PT RIFAN BANDUNG
- Harga emas dunia berpotensi terus melemah seiring dengan sentimen
penguatan dolar AS setelah keputusan The Fed menaikkan suku bunga
sebesar 75 basis poin. Analis Monex Investindo Futures (MIFX) Faisyal
menyebutkan harga emas cenderung turun lantaran outlook menguatnya dolar
AS akibat keputusan Federal Reserve AS yang menaikan suku bunga sebesar
75 bps dalam pertemuan mereka di pekan ini serta diproyeksikan suku
bunga akan terus di naikan hingga akhir tahun 2023. Analis MIFX Faisyal
menambahkan, harga emas juga ditekan oleh optimisnya data ekonomi AS
seperti klaim awal tunjangan pengangguran yang menunjukkan sebanyak
213.000 orang yang mengajukan klaim pada pekan lalu, naik tipis dari
208.000 dari pekan sebelumnya, namun di bawah estimasi untuk jumlah
klaim sebesar 218.000.
Sementara itu, data neraca berjalan juga
menunjukkan defisit yang mengecil di kuartal kedua dengan berkontraksi
sebesar 11,1 persen menjadi US$251,1 miliar, ini lebih baik dari
perkiraan untuk defisit US$261 miliar.
Pasar juga memantau
katalis dari data ekonomi AS seperti Flash Services PMI yang mencapai
49,2, hasilnya lebih tinggi dari ekspektasi di 45,5 dan Flash
Manufacturing PMI yang juga dirilis 51,8 atau lebih tinggi dari
ekspektasi 51,0. Harga emas turun ke level terendah sejak awal pandemi,
lantaran tingginya aksi jual setelah sejumlah Bank Sentral mengukuti
jejak Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga demi meredam
inflasi.
Mengutip data Bloomberg, harga emas spot tercatat turun 1,67 persen ke US$1.643 per troy ons. Sepanjang tahun berjalan, harganya turun hingga 8,69 persen, dan dalam enam bulan terakhir harganya turun hingga 15,48 persen. Harga emas juga bahkan turun 20 persen dari posisi tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada Maret2022 lalu karena tingginya aksi jual dan mundurnya pelaku pasar dari pasar komoditas hingga saham sejalan dengan penguatan indeks dolar AS yang mencapai rekor.
Pelemahan
harga emas masih akan terus bertahan karena pengetatan moneter yang
membuat emas jadi lebih mahal. Namun, kekhawatiran akan resesi dan
eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina bisa mendukung kenaikan
harganya,” kata Gnanasekar Thiagarajan, Direktur Commtrendz Risk
Management Services
Senada, Analis senior OANDA Edward Moya
mengatakan, kekuatan dolar AS akan membuat emas rentan dalam jangka
pendek, terutama melihat ekonomi yang jelas menuju resesi. Kepala
Strategi Komoditas Saxo Bank, Ole Hansen juga mengatakan bahwa emas dan
logam semi-investasi lainnya seperti perak dan platinum kemungkinan akan
terus berada di bawah tekanan sampai pasar mencapai puncak hawkish - PT RIFAN
Sumber : bisnis.com
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Pergerakan Harga Emas Hari Ini, Berpotensi Sideways Akibat Dolar AS Tinggi", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20220926/235/1581171/pergerakan-harga-emas-hari-ini-berpotensi-sideways-akibat-dolar-as-tinggi.
Author: Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS