Rabu, 29 April 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Dolar AS Babak Belur Rupiah Jadi Mata Uang Terkuat Di Asia



PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNGNilai tukkar rupiah berada di posisi Rp15.295 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu sore. Posisi ini menguat 150 poin atau 0,97 persen dari Rp15.445 per dolar AS pada Selasa sore.


Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.415 per dolar AS atau menguat dari Rp15.488 per dolar AS pada Selasa.


Rupiah memimpin penguatan mayoritas mata uang Asia dari dolar AS. Penguatan juga dirasakan oleh rupee India 0,68 persen, won Korea Selatan 0,52 persen, dan ringgit Malaysia 0,47 persen.


Kemudian, peso Filipina 0,33 persen, yen Jepang 0,33 persen, dolar Singapura 0,23 persen, baht Thailand 0,18 persen, dan yuan China 0,09 persen. Hanya dolar Hong Kong yang stagnan dari mata uang Negeri Paman Sam.


Mata uang utama negara maju juga kompak berlabuh ke zona hijau. Rubel Rusia menguat 0,64 persen, dolar Australia 0,58 persen, euro Eropa 0,44 persen, dolar Kanada 0,42 persen, franc Swiss 0,33 persen, dan poundsterling Inggris 0,12 persen.


Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS tersungkur dari mata uang lain di dunia karena besarnya sentimen negatif yang mewarnai pasar keuangan negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu.


Pertama, sentimen negatif datang dari ekspektasi pelaku pasar yang melihat bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve tidak akan memberikan stimulus baru dalam waktu dekat untuk merespons dampak dari tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona atau Covid-19.

Kedua, sentimen negatif datang dari jumlah kasus virus corona di AS yang mencapai 1.012.583 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 115.936 orang sembuh dan 58.335 orang meninggal dunia

Hal ini menjadi sorotan pelaku pasar karena pemerintah justru ingin membuka penutupan akses wilayah (lockdown) di sejumlah negara bagian. Ketiga, data ekonomi AS belum juga memunculkan tanda-tanda perbaikan, seperti tingkat kepercayaan konsumen dan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan jatuh ke minus 4 persen.

Keempat, harga minyak mentah WTI masih cukup rendah di kisaran US$14,25 per barel, meski sudah membaik dari kontraksi terdalam pada pekan lalu. Sementara dari dalam negeri, Ibrahim melihat rupiah mendapat sokongan dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka penekanan pandemi corona.

Kondisi pandemi di DKI Jakarta mulai menurun, mengindikasikan kemungkinan PSBB di awal Juni akan dilonggarkan dan diikuti provinsi lain, sehingga perekonomian kembali berjalan lagi. Ini membuat arus modal asing yang membanjiri pasar valas dan obligasi," pungkasnya - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnnindonesia.com

Selasa, 28 April 2020

PT Rifan Financindo - Bursa Asia Menguat Ditengah Jatuhnya Harga Minyak



PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bursa saham Asia bergerak menguat pada Selasa pagi dan ini juga berarti menlanjutkan tren kenaikan pada sesi sebelumnya. Pelemahan bursa global ini terjadi meski harga minyak anjlok yang membayangi sentimen optimisme seputar pelonggaran tindakan pembatasan covid-19. 

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang melonjak 1,88% di 464.81 menurut data Investing.com pukul 10.37 WIB. Saham di Cina (CSI300) naik 0,84% ke 3,855.04 dan indeks KOSPI naik 0,1% ke 1.924,69. Pun indeks Hang Seng menguat 0,84% di 24.485,00.

Sementara Jakarta Stock Exchange Composite turut naik tipis 0,05% atau 2,09 poin ke 4.515,23.
Selasa pagi, minyak berjangka anjlok setelah lembaga dana investasi terbesar diperdagangkan di bursa minyak AS (USO) mengatakan akan menjual semua kontrak minyak mentah bulan depan untuk menghindari kerugian lanjutan akibat jatuhnya harga.

Pukul 10,45 WIB, Minyak Mentah WTI Berjangkamasih anjlok 11,27% di $11,34 per barel dan Minyak Brent Berjangka jatuh 2,77% di $22,43 per barel.

Beberapa investor berharap hal yang terburuk mungkin dapat segera berakhir karena banyak negara telah mengizinkan para pelaku usahanya membuka ekonomi kembali. Tetapi ada juga menyarankan agar tetap berhati-hati utamanya karena vaksin covid-19 belum dikembangkan maksimal - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Jumat, 24 April 2020

Dilema Dolar AS: Lemah Gegara Kabar Bagus dari Negeri Sendiri


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah melawan mata uang Asia dan Eropa pada perdagangan Jumat. Sebabnya, ada kabar bagus terkait penyakit virus corona (COVID-19) dalam dalam negerinya sendiri.

Dolar AS melemah melawan semua mata uang utama Asia. Rupiah memimpin penguatan di Benua Kuning sebesar 1,28%, nasib yang sama diderita dolar AS di pasar Eropa, meski pelemahannya tidak sebesar berhadapan dengan mata uang Asia.

Berdasarkan data Refinitiv, pada pukul 19:15 WIB euro mampu menguat 0,23% melawan dolar AS di US$ 1,0860, begitu juga dengan poundsterling menguat sebesar 0,25% di US$ 1,2486. Di waktu yang sama, franc Swiss menguat 0,25% ke 0,9679/US$.

Kabar bagus datang dari Amerika Serikat dini hari tadi. Harapan akan segera berakhirnya pandemi COVID-19 kembali muncul setelah adanya kabar Gilead Science Inc, raksasa farmasi di AS, memiliki obat yang efektif melawan virus corona.

Rumah sakit di Chicago merawat pasien COVID-19 yang parah dengan obat antivirus remdesivir yang dalam uji coba klinis dan diawasi ketat. Hasilnya, pasien tersebut menunjukkan pemulihan yang cepat dari demam dan gangguan pernapasan.

Kabar tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, bursa saham Asia dan Eropa menghijau, begitu juga dengan indeks berjangka Wall Street yang langsung melesat lebih dari 3%. Kenaikan indeks berjangka tersebut menjadi indikasi bursa saham AS juga akan melesat begitu perdagangan nanti dibuka.  

Selain kabar adanya obat yang efektif melawan virus corona, laju penyebaran COVID-19 di AS juga sudah mulai melambat. Data US Centers for Desease Control and Prevention (CDC) menyebutkan jumlah pasien corona di Negeri Paman Sam adalah 632.548. Bertambah 4,49% dibandingkan hari sebelumnya.

Kenaikan 4,49% lebih rendah dibandingkan pertumbuhan hari sebelumnya yang sebesar 4,56%. Sejak 8 April, persentase kenaikan kasus corona di AS bertahan di kisaran satu digit dengan kecenderungan menurun.

Oleh karena itu, Presiden AS Donald Trump mulai berpikir untuk melonggarkan aturan pembatasan sosial (social distancing) dan karantina wilayah (lockdown) yang diberlakukan di banyak negara bagian. Pelonggaran itu akan dilakukan secara bertahap.
 
Kami tidak membuka begitu saja, tetapi selangkah demi selangkah. Lockdown yang terlalu lama ditambah dengan depresi ekonomi yang menyertainya malah membuat masalah bagi kesehatan masyarakat. Akan lebih banyak kasus penyalahgunaan obat-obatan, kecanduan alkohol, kecenderungan bunuh diri, atau penyakit jantung," tegas Trump..

Kabar bagus tersebut membuat pelaku pasar ceria, dampaknya dolar AS yang dianggap aset aman (safe haven) menjadi kurang menarik dan mulai dilepas - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnbcindonesia.com

Kamis, 23 April 2020

Rifan Financindo - Lagi Sentimen Covid-19, Bursa Asia Ditutup Variatif


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bursa saham Asia ditutup bervariasi pada perdagangan Kamis ini karena kekhawatiran atas potensi kejatuhan ekonomi ke jurang resesi akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Di Asia, Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi diprediksi berada di level nol persen untuk pertama kalinya dalam kurun 60 tahun pada 2020.

Pertumbuhan ekonomi yang suram ini dikarenakan eksportir diterjang oleh permintaan yang merosot di tengah badai pandemi virus corona yang menyebabkan terjadi pembatasan aktivitas sehingga kondisi ini memaksa konsumen tinggal di rumah dan sejumlah usaha bisnis ditutup.

Data perdagangan mencatat, bursa saham di China daratan ditutup menguat, di mana indeks Shanghai Composite naik 0,31% menjadi 2.819,94, sedangkan indeks Shenzhen naik 0,47% pada 1.744,39. Sementara pasar saham di Hong Kong, indeks Hang Seng turun 0,51%.

Pasar saham Jepang juga masuk zona merah, indeks Nikkei 225 turun 1,33% menjadi 19.290,20, sementara indeks Topix melemah 0,82% menjadi 1.422,24 - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia.com

Rabu, 22 April 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Corona Dan Harga Komoditas Tekan Laju IHSG Hari Ini


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melemah pada perdagangan Rabu. Laju indeks saham utamanya dipengaruhi oleh kasus virus corona di dalam negeri dan harga komoditas yang anjlok, salah satunya minyak.

Tidak hanya itu, faktor ketidakpastian ekonomi global dan dalam negeri juga masih terus menekan pergerakan saham.

Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan indeks kembali tertekan oleh kondisi pasar regional dan global. Keadaan, tambahnya, diperparah oleh fluktuasi harga komoditas.

IHSG berpotensi melemah, mengingat kondisi pasar regional dan global, termasuk harga komoditas yang terlihat sedang dalam tekanan," kata William seperti dikutip dari risetnya, Rabu (22/4). Ia memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 4.302 dan resistance 4.718.

Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menuturkan rasio kematian korban virus corona Indonesia yang melebihi rasio kematian dunia juga masih akan menjadi fokus investor.
 
Sentimen pandemi covid-19 dalam negeri dengan rasio kematian 8,73 persen lebih besar dari rasio rata-rata kematian dunia sebesar 6,87 persen, ini masih akan menjadi fokus investor," ungkapnya.

Ia memproyeksi IHSG bergerak dalam rentang support 4.500 dan resistance 4.605.

Sementara itu, saham-saham utama Wall Street kompak ditutup melemah. Indeks Dow Jones jeblok 2,67 persen ke level 23.018, S&P 500 anjlok 3,07 persen ke level 2.736, dan Nasdaq Composite turun 2,7 persen menjadi 8.263 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnnindonesia.com

Senin, 20 April 2020

PT Rifan - IHSG Masih Di Bawah Tekanan Covid-19 Sepekan Ini


PT RIFAN BANDUNG - Dalam risetnya hari ini, Valbury Sekuritas Indonesia mengatakan pergerakan IHSG dalam pekan ini diperkirakan bergerak mixed dengan peluang melemah. Ketidakpastian dari Covid-19 tetap berpengaruh bagi pasar global dan juga dampaknya bagi saham yang diperdagangan Bursa Efek Indonesia pada pekan ini.

Dampak dari wabah Covid-19 diperkirakan berpengaruh besar terhadap ketenagakerjaan nasional, Menteri Keuangan Sri Mulyani, memprediksikan jumlah pengangguran dan angka kemiskinan di Indonesia akan mengalami kenaikan.

Angka kemiskinan Indonesia akan meningkat, dalam skenario berat naik 1,1 juta orang atau dalam skenario lebih berat akan menghadapi tambahan kemiskinan 3,78 juta orang. Demikian dengan angka pengangguran juga tentunya mengalami kenaikan. Angka pengangguran yang selama ini sudah menurun dalam lima tahun terakhir, juga kemungkinan akan mengalami kenaikan.

Dalam skenario buruk saja, angka pengangguran akan bertambah 2,9 juta. Dan ketika masuk dalam skenario sangat buruk diprediksi mencapai 5,2 juta jumlah pengangguran baru di Indonesia. 

Catatan dari Bank Indonesia, merebaknya pandemi Covid-19 telah mendorong ke luarnya investasi portfolio (capital outflows) dari Indonesia dalam jumlah besar dan memberi tekanan pelemahan nilai tukar rupiah. Aliran investasi portofolio total yang masuk sebesar Rp22,9 triliun dalam periode 1-19 Januari 2020 kemudian ke luar dalam jumlah yang besar sejak merebaknya pandemi Covid-19, yaitu Rp171,6 triliun secara neto dalam periode 20 Januari sd 1 April 2020.

Sebagian besar capital outflows dari SBN, yaitu sebesar Rp157,4 triliun, dan dari saham sebesar Rp13,3 triliun. Kebijakan pemerintah yang memutuskan melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta, dan sejumlah daerah lain, diakui atau tidak, telah berdampak kontraproduktif terhadap dinamika aktivitas ekonomi dan keuangan.

Sektor terdampak pertama akibat wabah Covid-19 ialah sektor pariwisata, seperti travel, hotel, restoran, penerbangan, dan UMKM terkait. Selain itu, perdagangan ekspor dan impor karena terputusnya mata rantai perdagangan internasional. Siiring dengan perkembangannya dalam tempo yang cepat berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan dapat terdampak.

Di tengah Covid-19 yang menhantui AS, Presiden Donald Trump, mengancam akan membubarkan Kongres. Ancaman Trump ini disampaikan karena calon pejabat yang dinominasikan Trump selalu digagalkan politisi Demokrat di Senat. Trump menuding politisi Demokrat di Senat telah menjegal nominasi bagi sejumlah pejabat di pemerintahan yang penunjukkannya membutuhkan audisensi dan konfirmasi dari Senat - PT RIFAN

Sumber : beritasatu.com

Jumat, 17 April 2020

Rifan Financindo Berjangka - Ekonomi China -6,8% Tapi Rupiah Menguat 1,6%


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga menguat di perdagangan pasar spot.

Kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 15.503. Rupiah menguat signifikan 1,8% dibandingkan posisi hari sebelumnya, kabar serupa juga datang dari 'arena' pasar spot. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 15.345 di mana rupiah menguat tajam 1,63%. 

Kala pembukaan pasar rupiah sudah menguat 0,77%. Selepas itu, mata uang Tanah Air semakin sangar dan membuat dolar AS lengser ke bawah Rp 15.400

Sejauh ini pasar belum terpengaruh kabar buruk dari China. Biro Statistik Nasional Negeri Tirai Bambu melaporkan, ekonomi pada kuartal I-2020 terkontraksi alias tumbuh negatif -6,8% year-on-year (YoY). Ini adalah kontraksi pertama sejak China mencatat pertumbuhan ekonomi secara YoY pada 1992.  

Namun, yang lalu biarlah berlalu. Kuartal I-2020 sudah dilalui dan hasilnya, ya begitulah. Sekarang mari menatap masa depan.

China adalah negara yang pertama merasakan pukulan pandemi virus corona (Coronavirus Desease-2019/Covid-19) karena virus itu memang bermula dari Kota Wuhan di Provinsi Hubei. Namun, China pulih dengan sangat cepat.
 
Beberapa indikator menunjukkan bahwa pada Maret pun sudah ada perbaikan dibandingkan Januari-Februari. Ini adalah bukti ekonomi China sudah pulih dari keterpurukan, meski secara bertahap.

Jadi mulai kuartal II-2020 sepertinya kita akan melihat stabilitas, mungkin akan ada pertumbuhan di kisaran 2%," papar Nathan Chow, Ekonom Senior DBS yang berbasis di Hong Kong - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnbcindonesia.com

Kamis, 16 April 2020

Rifan Financindo - Mengenal Apa Itu Sovereign Bond


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Sovereign bond adalah obligasi negara yang merupakan instrumen utang khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah. Obligasi negara dapat didenominasikan dalam mata uang asing atau mata uang domestik pemerintah, kemampuan untuk menerbitkan obligasi dalam mata uang domestik cenderung menjadi kemewahan yang tidak dinikmati sebagian besar pemerintah.

Namun, semakin tidak stabilnya denominasi mata uang, semakin tinggi risiko yang dihadapi pemegang obligasi, untuk memenuhi pengeluaran, pemerintah memiliki 2 opsi: untuk menaikkan pajak atau menerbitkan obligasi. Menaikkan pajak merupakan yang memiliki proses hukum yang panjang. Jadi, obligasi negara lebih disukai karena mirip dengan mengambil pinjaman dari pasar.
Imbal hasil obligasi pemerintah adalah tingkat bunga yang dibayarkan pemerintah pada penerbitan obligasi.

Negara-negara dengan ekonomi yang bergejolak dan tingkat inflasi yang tinggi harus menerbitkan pengembalian bunga yang lebih tinggi pada obligasi mereka dibandingkan dengan yang lebih stabil.
Adapun hasil obligasi tergantung pada 3 faktor:

1. Kelayakan Kredit

Adalah kemampuan yang dirasakan negara-negara penerbit untuk membayar hutang mereka. Ini dapat diperoleh dari lembaga pemeringkat.

2. Risiko Negara

Faktor eksternal / internal seperti kerusuhan dan perang cenderung membahayakan kemampuan suatu negara untuk melunasi utangnya.

3. Nilai Tukar

Dalam kasus di mana obligasi diterbitkan dalam mata uang asing, fluktuasi nilai tukar dapat menyebabkan peningkatan tekanan pembayaran pada pemerintah yang menerbitkan.

Selain itu, bank-bank sentral juga mengendalikan persediaan uang dalam perekonomian dengan menggunakan obligasi ini. Ketika pemerintah berada dalam mode ekspansionis, bank sentral akan mengembalikan utang dengan imbalan uang tunai untuk meningkatkan modal untuk pengeluaran.

Dalam hal itu, bank berharap untuk memperlambat pertumbuhan dengan menjual lebih banyak sekuritas untuk mengambil likuiditas dari sistem - RIFAN FINANCINDO
 
Sumber : investing.com

Rabu, 15 April 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Naik Menembus 1700 Meski Pasar Libur

 
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik lebih dari 1.5 persen di sesi perdagangan malam, meski sebagian pasar finansial masih libur Paskah. Level tingginya bahkan menembus rekor tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun. Harga emas spot pun naik menyusul harga emas futures yang telah lebih dulu menembus $1,700. 
 
Harga emas spot naik 1.7 persen dan diperdagangkan di $1,717.36 per ons, level tertinggi sejak Desember 2012. Sementara itu, harga emas futures di Comex New York naik 0.5 persen ke level $1,761.40, tertinggi sejak bulan Februari 2013. Saat berita ini ditulis, grafik XAU/USD berikut ini menampilkan kenaikan harga emas hingga 1.36 persen ke $1,718.03, melanjutkan reli yang terbentuk sejak akhir pekan kemarin.

Harga emas menguat sehubungan dengan minat risiko yang kembali kendur, karena kepanikan para investor akan ketidakpastian ekonomi jangka panjang akibat penyebaran virus Corona. Pasar saham dan indeks-indeks hari ini dibuka melemah, berkebalikan dengan harga emas yang menjulang.

Inflasi dalam perekonomian cenderung mendukung bullish emas. Dalam hal ini, emas fisik (bullion) akan menjadi aset penyimpan nilai favorit dalam menghadapi kenaikan harga.
 
Selain minat risiko yang turun, stimulus moneter dari berbagai bank sentral (khususnya The Fed) turut menjadi penyokong kenaikan harga emas. The Fed minggu lalu telah mengumumkan tambahan paket stimulus senilai $2.3 triliun untuk membantu perekonomian yang terdampak. Bagaimana tidak, krisis akibat virus ini sudah menciptakan sedikitnya 16.8 juta pengangguran di AS - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : seputarforex.com

Selasa, 14 April 2020

PT Rifan Financindo - Turun Tipis, Harga Emas Dibanderol USD1.686/Ounce


PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas sedikit menurun pada perdagangan Senin waktu setempat, meski masih berada pada level tertinggi. Hal ini karena meningkatnya kekhawatiran tentang prospek ekonomi global terhadap wabah corona virus, dan langkah-langkah stimulus Federal Reserve.

Emas spot turun 0,1% menjadi USD1.686.82 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sejak 9 Maret. Emas berjangka AS turun 0,7% menjadi USD1.739.90, komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) mengatakan spekulan meningkatkan posisi bullish mereka di emas COMEX dan memotongnya dalam kontrak perak dalam seminggu hingga 7 April.

Palladium naik 2,4% menjadi USD2.224,02 per ounce dan perak naik 0,5% menjadi USD15,40, sementara platinum turun 0,3% menjadi USD745,74.

The Fed pada Kamis lalu mengumumkan upaya untuk USD2,3 triliun untuk mendukung pemerintah daerah dan usaha kecil dan menengah, yang terbaru dalam rangkaian program yang diperluas yang dimaksudkan untuk menjaga ekonomi AS tetap utuh ketika negara itu memerangi pandemi virus corona. 

Bahkan 16,8 juta orang Amerika telah mengajukan tunjangan pengangguran dalam tiga minggu terakhir, dengan klaim baru mingguan mencapai 6 juta untuk kedua kalinya berturut-turut karena wabah tanpa henti menghentak ekonomi - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : okezone.com

Senin, 13 April 2020

PT Rifan - BI Diprediksi Tahan Suku Bunga


PT RIFAN BANDUNG - Bank Indonesia (BI) telah menurunkan kembali suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate 25 basis poin (bps) menjadi 4,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2020 lalu. Lantas, bagaimana prediksi para ekonom terkait hasil RDG bulan April 2020 yang dijadwalkan berlangsung dua hari ini tanggal 13-14 April.

Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memprediksi, BI akan menahan suku bunga acuan di level 4,5 dalam RDG ini. Meski begitu, ia masih melihat masih adanya ruang terbatas bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga acuan. "Hal ini untuk memastikan ketersediaan kebijakan moneter apabila kondisi skenario sangat berat akibat wabah Covid-19 terjadi," kata Wisnu.

Senada dengan Wisnu, Ekonom Bank BCA David Sumual juga melihat bahwa BI belum perlu kembali menurunkan suku bunga acuan pada bulan ini. Sementara itu, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira memandang bahwa BI masih perlu untuk menurunkan suku bunga acuan 25 bps ke level 42,5 persen pada RDG April 2020.

Menurutnya, dengan adanya pelonggaran moneter dari sisi suku bunga acuan ini di kondisi sekarang, mampu membantu daya beli masyarakat. Ini juga menimbang bahwa saat ini tidak semua lapisan masyarakat mampu mendapatkan fasilitas keringanan kredit perbankan/leasing.  "Setidaknya jika bunga yang rendah bisa menstimulus perekonomian khususnya sektor riil," kata Bhima.

Bhima dan Wisnu sepakat di tengah kondisi saat ini bank sentral masih belum perlu untuk menaikkan suku bunga acuan, meski ini berpotensi menarik hot money ke Indonesia. Menurut Wisnu, ini disebabkan oleh covered interest parity Indonesia yang masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga.

Bhima bilang hal ini disebabkan oleh rupiah yang relatif menguat akibat intervensi BI dengan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed dalam kerjasama repo. Untuk selanjutnya, Bhima melihat bahwa masih ada kebijakan-kebijakan lain yang bisa dilakukan oleh BI untuk menjaga perekonomian di tengah wabah Covid-19 ini. Antara lain dengan perbaikan insentif devisa hasil ekspor (DHE) serta meningkatkan LCS dengan negara mitra dagang - PT RIFAN

Sumber : bareska.com

Kamis, 09 April 2020

Rifan Financindo - Warga Ramai - Ramai Jual Emas, Tapi Tak Sebanyak Saat Krisis 1998


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Naiknya harga emas saat pandemi COVID-19 dimanfaatkan warga untuk mencari keuntungan dengan menjual perhiasan. Warga menjual emas untuk mendapat untung karena harga sedang naik.

Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Iskandar Husein fenomena yang terjadi saat ini wajar karena harga emas sedang naik. Masyarakat yang saat ini jual emas pun tidak sebanyak seperti waktu krisis 1998.

Bahwa untuk kali ini perhiasan emas yang dijual kembali ke pedagang tidak sebanyak pada waktu krisis moneter tahun 1998," kata dia saat dihubungi

Dia juga menjelaskan perbedaan warga yang kini ramai-ramai menjual emas dibandingkan waktu krisis 1998. Mereka yang menjual emas karena desain yang sudah kuno, (Emas yang dijual) umumnya perhiasan, biasanya yang desainnya sudah tertinggal dan masyarakat menunggu harga turun untuk dibeli kembali. Beda dengan krisis moneter 1998, emas dijual untuk keperluan sehari-hari," jelasnya.

Pengusaha emas pun sudah menyiapkan skenario jika nantinya terjadi rush alias orang berbondong-bondong jual emas seperti 1998 lalu, Pada waktu 1998 kan juga tidak ada masalah yang berarti, emas yang dijual kembali tetap dapat diterima. Karena kalau sampai ada rush seperti 1998, kami dari asosiasi emas akan menggunakan skenario yang sama seperti krisis 1998 lalu tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi jual emas terjadi di Tegal. Sebab harga emas sudah melambung jauh dari harga beli, mumpung lagi naik harganya, saya jual saja emasnya. Saat beli enam tahun lalu, sebesar Rp 385 ribu per gramnya. Karena lagi butuh saya jual perhiasan seberat 3 gram dihargai Rp 610 ribu per gramnya," ungkap Rohyani (38) warga Tegal, usai menjual perhiasan.

Dengan menjual 3 gram perhiasan yang dibeli enam tahun silam, Rohyani mengaku membawa pulang uang sebanyak Rp 1.830.000. Ibu ini menjelaskan, uang hasil jual emas ini akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan harian keluarga, selama isolasi ini kan usaha sedang turun. Pendapatan juga kurang, jadi saya jual untuk makan harian. Mumpung harga mahal sambung Rohyani - RIFAN FINANCINDO

Sumber : detik,com


Rabu, 08 April 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Lanjut Turun Meski Ketidakpastian Ekonomi Berlanjut


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas beranjak turun di Asia pada Rabu pagi kendati ketidakpastian ekonomi tampaknya masih terus berlanjut., emas melanjutkan tren penurunan dari sesi sebelumnya. Emas berjangka turun 0,16% ke $1.681,05 per ons. SEmentara emas spot naik 0.11% menjadi $1.649,63 per troy ons.

Pergerakan harga emas cenderung berlawanan arah dengan saham-saham, tapi kini keduanya melaju ke arah yang sama selama dua hari berturut-turut ini, bursa saham Asia melemah pada Rabu ini. Indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,4% ke 1.816,26 dan Hang Seng di Hong Kong jatuh 1,14% di 23.977,00.

Anda menghadapi sekelompok penggerak pasar yang benar-benar bersembunyi di bawah meja kerja mereka dan tidak dan mungkin mereka tidak dapat menggerakkan pasar dalam segala ukuran, keadaan atau bentuk apa pun," David Govett, kepala perdagangan logam mulia di Marex Spectron, mengatakan kepada Bloomberg.

"Karena itu kita menghadapi kekurangan likuiditas, volume kecil dan spread yang besar," ia menambahkan, sebelumnya terjadi peningkatan sentimen investor setelah data mengindikasikan adanya penurunan jumlah kasus baru covid-19 yang juga berdampak pada harga emas

Minat risiko kembali hadir di pasar karena infeksi baru telah menurun, sehingga membebani harga emas. Juga berarti, imbal hasil yang tinggal memberi dampak negatif untuk emas, "analis Riset Komoditas Kuantitatif Peter Fertig.

Namun, beberapa investor khawatir bahwa kebijakan moneter akan memicu inflasi. Bagi mereka, membeli emas di level ini tetap menarik,” tambahnya.
Tetapi beberapa analis masih berpandangan optimis tentang dampak dari berbagai paket stimulus ekonomi pemerintah terhadap emas.

Investor emas menikmati tingkat stimulus bank sentral dan juga belanja fiskal, utamanya ketika tingkat utang pemerintah meningkat," Stephen Innes, kepala strategi pasar di AxiCorp, mengatakan dalam catatan - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber :  investing.com

Senin, 06 April 2020

PT Rifan - BUMN Minta Bantuan Ventilator Ke 'Iron Man'

PT RIFAN BANDUNG - Bos Tesla, Elon Musk menawarkan bantuan ventilator ke rumah sakit di seluruh dunia melalui akun Twitter pribadinya @elonmusk. Tawaran itu pun disambut Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin melalui akunnya @BudiGSadikin.

Akun Budi ini dikonfirmasi kebenarannya oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
Benar, katanya, Elon Musk dalam cuitannya menyatakan, pihaknya memiliki ventilator yang akan dikirimkan ke rumah sakit dunia dalam jangkauan Tesla. Pria yang dijuluki 'Iron Man' itu menyebut, perangkat dan biaya pengiriman barang gratis.

Namun, ada syarat untuk mendapatkan ventilator tersebut, yakni dibutuhkan segera untuk pasien dan tidak disimpan di gudang, Budi pun membalas cuitan tersebut. Ia menyatakan pihaknya mengelola 70 rumah sakit dengan 6.500 tempat tidur. Ia sedang mencari tambahan 300-400 ventilator secepatnya.

Dear Elon, kami mengelola 70 rumah sakit dengan sekitar 6.500 tempat tidur di Indonesia dan sedang mencari 300-400 ventilator tambahan secepat mungkin untuk digunakan untuk mengatasi pasien baru," kata Budi - PT RIFAN

Sumber : detik.com

Jumat, 03 April 2020

Rifan Financindo Berjangka - Futures Emas Lebih Rendah Pada Masa Dagang Asia


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Futures emas lebih rendah pada masa dagang Asia, pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Juni diperdagangkan pada USD1.631,85 per troy ons pada waktu penulisan, menurun 0,36%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.576,00 dan resistance pada USD1.673,60.

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,05% dan diperdagangkan pada USD100,320.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Mei jatuh 0,30% dan diperdagangkan pada USD14,610 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Mei jatuh 0,59% dan diperdagangkan pada USD2,209 per pon - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Rifan Financindo Berjangka - Risk Off Dikesampingkan, USDJPY Terus Naik Menuju Ke Level 107,50


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pasangan mata uang USDJPY bullish sepanjang sesi Asia di hari ini. Pasangan tampak tidak mengindahkan adanya nada penghindaran risiko yang terjadi di pasar. Faktor utama kenaikan mungkin datang dari pemulihan Dolar AS dari level terendah terbarunya. Saat ini USDJPY telah bergerak positif dengan kenaikan 0,15 persen menuju ke dekat level harga 107,50.

Wabah virus Corona yang menyerang negara-negara di dunia terus memaksa para pembuat kebijakan untuk melangkah dengan cepat dan ketat. Apalagi saat ini jumlah kasus di Amerika Serikat juga terus mengalami kenaikan sangat pesat. Sampai saat ini jumlah kasus di AS mencapai di atas angka 200.000 kasus positif infeksi Corona.

Melihat kondisi ini bank sentral AS tidak akan tinggal diam dan akan mengambil langkah temporer untuk memberikan kelonggaran likuiditas bank-bank utama. Presiden Trump sendiri sudah memberikan peringatan bahwa AS akan menghadapi dua pekan yang sangat berat karena serangan virus Corona. Tapi walaupun demikian, nada risk off tampak dikesampingkan pedagang sehingga membawa USDJPY bullish beberapa waktu terakhir.

Sementara itu dari Jepang, jumlah kasus virus Corona juga terus mengalami kenaikan dan pemerintah memperpanjang penutupan sekolah sampai 6 Mei mendatang. Menteri Ekonomi Jepang yaitu Nishimura menyampaikan akan ada pertimbangan terkait langkah untuk mendukung produksi. Selain itu dia juga mengungkapkan akan mengadopsi ECMO sebagai salah satu bagian dari paket ekonomi yang akan diluncurkan.

Nada penghindaran risiko tampak dengan penurunan yang terjadi pada imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun ke bawa level 0,60%. Nikkei Jepang juga mencatat penurunan 1,8% saat sesi Asia berlangsung. Tapi USDJPY bullish melawan semua tren yang sedang berlaku saat ini, tapi secara luas pasangan masih dalam bias bearish jangka panjang - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : inforexnews.com

Kamis, 02 April 2020

Rifan Financindo - Emas Akan Terus Meningkat Seiring Corona Yang Mengalahkan Ekonomi Global


RIFAN FINANCINDO BANDUNG  - Akibat pandemi global corona virus negara-negara di seluruh dunia meluncurkan langkah-langkah darurat seperti perang untuk melawan COVID-19. Perkiraan oleh OECD menunjukkan bahwa langkah-langkah untuk mengekang penyebaran virus akan menyebabkan output ekonomi menurun antara 20% dan 25%. 

Karena investor telah berteriak-teriak untuk aset safe haven di tengah gejolak pasar baru-baru ini, dolar AS telah menjadi raja pasar valuta asing global. Tapi emas sebenarnya mengungguli greenback. Menurut data Bloomberg, emas telah naik 5,3% sepanjang tahun ini dan saya masih naik.

Emas dalam pasokan pendek baru-baru ini karena biasanya dikirimkan pada penerbangan komersial yang telah dibatasi baru-baru ini, meskipun bank sentral Rusia mengambil beberapa tekanan.
Bank sentral negara itu baru saja mengumumkan akan menunda pembelian emas di pasar domestiknya mulai 1 April.

Bank sentral Rusia adalah salah satu pemegang emas terbesar di dunia. Pada bulan Desember, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan negaranya dapat mempertimbangkan untuk menginvestasikan sebagian dari Dana Kekayaan Nasionalnya dalam emas karena negara tersebut melihat investasi pada logam mulia sebagai lebih berkelanjutan dalam jangka panjang daripada dalam aset keuangan.

Virus mematikan itu mungkin salah satu hal terburuk yang bisa terjadi pada sistem kredit yang terlalu tinggi dalam siklus ekonomi tahap akhir. Memasuki pandemi, kami telah membangun ekuitas dan gelembung utang proporsi bersejarah.

Menurut IIF (Institute of International Finance), utang global akan tumbuh lebih cepat pada tahun 2020 dan diperkirakan melebihi $ 257 triliun pada akhir kuartal pertama tahun 2020, terutama didorong oleh utang sektor non-keuangan. Ini kira-kira dua kali lipat dari $ 130 triliun likuiditas global.

Pada puncak awal Februari di S&P 500, kapitalisasi pasar saham terhadap PDB mencapai 156%, tertinggi dalam sejarah, keuntungan pasar saham yang mengesankan selama pemerintahan Trump didorong oleh pemotongan pajak dan pemotongan pengeluaran untuk perawatan kesehatan masyarakat antara lain, dan P / E ekspansi ganda.

Investor bersedia membayar lebih untuk ekuitas publik karena narasinya adalah pemotongan suku bunga Fed selalu bullish untuk saham, meskipun bank sentral aktivis, pertumbuhan global sudah melemah dan prospek pendapatan AS memburuk bahkan sebelum COVID-19. 

Pembeli marginal terbesar dari ekuitas AS adalah korporasi Amerika dan CEO mereka yang menerbitkan obligasi dan meningkatkan tingkat utang hanya untuk membeli saham mereka sendiri dalam pembelian kembali saham perusahaan, mendorong S&P ke P / E 21x.

Sekarang dalam koreksi pasar beruang tercepat dalam sejarah pasar ekuitas AS, pasar saham diperdagangkan pada P / E blended forward 15.1x, sementara aktivitas pembelian kembali saham perusahaan menghasilkan kata-kata Presiden Trump sendiri dalam “pasar saham terbesar dalam sejarah, sejauh ini” itu membuat pasar dan ekonomi semakin berisiko terhadap guncangan eksternal seperti pandemi.

Investor emas dan investor pada umumnya semakin bertanya apakah perlu virus mematikan untuk membuat investor sadar akan kemungkinan bahwa kaisar mungkin tidak memiliki pakaian.
Jika setelah kuncian semuanya kembali normal dan The Fed berefleksi, konsumen dan investor menjalankan bisnis, masyarakat, dan pasar aset mereka akan baik-baik saja karena itu hanya masalah penawaran dan permintaan.

Jika ada krisis sistem keuangan sistem perbankan sistemik karena coronavirus, emas akan sangat baik, karena di luar sistem cadangan fraksional mata uang fiat tradisional. Jika ada deflasi utang global, emas akan melakukannya dengan sangat baik.

Menurut Presiden Bank Dunia David Malpass, setidaknya beberapa ekonomi cenderung menemukan diri mereka dengan beban utang jauh lebih dari 150% dari PDB selama resesi global setelah COVID-19.

Mark Mobius, investor veteran pasar berkembang baru- baru ini menyatakan, “tren emas akan terus naik bahkan setelah volatilitas baru-baru ini karena penurunan suku bunga dan suplai uang melalui atap mendukung harga emas batangan.”
Investor harus mengingat pepatah pasar lama: “Dia yang memiliki uang tunai dalam resesi adalah raja”

Raja dan ratu dan bahkan kaisar selama berabad-abad sering dengan bijak memilih emas daripada (sangat) pemerintah berhutang uang kertas. Investor harus memperhatikan kalau-kalau kaisar yang terkena virus mematikan ini tidak memiliki pakaian - RIFAN FINANCINDO

Sumber : inforexnews.com

Rabu, 01 April 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Global Tercabik-Cabik, Rupiah Nyaris Tembus Rp16.400


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Gonjang-ganjing dunia akibat wabah virus corona yang kian mengkhawatirkan lagi-lagi menjadi momen yang menguntungkan bagi nilai tukar dolar AS. Kembali menjelma sebagai mata uang safe haven, dolar AS berada di klasemen teratas dan mencabik-cabik mata uang global, termasuk dolar Australia, euro, poundsterling, dolar Kanada, dan dolar New Zealand.

Hampir semua mata uang Asia juga tertekan signifikan terhadap dolar AS, misalnya saja dolar Taiwan, baht, dolar Singapura, won, yen, dan dolar Hong Kong. Hanya yuan yang terpantau mampu unggul tipis terhadap dolar AS. Lantas bagaimana dengan rupiah?

Rupiah bergerak variatif dengan kecenderungan menguat. Namun, sejak pembukaan pasar spot pagi tadi, rupiah enggan beranjak alias stagnan pada level Rp16.310 per dolar, jangan senang dulu, mesin pencari Google menunjukkan bahwa rupiah kian kritis di hadapan dolar AS. Nyaris menyentuh level Rp16.400, pada hari ini rupiah dibanderol senilai Rp16.381 per dolar AS.

Beruntungnya, rupiah tak sampai hati menjadi mata uang terlemah di dunia karena masih unggul di hadapan euro (0,16%), poundsterling (0,28%), dan dolar Australia (0,33%), sementara di tingkat Asia, rupiah menjelma sebagai mata uang paling perkasa ketiga setelah ringgit (-0,19%) dan yuan (-0,04%). Itu artinya, rupiah unggul terhadap baht (0,52%), yen (0,22%), dolar Singapura (0,18%), dolar Taiwan (0,11%), won (0,07%), dan dolar Hong Kong (0,05%) - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com