Kamis, 30 Desember 2021

Rifan Financindo - Harga Emas Turun, Tapi Jatuhnya Imbal Hasil Treasury AS Tahan Peningkatan Risk Appetite

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun pada hari Rabu di tengah jatuhnya imbal hasil Treasury AS melawan dampak dari sentimen risiko yang sedikit membaik, dan ini memberi dorongan pada logam kuning.

Harga emas berjangka turun 0,21% ke $1.807,15/oz pukul 11.31 WIB menurut data Investing.com, dan imbal hasil acuan Treasury AS tenor 10 tahun melemah 0,36% di 1,476.

Saham-saham di Asia Pasifik sebagian besar turun pada Rabu pagi, bahkan meski berkurangnya kekhawatiran atas gangguan perjalanan dan penutupan toko karena varian omicron COVID-19.

Sementara itu, emas melanjutkan tren penurunan seiring meningkatnya bukti bahwa omicron tidak menimbulkan ancaman besar bagi pemulihan ekonomi global dan investor mundur dari aset safe-haven.

Omicron bukanlah "penyakit yang sama yang kita lihat setahun yang lalu," dan bahkan pasien yang masuk rumah sakit menghabiskan lebih sedikit waktu di sana, menurut ahli imunologi Universitas Oxford John Bell, memperkuat laporan tentang sifat varian ini yang lebih ringan secara keseluruhan.

Namun, kasus COVID-19 harian melebihi 1 juta untuk hari kedua berturut-turut di mana tekanan terus bertambah pada sistem perawatan kesehatan.

Emas akan mencatat kerugian tahunan pertama selama tiga tahun terakhir, setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa pada tahun 2020, pasalnya bank sentral mulai menarik paket stimulus COVID-19 untuk menahan kenaikan inflasi. Meskipun ada ketidakpastian yang tersisa atas omicron cenderung mendorong permintaan untuk aset safe haven, kegelisahan atas ancaman terhadap aktivitas ekonomi dan pembukaan kembali mulai mereda.

Dengan volume yang tipis pada hari Rabu, investor memperkirakan tren ini akan berlanjut dan kisaran yang ketat sepanjang sisa hari perdagangan tahun 2021 ini.

Di logam mulia lainnya, perak turun 0,1%, platinum jatuh 0,9%, dan palladium juga jatuh 1,4% lebih pukul 11.33 WIB - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Rabu, 29 Desember 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Naik Seiring Melemahnya Dolar Meski Ada Katalis Positif Studi Omicron

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik pada Kamis pagi di Asia, tetap stabil dalam perdagangan dengan volume yang menipis akibat musim libur. Dolar AS yang lebih lemah mengimbangi selera risiko investor yang muncul, yang didorong oleh penelitian yang menggembirakan mengenai varian omicron COVID-19 yang meningkatkan optimisme seputar pemulihan ekonomi global.

Harga emas berjangka naik 0,25% ke $1.806,65/oz pukul 10.48 WIB  yang mana logam kuning akan mencatat kenaikan mingguan kedua sebesar 0,1%.

Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, turun tipis 0,03% ke 96,030 pada hari Kamis.

Sebuah penelitian di Afrika Selatan, yang belum ditinjau rekan sejawat, mengatakan adanya penurunan risiko rawat inap dan penyakit parah pada orang yang terinfeksi varian omicron terhadap varian delta. AS pada hari Rabu juga memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk pil antivirus COVID-19 Paxlovid, Pfizer Inc. (NYSE:PFE).

Sementara itu, data AS yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan PDB tumbuh sebesar 2,3% kuartal ke kuartal pada kuartal III 2021. Penjualan rumah lama tercatat 6,46 juta untuk November dan {{ecl- 48||indeks Kepercayaan Konsumen Conference Board}} berada di 115,8 untuk Desember.

Data lebih lanjut akan rilis hari ini termasuk klaim pengangguran awal, penjualan rumah baru, pesanan barang tahan lama, indeks harga PCE, pendapatan pribadi dan pengeluaran, serta indeks sentimen konsumen Universitas Michigan dan Ekspektasi Konsumen Michigan.

Di Asia Pasifik, gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda berpidato sebelumnya.

Namun, "pasar emas diperkirakan akan berombak dan bergelombang," diperdagangkan antara resistance di $1.810 per ounce dan support di $1.760, manajer senior komoditas Phillip Futures Pte. Avtar Sandu menyatakan dalam seuah laporan.

“Momentum kurang dan harga kemungkinan besar akan berkonsolidasi” hingga akhir tahun. Perak dan logam mulia lainnya yang digunakan untuk keperluan industri tampaknya akan bangkit kembali karena investor melihat melampaui omicron, tambah laporan itu.

Perak naik tipis 0,16%, dan platinum turun 0,25%, sementara palladium jatuh 1,8% pukul 10.54 WIB - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Jumat, 24 Desember 2021

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Naik Seiring Melemahnya Dolar Meski Ada Katalis Positif Studi Omicron

 
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik pada Kamis pagi di Asia, tetap stabil dalam perdagangan dengan volume yang menipis akibat musim libur. Dolar AS yang lebih lemah mengimbangi selera risiko investor yang muncul, yang didorong oleh penelitian yang menggembirakan mengenai varian omicron COVID-19 yang meningkatkan optimisme seputar pemulihan ekonomi global.

Harga emas berjangka naik 0,25% ke $1.806,65/oz pukul 10.48 WIB  yang mana logam kuning akan mencatat kenaikan mingguan kedua sebesar 0,1%.

Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, turun tipis 0,03% ke 96,030 pada hari Kamis.

Sebuah penelitian di Afrika Selatan, yang belum ditinjau rekan sejawat, mengatakan adanya penurunan risiko rawat inap dan penyakit parah pada orang yang terinfeksi varian omicron terhadap varian delta. AS pada hari Rabu juga memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk pil antivirus COVID-19 Paxlovid, Pfizer Inc. (NYSE:PFE).

Sementara itu, data AS yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan PDB tumbuh sebesar 2,3% kuartal ke kuartal pada kuartal III 2021. Penjualan rumah lama tercatat 6,46 juta untuk November dan {{ecl- 48||indeks Kepercayaan Konsumen Conference Board}} berada di 115,8 untuk Desember.

Data lebih lanjut akan rilis hari ini termasuk klaim pengangguran awal, penjualan rumah baru, pesanan barang tahan lama, indeks harga PCE, pendapatan pribadi dan pengeluaran, serta indeks sentimen konsumen Universitas Michigan dan Ekspektasi Konsumen Michigan.

Di Asia Pasifik, gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda berpidato sebelumnya.

Namun, "pasar emas diperkirakan akan berombak dan bergelombang," diperdagangkan antara resistance di $1.810 per ounce dan support di $1.760, manajer senior komoditas Phillip Futures Pte. Avtar Sandu menyatakan dalam seuah laporan.

Momentum kurang dan harga kemungkinan besar akan berkonsolidasi” hingga akhir tahun. Perak dan logam mulia lainnya yang digunakan untuk keperluan industri tampaknya akan bangkit kembali karena investor melihat melampaui omicron, tambah laporan itu.

Perak naik tipis 0,16%, dan platinum turun 0,25%, sementara palladium jatuh 1,8% pukul 10.54 WIB - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Kamis, 23 Desember 2021

Rifan Financindo - Khawatir Omicron, Emas Jadi Idaman Saat Selera Investasi Aset Berisiko Surut

 

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu waktu New York, bangkit dari penurunan dua hari berturut-turut, didorong oleh pelemahan dolar dan berlanjutnya kekhawatiran Omicron dapat merusak pemulihan ekonomi global. Mengutip Antara, Kamis , kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$13,5 atau 0,75 persen menjadi ditutup pada US$1.802,20 per ounce.

Di pasar spot, emas naik 0,7 persen menjadi diperdagangkan di US$1.801,24 per ounce pada pukul 18.39 GMT. Sehari sebelumnya, Selasa, emas berjangka tergelincir US$5,9 atau 0,33 persen menjadi US$1.788,70, setelah jatuh US$10,3 atau 0,57 persen menjadi US$1.794,60 pada Senin, dan menguat US$6,7 atau 0,37 persen menjadi US$1.804,90 pada Jumat.

Meskipun para analis mengecilkan dampak potensial Omicron, lebih banyak negara mengumumkan pembatasan untuk mengurangi penyebaran varian tersebut sehingga agak mengurangi selera investor terhadap aset-aset berisiko.

Ada beberapa minat beli dari sedikit kemunduran dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar, kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, yang mengaitkan kenaikan tersebut dengan “corrective bounce". Menurut Wyckoff, ketakutan Omicron mungkin telah berjalan dengan sendirinya di pasar, itu masih positif untuk emas karena akan memungkinkan para pedagang untuk fokus pada hal-hal lain seperti kenaikan inflasi dan kebijakan moneter yang lebih jelas dari Federal Reserve.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya beringsut lebih rendah, meningkatkan daya tarik emas bagi pembeli yang memegang mata uang lain, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga berkurang.

Investor juga mempelajari data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS melambat tajam pada kuartal ketiga di tengah meningkatnya infeksi Covid-19, meskipun aktivitas telah meningkat, menempatkan ekonomi di jalur untuk mencatat kinerja terbaiknya tahun ini sejak 1984. "Tetapi dengan volume perdagangan tipis dan pemain utama menjauh menjelang tahun ini, pasar emas diperkirakan akan berombak," kata analis Phillip Futures, Avtar Sandu dalam sebuah catatan. Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 29 sen atau 1,29 persen, menjadi ditutup pada US$22,819 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 40,6 dolar AS atau 4,38 persen, menjadi ditutup pada US$968,4 per ounce - RIFAN FINANCINDO

Sumber : bisnis.com

Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu (22/12/2021) waktu New York, bangkit dari penurunan dua hari berturut-turut, didorong oleh pelemahan dolar dan berlanjutnya kekhawatiran Omicron dapat merusak pemulihan ekonomi global. Mengutip Antara, Kamis (23/12/2021), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$13,5 atau 0,75 persen menjadi ditutup pada US$1.802,20 per ounce. Di pasar spot, emas naik 0,7 persen menjadi diperdagangkan di US$1.801,24 per ounce pada pukul 18.39 GMT. Sehari sebelumnya, Selasa (21/12/2021), emas berjangka tergelincir US$5,9 atau 0,33 persen menjadi US$1.788,70, setelah jatuh US$10,3 atau 0,57 persen menjadi US$1.794,60 pada Senin (20/12/2021), dan menguat US$6,7 atau 0,37 persen menjadi US$1.804,90 pada Jumat (18/12/2021).

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Khawatir Omicron, Emas Jadi Idaman saat Selera Investasi Aset Berisiko Surut", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20211223/235/1480852/khawatir-omicron-emas-jadi-idaman-saat-selera-investasi-aset-berisiko-surut.
Author: Newswire
Editor : Farid Firdaus

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

Rabu, 22 Desember 2021

PT Rifan Financindo Berjangka – Emas Tergelincir 5,2 Dolar Karena “Greenback” Dan Ekuitas Menguat

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG – Harga emas merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), ketika dolar memulihkan beberapa kerugiannya, imbal hasil obligasi pemerintah meningkat dan selera terhadap aset-aset berisiko kembali pulih, dengan para investor tampak melewati risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh varian Omicron.


Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 5,9 dolar AS atau 0,33 persen, menjadi ditutup pada 1.788,70 dolar AS per ounce. Emas di pasar spot juga melemah 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.786,50 dolar AS per ounce pada pukul 18.36 GMT.


Sehari sebelumnya, Senin, emas berjangka jatuh 10,3 dolar AS atau 0,57 persen menjadi 1.794,60 dolar AS, setelah naik 6,7 dolar AS atau 0,37 persen menjadi1.804,90 dolar AS pada Jumat dan melonjak 33,7 dolar AS atau 1,91 persen menjadi 1.798,20 dolar AS pada Kamis.


Anda mendapat risiko pada perdagangan karena ekuitas AS bangkit kembali setelah kerugian kemarin, dan dolar juga pulih bersama dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS, semuanya sedikit menekan emas,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.


Tetapi “orang sedang membeli segala jenis penurunan yang mereka bisa” karena mereka khawatir tentang ketidakpastian termasuk pukulan ekonomi dari COVID-19 dan level 1.800 dolar AS tetap menjadi titik pivot utama untuk emas, Streible menambahkan.
Dolar AS menutup beberapa kerugiannya, sementara sentimen risiko pulih sebagian setelah aksi jual di pasar global.


Namun, logam mulia dapat memperoleh tawaran beli baru pada tahun 2022 jika ekspektasi inflasi tetap tinggi sementara imbal hasil nominal tetap tertekan,” kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity.


Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap lonjakan besar harga konsumen (inflasi), tetapi kenaikan suku bunga dapat mengekang tekanan inflasi sementara juga mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.


Namun, “investor emas masih belum memiliki nyali untuk segala jenis kerugian, sebagaimana dibuktikan oleh kemunduran cepat baru-baru ini pada reli di atas 1.800 dolar AS,” kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA, menambahkan bahwa pihaknya tidak memiliki momentum untuk keluar dari perdagangan kisaran ketat saat ini.


Perdagangan juga tampak kurang bergairah karena investor bersiap untuk liburan Natal akhir pekan. Banyak pasar global, termasuk untuk logam mulia, akan ditutup pada Jumat untuk memperingati perayaan Natal.


Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 23,8 sen atau 1,07 persen, menjadi ditutup pada 22,529 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 1,4 dolar AS atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 927,80 dolar AS per ounce – PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Selasa, 21 Desember 2021

PT Rifan Financindo - Ekonomi Jerman Mungkin Menyusut Kuartal Ini Karena Covid


PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Ekonomi Jerman, terbesar di Eropa, dapat mengalami kontraksi pada kuartal ini karena infeksi virus corona yang bangkit kembali memicu pembatasan baru dan membuat pembeli tetap di rumah, menurut Bundesbank.

Aktivitas di beberapa sektor jasa “terhambat secara signifikan,” kata bank sentral Senin dalam laporan bulanannya. Sementara pukulan terhadap penjualan seharusnya lebih kecil dari tahun lalu karena pembatasan saat ini tidak terlalu ketat dan hanya mencakup periode waktu yang relatif singkat, tekanan terus-menerus pada persediaan menambah ketegangan ekstra.

Kepercayaan bisnis turun untuk bulan keenam di bulan Desember, dengan indikator untuk kondisi saat ini dan ekspektasi keduanya memburuk. Bundesbank pekan lalu menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini dan berikutnya, memperingatkan kemunduran musim dingin.

Ini memperkirakan kenaikan kuat dalam momentum di musim semi dengan pengeluaran swasta meningkat “secara substansial,” dan melihat kemacetan pasokan diselesaikan pada akhir tahun 2022. Pada saat yang sama, ia meningkatkan prospek inflasi dan mendesak Bank Sentral Eropa untuk waspada. risiko terbalik.

Pada hari Senin, Bundesbank mengatakan pihaknya memperkirakan kenaikan harga konsumen tahunan di Jerman akan tetap di atas 4% selama beberapa bulan mendatang, mengutip kenaikan tajam harga gas alam yang kemungkinan akan mencapai konsumen pada awal 2022.

Selain itu, dolar naik di awal perdagangan Eropa Senin, naik mendekati level tertinggi baru-baru ini, karena Federal Reserve menunjuk ke kenaikan suku bunga awal sementara Eropa berjuang dengan kasus Omicron yang melonjak.

Pada 02:55 ET (07:55 GMT), Indeks Dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, naik 0,1% menjadi 96,595, tidak jauh dari puncak bulan lalu di 96,938, tertinggi sejak Juli 2020.

Bank sentral AS mengambil giliran hawkish minggu lalu setelah pertemuan kebijakan dua hari , dengan pembuat kebijakan Fed setuju untuk mempercepat penghapusan program pembelian obligasi, berpotensi juga membawa kenaikan suku bunga pertama periode pasca-pandemi - PT RIFAN FINANCINO

Sumber : inforexnews.com

Senin, 20 Desember 2021

PT Rifan - Harga Emas Naik Setelah Bank Sentral Utama Mengetatkan Kebijakan Moneter

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas naik pada Jumat di Asia setelah bank sentral utama memperketat kebijakan moneternya pada pertemuan masing-masing minggu ini.

Harga emas berjangka naik 0,29% di $1.803,45/oz pukul 11.24 WIB menurut data Investing.com dan akan mencatatkan minggu terbaik sejak pertengahan November. Dolar AS yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, turun tipis 0,05% di 95,965 pada hari Jumat setelah Fed menarik stimulus ekonomi COVID-19.

Bank sentral utama memperketat kebijakan moneter untuk meredam inflasi yang tinggi sambil juga mengawasi dampak varian omicron COVID-19.

Di Asia Pasifik, Bank of Japan menerbitkan keputusan kebijakan sebelumnya, di mana mempertahankan suku bunga tidak berubah sebesar  –0,10%. BOJ mempertahankan nada kebijakan dovishnya tetapi dapat mengurangi pendanaan darurat COVID-19.

Dalam sebuah langkah yang mengejutkan pasar, Bank of England (BOE) menaikkan suku bunga menjadi 0,25% ketika merilis keputusan kebijakannya pada hari Kamis, menjadi bank sentral negara Grup 7 (G7) pertama yang menaikkan suku bunga sejak awal COVID-19.

Sementara itu, European Central Bank mendorong pembelian obligasi bulanan secara reguler selama setengah tahun ketika memutuskan kebijakannya pada hari yang sama dengan BOE.

Fed akan mempercepat program pengurangan asetnya menjadi $30 miliar setiap bulan, kata bank sentral dalam pertemuan keputusan kebijakan pada hari Rabu. Bank sentral ini juga mempertahankan suku bunganya tidak berubah tetapi akan memiliki tiga kenaikan suku bunga seperempat poin pada tahun 2022, tiga pada tahun 2023, dan dua lagi pada tahun 2024.

Mendukung kasus kenaikan suku bunga, data AS pada hari Kamis menunjukkan bahwa jumlah klaim pengangguran awal untuk minggu 6 Desember lebih tinggi dari perkiraan 206.000.

Di logam mulia lainnya, perak dan platinum turun tipis 0,16% lebih, sementara palladium melonjak 0,9% pukul 11.30 WIB - PT RIFAN

Sumber : investing.com

Jumat, 17 Desember 2021

Rifan Financindo Berjangka - The Fed Agresif Mengurangi Pembelian Obligasi Kenaikan Suku Bunga Tiga Kali Tahun 2022

 

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Federal Reserve AS hari Rabu bahwa menyatakan akan membuat langkah kebijakan agresif dalam menanggapi kenaikan inflasi.

Pertama, bank sentral mengatakan akan mempercepat pengurangan pembelian obligasi bulanan. The Fed akan membeli $60 miliar obligasi setiap bulan mulai Januari, setengah dari tingkat sebelum taper November dan $30 miliar lebih rendah daripada yang dibeli pada bulan Desember. The Fed melakukan pengurangan sebesar $15 miliar per bulan pada bulan November, dua kali lipat pada bulan Desember, kemudian akan mempercepat pengurangan lebih lanjut pada tahun 2022.

Setelah itu selesai, pada akhir musim dingin atau awal musim semi, bank sentral memperkirakan untuk mulai menaikkan suku bunga, yang dipertahankan stabil pada pertemuan minggu ini.

Proyeksi yang dirilis Rabu menunjukkan bahwa pejabat Fed melihat sebanyak tiga kenaikan suku bunga terjadi pada 2022, dengan dua di tahun berikutnya dan dua lagi pada 2024.

“Ketidakseimbangan pasokan dan permintaan terkait dengan pandemi dan pembukaan kembali ekonomi terus berkontribusi pada peningkatan tingkat inflasi,” kata pernyataan itu.

Komite dengan tajam menaikkan prospek inflasi untuk tahun 2021, mendorongnya menjadi 5,3% dari 4,2% untuk semua item dan menjadi 4,4% dari 3,7% tidak termasuk makanan dan energi. Untuk 2022, ekspektasi sekarang adalah 2,6% untuk headline dan 2,7% untuk core, keduanya naik dari September.

Pada saat yang sama, proyeksi tingkat pengangguran untuk tahun 2021 turun menjadi 4,3% dari 4,8% pada September.

Pernyataan itu juga mencatat bahwa peningkatan pekerjaan telah solid dalam beberapa bulan terakhir, dan tingkat pengangguran telah menurun secara substansial.

Anggota Komite yang solid condong ke arah kenaikan suku bunga. “Dot Plot” dari ekspektasi tingkat anggota individu menunjukkan bahwa hanya enam dari 18 anggota FOMC yang melihat kurang dari tiga kenaikan tahun depan, dan tidak ada anggota yang melihat tingkat tetap di tempat mereka sekarang, berlabuh mendekati nol.

Pemungutan suara itu datang bahkan ketika pernyataan itu menegaskan kembali bahwa suku bunga pinjaman Fed akan tetap mendekati nol “sampai kondisi pasar tenaga kerja telah mencapai tingkat yang konsisten dengan penilaian Komite tentang pekerjaan maksimum.”

Komite mengurangi perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini, melihat PDB naik 5,5% untuk tahun 2021, dibandingkan dengan 5,9% yang ditunjukkan pada bulan September. Pejabat juga merevisi perkiraan mereka di tahun berikutnya, meningkatkan pertumbuhan 2022 menjadi 4% dari 3,8% dan menurunkan 2023 menjadi 2,2% dari 2,5%.

Pernyataan itu kembali mencatat bahwa perkembangan pandemi Covid, khususnya dengan variannya, menimbulkan risiko terhadap prospek.

Kedua langkah kebijakan tersebut dilakukan sebagai respons terhadap eskalasi inflasi, yang mencapai level tertinggi dalam 39 tahun untuk harga konsumen. Harga grosir di bulan November melonjak 9,6%, rekor tercepat sebagai tanda bahwa tekanan inflasi menjadi lebih mendarah daging dan berbasis luas.

Pejabat Fed telah lama menekankan bahwa inflasi adalah “sementara,” yang didefinisikan Powell sebagai tidak mungkin meninggalkan jejak yang langgeng pada ekonomi. Dia dan para pemimpin bank sentral lainnya, serta Menteri Keuangan Janet Yellen, telah menekankan bahwa harga melonjak karena faktor terkait pandemi seperti permintaan luar biasa yang telah melampaui pasokan tetapi pada akhirnya akan memudar.

Bagi Powell Fed, kebijakan pengetatan sekarang menandai poros dramatis dari kebijakan yang diberlakukan lebih dari setahun yang lalu. Dikenal sebagai “penargetan inflasi rata-rata fleksibel,” yang berarti akan puas dengan inflasi sedikit di atas atau di bawah target 2% yang telah lama dipegang.

Penerapan praktis dari kebijakan tersebut adalah bahwa The Fed bersedia membiarkan inflasi sedikit memanas demi memulihkan sepenuhnya pasar tenaga kerja dari pukulan yang terjadi selama pandemi. Kebijakan baru The Fed mencari pekerjaan yang penuh dan inklusif lintas ras, gender, dan garis ekonomi. Para pejabat sepakat untuk tidak menaikkan suku bunga untuk mengantisipasi peningkatan inflasi, seperti yang telah dilakukan bank sentral di masa lalu.

Namun, ketika narasi “sementara” dipertanyakan dan inflasi mulai terlihat lebih kuat dan lebih tahan lama, The Fed harus memikirkan kembali niatnya dan menggeser persneling.

Taper pembelian aset dimulai pada bulan November, dengan pengurangan
sebesar $10 miliar dalam pembelian Treasury dan $5 miliar dalam sekuritas berbasis hipotek. Itu masih menyisakan pembelian bulan di $70 miliar dan $35 miliar, masing-masing.

Di bawah persyaratan baru dari program yang juga dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif, The Fed akan mempercepat penurunan kepemilikannya sampai tidak lagi menambah portofolionya. Itu akan mengakhiri QE di musim semi dan memungkinkan bank sentral menaikkan suku bunga kapan saja setelahnya. The Fed telah mengatakan kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga dan terus membeli obligasi secara bersamaan, karena kedua langkah tersebut akan bekerja dengan tujuan yang berbeda.

Dari sana, The Fed kapan saja dapat mulai mengurangi neracanya baik dengan menjual sekuritas secara langsung, atau, dalam skenario yang lebih mungkin, mulai membiarkan hasil kepemilikan obligasi saat ini mengalir setiap bulan dengan kecepatan yang terkendali - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews,com

Kamis, 16 Desember 2021

Rifan Financindo - Emas Naik Di Asia Karena Dolar Melemah, Fokus Ke Pertemuan ECB Dan BoE

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas naik tipis di perdagangan Asia pada Kamis pagi, didukung oleh melemahnya dolar, sementara investor mengalihkan fokus mereka dari Federal Reserve AS ke pertemuan bank sentral utama lainnya, terutama Bank Sentral Eropa (ECB) dan bank sentral Inggris (BoE).

Emas berjangka AS menguat 0,9 persen menjadi diperdagangkan di 1.780,20 dolar AS per ounce pada pukul 01.35 GMT. Sementara itu, emas di pasar spot meningkat 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.780,63 dolar AS per ounce.

Indeks dolar yang mengukur terhadap enam mata uang utama lainnya bergerak lebih rendah dari level tertinggi tiga minggu di sesi sebelumnya.

The Fed mengatakan pada Rabu bahwa bank sentral akan mengakhiri pembelian obligasi era pandemi pada Maret dan membuka jalan bagi kenaikan suku bunga tiga perempat poin persentase pada akhir tahun 2022.

Bank Sentral Eropa, bank sentral Inggris, serta bank sentral Swiss (SNB) dan bank sentral Norwegia (Norges Bank) akan mengadakan pertemuan kebijakan pada Kamis waktu setempat.
 

Pejabat ECB akan menunda Program Pembelian Darurat Pandemi bank sentral tetapi investor akan melihat bagaimana Program Pembelian Aset yang berusia enam tahun dapat mengambil alih, meskipun kenaikan suku bunga masih jauh.

Wall Street membalikkan penurunan awal dan naik ke wilayah positif setelah pertemuan Fed.

Logam mulia lainnya di pasar spot, perak diperdagangkan datar di 22,05 dolar AS per ounce. Platinum turun 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 918,01 dolar AS per ounce, dan paladium naik 1,0 persen menjadi diperdagangkan di 1.613,61 dolar AS per ounce - RIFAN FINANCINDO

Sumber : antaranews.com

Rabu, 15 Desember 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Jatuh 16 Dolar, Terseret Ekspektasi Suku Bunga Naik Lebih Awal

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas berbalik merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah lonjakan harga-harga produsen AS memicu ekspektasi untuk kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan menjelang pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve.


Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, jatuh 16 dolar AS atau 0,89 persen, menjadi ditutup pada 1.772,30 dolar AS per ounce. Emas spot juga merosot 0,9 persen menjadi diperdagangkan di 1.771,66 dolar per ounce pada pukul 18.40 GMT.
 

Sehari sebelumnya, Senin emas berjangka terkerek 3,5 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.788,30 dolar AS, setelah terdongkrak 8,1 dolar AS atau 0,46 persen menjadi 1.784,80 dolar AS pada Jumat , dan merosot 8,8 dolar AS atau 0,49 persen menjadi 1.776,70 dolar AS pada Kamis


Harga-harga produsen AS meningkat lebih tinggi dari yang diperkirakan pada November karena kendala pasokan terus berlanjut, mendukung pandangan bahwa inflasi dapat tetap tinggi secara tidak nyaman untuk beberapa waktu.
 

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa bahwa indeks harga produsen AS naik 0,8 persen pada November setelah kenaikan bulanan 0,6 persen pada Oktober, angka bulanan tertinggi dalam empat bulan. Angka tersebut melebihi perkiraan kenaikan rata-rata 0,5 persen oleh para ekonom.

Harga-harga produsen lebih tinggi dari yang diperkirakan, menunjukkan inflasi yang berkelanjutan, dan emas dipandang sebagai lindung nilai inflasi. Namun pada kenyataannya, kami melihat kebalikannya di mana inflasi panas bisa berarti kenaikan suku bunga lebih cepat,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Inilah mengapa inflasi disebut pedang bermata dua.Kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Pelaku pasar akan memantau dengan cermat pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mendatang untuk melihat bagaimana bank sentral bereaksi terhadap inflasi yang meningkat, yang akan menghasilkan kemungkinan pergerakan harga yang lebih besar," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.

The Fed memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari pada Selasa. Diperkirakan akan mengumumkan bahwa mereka menghentikan stimulus pembelian obligasi lebih cepat dari yang dikomunikasikan sebelumnya, berpotensi menyiapkan kenaikan suku bunga lebih awal tahun depan.

Jika The Fed meningkatkan langkah untuk tapering, ini kemungkinan akan menghukum harga emas karena dolar menguat, imbal hasil naik, dan ekspektasi kenaikan suku bunga melonjak," kata analis FXTM Lukman Otunuga dalam sebuah catatan.

Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Jepang juga telah menjadwalkan pertemuan minggu ini.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 40,4 sen atau 1,81 persen, menjadi ditutup pada 21,924 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 13,7 dolar AS atau 1,48 persen, menjadi ditutup pada 910,90 dolar AS per ounce - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

 

Sumber : antaranews.com

Selasa, 14 Desember 2021

PT Rifan Financindo - Harga Emas Naik Pasca Data Inflasi AS & Jelang Rapat Bank Sentral Global

 

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas naik pada hari Senin, investor menunggu keputusan kebijakan utama bank sentral sepanjang minggu dan harga konsumen AS yang tinggi mendorong logam kuning.

Harga emas berjangka naik tipis 0,09% ke $1.786,40/oz pukul 12.47 WIB menurut data Investing.com setelah naik 0,8% pada hari Jumat. Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik dengan emas, juga naik tipis 0,07% ke 96,142 pada hari Senin sebelum dimulainya sekitar 20 pertemuan bank sentral, beberapa kemungkinan akan mendorong pasar sepanjang minggu.

Fed diperkirakan akan mempercepat penurunan aset ketika mengumumkan keputusan kebijakannya pada hari Rabu, yang juga dapat memicu kenaikan suku bunga lebih awal dari perkiraan.

European Central Bank (ECB), Bank of England, dan Bank of Japan juga akan memutuskan kebijakan di minggu ini . ECB dapat menunjukkan jumlah aset yang dibelinya setiap bulan mulai April, menurut pendapat Reuters.

Di sisi data, indeks harga konsumen (IHK) AS hari Jumat tumbuh 6,8% tahun ke tahun dan 0,8% bulan ke bulan di bulan November, sedangkan IHK inti tumbuh 4,9% tahun ke tahun dan 0,5% bulan ke bulan. Ini merupakan kenaikan tahunan terbesar sejak 1982.

Di Asia Pasifik, data Jepang yang dirilis sebelumnya menunjukkan Indeks produsen besar Tankan sebesar 18, dan indeks non-produsen besar Tankan tercatat 9, untuk kuartal IV tahun 2021.

Sementara itu, permintaan emas fisik sehat di pusat-pusat utama Asia pekan lalu, di mana harga domestik turun mundur menjelang akhir tahun. Namun, volatilitas harga menghambat pembeli ritel dan toko perhiasan di India.

Di logam mulia lainnya, perak naik 0,35%, platinum naik 0,91% dan palladium naik 1% - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Senin, 13 Desember 2021

PT Rifan - Dolar Kehilangan Pijakan Setelah Data Inflasi AS

PT RIFAN BANDUNG - Dolar melemah pada hari Jumat setelah harga konsumen AS meningkat kira-kira sesuai dengan ekspektasi pada November karena investor, yang telah bersiap untuk inflasi yang jauh lebih tinggi, bertaruh bahwa angka sebenarnya tidak akan mengubah laju kenaikan suku bunga.

Data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) meningkat karena biaya barang dan jasa naik secara luas di tengah kendala pasokan untuk kenaikan tahunan terbesar sejak 1982.

CPI naik 0,8% bulan lalu setelah melonjak 0,9% pada Oktober sementara dalam 12 bulan hingga November, naik 6,8%, menyusul kenaikan 6,2% pada Oktober. ini dibandingkan dengan perkiraan 0,7% dari ekonom yang disurvei oleh Reuters.

“Saya akan menggolongkan pembacaan CPI tepat pada ekspektasi tetapi pasar Forex telah memposisikan untuk pembacaan yang lebih tinggi,” kata Greg Anderson, kepala strategi valuta asing global di BMO Capital Markets.

“Pasar FX telah sangat menarik dolar AS selama beberapa bulan sehingga dengan angka ini masuk jinak kita hampir keluar dari peristiwa yang dapat mendorong dolar lebih tinggi secara material sebelum akhir tahun,” katanya, mencatat bahwa pertemuan FOMC minggu depan dan Pidato Powell setelah pertemuan kemungkinan merupakan peristiwa katalis dolar terakhir tahun ini.

“Biasanya investor FX mengurangi posisi untuk akhir tahun …tindakan hari ini di mana dolar jatuh di tengah berita netral mungkin merupakan awal dari itu,” kata Anderson.

Terhadap sekeranjang saingannya, dolar masuk ke wilayah negatif setelah berita tersebut dan sementara itu mendapatkan kembali kekuatan yang cukup untuk menjadi positif, dolar masih di bawah level sebelum IHK. indeks terakhir naik 0,04% ke 96.233.

Sterling naik sedikit terhadap dolar setelah sehari sebelum memangkas kenaikan ke perdagangan terakhir turun 0,09% pada $1,3210.Euro turun 0,04% pada $ 1,1289.

Di tempat lain, yuan China jatuh di pasar dalam negeri dan luar negeri setelah People’s Bank of China (PBOC) menaikkan persyaratan cadangan FX untuk kedua kalinya sejak Juni, dan semakin tertekan ketika bank sentral menetapkan titik tengah pita perdagangannya lebih lemah dari yang diharapkan - PT RIFAN

Sumber : inforexnews.com

Jumat, 10 Desember 2021

Rifan Financindo - Emas Turun Di Tengah Naiknya USD Dan Risk-On Sentiment

 

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas berada di bawah tekanan dengan pasar tenaga kerja AS mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Weekly initial jobless claim AS untuk pertama kalinya turun ke kerendahan selama 52 tahun di angka 184.000. Turun dari angka minggu sebelumnya yang direvisi ke 227.000. Angka ini juga lebih baik daripada yang diperkirakan secara signifikan. Perkiraan konsensus dari para ekonom mengatakan jobless claim akan keluar sebesar 218.000.

Pasar emas langsung mengambil data pasar tenaga kerja terbaru ini sementara sedang menghadapi tekanan jual terus menerus.

Selain itu kenaikan di dalam yields obligasi treasury AS pada minggu ini yang mendorong naik dollar AS serta naiknya minat terhadap resiko dari para trader dan investor pada minggu ini merupakan faktor yang negatip bagi emas yang safe-haven.

Emas berjangka kontrak bulan Desember diperdagangkan turun $5.10 ke $1,778.30 per troy ons. Sementara perak Comex bulan Maret turun $0.227 ke $22.215 per ons.

Pasar saham global bervariasi namun kebanyakan menguat dalam perdagangan semalam. Minggu ini telah menjadi minggu yang sangat baik bagi indeks saham AS yang mengalami pergerakan naik terus menerus dan penurunan pada hari Kamis hanyalah suatu bentuk koreksi penurunan yang normal setelah mengalami kenaikan yang kuat.

Support” terdekat menunggu di $1,772 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,762 dan kemudian $1,750

Resistance” terdekat menunggu di $1,788 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,794 dan kemudian $1,800 - RIFAN FINANCINDO

Sumber : vibiznews.com

Rabu, 08 Desember 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Melemah Dengan Berkurangnya Keengganan Terhadap Resiko

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas melemah pada awal perdagangan sesi AS hari Senin. Emas yang safe-haven mengalami tekanan jual dengan sikap para trader dan investor membaik terhadap resiko. Namun kenaikan di harga minyak mentah membatasi penurunan di pasar emas. Emas berjangka kontrak bulan Februari turun $3.30 ke $1,780.50 per troy ons. Sementara perak Comex bulan Maret turun $0.131 ke $22.35 per ons

Pasar saham global bervariasi menuju melemah dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah bervariasi ketika perdagangan sesi New York dimulai. Keengganan terhadap resiko berkurang di pasar global memulai minggu perdagangan yang baru. Laporan awal mengatakan bahwa varian baru Omicron dari coronavirus kelihatannya lebih lemah daripada Delta, meskipun lebih menular.

Minyak mentah WTI Nymex diperdagangkan naik ke sekitar $68.00 per barel. Indeks dollar AS naik sedikit. Sementara yields treasury AS 10 tahun turun ke 1.388%.

Support” terdekat menunggu di $1,775 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,762 dan kemudian $1,750

Resistance” terdekat menunggu di $1,789 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,800 dan kemudian $1,840 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews.com

 

Selasa, 07 Desember 2021

PT Rifan Financindo - Harga Emas Pantau Dampak Omicron


PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG
- Harga emas masih berpotensi menguat karena kasus Covid-19 varian Omicron yang bisa menghambat ekonomi global membuat investor memburu aset aman. Pada perdagangan Selasa pukul 07.53 WIB, harga emas spot naik 0,05 persen menjadi US$1.779,62 per troy ounce. Harga emas Comex kontrak Februari 2022 naik 0,15 persen menuju US$1.782,2 per troy ounce.

Monex Investindo Futures dalam laporannya menyebutkan kemarin harga emas spot berakhir turun US$4,91 ke level US$1.778,31, karena terbebani oleh sentimen menguatnya dolar AS dan membaiknya sentimen permintaan aset berisiko.

Pagi ini, harga emas berpeluang dibeli untuk menguji level resistance US$1.793 karena investor yang terus mengkhawatirkan kasus covid Omicron yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi global," papar Monex dalam publikasi risetnya.

Namun, penurunan harga emas lebih rendah dari level support US$1.777 berpeluang memicu aksi jual terhadap harga emas menguji level support selanjutnya US$1.770. Rentang perdagangan potensial di sesi Asia US$1.770 - US$1.793 - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : bisnis.com

Harga emas masih berpotensi menguat karena kasus Covid-19 varian Omicron yang bisa menghambat ekonomi global membuat investor memburu aset aman. Pada perdagangan Selasa (7/12/2021) pukul 07.53 WIB, harga emas spot naik 0,05 persen menjadi US$1.779,62 per troy ounce. Harga emas Comex kontrak Februari 2022 naik 0,15 persen menuju US$1.782,2 per troy ounce. Monex Investindo Futures dalam laporannya menyebutkan kemarin harga emas spot berakhir turun US$4,91 ke level US$1.778,31, karena terbebani oleh sentimen menguatnya dolar AS dan membaiknya sentimen permintaan aset berisiko.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Harga Emas Hari Ini, Selasa 7 Desember 2021, Pantau Dampak Omicron", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20211207/235/1474640/harga-emas-hari-ini-selasa-7-desember-2021-pantau-dampak-omicron.
Author: Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

Senin, 06 Desember 2021

PT Rifan - Emas Sanggupkah Menembus $1,800?

PT RIFAN BANDUNG  - Harga emas sempat turun ke level terendah dalam setahun di $1,761 pada hari Kamis minggu lalu, namun berhasil pulih kembali ke atas $1,770 dan diperdagangkan disekitar $1,783.00 karena data NFP AS yang muncul sangat mengecewakan dengan penambahan pekerjaan hanya sebanyak 210.000 dibandingkan dengan yang diperkirakan sebanyak 550.000.

Sementara pasar memegang sikap Federal Reserve yang hawkish dan ketakutan akan Omicron, apakah emas bisa mendapatkan daya tarik safe-havennya pada minggu ini? Fokus pasar pada bulan Desember ini adalah pertemuan kebijakan moneter dari Federal Reserve AS.

Setelah melewati minggu yang penuh dengan goncangan terhadap emas dan saham-saham AS, pasar terpukul dengan laporan employment AS bulan November yang muncul bervariasi. Meskipun angka umum mengalami penurunan yang besar, detilnya masih cukup optimistik. Data terakhir menunjukkan bahwa ekonomi AS hanya menambah 210.000 pekerjaan pada bulan lalu dibandingkan dengan yang diperkirakan sebesar 535.000.

Semula angka umum dari NFP AS bulan November menunjukkan penurunan yang besar dibandingkan dengan yang diperkirakan, dan akibatnya harga emas melompat. Namun ketika para analis membaca laporan NFP yang diberikan kepada mereka detil dari laporan cukup positip. Employment terhadap minoritas meningkat dan tingkat partisipan bertambah. Hal ini menunjukkan pemulihan pasar tenaga kerja sedang menuju ke arah yang benar. Secara keseluruhan, laporan ini masih sejalan dengan gol dari the Fed untuk mempercepat tapering.

Minggu ini, laporan inflasi akan menjadi data yang kritikal yang akan menentukan seberapa agresif the Fed akan bertindak.

Kepala Fed Jerome Powell mengatakan kepada Kongres AS pada minggu lalu bahwa bank sentral AS ini sedang mempertimbangkan untuk menyelesaikan tapering beberapa bulan lebih cepat dan menyebutkan inflasi yang problematik yang lebih banyak. Powell juga berhenti untuk memakai frase bahwa inflasi adalah sementara, dengan memberikan catatan bahwa ancaman akan inflasi yang lebih tinggi dan yang persisten semakin meningkat.

Angka inflasi minggu ini bisa membuat the Fed meningkatkan kecepatan tapering sebesar $5 – $10 miliar. Inilah sebabnya banyak trader sedang mengantisipasikan menguatnya dollar AS akan berlangsung lebih lama lagi dan itulah sebabnya harga emas juga mandek di bawah $1,800 per ons.

Harga emas telah naik dan turun karena ketidakpastian yang dibuat oleh the Fed dengan sikapnya yang tiba-tiba menjadi lebih agresif di dalam melakukan tapering. Pasar juga jadi tidak yakin bahwa yang sekarang ini sedang berada pada ekspektasi yang benar. Ada juga pandangan bahwa the Fed salah mengambil keputusan dan komentar Powell untuk mempercepat dalam melakukan tapering bisa jadi sudah menjadi suatu kesalahan. Akibatnya emas berada pada posisi di bawah.

Dari AS, angka inflasi bulan November bisa memperkuat keputusan untuk mempercepat tapering dan membentuk ukuran dari perubahan. The Fed sekarang ini mengurangi pembelian obligasi bulanan sebanyak $15 miliar/bulan. Apakah the Fed akan meningkatkan kecepatan dengan pengurangannya menjadi $20 miliar atau bahkan mungkin $25 miliar? Data dari Consumer Price Index (CPI) bisa membantu the Fed untuk menentukan keputusannya, yang akan mempengaruhi waktu dari kenaikan tingkat bunga.

Diperkirakan akan terjadi penurunan di dalam angka umum dari 6.2% menjadi 5.8% dan di dalam angka inti CPI dari 4.6% menjadi 4.3%.

Angka publikasi lainnya yang perlu mendapatkan perhatian adalah Consumer Sentiment Index dari Universitas Michigan untuk bulan Desember. Setelah tumbang ke 67.4 pada bulan November, diperkirakan akan terjadi pemulihan.

Kasus Omicron kemungkinan akan lebih banyak terjadi di AS, namun yang lebih penting lagi adalah assessment mengenai tingkat resistannya terhadap vaksin dan tingkat kematian yang dapat terjadi. Jika hasil assesement negatip, maka pasar akan terpukul dan dollar AS akan naik dan sebaliknya.

“Support” terdekat menunggu di $1,775 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,761 dan kemudian $1,750

“Resistance” terdekat menunggu di $1,795 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,800 dan kemudian $1,853 - PT RIFAN

Sumber : vibiznews.com

Kamis, 02 Desember 2021

Rifan Financindo - Dolar Pulih di Tengah Kekhawatiran Virus Omicron yang Menekan Pasar

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Dolar AS pulih dari kerugian pada hari Rabu setelah laporan varian virus corona Omicron menyebar dan harga minyak turun, melukai mata uang komoditas.

Indeks dolar terhadap mata uang utama naik 01% di sore di New York setelah jatuh 0,3% di pagi hari. Greenback naik terhadap dolar Kanada, Australia dan Selandia Baru dan terhadap euro dan pound Inggris.

“Apa yang Anda lihat adalah langkah risk-off klasik di pasar FX dan itu berarti dolar mengungguli mata uang komoditas,” kata Erik Bregar, analis valuta asing independen.

Dolar kalah dari mata uang yen Jepang, yang sering dilihat sebagai tempat yang lebih aman, turun 0,3% menjadi 112,805.

Pergeseran tersebut menggarisbawahi kerapuhan nilai tukar mata uang asing dari jam ke jam karena para pedagang mempertimbangkan apa yang mungkin dilakukan varian Omicron terhadap rencana yang diisyaratkan oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Selasa untuk bergerak lebih cepat untuk menaikkan suku bunga AS.

Varian ini menjadi dominan di Afrika Selatan dan telah muncul di Amerika Serikat.

“Kami mendapatkan klaim yang bertentangan tentang varian baru ini, dan komentar Powell benar-benar membuat pasar berputar,” kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex.

“Orang-orang masih cukup gugup,” kata Chandler.

Rebound dolar dimulai ketika laporan dari Institute for Supply Management keluar menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur AS meningkat pada November di tengah permintaan yang kuat untuk barang, menjaga inflasi tetap tinggi karena pabrik terus berjuang dengan kekurangan bahan baku terkait pandemi.

Sebuah laporan sebelumnya tentang penggajian swasta AS menyarankan bahwa Jumat akan membawa “laporan pekerjaan yang solid” ketika pemerintah memposting angka penggajian yang lebih komprehensif, kata Chandler.

Data pekerjaan AS hari Jumat adalah hal besar berikutnya,” katanya. Greenback naik hampir 7% tahun ini. November adalah bulan terkuat sejak Juni. Euro kehilangan 0,2% hari ini menjadi $1,1314 pada 15:21 ET (15:07 GMT).

Pound Inggris, sering dianggap sebagai mata uang risk-on, turun kembali 0,2% terhadap dolar setelah naik 0,4%. Pound sedang berjuang untuk pulih setelah mencapai level terendah dalam hampir satu tahun awal pekan ini di tengah kekhawatiran atas efektivitas vaksin terhadap varian Omicron.

Dolar Australia kehilangan 0,4% menjadi $0,7103 dan dolar Selandia Baru kehilangan 0,3% menjadi $0,6805.

Sebelum kemunduran yang disebabkan oleh munculnya Omicron, pendorong utama nilai tukar adalah ekspektasi dari kecepatan yang berbeda di mana bank sentral akan menaikkan suku bunga.

Dalam cryptocurrency, bitcoin naik kurang dari 1% pada $57.220 pada pukul 15.17 ET (20:17 GMT) - RIFAN FINANCINDO

Sumber : inforexnews.com

Rabu, 01 Desember 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - The Fed Buka Suara Harga Emas Langsung Ambyar

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas tergelincir seusai pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang dianggap cenderung hawkish.

Harga emas ambyar pada perdagangan Selasa atau Rabu Pagi, menghapus keuntungan awal dari reli lebih dari satu persen akibat kekhawatiran atas varian baru virus Corona, Omicron. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange, jatuh USD 8,7 atau 0,49 persen, menjadi ditutup pada USD 1.776,50 per ounce
 
Sehari sebelumnya, Senin, emas berjangka turun USD 2,90 atau 0,16 persen menjadi USD 1.785,20, setelah terdongkrak USD 1,2 atau 0,07 persen menjadi USD 1.785,50 pada Jumat.
Pada awal sesi harga emas melonjak 1,3 persen setelah peringatan dari CEO Moderna bahwa vaksin Covid-19 cenderung kurang efektif terhadap varian baru. Namun, merosot dengan cepat setelah pernyataan yang cenderung hawkish dari Bank Sentral Amerika Serikat. Di hadapan Komite Perbankan Senat AS, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan The Fed kemungkinan akan membahas percepatan pengurangan pembelian obligasi skala besar pada pertemuan berikutnya.

Semua orang mendapat sedikit kejutan karena Powell bergerak lebih dekat ke sisi hawkish," kata analis pasar senior di broker OANDA Edward Moya. Moya menyebut The Fed kemungkinan akan menerapkan kenaikan suku bunga pada laju yang lebih cepat. Emas digunakan untuk lindung nilai terhadap inflasi, tetapi kenaikan suku bunga meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Namun, dalam jangka panjang, emas akan didukung oleh kekhawatiran atas varian virus, kata Moya - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : jpnn.com

Selasa, 30 November 2021

PT Rifan Financindo - Emas Turun Karena Menguatnya USD


PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas sempat menguat pada awal perdagangan sesi AS hari Senin karena permintaan safe-haven dan aksi “short-covering” oleh para trader berjangka. Pasar sudah tidak sepanik seperti hari Jumat namun juga tidak dalam keadaan yang baik. Namun dalam jam perdagangan selanjutnya harga emas berbalik turun sebagian karena menguatnya dollar AS.

Emas berjangka kontrak bulan Desember turun $8.20 ke $1,783.60 per troy ons. Sementara perak Comex bulan Maret naik $0.11 ke $23.25 per ons.

Pasar sudah tidak sepanik seperti pada hari Jumat akan varian baru Omicron, namun tidak berarti membuat sikap para trader dan investor menjadi bersemangat memulai minggu perdagangan yang baru.

Laporan sekarang mengatakan bahwa varian baru Omicron kemungkinan lebih lemah dari sebelumnya, dan bahwa vaksin kemungkinan tetap efektif bekerja meskipun memerlukan penyesuaian. Namun sampai sekarang masih lebih banyak pertanyaan daripada jawaban mengenai varian baru Omicron ini sehingga membuat pasar penuh dengan kehati-hatian paling tidak dalam jangka pendek ini. Hal ini membangkitkan arus pelarian ke dollar AS sebagai matauang safe-haven sehingga membuat dollar AS berbalik menguat dan menekan harga emas turun.

WHO memberikan peringatan pada hari Senin bahwa Omicron bisa melakukan mutasi dalam jumlah tidak pernah terjadi sebelumnya, sebagian bisa berdampak terhadap arah dari pandemik.

“Support” terdekat menunggu di $1,776 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,761 dan kemudian $1,758. “Resistance” terdekat menunggu di $1,801.50 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,816 dan kemudian $1,835 - PT RIFAN FINANCINDO

 Sumber : vibiznews.com

Senin, 29 November 2021

PT Rifan - Bursa Eropa Merosot Tertekan Kekhawatiran Varian Covid-19

PT RIFAN BANDUNG - Bursa Saham Eropa jatuh pada hari Jumat di tengah kekhawatiran atas varian baru Covid-19 yang dilaporkan memiliki banyak mutasi.

Indeks Stoxx 600 Eropa jatuh 2,8%, dengan saham perjalanan dan liburan turun 6,3% untuk memimpin kerugian karena semua sektor dan bursa utama turun tajam ke wilayah negatif.

Terpantau indeks FTSE 100 dan DAX merosot sekitar 3%. Indeks CAC 40 jatuh -3,78%.

Investor Eropa sudah memantau krisis Covid akut di kawasan itu minggu ini di tengah meningkatnya infeksi yang telah mendorong beberapa negara untuk memperkenalkan pembatasan Covid baru.

Italia mengumumkan Rabu malam bahwa mereka akan memperkenalkan langkah-langkah Covid yang lebih ketat dan Jerman telah menghindari penguncian lain, dengan pemerintah yang akan datang dilaporkan ingin menunggu dan melihat apakah aturan paspor Covid yang lebih ketat membantu mengurangi kasus yang meningkat di sana.

Namun semalam, kekhawatiran atas varian baru Covid mulai meningkat, dengan Inggris menangguhkan sementara penerbangan dari enam negara di Afrika selatan. Varian Covid baru memiliki lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakan, menurut para ilmuwan Afrika Selatan, dan WHO mengadakan pertemuan khusus pada hari Jumat untuk membahas apa artinya itu bagi vaksin dan perawatan.

Pasar AS ditutup pada hari Kamis untuk Thanksgiving dan akan ditutup lebih awal pada hari Jumat dalam sesi yang dipersingkat. Futures untuk Dow Jones Industrial Average turun lebih dari 800 poin pada Jumat pagi di tengah kekhawatiran baru terhadap Covid.

Saham di Asia-Pasifik juga terpukul keras pada hari Jumat, dengan indeks Hang Seng Hong Kong dan Nikkei 225 Jepang keduanya turun lebih dari 2,5% untuk memimpin kerugian.

Induk British Airways, IAG, anjlok lebih dari 14% didukung oleh berita varian, memimpin penurunan luas untuk saham perjalanan dan liburan yang juga melihat saham-saham seperti Tui, Rolls-Royce, Airbus dan Karnaval jatuh.

Di puncak Stoxx 600, perusahaan biotek Italia DiaSorin, apotek online Swiss Zur Rose Group dan perusahaan pengujian laboratorium yang berbasis di Luksemburg, Eurofins Scientific, semuanya naik lebih dari 7%.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Eropa akan mencermati sentimen di akhir pekan ini, jika sentimen peningkatan kasus covid-19 di kawasan Eropa dan kekhawatiran varian baru covid-19 meningkat, akan menekan bursa Eropa - PT RIFAN

Sumber : vibiznews.com

Jumat, 26 November 2021

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Terus Naik, Fed Lanjutkan Beri Sinyal Nada Kebijakan Hawkish


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG
- Harga emas naik pada Jumat menuju minggu terburuk dalam lima bulan di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan mempercepat pengurangan aset dan menaikkan suku bunga lebih cepat daripada yang diperkirakan untuk mengendalikan kenaikan inflasi.

Harga emas berjangka naik 0,83% di $1.799,15 pukul 13.37 WIB menurut data Investing.com. Logam kuning ini telah turun merosot lebih dari 2,8% untuk minggu ini dan menuju minggu terburuk sejak 18 Juni 2021.

The Fed kemungkinan akan meningkatkan laju pengurangan pembelian obligasi bulanannya dari Januari 2021 menjadi $30 miliar, dan mengurangi skema pengurangan asetnya pada pertengahan Maret 2022, analis Goldman Sachs (NYSE:GS) mengatakan dalam catatan pada hari Kamis.

Di seberang Atlantik, Bank Sentral Eropa (ECB) merilis risalah dari pertemuan terakhirnya. Bank sentral ini juga mendapat tekanan dari para bankir untuk meminjamkan lebih banyak persediaan obligasi pemerintah Jerman, langkah yang akan mencegah tekanan pasar tetapi membatalkan beberapa upaya stimulus ECB sendiri.

Kasus COVID-19 melonjak di benua itu. Jerman mempertimbangkan untuk memberlakukan kembali penguncian setelah negara tetangga Austria melakukan penguncian penuh awal pekan ini.

Varian B.1.1.529 dari COVID-19 yang baru ditemukan, terdeteksi di Afrika Selatan, juga ada dalam radar Investor dan Hong Kong pun telah mengkonfirmasi adanya dua kasus.

Di tempat lain di Asia Pasifik, indeks harga konsumen inti (IHK) Jepang tumbuh sebesar 0,3% tahun ke tahun, sedangkan IHK Tokyo kecuali Makanan dan Energi tercatat tumbuh stagnan 0% bulan ke bulan, di bulan November.

Di Australia, penjualan ritel tumbuh lebih baik dari perkiraan 4,9% bulan ke bulan di bulan Oktober.

Impor emas bersih China melalui Hong Kong melonjak ke level tertinggi sejak Juni 2018 pada Oktober, dan pembeli menimbun logam safe haven untuk melindungi dari inflasi.

Di logam mulia lainnya, perak naik 0,5% dan platinum turun 1%, sementara palladium naik tipis 0,03% pukul 13.42 WIB - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Kamis, 25 November 2021

Rifan Financindo - Harga Emas Melanjutkan Penguatannya

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas melanjutkan penguatannya pada awal perdagangan hari ini, Kamis. Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex untuk kontrak Februari 2022 terpantau menguat 0,41 persen atau 7,3 poin ke level US$1.794,20 per troy ounce pada pukul 07.54 WIB. Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,12 persen atau 2,21 poin ke level US$1.790,82 per troy ounce.

Emas jatuh di bawah level psikologis US$1.800 awal pekan ini karena pencalonan ulang Ketua Fed Jerome Powell mendukung spekulasi pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat, mendorong dolar dan pada gilirannya membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Pasar emas sedang tertekan oleh kekhawatiran The Fed mungkin mulai meningkatkan tapering atau membawa kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya, kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Investor emas juga tampaknya mengabaikan kemungkinan inflasi moderat, mengingat penurunan harga energi baru-baru ini, kata analis ED&F Man Capital Markets, Edward Meir.

Tekanan kian menumpuk, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan 199.000 klaim pengangguran awal dalam pekan yang berakhir 20 November, level terendah sejak 1969. Departemen Perdagangan AS merevisi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) naik menjadi 2,1 persen pada tingkat tahunan di kuartal ketiga, dibandingkan dengan 2,0 persen yang dilaporkan sebelumnya

Departemen juga melaporkan bahwa pesanan barang tahan lama AS turun 0,5 persen pada Oktober menyusul penurunan 0,4 persen pada September. Defisit perdagangan barang AS menyempit 14,6 persen menjadi 82,9 miliar dolar pada Oktober, menurut perkiraan lanjutan Departemen Perdagangan. Indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi, ukuran inflasi AS yang umum digunakan, naik 0,6 persen pada Oktober, kata Departemen Perdagangan AS. Ini adalah pertumbuhan tercepat sejak November 1990.

Harga emas melanjutkan penguatannya pada awal perdagangan hari ini, Kamis. Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex untuk kontrak Februari 2022 terpantau menguat 0,41 persen atau 7,3 poin ke level US$1.794,20 per troy ounce pada pukul 07.54 WIB. Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,12 persen atau 2,21 poin ke level US$1.790,82 per troy ounce - RIFAN FINANCINDO


Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Pergerakan Harga Emas Hari Ini, Kamis 24 November 2021", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20211125/235/1470191/pergerakan-harga-emas-hari-ini-kamis-24-november-2021.
Author: Aprianto Cahyo Nugroho
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS
Harga emas melanjutkan penguatannya pada awal perdagangan hari ini, Kamis (25/11/2021). Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex untuk kontrak Februari 2022 terpantau menguat 0,41 persen atau 7,3 poin ke level US$1.794,20 per troy ounce pada pukul 07.54 WIB. Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,12 persen atau 2,21 poin ke level US$1.790,82 per troy ounce.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Pergerakan Harga Emas Hari Ini, Kamis 24 November 2021", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20211125/235/1470191/pergerakan-harga-emas-hari-ini-kamis-24-november-2021.
Author: Aprianto Cahyo Nugroho
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS
Harga emas melanjutkan penguatannya pada awal perdagangan hari ini, Kamis (25/11/2021). Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex untuk kontrak Februari 2022 terpantau menguat 0,41 persen atau 7,3 poin ke level US$1.794,20 per troy ounce pada pukul 07.54 WIB. Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,12 persen atau 2,21 poin ke level US$1.790,82 per troy ounce.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Pergerakan Harga Emas Hari Ini, Kamis 24 November 2021", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20211125/235/1470191/pergerakan-harga-emas-hari-ini-kamis-24-november-2021.
Author: Aprianto Cahyo Nugroho
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIRIFAN FINANCINDO

Sumber : bisnix.com

Rabu, 24 November 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Eksekutif AS: Mata Uang Digital Tidak Akan Mempengaruhi Sanksi AS

 


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Mata uang digital bank sentral (CBDC) seperti rubel digital Rusia tidak menimbulkan ancaman terhadap sanksi Amerika Serikat, menurut Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo.

Dalam wawancara CNBC pada hari Rabu, Adeyemo berpendapat bahwa dolar AS “akan tetap menjadi mata uang dominan di dunia” meskipun semakin populernya cryptocurrency.

Adeyemo menunjukkan bahwa aset digital memberikan “peluang dalam banyak cara” bagi ekonomi AS, tetapi juga terkait dengan banyak tantangan seperti pencucian uang. Namun, ada cara untuk memerangi ini untuk mendapatkan keuntungan dari industri yang berkembang. Pejabat itu berkata:

Kami benar-benar berpikir bahwa pada akhirnya bekerja sama dengan negara-negara di seluruh dunia, kami dapat mengatasi risiko ini dengan meminta pencipta aset digital untuk mengikuti aturan seputar Anti Pencucian Uang lebih dekat.

Adeyemo juga menyarankan bahwa mata uang digital oleh bank sentral global tidak terkait dengan risiko apa pun terkait sanksi AS.

“Kami percaya bahwa bahkan jika rubel digital atau mata uang digital lainnya diberlakukan, masih ada ruang bagi sanksi kami untuk berdampak pada ekonomi mereka hanya karena ekonomi global masih saling terhubung,” katanya.

Pejabat itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan di Rusia melakukan banyak bisnis di seluruh dunia, dengan sebagian besar dilakukan dalam dolar AS dengan lembaga keuangan Amerika karena “ekonomi Amerika tetap menjadi ekonomi terbesar di dunia.”

Selama itu terjadi, dan selama kita melakukan investasi yang diperlukan, kita masih akan memiliki kemampuan untuk menggunakan rezim sanksi kita untuk memastikan bahwa kita mencegah hal yang diciptakan untuk dicegah,” pejabat itu mencatat.

Pernyataan Adeyemo datang tak lama setelah sanksi oligarki Rusia Oleg Deripaska meminta pemerintah Rusia untuk mengadopsi Bitcoin (BTC) sebagai alat untuk menghindari sanksi AS dan melemahkan dolar AS.

AS telah menyadari sejak lama bahwa pembayaran digital yang tidak terkontrol mampu tidak hanya meniadakan efektivitas seluruh mekanisme sanksi ekonomi tetapi juga menurunkan dolar secara keseluruhan,” bantahnya bulan lalu.

Pada bulan Oktober, wakil menteri Luar Negeri Rusia juga menegaskan kembali rencana Rusia untuk mengurangi bagian dolar AS dalam cadangan internasional Rusia sebagai bagian dari rencana negara untuk menghindari tantangan yang ditimbulkan oleh sanksi dari pemerintah AS.

AS telah memberlakukan sejumlah sanksi terhadap Rusia dalam beberapa tahun terakhir karena alasan-alasan seperti dugaan meracuni politisi oposisi, campur tangan pemilu, dan serangan siber - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber :inforexnews.com

Selasa, 23 November 2021

PT Rifan Financindo - The Fed Bakal Percepat Tapering, Harga Emas Langsung Meriang


PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia turun ke level terendah satu minggu pada perdagangan akhir pekan lalu, terbebani oleh kenaikan dolar AS setelah Gubernur Federal Reserve Christopher Waller menyerukan tapering pendahuluan untuk menolong memetakan kebijakan moneter yang lebih ketat.

Harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi USD1,848,05 per ounce. Sedangkan emas berjangka AS menetap 0,5 persen lebih rendah pada USD1,851.60.

Indeks dolar naik 0,5 persen terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, Harga emas turun setelah beberapa wacana hawkish Fed tentang percepatan tapering yang mendorong dolar," kata Edward Moya, analis senior di broker OANDA.

"Inflasi dan pembicaraan Fed adalah katalis utama untuk emas dan saat ini para pedagang perlu melihat apa yang terjadi selama beberapa minggu ke depan sebelum memiliki keyakinan kuat untuk menilai apa yang akan dilakukan Fed mengenai suku bunga." Tambahnya.

Waller mengatakan bank sentral AS harus meningkatkan laju pengurangan pembelian obligasi untuk memberikan lebih banyak kelonggaran untuk menaikkan suku bunga dari level mendekati nol.

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena hal ini meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Pasar saham mengalami kemunduran setelah berita bahwa Austria akan memberlakukan kembali penguncian penuh untuk mengatasi gelombang baru infeksi virus corona dan tanda-tanda bahwa Jerman mungkin melakukan hal yang sama.

Analis Saxo Bank, Ole Hansen mengatakan dalam sebuah catatan bahwa penguncian di Eropa telah membantu memberikan logam kuning dorongan baru.

"Data lonjakan inflasi baru-baru ini, terutama sebesar 6,2 persen yang tercatat di AS, kemungkinan akan terus mendukung emas dalam pertahanannya terhadap dolar yang lebih kuat," tambah Hansen.

Harga logam lainnya, perak turun 0,6 persen menjadi USD24,63. Platinum turun 1,8 persen menjadi USD1.028,74. Sementara paladium turun 3,4 persen menjadi USD2.060,24, menuju penurunan mingguan pertama dalam tiga pekan - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : suara.com