Senin, 26 September 2022

PT Rifan - Pergerakan Harga Emas Hari Ini, Berpotensi Sideways Akibat Dolar AS Tinggi

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas dunia berpotensi terus melemah seiring dengan sentimen penguatan dolar AS setelah keputusan The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin. Analis Monex Investindo Futures (MIFX) Faisyal menyebutkan harga emas cenderung turun lantaran outlook menguatnya dolar AS akibat keputusan Federal Reserve AS yang menaikan suku bunga sebesar 75 bps dalam pertemuan mereka di pekan ini serta diproyeksikan suku bunga akan terus di naikan hingga akhir tahun 2023. Analis MIFX Faisyal menambahkan, harga emas juga ditekan oleh optimisnya data ekonomi AS seperti klaim awal tunjangan pengangguran yang menunjukkan sebanyak 213.000 orang yang mengajukan klaim pada pekan lalu, naik tipis dari 208.000 dari pekan sebelumnya, namun di bawah estimasi untuk jumlah klaim sebesar 218.000.

Sementara itu, data neraca berjalan juga menunjukkan defisit yang mengecil di kuartal kedua dengan berkontraksi sebesar 11,1 persen menjadi US$251,1 miliar, ini lebih baik dari perkiraan untuk defisit US$261 miliar.

Pasar juga memantau katalis dari data ekonomi AS seperti Flash Services PMI yang mencapai 49,2, hasilnya lebih tinggi dari ekspektasi di 45,5 dan Flash Manufacturing PMI yang juga dirilis 51,8 atau lebih tinggi dari ekspektasi 51,0. Harga emas turun ke level terendah sejak awal pandemi, lantaran tingginya aksi jual setelah sejumlah Bank Sentral mengukuti jejak Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga demi meredam inflasi.

Mengutip data Bloomberg, harga emas spot tercatat turun 1,67 persen ke US$1.643 per troy ons. Sepanjang tahun berjalan, harganya turun hingga 8,69 persen, dan dalam enam bulan terakhir harganya turun hingga 15,48 persen. Harga emas juga bahkan turun 20 persen dari posisi tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada Maret2022 lalu karena tingginya aksi jual dan mundurnya pelaku pasar dari pasar komoditas hingga saham sejalan dengan penguatan indeks dolar AS yang mencapai rekor.

Pelemahan harga emas masih akan terus bertahan karena pengetatan moneter yang membuat emas jadi lebih mahal. Namun, kekhawatiran akan resesi dan eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina bisa mendukung kenaikan harganya,” kata Gnanasekar Thiagarajan, Direktur Commtrendz Risk Management Services

Senada, Analis senior OANDA Edward Moya mengatakan, kekuatan dolar AS akan membuat emas rentan dalam jangka pendek, terutama melihat ekonomi yang jelas menuju resesi. Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank, Ole Hansen juga mengatakan bahwa emas dan logam semi-investasi lainnya seperti perak dan platinum kemungkinan akan terus berada di bawah tekanan sampai pasar mencapai puncak hawkish - PT RIFAN

Sumber : bisnis.com

Harga emas dunia berpotensi terus melemah seiring dengan sentimen penguatan dolar AS setelah keputusan The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin. Analis Monex Investindo Futures (MIFX) Faisyal menyebutkan harga emas cenderung turun lantaran outlook menguatnya dolar AS akibat keputusan Federal Reserve AS yang menaikan suku bunga sebesar 75 bps dalam pertemuan mereka di pekan ini serta diproyeksikan suku bunga akan terus di naikan hingga akhir tahun 2023. Analis MIFX Faisyal menambahkan, harga emas juga ditekan oleh optimisnya data ekonomi AS seperti klaim awal tunjangan pengangguran yang menunjukkan sebanyak 213.000 orang yang mengajukan klaim pada pekan lalu, naik tipis dari 208.000 dari pekan sebelumnya, namun di bawah estimasi untuk jumlah klaim sebesar 218.000.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Pergerakan Harga Emas Hari Ini, Berpotensi Sideways Akibat Dolar AS Tinggi", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20220926/235/1581171/pergerakan-harga-emas-hari-ini-berpotensi-sideways-akibat-dolar-as-tinggi.
Author: Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

Kamis, 22 September 2022

Rifan Financindo - Harga Emas, Terkejut Agresivitas The Fed

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas acuan global diproyeksikan melemah akibat lonjakan dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis setelah langkah agresif Federal Reserve yang kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin.

Tim riset Monex Investindo Futures mencatat harga emas berakhir naik US$8.97 di level $1673.59 pada Rabu waktu setempat di tengah sentimen permintaan aset safe haven logam mulia dibalik kekhawatiran pasar terhadap memanasnya perang antara Rusia dengan Ukraina. Sentimen ini ditambah lagi dengan kekhawatiran resesi ekonomi AS. 

Namun emas berpeluang dijual hari ini, menguji support di US$1.660 di tengah outlook menguatnya dolar AS pasca kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS

Di sisi lain, jika emas bergerak naik hingga menembus ke level US$1.672, maka emas berpeluang dibeli menargetkan resistance di US$1.674 per troy ounce.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan para pejabat akan menghancurkan inflasi setelah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut dan menandakan kenaikan yang lebih agresif daripada yang dibayangkan investor. Dia mengatakan pesan utamanya adalah bahwa para pejabat sangat bertekad untuk menurunkan inflasi ke sasaran 2 persen The Fed.

Kami akan terus melakukannya sampai pekerjaan selesai,” katanya. Ungkapan itu mengacu pada judul memoar mantan Kepala The Fed, Paul Volcker berjudul Keeping at It. Para pejabat The Fed memperkirakan bahwa tingkat suku bunga akan mencapai 4,4 persen pada akhir tahun ini dan 4,6 persen pada 2023, pergeseran yang lebih hawkish dalam apa yang disebut dot plot daripada yang diharapkan.

Hal itu menyiratkan kenaikan 75 basis poin keempat berturut-turut bisa terjadi untuk pertemuan berikutnya pada November 2022, atau sekitar seminggu sebelum pemilihan paruh waktu AS - RIFAN FINANCINDO

Sumber : bisnis.com

Harga emas acuan global diproyeksikan melemah akibat lonjakan dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (22/9/2022) setelah langkah agresif Federal Reserve yang kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin. Tim riset Monex Investindo Futures mencatat harga emas berakhir naik US$8.97 di level $1673.59 pada Rabu (21/9/2022) waktu setempat di tengah sentimen permintaan aset safe haven logam mulia dibalik kekhawatiran pasar terhadap memanasnya perang antara Rusia dengan Ukraina. Sentimen ini ditambah lagi dengan kekhawatiran resesi ekonomi AS. “Namun emas berpeluang dijual hari ini, menguji support di US$1.660 di tengah outlook menguatnya dolar AS pasca kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Pergerakan Harga Emas Hari Ini, 22 September 2022, Terkejut Agresivitas The Fed", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20220922/235/1580106/pergerakan-harga-emas-hari-ini-22-september-2022-terkejut-agresivitas-the-fed.
Author: Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS
Harga emas acuan global diproyeksikan melemah akibat lonjakan dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (22/9/2022) setelah langkah agresif Federal Reserve yang kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin. Tim riset Monex Investindo Futures mencatat harga emas berakhir naik US$8.97 di level $1673.59 pada Rabu (21/9/2022) waktu setempat di tengah sentimen permintaan aset safe haven logam mulia dibalik kekhawatiran pasar terhadap memanasnya perang antara Rusia dengan Ukraina. Sentimen ini ditambah lagi dengan kekhawatiran resesi ekonomi AS. “Namun emas berpeluang dijual hari ini, menguji support di US$1.660 di tengah outlook menguatnya dolar AS pasca kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Pergerakan Harga Emas Hari Ini, 22 September 2022, Terkejut Agresivitas The Fed", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20220922/235/1580106/pergerakan-harga-emas-hari-ini-22-september-2022-terkejut-agresivitas-the-fed.
Author: Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS
Harga emas acuan global diproyeksikan melemah akibat lonjakan dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (22/9/2022) setelah langkah agresif Federal Reserve yang kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin. Tim riset Monex Investindo Futures mencatat harga emas berakhir naik US$8.97 di level $1673.59 pada Rabu (21/9/2022) waktu setempat di tengah sentimen permintaan aset safe haven logam mulia dibalik kekhawatiran pasar terhadap memanasnya perang antara Rusia dengan Ukraina. Sentimen ini ditambah lagi dengan kekhawatiran resesi ekonomi AS. “Namun emas berpeluang dijual hari ini, menguji support di US$1.660 di tengah outlook menguatnya dolar AS pasca kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Pergerakan Harga Emas Hari Ini, 22 September 2022, Terkejut Agresivitas The Fed", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20220922/235/1580106/pergerakan-harga-emas-hari-ini-22-september-2022-terkejut-agresivitas-the-fed.
Author: Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

Rabu, 21 September 2022

PT Rifan - Harga Emas Jatuh Ke USD1.671/Ounce, Jelang Keputusan The Fed

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun lagi di akhir perdagangan Selasa. Ini menjadi catatan kerugian untuk dua hari berturut-turut tertekan dolar AS yang lebih kuat menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange jatuh USD7,10 atau 0,42% menjadi USD1.671,10 per ounce atau jauh lebih dalam ke pertengahan USD1.600, setelah jatuh untuk kelima kalinya dalam enam hari terakhir. 

Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya untuk ketiga kalinya dalam empat sesi, menjadi katalis utama pelemahan emas, di tengah taruhan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut.

Pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve dimulai Selasa (20/9/2022) dan akan berakhir pada Rabu waktu setempat. Investor menunggu Federal Reserve menaikkan suku bunga dan memperbarui proyeksi ekonominya ketika pertemuan berakhir. 

Menurut dia, volatilitas emas akan tetap meningkat setelah pertemuan FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) karena harga kemungkinan akan memiliki alasan kuat untuk pergerakan menuju USD1.600 atau di atas level USD1.700.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan Selasa (20/9/2022) bahwa perumahan yang mulai dibangun di AS rebound 12,2% ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 1,575 juta unit pada Agustus, memberi tekanan lebih lanjut terhadap logam kuning.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 17,5 sen atau 0,9% menjadi USD19,183 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 4,30 dolar atau 0,47% menjadi ditutup pada USD922,80 per ounce - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : okefinance.com

 

 

Jumat, 16 September 2022

Rifan Financindo Berjangka - Emas Jatuh Di Bawah $1.700, Karena Kegelisahan Fed Berlanjut

 

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas spot diperdagangkan di bawah level support utama pada hari Kamis, memperpanjang penurunan baru-baru ini karena kekhawatiran atas tindakan yang lebih hawkish oleh Federal Reserve terus mengurangi pasar logam.

Spot emas sebagian besar tidak berubah setelah menyelesaikan sesi sebelumnya di sekitar $1.697,42 per ounce, sementara emas berjangka turun 0,1% menjadi $1.707,30 per ounce pada 19:46 ET (23:46 GMT).

Kedua instrumen jatuh pada hari Kamis setelah data inflasi harga produsen AS lebih lanjut mengkonfirmasi bahwa inflasi tetap mendekati level tertinggi 40 tahun di bulan Agustus. Ini kemungkinan akan mendorong kenaikan suku bunga yang lebih tajam oleh The Fed karena bergerak untuk memerangi tekanan harga yang meningkat.

Inflasi harga konsumen AS , metrik yang lebih diawasi, berada di atas ekspektasi untuk Agustus awal pekan ini. Angka tersebut telah menyebabkan kerugian tajam di pasar keuangan pada hari Selasa dan Rabu.

Pedagang sekarang melihat kemungkinan kenaikan suku bunga persentase poin penuh oleh Fed minggu depan, meskipun mereka melihat peluang lebih besar dari kenaikan 75 basis poin.

Emas sekarang diperdagangkan sekitar $15 di atas level terendah untuk tahun ini, karena serangkaian kenaikan suku bunga tajam oleh Federal Reserve mendorong dolar dan melihat investor mencari imbal hasil yang lebih baik dalam greenback dan Treasuries. Logam kuning juga sebagian besar gagal mengimbangi inflasi AS tahun ini.

Tekanan pada harga emas batangan diperkirakan akan berlanjut untuk sisa tahun ini, mengingat para pedagang memperkirakan suku bunga AS akan melewati batas 4% pada akhir 2022.

Sebagian besar logam mulia lainnya telah mengalami penurunan serupa.

Di antara logam industri, tembaga berjangka diredam setelah jatuh selama dua sesi berturut-turut. Seperti emas, harga logam merah terpukul oleh data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan.

Kenaikan suku bunga di seluruh dunia diperkirakan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi, yang negatif untuk tembaga, mengingat perannya dalam pembangunan infrastruktur.

Tetapi logam merah mungkin melihat beberapa kenaikan dalam waktu dekat, karena pasokan mengetat karena pemogokan di Escondida, tambang tembaga terbesar di dunia - RIFAN FINANCINDO

Sumber : inforexnews.com

Kamis, 15 September 2022

Rifan Financindo - Bursa AS Buka Menguat Setelah Catatkan Hari Terburuk Dalam 2 Tahun

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bursa saham AS dibuka naik sehari setelah jatuhnya indeks yang disebabkan oleh laporan inflasi Agustus yang tinggi dari perkiraan.

Pukul 20.46 WIB, Dow Jones Industrial Average naik 123 poin, atau sebesar 0,4%, sedangkan S&P 500 naik 0,5% dan NASDAQ Composite naik 0,5%.

Anjloknya pasar pada hari Selasa - saham teknologi jatuh 5% - adalah yang terburuk sejak Juni 2020. Investor berharap laporan inflasi yang lebih lambat akan mendorong Federal Reserve bertindak kurang agresif pada suku bunga saat mencoba menjinakkan inflasi.

Sekarang, pasar mengharapkan bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75 bps ketika bertemu minggu depan, dan ada sentimen yang meningkat bahwa Fed dapat menaikkan suku bunga 1% penuh.

Pejabat Fed dalam beberapa pekan terakhir mengatakan mereka akan melakukan apa pun untuk menjinakkan inflasi yang masih tinggi, bahkan jika itu berarti penderitaan bagi perekonomian. Meski harga bensin telah turun dari puncaknya pada bulan Juni, harga pangan terus naik dan menekan anggaran rumah tangga.

Ukuran inflasi lainnya, indeks harga produsen, turun 0,1% pada Agustus dari bulan sebelumnya, sesuai dengan ekspektasi.

Saham teknologi mengalami tekanan jual pada hari Selasa dan beberapa saham terus menurun pada hari Rabu. Meta Platforms Inc (NASDAQ:META), induk Facebook, jatuh 1,4% setelah anjlok lebih dari 9% sehari sebelumnya.

Saham Starbucks Corporation (NASDAQ:SBUX) naik 5% sehari setelah menyampaikan bahwa mereka memperkirakan pertumbuhan pendapatan dua digit di kuartal mendatang.

Minyak WTI naik 2% di $89,25 per barel dan minyak Brent naik 2% ke $95,06 per barel. Harga emas berjangka turun 0,1% di $1.715/oz - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com 

Kamis, 08 September 2022

Rifan Financindo - Emas Berbalik Naik 14,90 Dolar, Ditopang Dolar AS Yang Lebih Lemah

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas meningkat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), berbalik menguat dari kerugian sesi sebelumnya karena dolar AS yang lebih lemah membuat logam kuning dalam denominasi greenback lebih menarik bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.


Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat 14,9 dolar AS atau 0,87 persen menjadi ditutup pada 1.727,80 dolar AS per ounce, setelah menyentuh posisi terendah sesi di 1.701,70 dolar AS per ounce


Emas berjangka jatuh 9,70 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.712,90 dolar AS pada Selasa , setelah melonjak 13,30 dolar AS atau 0,78 persen menjadi 1,722,60 dolar AS pada Jumat, dan terpangkas 16,90 dolar AS atau 0,98 persen menjadi 1.709,30 dolar AS pada Kamis
Bursa Comex tutup pada Senin untuk libur Hari Buruh AS.


Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global menyusul kenaikan suku bunga agresif oleh bank-bank sentral utama juga mendukung emas.


Berbicara pada acara virtual yang diadakan oleh Market News International, Presiden Bank Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester mengatakan pada Rabu bahwa dia berpikir bank sentral AS perlu mendapatkan suku bunga di atas 4,0 persen pada awal 2023 dan membiarkannya di sana selama beberapa waktu untuk mendinginkan inflasi terpanas di hampir 40 tahun.
Dia tidak memperkirakan ekonomi Amerika Serikat jatuh ke dalam resesi, meskipun risiko yang terjadi meningkat.


Investor sekarang memperkirakan kesempatan 72 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan September.


Emas telah turun tajam dari tertinggi 2022 karena The Fed mulai menaikkan suku bunga tahun ini. Harga emas tidak banyak diuntungkan dari meningkatnya permintaan safe-haven dalam menghadapi potensi perlambatan ekonomi global.


Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 35,2 sen atau 1,97 persen, menjadi ditutup pada 18,26 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 13,3 dolar AS atau 1,59 persen, menjadi ditutup pada 847,2 dolar AS per ounce - RIFAN FINANCINDO

Sumber : antaranews.com

Rabu, 07 September 2022

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Jatuh 9,70 Dolar Tertekan Oleh Dolar AS Yang Lebih Kuat

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), berbalik melemah dari kenaikan tajam sesi sebelumnya karena dolar AS yang lebih kuat membuat logam kuning kurang menarik bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh 9,70 dolar AS atau 0,56 persen, menjadi ditutup pada 1.712,90 dolar AS per ounce. Bursa Comex tutup pada Senin untuk libur Hari Buruh AS.

Emas berjangka melonjak 13,30 dolar AS atau 0,78 persen menjadi 1,722,60 dolar AS pada Jumat, setelah terpangkas 16,90 dolar AS atau 0,98 persen menjadi 1.709,30 dolar AS pada Kamis, dan tergelincir 10,1 dolar AS atau 0,58 persen menjadi 1.726,20 dolar AS pada Rabu

Reli indeks dolar tampak berlanjut pada Selasa ketika para pedagang menunggu rincian lebih lanjut tentang jalur kebijakan moneter AS dan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve membuat dolar didukung di sekitar tertinggi 20 tahun.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,35 persen menjadi 110,2140.

Dikutip dari Xinhua, kenaikan suku bunga telah sangat membebani harga emas tahun ini, karena para pedagang mencari hasil yang lebih baik dari dolar dan obligasi pemerintah. The Fed juga secara luas diperkirakan akan mempertahankan laju kenaikan suku bunga bulan ini.

Pasar juga menunggu keputusan suku bunga dari bank sentral Kanada dan Bank Sentral Eropa.

Sementara itu, data ekonomi yang dirilis Selasa tampak beragam. Institute for Supply Management (ISM) melaporkan indeks manajer pembelian (PMI) jasa-jasa AS tercatat di 56,9 persen pada Agustus, naik 0,2 poin persentase dari 56,7 persen pada Juli.<
PMI jasa-jasa AS dari Global S&amp;P turun menjadi 43,7 pada Agustus dari 47,3 pada Juli, di bawah pembacaan awal 44,1 dan level terendah sejak Mei 2020.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 2,7 sen atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 17,908 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 15,6 dolar AS atau 1,91 persen, menjadi ditutup pada 833,90 dolar AS per ounce - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : antara.com

Senin, 05 September 2022

PT Rifan - Harga Emas Turun Ditekan Penguatan Dolar & Kekhawatiran Fed

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas turun tipis pada hari Senin, memperpanjang penurunan besar dari minggu lalu serta penguatan dolar dan meningkatnya ketidakpastian atas kebijakan moneter AS yang hawkish membebani minat atas logam kuning.

Harga emas spot turun 0,2% di $1.710/oz dan harga emas berjangka turun hampir 0,1% di $1.721/oz pukul 09.15 WIB. Kedua instrumen turun pekan lalu di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga dengan cepat dalam waktu dekat.

Harga emas mengalami tekanan baru pada hari Senin karena naiknya greenback ke level tertinggi baru 20 tahun, sementara imbal hasil Treasury juga naik. Data pada hari Jumat menunjukkan bahwa nonfarm payrolls AS tumbuh lebih baik dari perkiraan pada bulan Agustus, memberi Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan kenaikan suku bunga besar.

Saat pertumbuhan upah AS melandai dan pengangguran meningkat, trader memperkirakan peluang sebanyak 57% dari kenaikan 75 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya, karena pertimbangan cukup ketatnya pasar tenaga kerja.

Harga emas telah turun signifikan dari level tertinggi yang dicapai tahun ini, saat The Fed mulai menaikkan suku bunga dan mendorong imbal hasil.

The Fed tengah mencari cara untuk memerangi inflasi yang mencapai level tertinggi 40 tahun akibat kenaikan harga makanan dan bahan bakar. Beberapa anggota bank sentral baru-baru ini mengindikasikan bahwa suku bunga kemungkinan akan terus meningkat hingga inflasi secara substansial mendekati target bank sebesar 2%.

Prospek suku bunga yang lebih besar juga membuat dolar sebagian besar menyalip emas sebagai tempat berlindung yang aman. Hal tersebut melihat keuntungan logam kuning sedikit dari eskalasi ketegangan geopolitik baru ini antara China dan Taiwan.

Logam mulia lainnya juga turun pada hari Senin. Perak turun 0,1%, dan Platinum turun 0,6%.

Di antara logam industri, harga tembaga membalikkan kerugian awal dan diperdagangkan datar setelah data aktivitas sektor jasa China rilis lebih baik dari perkiraan.

Tembaga naik 0,1% di $3,3988.

Data Caixin menunjukkan bahwa pemulihan di sektor jasa China bertahan hingga Agustus, dan mengindikasikan bahwa beberapa aspek ekonomi tetap kuat meskipun ada perlambatan dalam aktivitas manufaktur.

China adalah negara importir tembaga terbesar di dunia. Perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara itu telah sangat menekan harga tembaga sepanjang tahun ini - PT RIFAN

Sumber : investing.com

Jumat, 02 September 2022

Rifan Financindo Berjangka - Dolar Sentuh Tertinggi 20 Tahun Karena Data Fed yang Agresif

 

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Indeks dolar melonjak ke level tertinggi 20 tahun pada hari Kamis, dan mencapai puncak 24 tahun terhadap yen Jepang yang sensitif terhadap suku bunga, setelah data AS menunjukkan ekonomi yang tangguh, memberi Federal Reserve lebih banyak ruang untuk agresif. menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi.

Mata uang AS menguat setelah laporan pemerintah menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih lanjut minggu lalu, konsisten dengan permintaan yang kuat untuk pekerja dan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat.

Laporan tersebut juga menunjukkan lebih sedikit PHK pada bulan Agustus, meskipun ada kenaikan suku bunga yang besar dan kuat dari Fed untuk melawan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade, yang telah meningkatkan risiko resesi.

Data dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan manufaktur AS tumbuh stabil pada Agustus karena lapangan kerja dan pesanan baru rebound, sementara pelonggaran lebih lanjut dalam tekanan harga memperkuat pandangan bahwa inflasi kemungkinan telah mencapai puncaknya.

“Tidak mengherankan bahwa dolar mencapai rekor tertinggi baru pada arus safe-haven dari pelemahan ekonomi global dan karena ekonomi AS yang tangguh membuka jalan bagi The Fed untuk tetap agresif,” kata Edward Moya, kepala analis pasar di Oanda. .

“King dolar telah terbangun dari tidur siang dan itu bisa menyebabkan lebih banyak rasa sakit bagi mata uang Eropa,” katanya.

Indeks dolar AS , yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang, naik 0,671% pada 109,59, pada 19:10 GMT, setelah sebelumnya menyentuh 109,99, tertinggi sejak Juni 2002.

Ekspektasi untuk kenaikan suku bunga AS 75 basis poin ketiga berturut-turut pada pertemuan Fed 20-21 September meningkat didukung data ekonomi yang solid, dengan dana Fed berjangka terakhir menunjuk ke sekitar 77,1% peluang kenaikan tersebut.

Ini membantu mendorong imbal hasil pada benchmark Treasury AS 10-tahun ke level tertinggi lebih dari dua bulan di 3,297.

Perhatian pasar sekarang akan beralih ke laporan nonfarm payrolls AS Agustus, yang akan dirilis pada hari Jumat, yang akan menjadi salah satu poin data utama yang memandu anggota Fed ketika mereka bertemu akhir bulan ini.

Pembacaan yang kuat dapat membantu dolar safe-haven menarik lebih banyak permintaan.

“Bahkan setelah mencapai rekor baru, kekuatan USD memiliki ruang lingkup untuk memperpanjang sedikit lebih jauh, didorong oleh perlambatan global dan krisis energi Eropa pada khususnya,” kata analis di Generali Insurance Asset Management.

Euro turun 0,99%, jatuh kembali di bawah paritas terhadap dolar menjadi $0,9953, sementara pound Inggris mencapai level terendah baru 2-1/2 tahun di $1,1501 dan terakhir turun sekitar 0,69%.

Aktivitas manufaktur di seluruh zona euro menyusut untuk bulan kedua pada Agustus, menurut sebuah survei, dan sementara biaya energi Eropa telah sedikit melunak minggu ini, mereka tetap pada tingkat yang sangat tinggi.

Yen Jepang merosot ke level 140,23 yen per dolar, terendah sejak 1998. Dolar terakhir naik 0,81% pada 140,095 yen - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : inforexnews.com

Kamis, 01 September 2022

Rifan Financindo - Emas Jatuh 10 Dolar Terseret Prospek Kenaikan Suku Bunga Lebih Lanjut

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas kembali merosot pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang penurunan untuk hari keempat berturut-turut, di tengah prospek kenaikan suku bunga agresif lebih lanjut oleh Federal Reserve AS dan bank-bank sentral utama lainnya.


Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 10,1 dolar AS atau 0,58 persen, menjadi ditutup pada 1.726,20 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level terendah sesi di 1.720,60 dolar AS per ounce.


Emas turun 3,1 persen pada Agustus serta membukukan kerugian bulan kelima berturut-turut
Emas berjangka jatuh 13,4 dolar AS atau 0,77 persen menjadi 1.736,30 dolar AS pada Selasa, setelah turun tipis 0,10 dolar AS atau 0,01 persen menjadi 1.749,70 dolar AS pada Senin, dan anjlok 21,60 dolar AS atau 1,22 persen menjadi 1.749,80 dolar AS pada Jumat


Dalam pidatonya di Kamar Dagang Dayton, Ohio, Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester mengatakan terlalu dini untuk mengatakan bahwa inflasi telah mencapai puncaknya, dan suku bunga AS perlu naik sedikit di atas 4,0 persen pada awal tahun depan. Dia tidak mengantisipasi penurunan suku bunga pada 2023.


Data ekonomi yang dirilis Rabu beragam. Indeks Manajer Pembelian (PMI) Chicago terbaru, atau Barometer Bisnis Chicago, naik tipis menjadi 52,2 pada Agustus dari 52,1 pada Juli, yang masih dalam wilayah ekspansi.


Automated Data Processing Inc. melaporkan bahwa pekerjaan swasta AS naik 132.000 pekerjaan pada Agustus setelah meningkat 268.000 pada Juli.


Emas telah mengalami penurunan yang berkepanjangan tahun ini karena serangkaian kenaikan suku bunga tajam oleh The Fed mendorong dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Logam kuning terpukul sangat keras pekan lalu setelah Ketua Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa bank sentral tidak berniat memperlambat siklus pengetatannya.


Pasar sekarang fokus pada data penggajian non pertanian (NFP) AS yang akan dirilis pada Jumat. Pembacaan yang kuat kemungkinan akan mempengaruhi The Fed menuju pengetatan kebijakan yang lebih agresif.


Investor sekarang memperkirakan hampir 70 persen kemungkinan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada September.


Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 40,5 sen atau 2,21 persen, menjadi ditutup pada 17,882 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 5,1 dolar AS atau 0,61 persen menjadi ditutup pada 827 dolar AS per ounce - RIFAN FINANCINDO

Sumber : suara.com