stimulus kemungkinan tidak akan berhasil dicapai sebelum tanggal pemilihan presiden AS berlangsung tanggal 3 November. Perkembangan terakhir mengatakan bahwa Trump secara personal meminta Senat Republikan untuk mendukung setiap kesepakatan yang dicapai. Namun, pemimpin mayoritas Senat, Mitch McConnel menolaknya dan menyatakan bahwa dia tidak akan bisa menjual paket stimulus dalam jumlah yang lebih besar kepada anggota-anggotanya.

Pergerakan harga emas berkaitan langsung dengan stimulus karena metal berharga ini digerakkan oleh inflasi. Semakin banyak uang yang dicetak pemerintah, semakin banyak dolar AS terdepresiasi. Pada saat matauang AS terdevaluasi, hal ini akan mendorong naik harga emas karena dolar AS adalah matauang cadangan dunia.

Sebelum ataupun sesudah pemilihan presiden, stimulus pada akhirnya akan diloloskan oleh siapapun pemenangnya karena diperlukan untuk menaikkan lebih banyak belanja. Jadi siapapun pemenangnya, harga emas akan naik pada akhirnya.

Jumlah yang akan dikeluarkan oleh Biden kemungkinan akan lebih banyak, sementara Trump akan membelanjakan uangnya dengan lebih terarah. Namun terpilihnya kedua presiden ini akan baik bagi kenaikan harga emas.

Elemen lain yang akan mendorong naik harga emas adalah kekuatiran investor mengenai kenaikan kasus Covid – 19 diseluruh dunia karena bisa diterapkan lockdown yang baru yang membebani sentimen pasar.

Investor global sedang memperhatikan perkembangan terakhir virus corona yang mengalami kenaikan di Eropa dan sebagian AS. Di era belum ada vaksin, pemulihan ekonomi sebuah negara sangat tergantung kepada bagaimana negara tersebut bisa mengendalikan virus corona. Bila tidak bisa dikendalikan ekonomi negara tersebut bisa melambat atau bahkan turun. Hal ini menguntungkan metal berharga emas.

Dengan tinggal dua minggu lagi pemilihan presiden AS akan berlangsung, ada alasan pasar untuk kuatir, karena ada kemungkinan hasil pemilihan diperdebatkan dan bahkan ada kemungkinan bisa terjadi kerusuhan. Hasil pemilihan belum pasti dan resiko politik bisa memukul harga saham. Apabila terjadi aksi jual saham secara dramatis sebelum atau sesudah pemilihan, emas akan ikut terpukul karena investor akan menaikkan likuiditasnya, meskipun hanya temporer.

Harga emas sekarang berada di $1,899.41 yang berarti sudah berada pada “support” terdekatnya. Penurunan lebih lanjut akan berhadapan dengan “support” berikutnya di $1,885.00 dan kemudian $1,851.00. Sedangkan kenaikan selanjutnya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,925.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,930.60 dan kemudian $1,939.40 - PT RIFAN

Sumber : vibznews.com

Jumat, 16 Oktober 2020

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Bikin Jantungan, Sudah Drop Di Bawah US$ 1.900/Oz


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas kembali terombang-ambing. Penguatan dolar AS akibat ketidakjelasan soal stimulus ekonomi lanjutan di Negeri paman Sam menjadi pemicu terpangkasnya harga emas. 

Harga emas terkoreksi 0,18%. Pukul 09.10 WIB logam mulia emas dunia di pasar spot dibanderol US$ 1.897,4/troy ons (oz), melorot dari posisi penutupan perdagangan sehari sebelumnya di US$ 1.900,9/troy ons.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa pihak dari Partai Demokrat yang diwakili oleh ketua DPR AS Nancy Pelosi disebut masih belum sepaham soal besaran nominal paket stimulus yang ditawarkan oleh Presiden Trump. 

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sepertinya stimulus ekonomi kali ini tidak akan mencapai kesepakatan sebelum pemilu AS yang dihelat pada 3 November nanti berakhir. Akibat kabar ini beredar indeks dolar menguat. 

Indeks dolar mencerminkan posisi dolar AS terhadap mata uang lain. Ketika indeks dolar naik, maka dolar AS mengalami penguatan. Di saat yang sama membuat harga emas yang dibanderol dalam mata uang tersebut menjadi tertekan. 

Emas yang dianggap sebagai aset lindung nilai dari inflasi mendapat berkah karena diminati oleh banyak investor lantaran pemerintah dan bank sentral terus menggenjot penyaluran stimulus. 

Paket stimulus yang masif membuat pasokan uang beredar menjadi banyak dan masyarakat terutama investor mulai khawatir inflasi yang tinggi di masa mendatang akan terjadi. Padahal suku bunga saat ini sedang ditekan. Alhasil suku bunga riil akan terkerek ke teritori negatif dan menjadi kondisi yang mendukung emas untuk naik lagi.

Harga emas belakangan memang susah sekali tembus US$ 1.900/troy ons. Kalaupun tembus setelah itu balik arah lagi melemah. Meski susah tembus level resisten kuat tersebut, ada analis yang mengatakan bahwa dengan harga emas di US$ 1.900/troy ons pun masih kemurahan.

Dalam komentar yang diposting Rabu, Jesse Felder, penerbit buletin investasi Felder Report, menegaskan kembali sikap bullishnya pada logam mulia. Dia mengatakan meskipun harga emas hampir dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, harganya tetap murah dibandingkan aset lain yaitu saham.

Harga emas relatif terhadap Dow Jones Industrial Average sepertinya menunjukkan bahwa itu tidak mahal sama sekali. Padahal, untuk menyamai puncak valuasi yang dicapai sekitar satu dekade lalu, emas perlu dua kali lipat lagi dari harga saat ini.

Jika mengacu pada analisis Felder maka harga emas harusnya bisa mencapai US$ 3.800/troy ons. Meskipun begitu pasar masih terus mencermati perkembangan baru soal stimulus dan pemilu AS. 

Banyak analis yang memperkirakan di akhir tahun harga emas bisa kembali ke US$ 2.000/troy ons. Ketika risiko inflasi yang lebih tinggi semakin terlihat, maka harga emas masih berpotensi untuk menguat lagi - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber :  cnbcindonesia.com

Kamis, 15 Oktober 2020

Rifan Financindo - November Ada Vaksin Corona, Begini Nasib Emas


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas Antam sedang naik turun belakangan ini, tetapi jika dilihat lebih ke belakangan sebenarnya logam mulia ini dalam tren menurun.

Emas Antam menyentuh rekor termahal sepanjang sejarah Rp 1.065.000/batang untuk satuan 1 gram pada 7 Agustus lalu, setelahnya perlahan bergerak menurun.

Pada hari ini, emas Antam satuan 1 gram dibanderol Rp 1.009.000/batang, naik 0,2% setelah mengalami penurunan dalam 3 hari beruntun

Berbicara mengenai emas Antam, salah satu penentu utama harganya tentu saja harga emas dunia. Saat emas Antam mencetak rekor termahal sepanjang sejarah, pemicunya adalah emas dunia yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2072,49/troy ons.

salah satu faktor utama yang memicu kenaikan harga emas dunia adalah pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang membawa perekonomian global ke jurang resesi.

Kini harapan akan berakhirnya pandemi Covid-19 sedang membuncah setelah pemerintah berencana memulai vaksinasi di bulan depan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) optimistis vaksinasi akan dimulai pada November 2020 dengan menggunakan tiga vaksin cari China.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto vaksin Sinovac, CanSino, dan G42/Sinopharm sudah selesai uji klinis fase 3 di beberapa negara dan telah mendapatkan izin emergency use (penggunaan darurat) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) China.

Khusus vaksin CanSino uji klnis akan selesai September 2020 dan sudah mendapat izin penggunaan darurat dari Pemerintah China dan Kanada. Vaksin ini juga sudah disuntik ke tentara China dan petugas kesehatan.

Lantas bagaimana nasib emas Antam jika vaksinasi benar dilakukan bulan November nanti?

Harga emas Antam sudah pasti akan terpengaruh, sebab selain emas dunia, harga emas Antam juga ditentukan kurs rupiah serta supply-demand.

Jika vaksinasi dilakukan bulan November nanti, maka ada peluang kurs rupiah akan menguat melawan dolar AS.

Dengan asumsi harga emas dunia tidak berubah, maka harga emas Antam kemungkinan akan turun. Sebab, emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika Mata Uang Garuda menguat maka emas dunia akan menjadi lebih murah saat dikonversi ke rupiah.

Berarti harga emas Antam akan turun? Tidak juga, sebab tetap pergerakan harga emas dunia yang paling akan mempengaruhi harga emas Antam. Seandainya emas dunia terbang tinggi, harga emas Antam juga pasti ikut melesat meski kurs rupiah mampu menguat.

Di Indonesia boleh jadi memulai vaksinasi di bulan November nanti, tetapi tidak di negara-negara lainnya. Setiap pemerintah memiliki cara dan rencana sendiri untuk menanggulangi Covid-19.

Sayangnya, hingga saat ini pemerintah Amerika Serikat (AS), negara yang paling menentukan pergerakan harga emas dunia, belum menunjukkan tanda-tanda akan melakukan vaksinasi. Negeri Adi Kuasa masih "tersandera" politik, sebab akan ada Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 3 November mendatang.

Alhasil, hingga saat ini para analis masih belum merubah proyeksi harga emas dunia. Dalam jangka panjang harga logam mulia ini diramal masih akan terus menguat, bahkan kembali mencetak rekor tertinggi baru. Artinya, emas Antam juga masih berpeluang kembali ke tren naik.

Bahan bakar emas dunia untuk terus menanjak masih belum habis. Pelaku pasar kini menanti stimulus fiskal di AS yang masih dalam proses tarik ulur. Jika stimulus tersebut cair, yang nilainya mencapai triliunan dolar AS, maka harga emas berpeluang melesat naik lagi.

Stimulus fiskal, bersama dengan stimulus moneter yang dikeluarkan bank sentral AS membuat jumlah uang yang beredar di perekonomian menjadi meningkat, sehingga berpotensi memicu kenaikan inflasi, serta melemahnya dolar AS.

Emas merupakan aset lindung nilai terhadap inflasi, akan menjadi buruan pelaku pasar jika ada ekspektasi peningkatan inflasi. Sementara itu, harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang selain dolar AS ketika the greenback melemah, sehingga permintaannya berpotensi meningkat.
Artinya, kenaikan inflasi dan pelemahan dolar AS akan menjadi pemicu kenaikan harga emas dunia.

Oleh karena itu, Jeff Clark, analis logam mulia senior di Goldsilver.com, menyatakan setiap penurunan emas merupakan peluang untuk beli kembali.
Meski volatilitas emas sedang tinggi, artinya naik turun tajam dalam waktu singkat dan sering sekali terjadi, Clark masih belum merubah pandangannya jika emas masih akan terus menguat

Ada banyak sekali alasan untuk berinvestasi di emas. Banyak sekali katalis untuk emas saat ini, bahkan lebih banyak dari rambut di kepala saya. Kondisi pasar saat ini sangat sempurna untuk emas," kata Clark sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (9/10/2020) lalu.

Pemilihan presiden di AS yang memicu ketidakpastian, kerusuhan sosial, fundamental dolar AS yang buruk, kerusakan ekonomi akibat virus corona, stimulus moneter dan fiskal yang besar dan masih akan lebih besar lagi, serta suku bunga negatif, merupakan sebagian faktor yang membuat harga emas akan terus menanjak.

"Saya akan terus membeli emas, saya masih membeli perak, khususnya saat harga sedang turun sampai seseorang mengatakan ke saya semua masalah tersebut telah selesai," katanya.

Clark juga menyatakan tidak akan khawatir meski harga emas belakangan ini sedang menurun, sebab masih banyak ketidakpastian di dunia ini yang akan membawa emas kembali ke atas US$ 2.000/troy ons.

Saya tidak akan terkejut jika di akhir tahun nanti emas berada di bawah US$ 2.000/troy ons. Sekali lagi, dalam gambaran besar, setiap penurunan harga emas merupakan peluang beli bagi saya.

Hal senada juga diungkapkan Frank Holmes, CEO U.S. Global Investor, yang menyatakan volatilitas tinggi tersebut dikatakan menjadi kesempatan melakukan aksi buy on dip alias beli saat harga turun, Volatilitas emas menjadi peluang untuk buy on dip. Anda salah jika tak membeli emas," kata Holmes saat diwawancara oleh Kitco.

Holmes memprediksi harga emas akan mencapai US$ 4.000/troy ons dalam waktu 2 sampai 3 tahun ke depan - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cncbindonesia.com

Rabu, 14 Oktober 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Dolar AS Beringas, Emas Dihajar & Langsung Lemas

 


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG
- Harga emas dunia kembali terpelanting. Pada perdagangan kemarin, harga logam mulia tersebut drop nyaris 2% akibat ketidakjelasan seputar stimulus ekonomi lanjutan di AS serta proyeksi ekonomi global tahun ini yang lebih baik dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Koreksi harga emas juga terjadi di saat yang sama saat Wall Street ditutup di zona merah. Sekali lagi, emas dan saham dalam jangka pendek bergerak searah. Selain aksi ambil untung lantaran sudah menguat, pasar juga mulai merespons mentoknya stimulus fiskal AS.

Nancy Pelosi, Ketua House of Representatives (salah satu dari dua kamar yang membentuk Kongres AS), menolak proposal stimulus dari pemerintah yang bernilai US$ 1,8 triliun. Sebenarnya angka tersebut sudah dinaikkan oleh Trump.

Namun tetap saja, jumlah tersebut lebih rendah ketimbang usulan Partai Demokrat yaitu US$ 2,2 triliun. Sementara itu Partai Republik mengusulkan paket stimulus kali ini nominalnya tak lebih dari US$ 1,5 triliun.

"(Nilai stimulus) sangat kurang untuk mengatasi kebutuhan penanganan pandemi dan resesi yang begitu dalam," tegas Pelosi, seperti diberitakan Reuters. Tarik ulur soal stimulus ini menjadi sentimen negatif bagi emas.

Maklum, sebagai aset lindung nilai dari depresiasi nilai tukar emas diuntungkan dengan masifnya stimulus fiskal dan moneter yang digelontorkan pemerintah serta bank sentralnya untuk meredam dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian.

Stimulus jumbo tersebut membuat investor memasukkan emas ke dalam portofolio mereka. Minat investor terhadap aset tak berimbal hasil emas ini tercermin kenaikan harga emas sebesar 25% lebih sepanjang tahun ini. 

Namun ketidakjelasan seputar stimulus yang menjadi bensin bagi reli harga emas membuat dolar AS menguat 0,5%. Dolar AS dan emas bergerak berlawanan arah. Ketika dolar AS menguat, harga emas akan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya sehingga bisa menurunkan minat.

Harga emas pun melorot 1,62% ke US$ 1.890,8/troy ons pada perdagangan kemarin (13/10/2020).

tahun ini juga jadi sentimen buruk bagi logam kuning itu.

Pada laporan World Economic Prospect versi Juni, IMF memperkirakan output perekonomian global terkontraksi 4,9%. Namun belakangan dalam rilis laporan terbarunya proyeksi tersebut direvisi naik.

"Ekonomi dunia perlahan mulai keluar dari jurang terdalam. Namun dengan virus corona yang masih menyebar, beberapa negara mulai mengerem pembukaan kembali aktivitas publik (reopening) dan sebagian bahkan mulai menerapkan karantina wilayah (lockdown) skala lokal. Perjalanan pemulihan ekonomi dunia ke level pra-pandemi masih panjang dan rentan berbalik arah

Meskipun IMF sedikit lebih optimistis dalam proyeksinya, hari ini Rabu (14/10/2020), harga emas menguat 0,13% ke US$ 1.893,3/troy ons. Kabar buruk seputar vaksin Johnson & Johnson seolah menunjukkan bahwa risiko ketidakpastian masih tinggi.

Sekali lagi, ini menunjukkan bahwa kehadiran vaksin sepertinya masih memakan waktu. Johnson & Johnson beberapa pekan lalu cukup menjanjikan, tetapi sekarang berbalik arah," ujar Oliver Pursche, Presiden Bronson Meadows Capital yang berbasis di Connecticut - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnbcindonesia.com 

Selasa, 13 Oktober 2020

PT Rifan Financindo - Vaksinasi Anti Corona November, Siap Serok Cuan Dari Saham

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Kabar Indonesia akan mulai melakukan vaksinasi pada awal november atau Desember tahun ini sempat menjadi perhatian pelaku pasar. Ada harapan, vaksinasi ini bisa menjadi solusi paling efektif dalam mencegah penularan virus Corona. 

Kalau benar jadi di bulan November, maka ini merupakan berita yang bagus, apabila aktivitas perekonomian pulih secara perlahan, maka semua sektor akan diuntungkan, namun, dia menuturkan, kabar baik tidak secara serta merta bisa menguntungkan suatu perusahaan tertentu karena vaksinasi adalah program pemerintah.

"Sifatnya sentimen. Belum tentu ada perusahaan yang diuntungkan secara khusus karena merupakan program pemerintah. [Perusahaan] tentu tidak bisa atau tidak berani ambil margin," katanya lagi.

Sementara itu, Equity Analyst PT Phillip Sekuritas, Anugerah Zamzami Nasr berpendapat, jika memang vaksinasi sudah mulai dilakukan pada November, dampaknya bisa mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia. Dari semua instrumen investasi, dengan keyakinan investor, saham menjadi yang direkomendasikan karena masih punya ruang pertumbuhan.

"Impact-nya akan positif seiring dengan percepatan recovery ekonomi ke level potensialnya. Sehingga, dengan ekspektasi growth ini, saham harusnya bisa lebih prefer," ujarnya saat dihubungi CNBC Indonesia.

Seperti diketahui, Kementerian Kemaritiman dan Investasi mengungkapkan program vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada awal November 2020. Indonesia akan mengandalkan vaksin buatan China untuk mengusir corona dari Bumi Indonesia.

Kepastian pelaksanaan program vaksinasi ini karena tiga produsen vaksin Covid-19 China sudah menyanggupi penyediaan jutaan dosis untuk Indonesia.

Cansino menyanggupi 100,000 vaksin (single dose) pada bulan November 2020, dan sekitar 15-20 juta untuk tahun 2021.

G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini, yang 5 juta dosis akan mulai datang pada bulan November 2020.

Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020, dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.

Untuk tahun 2021, Sinopharm mengusahakan 50 juta (dual dose), Cansino 20 juta (single dose), Sinovac 125 juta (dual dose). Single dose artinya satu orang hanya membutuhkan 1 dosis vaksinasi, sementara dual dose membutuhkan 2 kali vaksinasi untuk satu orang.

Ketiga perusahaan tersebut diketahui sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ke-3 dan dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia.com

Senin, 12 Oktober 2020

PT Rifan - Harga Emas Naik Atau Turun Tergantung Stimulus Fiskal AS

PT RIFAN BANDUNG - Segala sesuatu yang berlangsung pada minggu lalu adalah mengenai paket stimulus, apakah akan bisa diloloskan sebelum pemilihan presiden atau tidak. Kelihatannya pergolakan di pasar ini masih jauh dari selesai. Optimisme atas bantuan fiskal dari pemerintah yang lebih banyak lagi telah mendorong pasar saham dan emas naik tinggi pada akhir minggu lalu. Tweet dari Trump bahwa negosiasi bantuan Covid sedang bergerak, bersamaan dengan laporan bahwa Gedung Putih akan menaikkan stimulus coronavirus sampai $1,8 triliun menggerakkan semuanya.

Sebagai akibatnya indeks dolar AS terus melemah, saham naik dan harga emas meningkat 2% dengan emas berjangka kontrak bulan Agustus diperdagangkan pada $1,933.70 per ons.

Selain mengenai stimulus fiskal, untuk minggu ini sampai kepada waktu pemilihan presiden AS yang tinggal 20 hari lagi, fokus akan berada disekitar pemilihan presiden.

Selain masalah politik, kasus coronavirus masih terus meningkat demikian juga dengan ketegangan AS – Cina.

Kelihatannya pemerintah AS akan terus bergerak dengan paket stimulus. Pemikiran seperti ini merupakan faktor yang “bullish” bagi metal berharga. Masalahnya adalah sepertinya tidak akan berhasil sebelum pilpres berlangsung. Jika minggu ini kesepakatan tidak mencapai kemajuan, pasar emas bisa mengalami koreksi kembali.

Dalam situasi seperti ini, sampai kepada pilpres AS nanti, sebaiknya trading emas dengan melihat penurunan harga emas adalah kesempatan untuk membeli dengan harga yang rendah. Ekonomi global sedang menanjak meskipun ditengah tekanan coronavirus yang sedang naik lagi. Tidak ada alasan bagi emas untuk turun. Jika harga emas turun, itu adalah saatnya untuk masuk dengan membeli di harga yang lebih rendah.

Outlook emas tetap “bullish” dalam jangka panjang tidak peduli siapapun yang akan menjadi presiden AS. Baik Trump maupun Biden memiliki agenda yang akan memerlukan biaya antara $5 triliun selama dekade berikutnya, rencana dari kedua kubu akan memberikan banyak dukungan bagi kenaikan harga emas.

Dengan catatan karena Demokrat mau mengeluarkan lebih banyak uang, apabila Donald Trump yang memenangkan pilpres maka pelemahan dolar AS akan lebih tertahan dengan demikian kenaikan harga emas akan sedikit tertahan.

Ekspektasi mengenai inflasi mendukung kenaikan harga emas jangka panjang, khususnya dengan telah digelontorkannya $3,5 triliun dan akan lebih banyak lagi yang akan dikeluarkan.

Selain banyaknya uang yang digelontorkan, bank sentral AS juga akan terus mempertahankan tingkat bunga yang rendah sampai inflasi naik diatas 2% untuk jangka waktu yang lama. Hal ini adalah faktor yang “bullish” bagi emas dalam jangka panjang. Setelah pemilihan presiden AS selesai,  emas masih akan tetap dalam daftar diatas dan akan bisa menyentuh kembali $2,000.

Resiko turun bisa terjadi apabila pilpres AS berlanjut dengan pertempuran politik dan kerusuhan sosial yang besar di Amerika Serikat. Selain itu resiko turun bisa terjadi apabila paket stimulus tidak berhasil dikeluarkan sampai tanggal 3 November.

Setelah menembus “resistance” di $1,920 pada hari Jumat minggu lalu, level kritikal selanjutnya berada di $1,960 dan $1,980 sebelum akhirnya naik ke $2,000. Namun apabila berbalik turun, maka “support” pertama menanti di $1,900 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,880 dan kemudian $1,850 - PT RIFAN

Sumber : vibiznews.com

Jumat, 09 Oktober 2020

Rifan Financindo Berjangka - Hindari Kesalahan Investasi Emas Ini Kalau Gak Mau Cuan Melayang

 


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emas merupakan salah satu ladang investasi favorit banyak orang karena dianggap paling aman (safe haven). Alasannya, investasi emas memiliki keunggulan dari sisi nilai yang relatif lebih stabil, imbal hasil cukup menggiurkan, minim risiko, serta mudah diuangkan.

Emas juga dipercaya menjadi aset pelindung kekayaan dari hantaman krisis maupun resesi ekonomi. Tak heran, investasi emas begitu diminati. Dari kalangan emak-emak, sampai pemodal besar.

Agar untung maksimal, investasi emas harus totalitas. Artinya dalam jangka panjang. Sebab harga emas terus bergerak naik. Dan kalaupun turun tidak drastis.

Saat ini, harga emas sedang di atas angin. Di kisaran Rp 1 juta per gram. Meski begitu, bukan berarti asal-asalan dalam berinvestasi. Salah langkah, malah kamu yang rugi.

Berikut ini beberapa kesalahan investasi emas yang harus kamu hindari agar mendulang keuntungan, bukan kerugian:

1. Tidak mengikuti perkembangan harga emas

Sama seperti saham, investasi emas juga perlu terus dipantau. Terutama perkembangan harga emas dari waktu ke waktu. Contohnya harga emas dunia, pergerakan kurs rupiah dan dolar AS. Karena dua hal tersebut menjadi faktor yang mempengaruhi harga emas di Tanah Air.

Harga emas juga dipengaruhi permintaan investor serta kondisi ekonomi, sosial, politik di suatu negara. Perkembangan harga emas ini bisa kamu pantau melalui internet. Jadi, tak perlu susah payah datang langsung ke toko atau gerai emas untuk mengecek harganya.

Jika harga emas sedang tinggi, kamu boleh saja menjualnya untuk mencetak keuntungan. Namun tidak perlu semuanya. Sisanya bisa ditahan (tidak dijual) guna mengantisipasi kenaikan harga di lain waktu.

2. Tidak mendeteksi keaslian emas

Berhati-hatilah sewaktu membeli emas. Saat ini, ada saja pelaku kejahatan yang melakukan praktik pemalsuan emas dengan tujuan mengeruk keuntungan besar. Apalagi harga emas sedang melambung.

Modus kejahatan pemalsuan emas biasanya menyepuh perak dengan dilapisi emas. Emas palsu atau KW ini kemudian dibentuk perhiasan dan dijual kepada masyarakat.

Jadi, kamu harus tetap waspada. Jangan sampai tertipu membeli emas bodong. Kamu bisa mengecek keaslian emas dengan beberapa cara untuk menghindari kerugian

3. Tidak punya tempat penyimpanan emas

Kalau mengoleksi banyak emas di rumah, apakah itu emas batangan atau perhiasan, sangat rawan pencurian. Apalagi jika hanya disimpan di bawah bantal, bawah tempat tidur, atau lemari pakaian.

Maling bisa saja dengan mudah menyikat habis seluruh emasmu tanpa tersisa. Oleh karena itu, jika ingin investasi emas, pastikan kamu punya brankas emas atau tempat khusus menyimpan emas dengan sistem keamanan berlapis.

Mau lebih aman dan tidak ribet? Titip saja emas-emas kamu ke Pegadaian maupun perbankan. Biayanya cukup terjangkau. Di Pegadaian misalnya sekitar Rp20 ribu per 100 gram emas.

Dititip lebih aman ketimbang emas ditaruh di rumah. Dan tidak perlu khawatir kalau sering bepergian ke luar.

4. Tidak tahu tujuan investasi emas

Investasi apapun jangan asal, termasuk investasi emas. Jangan cuma ikut-ikutan saja, tanpa tahu arah dan tujuannya. Tetapkan tujuan investasi. Ngumpulin emas buat apa? Apakah untuk biaya menikah, membeli rumah, biaya pendidikan anak, atau lainnya.

Kemudian, tetapkan kebutuhan dananya dan jangka waktu investasi. Hitung dengan membuat simulasi berdasarkan harga emas per gramnya. Dengan begitu, kamu bisa tahu berapa uang yang harus dikeluarkan setiap bulan untuk investasi emas.

5. Salah memilih tempat investasi emas

Saking tingginya peminat, marak perusahaan domestik dan asing maupun atas nama individu menawarkan produk investasi emas ilegal. Tentu saja dengan iming-iming keuntungan besar untuk memikat calon korban

Sayangnya, keuntungan yang ditawarkan sudah tidak wajar. Kemudian tanpa berpikir panjang, banyak orang silau dengan keuntungan tersebut sehingga menjadi korban penipuan investasi emas bodong. Ngeri kan?

Uang ratusan ribu, jutaan rupiah, sampai ratusan juta rupiah yang kamu tanam untuk investasi emas abal-abal bakal raib. Jadi hati-hati, jangan mudah termakan rayuan pemilik investasi emas bodong.

Pelajari Caranya, Kelola Risikonya, dan Nikmati Keuntungannya

Kalau mau untung maksimal, kamu perlu mempelajari dan memahami keuntungan dan kerugian investasi emas. Mengambil keputusan tepat untuk jual, beli, atau tahan, serta mampu mengelola risikonya. Bila strategi-strategi tersebut sudah kamu kuasai, maka cuan akan mengalir deras ke kantongmu - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : republika.co.id

Kamis, 08 Oktober 2020

Rifan Financindo - Ada Wacana Stimulus Rp 51.000 T dari The Fed


RIFAN FINANCINDO BANDUNG Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) merilis notula rapat kebijakan moneter periode September 2020 pada Kamis (8/10/2020) dini hari tadi. Notula tersebut menunjukkan bagaimana para anggota komite pembuat kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) berbeda pendapat mengenai strategi kebijakan moneter bahkan proyeksi perekonomian ke depannya.

Dalam rapat yang digelar pada pertengahan September lalu, Ketua The Fed Jerome Powell mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan 0,25%, dan akan dipertahankan hingga akhir 2023. Selain itu, bank sentral paling powerful di dunia ini juga mempertahankan nilai pembelian aset (quantitive easing/QE) tetap sebesar US$ 120 miliar per bulan.

Tetapi untuk diketahui, The Fed sebelumnya mengatakan akan menggelontorkan QE seberapa pun diperlukan guna memacu perekonomian AS yang nyungsep akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Beberapa indikator ekonomi AS sebenarnya menunjukkan pemulihan, tetapi menurut The Fed ketidakpastian masih tinggi, sehingga laju pemulihan pun masih perlu dukungan dari stimulus. 

The Fed memiliki mandat mencapai target inflasi 2% dan penciptaan lapangan kerja maksimal (maximum employment). Inflasi berdasarkan belanja personal (Personal Consumption Expenditure/PCE) yang menjadi acuan The Fed pada bulan Agustus sudah berada di level 1,4% year-on-year (YoY). Tetapi inflasi tersebut belum pernah mencapai level 2% sejak Desember 2018, artinya sebelum pandemi virus corona melanda, inflasi memang sudah menjadi masalah bagi perekonomian AS. 

The Fed ini sudah mengubah targetnya dengan menetapkan rata-rata inflasi 2%, sehingga akan membiarkan inflasi lebih tinggi dari 2% selama beberapa waktu sebelum menaikkan suku bunga. Hal itu dilakukan karena di tahun ini inflasi sempat merosot hingga 0,5% YoY, terendah sejak akhir 2015. 

Kemudian dari pasar tenaga kerja, tingkat pengangguran sudah terus menunjukkan penurunan, di bulan September tercatat sebesar 7,9%, turun jauh dari rekor 14,7% di bulan April lalu. Meski demikian, sekali lagi ketidakpastian masih tinggi, sehingga perekonomian AS masih perlu bantuan stimulus.  

Dalam notula yang dirilis dini hari tadi, beberapa anggota FOMC mulai membuka diskusi mengenai kemungkinan penambahan nilai QE per bulan, tetapi para anggota lainnya mengatakan diskusi tersebut lebih baik dilakukan pada "rapat kebijakan moneter berikutnya".

Artinya, The Fed masih punya "senjata" guna memacu perekonomian AS, yakni dengan penambahan nilai QE.

Sejak pandemi Covid-19 melanda, The Fed sudah menggelontorkan QE sekitar US$ 3 triliun, yang terlihat dari neraca yang dimilikinya. Neraca menunjukkan jumlah aset (obligasi pemerintah, swasta, dan surat berharga lainnya) yang dimiliki The Fed, semakin tinggi artinya The Fed menggelontorkan QE semakin besar.

Berdasarkan data dari Federal Reserve, per 30 September lalu, neraca The Fed mencapai US$ 7,056 triliun, naik tajam ketimbang posisi sebelum dihantam Covid-19 bulan Maret lalu di kisaran US$ 4,1 triliun.

Ekonom The Fed, Michael Kiley, yang juga merupakan Deputi Direktur Stabilitas Finansial, memberikan hasil risetnya yang menunjukkan The Fed bisa mempercepat laju pemulihan ekonomi AS dari resesi jika QE ditambah sebesar US$ 3,5 triliun atau Rp 51.450 triliun (kurs Rp 14.700/US$).

"Melihat terpukulnya perekonomian di awal tahun ini, program pembelian aset setara dengan 30% dari produk domestik bruto, atau sekitar US$ 6,5 triliun, dibutuhkan guna memulihkan perekonomian," tulis Kiley dalam risetnya yang juga tercantum di notula rapat kebijakan moneter The Fed.

Namun, masih belum jelas kapan penambahan QE tersebut akan dibahas, mengingat The Fed menuliskan "dalam rapat kebijakan moneter berikutnya", tetapi jika stimulus fiskal di AS yang terus mandek, ada peluang The Fed akan segera menggelontorkan stimulus tambahan.

Pembahasan stimulus fiskal memang maju mundur antara Pemerintah AS dan House of Representative (DPR) yang dikuasi oleh Partai Demokrat. Padahal, Powell sebelumnya sudah berulang kali menyatakan pentingnya stimulus fiskal guna memulihkan perekonomian AS - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia.com

Rabu, 07 Oktober 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Peluang Naik Masih Ada


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Minggu lalu harga emas digerakkan terutama oleh turunnya dolar AS yang disebabkan oleh karena meningkatnya harapan akan disetujuinya stimulus fiskal AS oleh Kongres AS Harga emas yang sebelumnya sempat jatuh ke sekitar $1,850 an, mengalami kenaikan sampai sempat menembus ke atas $1,900 per ons. Sekretaris Keuangan AS Steven Mnuchin dengan jurubicara Kongres Nancy Pelosi kembali mengadakan perundingan untuk mencapai kesepakatan stimulus fiskal dan Steven Mnuchin mengatakan bahwa ada kemajuan di dalam perundingan mengenai paket stimulus yang baru.

Namun pada akhir minggu lalu, berita bahwa Presiden AS Donald Trump dengan istrinya Melania positip terkena Covid – 19, membuat semua berita lainnya, baik data makro ekonomi yang biasanya paling ditunggu Non-Farm Payrolls maupun isu mengenai paket stimulus, menjadi tidak begitu diperhatikan orang. Harga emas sempat naik sedikit dengan munculnya berita Trump ini.

Berita mengenai kesehatan Trump ini seharusnya membuat orang memburu emas yang safe-haven karena meningkatnya ketidakpastian, namun karena saat ini emas diperdagangkan searah dengan pergerakan harga saham, pergerakan harga emas pada minggu ini banyak tergantung kepada reaksi dari pasar saham.

Perkembangan kesehatan Trump akan sangat mempengaruhi pergerakan harga di pasar pada minggu ini. Berita terakhir mengatakan bahwa kondisi kesehatan Trump baik. Trump bisa berjalan sendiri tidak perlu bantuan dan tidak perlu oksigen. Dan Trump akan tetap bekerja dari Walter Reed.

Dengan Trump tidak lagi bermasalah di dalam kesehatannya, maka ketidak pastian menjadi berkurang. Pasar saham akan mengalami kenaikan yang juga akan menaikkan harga emas. Sentimen positip terhadap asset beresiko akan kembali mendominasi pasar yang akan menekan kembali dolar AS.

Permasalahan selanjutnya adalah mengenai paket stimulus. Apakah paket stimulus akan bisa disepakati antara Demokrat dengan Republikan di Kongres. Jika tidak, maka ekonomi akan mengalami perlambatan dan harga saham bisa berbalik tertekan. Dengan membaiknya kesehatan Trump lebih cepat daripada yang diperkirakan maka paket stimulus kemungkinan bisa diselesaikan dan pasar saham akan mengalami peningkatan. Jika hal ini terjadi maka harga emas berpotensi untuk naik menantang “resistance” pertama di $1,925 yang apabila berhasil ditembus akan lanjut ke $1,975 dan kemudian $2,000. Sedangkan apabila terjadi sebaliknya maka harga emas akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,875 yang apabila berhasil dilewati akan bertemu dengan level “support” yang tidak berhasil ditembus pada penurunan yang tajam dua minggu yang lalu di $1,850 dan terakhir “support” yang solid menunggu di $1,800.

Kenaikan harga emas pada bulan Oktober juga didukung oleh permintaan musiman dimana kebiasaan setiap tahunnya permintaan emas meningkat pada bulan Oktober dan menurun pada bulan November. Masih ada banyak uang beredar yang menganggur menjelang pemilihan presiden AS dan ada kesempatan bagi emas untuk merangkak naik kembali ke arah $1,980 dalam dua minggu kedepan. Dengan penurunan tajam dua minggu yang lalu dimana emas turun sekitar $200, harga $1,980 adalah level yang akan dicoba untuk dicapai kembali yang merupakan kenaikan 30% dari harga permulaan tahun.

Minggu ini perhatian akan tertuju kepada debat calon wakil presiden AS pada tanggal 7 Oktober antara Mike Pence dari kubu Trump dengan Kamala Harris dari kubu Biden. Kamala ditugaskan untuk menahan kemajuan dari kubu Trump namun apabila Pence menang mutlak atas kamala dan Republikan meningkat maka pasar akan menyambut dengan optimis yang mendukung assets yang beresiko dan membebani dolar AS.

Selain itu akan keluar risalah pertemuan FOMC the Fed pada hari Rabu dimana tidak ada perubahan tingkat suku bunga. Selain itu FOMC juga memformalkan pengumuman akan target inflasi rata-rata. Sementara untuk program pembelian obligasi, the Fed kelihatannya enggan untuk menambah kecepatan, hanya memaksa para politikus di kongres untuk bertindak. Risalah pada hari Rabu akan memberikan pencerahan mengenai potensi dari the Fed untuk bertindak dalam topik ini. Dua indikator lainnya yang menjadi perhatian adalah ISM PMI Jasa yang diperkirakan akan melambat dan klaim pengangguran minggua yang terus turun namun tetap ada pada angka yang tinggi - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

 Sumber : vibznews.com

Selasa, 06 Oktober 2020

PT Rifan Financindo - Harga Emas Turun Hari Raya Melemahnya Dolar AS


PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun pada Selasa pagi seiring pelemahan Amerika Serikat akibat tekanan dari sentimen risiko yang kembali optimis.

Harga emas berjangka turun 0,17% di $ 1.916,75 per ons pukul 10.47 WIB dan XAU / USD melemah tipis 0,09% ke $ 1.911,68 menurut data Investing.com. Sedangkan indeks dolar AS melemah 0,11% di 93,438.

Indeks S&P 500 berjangka naik tipis 0,07% ke 3.395,25 pukul 11.00 WIB.

Menurut laporan yang dilansir Reuters Selasa (06/10) pagi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada Senin (06/10) setelah menjalani perawatan covid-19 di rumah sakit selama tiga malam.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin Berbicara melalui telepon selama sekitar satu jam pada Senin membahas soal dana bantuan ekonomi dan bersiap melanjutkannya kembali pada hari Selasa untuk mencapai kesepakatan tentang undang-undang tersebut.

Presiden Chicago Federal Reserve Bank Charles Evans pada perkiraan inflasi AS mencapai 2% pada tahun 2023 dan ingin mendorongnya menjadi 2,5% untuk mengimbangi peningkatan harga di bawah target yang berlangsung selama bertahun-tahun.

Sementara itu pemulihan ekonomi kawasan euro melambat pada bulan September sektor-sektor dan negara-negara di blok tersebut menghadapi tekanan akibat dari virus pandemi sehingga menerapkan kembali ke aktivitas.

Dari tanah air, harga emas Antam (JK: ANTM ) naik Rp2.000 dari Rp1.015.000 pada hari Senin menjadi Rp1.017.000 pagi ini menurut laman Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia pukul 08.22 WIB - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Senin, 05 Oktober 2020

PT Rifan - Donald Trump Positif Corona, Harga Emas Naik

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas dunia bergerak ke level USD1.900 dalam perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB). Kenaikan harga emas terbatas karena dolar AS yang lebih kuat.

Tetapi emas batangan tetap menuju kenaikan mingguan terbesar dalam delapan minggu karena Presiden AS Donald Trump dinyatakan positif Covid-19 yang merusak sentimen risiko.

Tercatat, harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi USD1.900.40 per ounce. Harga akan naik 2,2% minggu ini, menuju proporsi kenaikan mingguan terbesar sejak awal Agustus. Emas berjangka AS turun 0,5% menjadi USD1.907.60.

Pemilu tinggal 33 hari lagi, begitu banyak yang tidak diketahui, apakah ini gejala yang ringan, bagaimana dia akan bereaksi terhadapnya. Jadi kita harus terbang ke tempat yang aman untuk menjaga emas tetap bertahan, ”kata ahli strategi pasar senior di RJO Futures Bob Haberkorn.

Pedagang tampak hati-hati karena mereka khawatir tentang penjualan ekuitas," katanya.

Harga emas telah naik ke level tertinggi dari satu minggu setelah Trump mengatakan dalam akun Twitternya bahwa dia dan istrinya Melania dinyatakan positif virus corona.

Namun Gedung Putih meyakinkan orang Amerika bahwa Presiden Trump dalam keadaan sehat.

Sementara Itu, investor juga mencatat laporan ketenagakerjaan bulanan terakhir sebelum pemilihan presiden 3 November, yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS melambat lebih dari yang diharapkan pada bulan September.

Emas kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran dalam jangka pendek. Pasar akan menunggu hingga akhir pekan dan mencari berita, ”kata kepala perdagangan turunan logam dasar dan mulia di BMO Tai Wong - PT RIFAN

Sumber : okezone.com

Jumat, 02 Oktober 2020

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas 2 Oktober 2020: Naik Karena Melemahnya Dolar AS


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat karena melemahnya dolar AS. Ada laporan bahwa Sekretaris Keuangan AS Steven Mnuchin dengan jurubicara Kongres Nancy Pelosi mencapai kemajuan di dalam perundingan mengenai paket stimulus yang baru. Optimisme dari Capitol Hill mendorong pasar dan menekan turun dolar AS yang safe-haven.

Pergerakan naik pasar emas memerlukan berita fundamental yang baru untuk memulai kembali tren naik dalam jangka pendek yang sudah mandek. Emas berjangka kontrak bulan Desember naik $7.80 pada $1,903.20 per ons. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada Rp 1.013.000,- per gram, turun Rp 3000,-

Pasar saham global bervariasi dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS dibukan mengarah naik. Selama bulan September indeks saham AS sedikit goyah namun harga saham AS sekarang kelihatannya sudah stabil.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa ada 837.000 orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran baru, penurunan sebanyak 36.000 dari minggu sebelumnya 870.000, yang direvisi naik 3000 menjadi 873.000. Ini adalah angka terendah di dalam klaim pengangguran sejak ekonomi AS diporak porandakan oleh pandemic Covid – 19. Para ekonom memperkirakan klaim pengangguran bisa mencapai 850.000.

Emas mengalami tambahan dorongan naik dengan indeks harga PCE inti tahunan AS naik diatas daripada yang diperkirakan di 1.6% pada bulan Agutus.

Kenaikan harga emas selanjutnya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,910.00 yang apabila berhasil dilewatkan akan lanjut ke $1,920.00 dan kemudian $1,925.00. Sedangkan penurunannya akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,890.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,880.80 dan kemudian $1,847.65 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews.com

Kamis, 01 Oktober 2020

Rifan Financindo - Buka Emas Atau Yen, Sekarang Giliran Dolar AS Jadi Safe Haven

 
RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Ketidakpastian di seluruh pasar aset kenaikan kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) yang sangat signifikan. Dolar AS yang juga disebut dengan greenback itu bahkan mengalahkan dua aset investasi lainnya di safe haven (investasi dengan tingkat risiko terendah), yakni mata uang yen Jepang dan emas.

Pada Selasa, indeks dolar kemarin (DXY) naik hampir 2%, dibandingkan mata uang lainnya. Dilansir dari Reuters, Rabu, peringkat ini menunjukkan kenaikan tertinggi dalam 14 bulan terakhir.

Selain itu, para investor juga masih khawatir untuk kembali bangkit dari saham karena kondisi perekonomian yang masih bergejolak.

Padahal, mata uang Negeri Paman Sam itu turun 8% di bulan Maret lalu, yang membuat dolar dilihat tak ada harganya. Pada bulan Agustus lalu, nilai emas juga berada pada level tertinggi. Sementara itu, yen menderita cukup lama setelah harga globalnya jatuh selama pandemi Corona.

Nilai emas di pasar spot (XAU) juga turun hampir 4% di bulan September ini. Lalu, indeks yen Jepang JOY = EBS datar.

Selain aset investor akan aset investasi lainnya, faktor-faktor yang membuat AS sempat tak dihiraukan para investor pun tampak menghilang. Melihat mata uang lainnya misalnya euro yang sempat melonjak ketika kasus COVID-19 menyebar begitu cepat di Eropa. Lalu, sentimen terhadap Brexit juga telah membebani pound Inggris.

Managing Director & Co-head Pendapatan Tetap Global Investment-grade Neuberger Berman Thanos Bardas bertaruh dolar akan naik terhadap euro. Ia menilai, euro telah mengalami kenaikan yang berlebihan hingga 10% sejak Maret 2020.

Kebangkitan dolar berhubungan dengan respons pasar modal terhadap gelombang global de-risking (fenomena ketika berbagai komponen keuangan menghindari risiko) - RIFAN FINANCINDO

 Sumber :  detikfinance.com