Jumat, 29 Oktober 2021

Rifan Financindo Berjangka - Jelang Tiga Momen Besar, Emas Diprediksi 'Mengudara'

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Deepavali, Tappering Off, dan Window Dressing disebut-sebut sebagai tiga momen yang paling ditunggu para investor locogold di pengujung tahun ini. Itu karena, harga emas diprediksi bakal melonjak tajam pada tiga momen tersebut

Deepavali yang jatuh pada tanggal 4 November tahun 2021 diramalkan akan menggerek harga emas menuju ke level 1.800 dollar Amerika Serikat/toz. Hal ini mengingat permintaan emas yang tetap tinggi menjelang hari raya cahaya meski dalam situasi pandemi. 

"Kemudian isu tappering off yang sebelumnya digadang-gadang terjadi pada September lalu namun diundur dengan melihat progress maximum lapangan kerja dan data inflasi Amerika sampai pertengahan tahun depan sempat membuat emas ambrolsampai ke level 1.721 dollar AS/toz," kata Pemimpin Cabang Rifan Financindo Berjangka–DBS Tower Lisa Usfie, di Jakarta, Kamis (28/10).

Lisa mengatakan, tekanan turun kembali terjadi menjelang FOMC meeting 2-3 November 2021 dimulai pada tanggal 25 oktober dengan previous harga 1.813 dollar AS/toz yang tidak dibreak dan diprediksikan koreksi sampai ke level support kisaran 1.700 dollar AS/toz - 1.740 dollar ASZ/toz untuk melesat kembali rebound sampai akhir November 2021 ke level 1.830 dollar AS/toz - 1.860 dollar AS /toz.

Aroma kenaikkan harga emas telah dimulai sejak pekan kedua Oktober tahun ini. Dari level harga 1.700 dollar AS /toz, kini emas terus menyundul ke level 1.800 dollar AS/toz," kata dia.

Pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang terkoreksi terhadap enam mata uang lain hingga 0,3% lebih dalam beberapa minggu terakhir menjadi salah satu penyebab pula," kata dia.

Lisa memprediksi, hingga akhir tahun, harga emas diperkirakan akan menutup di atas level 1.810dollar AS/toz. "Yang jelas, di setiap menjelang akhir tahun emas berjangka hampir dipastikan memiliki peluang keuntungan yang tinggi. Tahapannya dimulai dari menjelang perayaan diwali, para investor bisa mengambil posisi buy karena harga emas biasanya akan menguat," kata dia.

Ia menjelaskan, kemudian setelah Deepavali, menuju window dressing, emas akan terdorong turun dengan menghijaunya harga saham di pasar keuangan, maka, masih kata lisa, para investor disarankan untuk tetap mengambil posisi jual dan menahan posisi hingga pergantian akhir tahun.

Emas akan kembali 'mengudara' seiring adanya January Effect di awal tahun dan perayaan Imlek," kata Lisa memprediksi - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : republika.com

 

Kamis, 28 Oktober 2021

Rifan Financindo - Emas Terdongkrak 5,4 Dolar Karena Imbal Hasil AS Dan "Greenback" Jatuh

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) setelah bergerak fluktuatif sepanjang sesi, didukung oleh penurunan imbal hasil obligasi AS dan dolar yang lebih lemah, namun selera risiko yang kuat di pasar ekuitas menahan kenaikan emas lebih lanjut.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 5,4 dolar AS atau 0,3 persen, menjadi ditutup pada 1.798,80 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (26/10/2021), emas berjangka merosot 13,4 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1,793,40 dolar AS

Emas berjangka bertambah 10,5 dolar AS atau 0,58 persen menjadi 1.806,80 dolar AS pada Senin, setelah melonjak 14,4 dolar AS atau 0,81 persen menjadi 1.796,30 dolar AS pada Jumat, dan melemah 3 dolar AS atau 0,17 persen menjadi 1,781,90 dolar AS pada Kamis #


"Kami berada dalam periode konsolidasi untuk emas, tapi saya pikir pada akhirnya pengetatan kebijakan dan kekhawatiran inflasi akan positif untuk logam emas," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

Laporan keuangan perusahaan-perusahaan cukup mengesankan, dan itu mengejutkan banyak orang... Saham teknologi AS adalah tempat favorit bagi banyak investor, yang mengurangi permintaan akan tempat berlindung yang aman saat ini.


Selera terhadap aset-aset berisiko tetap kuat setelah laporan keuangan kuartalan yang kuat dari pemilik Google, Alphabet Inc dan Microsoft Corp mengangkat Nasdaq.


Membantu emas, indeks dolar turun 0,2 persen terhadap para pesaingnya. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan tergelincir di bawah 1,6 persen ke level terendah hampir dua minggu, mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.


Investor sekarang menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis dan pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS pada 3 November untuk petunjuk lebih lanjut tentang jadwal waktu pengurangan pembelian aset.


ECB diperkirakan akan mempertahankan kebijakannya tidak berubah dan membiarkan keputusan tentang program pembelian obligasi darurat pandemi hingga Desember

Sementara emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, pengurangan stimulus ekonomi dan suku bunga yang lebih tinggi mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas.


Meningkatnya permintaan emas fisik China juga mendukung emas, menurut MarketWatch, sebuah situs web yang menyediakan informasi keuangan, berita bisnis, analisis, dan data pasar saham.


Emas mendapat dukungan tambahan ketika Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu  bahwa pesanan barang tahan lama AS turun 0,4 persen menjadi 261,3 miliar dolar AS yang disesuaikan secara musiman pada September dibandingkan dengan Agustus.


Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 10,3 sen atau 0,43 persen, menjadi ditutup pada 24,191 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 13,6 dolar AS atau 1,32 persen, menjadi ditutup pada 1.019,3 dolar AS per ounce - RIFAN FINANCINDO

Sumber : antaramews.com

Rabu, 27 Oktober 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Naik Karena Kekuatiran Akan Inflasi

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik pada awal perdagangan sesi AS hari Senin, didukung oleh meningkatnya kekuatiran mengenai inflasi yang problematik. Makin banyak ekonom dan pengamat pasar yang sudah veteran mengatakan bahwa naiknya inflasi global  lebih daripada sesuatu yang sementara.

Emas berjangka kontrak bulan Desember naik $11.50 ke $1,807.70 per troy ons. Sementara perak Comex bulan Desember naik $0.011 ke $24.465 per ons.

Pasar saham global bervariasi dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah naik sedikit pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Minggu ini adalah minggu berikutnya bagi perusahaan – perusahaan AS untuk melaporkan penghasilan perusahaannya yang umumnya sangat positip dan membantu mendorong naik indeks saham AS lebi tinggi dari kerendahan di awal bulan Oktober.

Untuk sekarang ini kelihatannya laporan penghasilan yang luarbiasa bagusnya mengatasi kekuatiran mengenai stagflasi yang berarti naiknya harga-harga ditengah pertumbuhan ekonomi yang stagnan. Media mainstream baru-baru ini menyoroti bottleneck di dalam shipping, khususnya pantai Barat AS.

“Support” terdekat menunggu di $1,793 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,783 dan kemudian $1,767. “Resistance” terdekat menunggu di $1,815 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,835 dan kemudian $1,850 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews.com

Selasa, 26 Oktober 2021

PT Rifan Financindo - Inflasi Global Bergejolak, Harga Emas Potensi Naik hingga USD 1.830 per Ounce

 



PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Ancaman inflasi yang meningkat jadi faktor paling berpengaruh untuk pasar emas. Sejumlah analis meramal, harga emas berpotensi bisa melesat hingga kisaran USD 1.830 per ounce.

Harga emas didorong ke level tertinggi selama enam pekan. Itu karena meningkatnya tekanan inflasi yang telah mendorong tingkat impas (breakeven rate) dalam obligasi 5 tahun ke level tertinggi dalam satu dekade.

Inflasi merupakan masalah global yang terus berkembang saat ini. Data Kanada pada pekan lalu menunjukkan, harga konsumen naik ke level tertinggi dalam 13 tahun pada bulan lalu.

Sementara di Inggris, tekanan inflasi tetap tinggi dan di atas target Bank of England selama dua bulan berturut-turut.

Namun, emas kehilangan pengaruh kuatnya saat harga jualnya jatuh USD 30 dalam hitungan menit pasca Ketua The Federal Reserve Jerome Powell yang beritikad mengurangi ancaman inflasi.

Mengutip dari laman kitco.com, Senin, Powell menegaskan pandangannya bahwa bank sentral AS berada di jalur yang tepat untuk mengurangi pembelian obligasi bulanan sebelum akhir 2021. Dia menambahkan, pembelian obligasi bulanan diharapkan akan berakhir pada pertengahan 2022.

Namun, tidak semua analis yakin bahwa Powell dan The Fed akan mampu mengatasi ekspektasi inflasi yang meningkat.

Daniel Pavilonis, broker komoditas senior di RJO Futures, mengatakan bahwa kenaikan imbal hasil dapat menunjukkan ekspektasi inflasi menjadi tidak terkendali. Dengan aktivitas ekonomi yang mulai melambat, The Fed akan memiliki perangkat yang terbatas.

Saya tidak berpikir The Federal Reserve memiliki kemampuan untuk membawa inflasi kembali terkendali. Kami melihat risiko stagflasi terus tumbuh dan itu akan baik untuk emas dan semua komoditas. Emas akan baik-baik saja, seperti investor melihatnya sebagai aset waktu," tuturnya - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : liputan6.com

Senin, 25 Oktober 2021

PT Rifan - Tinjauan Mingguan Kalender Emas Depan


PT RIFAN BANDUNG - Pembeli emas melihat kenaikan minggu kedua berturut-turut tetapi tidak sebelum naik rollercoaster pada hari Jumat yang membawa mereka ke euforia level $1.800, kemudian terjun dan akhirnya ditutup positif.

Kontrak teraktif emas berjangka AS, Desember, bertahan di $1.796,30 per ounce di Comex New York, naik $14,40, atau 0,8%. Di awal sesi, emas Desember melonjak hingga $1.815.50, hanya untuk kedua kalinya dalam seminggu yang telah melewati level $1.800.

Untuk minggu lalu, patokan kontrak berjangka emas berakhir naik 1,6% dan memperpanjang kenaikan minggu sebelumnya sebesar 0,6%.

Pergerakan emas pada hari Jumat dipicu oleh Ketua Fed Powell, yang selama penampilan virtual di acara Bank of International Settlements, mengkonfirmasi rencana bank sentral untuk mulai mengurangi stimulus bulanannya sebesar $120 miliar antara November dan Desember, sambil tetap memberikan batas waktu untuk kenaikan suku bunga.

Pasar telah gelisah selama berbulan-bulan ketika stimulus akan dimulai. Dengan diketahuinya, spekulasi telah beralih ke suku bunga.

Emas bukan satu-satunya pasar yang terombang-ambing di sesi Jumat: S&P 500 naik dari rekor tertinggi menjadi negatif pada tengah hari setempat.

Itu juga salah satu hari yang aneh ketika trifecta emas, dollar dan imbal hasil obligasi jatuh, menunjukkan bahwa investor pada dasarnya tidak tahu apa yang harus dilakukan.

"Pengambilan kunci dari Powell adalah bahwa The Fed berada di jalur untuk mulai mengurangi aset dan itu harus dilakukan pada pertengahan 2022, inflasi sementara mungkin berlangsung sedikit lebih lama dari yang diharapkan, dan ekspektasi kenaikan suku bunga harus ditulis dengan pensil," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA.

Emas masih berakhir di posisi positif dan naik lebih dari 1,5% pada minggu lalu yang masih merupakan kesaksian dari kekuatan yang melekat setelah berminggu-minggu terperangkap di pertengahan ke level $1.700 yang lebih rendah, kata Moya.

Wall Street tahu bahwa imbal hasil riil negatif akan tetap baik hingga tahun depan dan emas akan menegaskan kembali dirinya sebagai lindung nilai inflasi," tambahnya - PT RIFAN

Sumber : investing.com





Jumat, 22 Oktober 2021

Rifan Financindo Berjangka - Setelah Cetak Rekor, Harga Bitcoin Mulai Goyang

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga mayoritas mata uang kripto (cryptocurrency) berkapitalisasi pasar terbesar bergerak melemah pada perdagangan Jumat pagi waktu Indonesia, setelah sehari sebelumnya sempat menguat.

Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:00 WIB, dari kedelapan kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) non-stablecoin, hanya koin digital solana yang masih mampu menguat pada pagi hari ini.

Solana meroket 10,61% ke level harga US$ 201,82/koin atau setara dengan Rp 2.845.662/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.100/US$).

Sementara sisanya diperdagangkan di zona pelemahan pada pagi hari ini. Bitcoin ambles 3,25% ke level harga US$ 62.628,15/koin atau Rp 883.056.915/koin, ethereum melemah 1,7% ke level US$ 4.103,63/koin (Rp 57.861.183/koin).

Berikutnya binance coin ambruk 4,81% ke US$ 476,5/koin (Rp 6.718.650/koin), cardano merosot 3,12% ke US$ 2,16/koin (Rp 30.456/koin), ripple terkoreksi 3,36% ke US$ 1,1/koin (Rp 15.510/koin), polkadot terpangkas 1,71% ke US$ 43,49/koin (Rp 613.209/koin), dan dogecoin terdepresiasi ke US$ 0,2445/koin (Rp 3.447/koin).

Bitcoin terpantau ambles pada pagi hari ini, setelah koin digital berkapitalisasi pasar lebih dari US$ 1 triliun tersebut mencapai harga tertinggi barunya sepanjang masa di kisaran level US$67.000.

Rekor tertinggi baru bitcoin tercipta pada Rabu (20/10/2021), setelah ProShares, perusahaan yang berfokus pada Bitcoin Strategy Exchange-Traded Fund (ETF) mulai diperdagangkan di bursa saham New York pada pekan ini.

Peluncuran ETF bitcoin tersebut menghasilkan sebesar US$ 570 juta aset dan mendapatkan sebesar US$ 1 miliar volume perdagangan selama hari pertama, salah satu peluncuran ETF paling sukses sepanjang masa.

Beberapa pengamat mengatakan bahwa penurunan harga bitcoin yang mulai terjadi pada Kamis (21/10/2021) kemarin tampak lebih seperti koreksi jangka pendek, bukan seperti koreksi pada Mei hingga Juli lalu

Awal pekan ini, analis mengatakan bahwa mereka masih melihat indikator bullish dalam grafik bitcoin. Mereka masih memprediksi bitcoin bakal menyentuh level US$ 80.000, US$ 86.000, bahkan US$ 100.000.

"Pemegang jangka panjang tampaknya belum menjual, jadi ini kemungkinan hanya koreksi jangka pendek," kata Lucas Outumuro, kepala penelitian IntoTheBlock, dikutip dari CoinDesk.

Sementara menurut Laurent Kssis, direktur CEC Capital, setelah empat hari reli yang solid, saatnya bitcoin untuk rehat sejenak sebelum bitcoin kembali melanjutkan penguatannya yang cenderung lebih kuat.

"Pasar tetap bullish secara keseluruhan," kata Kssis, dilansir dari CoinDesk.

Di lain sisi, menurut Nikolaos Panigirtzoglou, Ahli strategi JPMorgan dalam laporan risetnya mengatakan bahwa telah terjadi pergeseran dari ETF emas menjadi ETF bitcoin sejak September lalu, dan kini bitcoin sudah memiliki driver bagi investor untuk mendapatkan eksposur bitcoin.

JPMorgan pun melihat adanya pergeseran arus masuk investor di bitcoin dalam beberapa hari terakhir dan membuat tren bitcoin masih akan bullish hingga akhir tahun - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnbcindonesia.com

Kamis, 21 Oktober 2021

Rifan Financindo - Tapering, Harga Emas Dan Minyak Gerakkan Pasar Global

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Di pasar saham, indeks saham utama AS di bursa saham Wall Street mengalami rally yang disebabkan oleh karena bagusnya laporan penghasilan perusahaan AS seperti Morgan Stanley, Bank of America dan Citigroup, yang jauh lebih baik daripada yang diperkirakan. Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq semua menghijau.

Mengikuti pergerakan di bursa saham AS, di bursa utama regional Asia, indeks saham utama juga ditutup di zona hijau, baik Hang Seng, Nikkei 225 maupun Kospi. Demikian juga dengan IHSG ditutup menguat sekalipun dengan kenaikan yang tipis.

Di pasar forex, pada hari Rabu indeks dollar AS mengalami kerugian terbesar dalam 1 hari sejak bulan Mei dengan penurunan sebanyak 0.54% karena turunnya yield obligasi AS 10 tahun hampir 3% selama dua hari berturut-turut.

Mengakhiri minggu ini dollar AS tetap tertekan dan diperdagangkan di sekitar 93.93 yang mendorong naik EUR/USD dan GBP/USD. Demikian juga dengan rupiah, ditutup menguat, tetap perkasa di 31 minggu terkuatnya.

Di pasar komoditi, harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $23 ke $1,774. Sementara harga minyak meneruskan kenaikannya ke $81.40 per barel.

Bagaimana dengan Market Mover pada Minggu ini?
1. Minggu ini, kekuatiran the Fed akan mulai melakukan “tapering” pada bulan ini berpotensi menggerakkan pasar
2. Pasar juga akan digerakkan oleh pergerakan yields obligasi treasury AS yang terus menentukan kenaikan atau penurunan dari USD.
3. Masih tingginya harga minyak mentah WTI berdampak kepada ketakutan pasar akan terjadinya stagflasi sehingga akan bisa menggerakkan pasar.

Munculnya data industri AS yang buruk mengurangi ekspektasi hawkish dari the Fed sehingga menarik turun yields treasury AS.

Dampak terhadap pergerakan harga terhadap bangkitnya kembali sentiment “risk-on” di pasar membuat harga saham kembali mengalami kenaikan.

Bangkitnya kembali sentiment “risk – on” ditambah dengan berkurangnya ekspektasi hawkish dari the Fed dan turunnya yields obligasi AS mendorong turun dollar AS, yang pada gilirannya mendorong naik pasangan mata uang EUR/USD dan GBP/USD.

Harga emas naik pada awal perdagangan sesi AS hari Senin. Pergerakan naik harga emas goyah lagi sehingga memerlukan informasi fundamental yang baru untuk bisa lompat dan memulai kembali rallynya.

Harga minyak mentah WTI menyentuh ketinggian 7 tahun yang baru dengan kekurangan akan gas alam di Eropa dan Asia terus yang mendorong naik permintaan minyak ditengah bottlenecks di sisi supply - RIFAN FINANCINDO

Sumber : viiznews.com

Selasa, 19 Oktober 2021

PT Rifan Financindo - Ramalan Harga Emas Terbaru Naik Tipis Tapi Bisa Turun

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia naik tipis pada perdagangan pagi ini. Ke depan, bagaimana prospek harga sang logam mulia, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.766,16/troy ons. Naik tipis 0,09% dari posisi hari sebelumnya.

Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Sepertinya pepatah itu cocok diaplikasikan untuk harga emas.

Memang betul harga emas hanya bisa naik tipis-tipis. Namun dari situ harga emas bisa membukukan kenaikan 0,41% dalam sepekan terakhir.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan momentum kenaikan harga emas masih bisa berlanjut. Dia menilai harga emas akan menguji titik resistance di US$ 1.776/troy ons yang jika tertembus akan membuat harga naik ke US$ 1.783/troy ons.

Apabila harga emas bisa stabil di atas US$ 1.764/troy ons, lanjut Wang, maka tren kenaikan bisa terjaga. Namun jika titik support itu tertembus, maka harga akan turun ke rentang US$ 1.752-1.757/troy ons.

Oleh karena itu, Wang memperkirakan momentum kenaikan harga emas tidak akan bertahan lama. Melihat grafik perdagangan harian, harga emas gagal menembus titik resistance US$ 1.800/troy ons dan malah menembus titik support US$ 1.773/troy ons.

Pergerakan harga yang drastis pada 15 Oktober 2021 memberi sinyal tren penurunan masih akan terjadi. Harga emas mungkin akan jatuh hingga ke US$ 1.739/troy ons dan kemudian mengalami konsolidasi dekat dengan US$ 1.773/troy ons," tulis Wang dalam risetnya - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia.com

Senin, 18 Oktober 2021

PT Rifan - Harga Emas Terhalang Resistance Di $1,800

 

PT RIFAN BANDUNG - Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.

Emas berhadapan dengan resistensi yang massif di level $1,800 per ons, yang membuat penurunan harga emas sebanyak $30 pada hari Jumat minggu lalu. Emas kelihatannya tidak siap terhadap suatu rally sampai cukup minat yang mau membawa emas melampaui barrier tehnikal kunci.

Salah satu hal yang membebani harga emas adalah outlook ekonomi yang lebih baik daripada yang diperkirakan setelah data ekonomi penjualan ritel AS muncul dengan kuat.

Pergerakan turun secara tehnikal membuat rally emas pada pertengahan minggu ke $1,801 – yang dipicu oleh munculnya data inflasi yang panas yang menunjukkan tekanan harga meningkat 5.4% secara tahunan di bulan September – terhenti.

Hal lain yang menekan turun harga emas adalah naiknya yields treasury AS, sebagai akibat ekspektasi akan lebih agresifnya Federal Reserve AS dan sentimen “risk-on” di pasar saham AS.

Salah satu rintangan terbesar bagi emas adalah harus bertempur melawan ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan menjadi lebih agresif dalam hal melakukan “tapering” terhadap pembelian obligasi dan menaikkan tingkat suku bunga.

Emas menghadapi resistensi yang massif. Model dari Federal Reserve’s Fund Rates memberikan indikasi akan kenaikan tingkat suku bunga pada tahun depan di sekitar bulan November. Ada banyak pembicaraan mengenai “tapering”, kenaikan yields AS, minat terhadap resiko di dalam saham kembali muncul. Emas menghadapi banyak resistensi di $1,800, $1,805, $1,815 dan seterusnya. Level support kritikal yang perlu dipertahankan adalah $1,750 yang apabila berhasil ditembus akan bisa turun lebih jauh ke $1,720 dan kemudian $1,685.

Bitcoin menyentuh $60,000 dan mendekati ketinggian sepanjang waktu untuk pertama kalinya di dalam 6 bulan untuk pertama kalinya yang juga menambah tekanan terhadap emas yang harus terus berkompetisi dengan cryptocurrencies yang popular sebagai asset lindung nilai.

Meskipun demikian level emas di bawah $1,800 bisa menjadi kesempatan untuk membeli emas di harga bawah. Ketakutan sedang meningkat, termasuk ketakutan akan inflasi dan isu rantai supply dan banyak orang sedang mencari yang aman. Emas, kripto dan treasuries biasanya adalah asset safe-haven yang dicari.

Di AS, setelah isu batas hutang diperpanjang, Demokrat memiliki waktu untuk bergerak lagi dengan dua undang-undang belanja.

Tidak adanya berita berarti negosiasi terus berlanjut. Setiap kesepakatan akan bisa mendorong naik sentimen, sementara itu setiap tidak ada kesepakatan akan membebani sentimen pasar.

Investor juga akan melihat apakah klaim pengangguran tetap di bawah 300.000. PMI pendahuluan untuk bulan Oktober dari Markit juga menarik perhatian. Di bulan September, manufaktur mencapai 60 poin yang merefleksikan pertumbuhan yang kuat sementara jasa di sekitar 55, menunjukkan ekspansi yang solid dan moderat.

Support terdekat menunggu di $1,750 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,720 dan kemudian $1,685. “Resistance” terdekat menunggu di $1,797 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,815 dan kemudian $1,836 - PT RIFAN

 

Sumber : vibiznews.com 

Kamis, 14 Oktober 2021

Rifan Financindo - Krisis Di China Makin Parah, Ternyata Ini Biang Keroknya

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Krisis energi kini melanda China. Setidaknya 20 provinsi mengalami kekurangan pasokan listrik.

Para pekerja diminta menaiki tangga di pabrik bukan lift atau elevator, produsen dipaksa memotong waktu produksi secara drastis, sementara rumah tangga mengalami pemadaman listrik berhari-hari. Krisis ini membuat pihak berwenang China khawatir dan bisnis panik.

Hal ini diyakini bisa mempengaruhi pemulihan ekonomi China. Sektor-sektor intensif energi seperti produksi logam dan semen diperkirakan menjadi salah satu yang paling terpukul.

Pabrik-pabrik ini takut tak bisa memenuhi pesanan yang membludak menjelang akhir tahun. Kepala Kadin China bagian Selatan bahkan mengatakan anggotanya mulai mengandalkan generator diesel untuk beroperasi.

Lalu mengapa ini terjadi?

Setidaknya ada beberapa hal yang menyebabkan ini terjadi. Meskipun tenaga batu bara menyumbang sekitar 70% listrik China, ada kekurangan investasi yang terjadi dalam bahan bakar.

Seperti diketahui, Beijing perlahan-lahan menutup tambang batu bara dan pembangkit listrik tenaga uap batu bara (PLTU) karena alasan lingkungan. Tetapi gangguan lain muncul.

Jika dilihat, sebenarnya pasokan domestik di negara itu berasal dari Provinsi Shanxi, Shaanxi serta Mongolia Dalam. Namun sejumlah hal membuat pasokan di wilayah penghasil batu bara tak berjalan lancar.

Di Mongolia Dalam misalnya, kampanye anti korupsi di industri baru bara keras disuarakan sejak tahun lalu dan mengganggu pasokan. Sementara di Shaanxi, tambang-tambang ditutup seiring dengan peringatan 100 tahun Partai Komunis dan pertandingan nasional China yang membuat pemerintah daerah berupaya memunculkan citra "langit cerah".

Belum lagi banjir yang baru-baru ini menghantam wilayah itu. Hujan deras dan banjir menghantam tambang-tambang batu bara di Shanxi dan Shaanxi.

Mengutip Biro Manajemen Darurat provinsi, sebagaimana dimuat CNN International, hujan lebat memaksa penutupan 60 tambang batu bara di provinsi di mana seperempat dari produksi 'emas hitam' dihasilkan. Sekitar 1.900 bangunan hancur dan 1,75 juta warga terkena dampak.

Masalah tumpeng tindih kebijakan juga menjadi alasan lainnya. Tahun ini China meningkatkan hukuman bagi penambang yang gagal memenuhi pedoman keselamatan yang membuat para bos baru bara enggan memperluas produksi.

"Kurang koordinasi," kata seorang mitra di Plenum China Research, ditulis Financial Times.

Arahan lain juga terkait strategi pemerintah pusat menurunkan konsumsi dan intensitas energi tak ramah lingkungan. Dalam pidato di PBB Xi Jinping bahkan membuat janji iklim dramatis soal ini.

Provinsi pun akhirnya berlomba-lomba memenuhi target ini dengan membatasi pembiayaan untuk pembangkit listrik dengan konsumsi energi tinggi. Provinsi yang gagal memenuhi target direspon dengan penjatahan penggunaan listrik.

Hal ini pun ditambah dengan harga batu bara yang mulai tinggi, seiring kelangkaan energi gas di benua lain yakni Eropa. Harga gas yang melambung dan jumlah yang langka membuat batu bara terkerek naik.

Pasokan domestik menyumbang 90% dari konsumsi batu bara China tapi gangguan impor sangat berpengaruh. Perseteruan dengan Australia, sumber mayoritas batu bara China, karena asal usul Covid-19 juga jadi masalah lain.

"Sanksi (Australia) dan banjir di Indonesia serta wabah pandemi di Mongolia juga berkontribusi pada melemahnya impor batu bara China tahun ini," kata peneliti HIS Markit Lara Dong menjelaskan sumber-sumber impor batu bara Tirai Bambu.

Lalu bagaimana energi terbarukan?

Konsultan energi di Lantau Group mengatakan energi terbarukan belum bisa mencapai skala cukup untuk menggantikan batu bara. Kurangnya hujan juga mengganggu pembangkit listrik tenaga air - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia.com

Rabu, 13 Oktober 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Bergerak Ogah-ogahan

 


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia naik tipis pada perdagangan pagi hari ini. Well, memang sulit berharap harga emas bisa naik tinggi.

Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.760,25/troy ons. Naik tipis hampir flat 0,02% dari hari sebelumnya.

Gerak harga emas memang agak ogah-ogahan. Dalam seminggu terakhir, harga sang logam mulia terkoreksi 0,13% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga turun 2,44%.

Tren koreksi sepertinya masih akan membayangi harga emas. Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan target harga emas hari ini ada di US$ 1.748-1.743/troy ons. Harga emas akan mencoba menguji level resistance di kisaran US$ 1.768-1.776/troy ons.

"Harga emas sudah stabil di sekitar titik support US$ 1.748/troy ons. Kini saatnya menguji level resistance," sebut Wang dalam risetnya.

Namun jika harga emas malah turun ke titik support, lanjut Wang, maka ada risiko 'longsor' ke arah US$ 1.724/troy ons.

Saat ini, tambah Wang, kunci bagi harga emas adalah bisa menyentuh US$ 1.773/troy ons. Apabila gagal menyentuh titik ini, maka ada kemungkinan harga akan turun menuju US$ 1.739/troy ons, terlihat dari pola shooting star yang terbentuk pada 8 Oktober 2021 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : 

 

Selasa, 12 Oktober 2021

PT Rifan Financindo - Emas, Investasi Menjanjikan Buat Ibu - Ibu Naik Kelas


PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Membicarakan instrumen investasi, tentu banyak sekali macamnya. Namun, apabila dicermati lebih spesifik, tentang pilihan investasi yang tepat dipilih di masa pandemi seperti sekarang, maka emas menjadi salah satu jawaban terbaiknya.

Emas dikenal sebagai instrumen investasi yang cocok sekaligus paling sederhana untuk mengoptimalkan nilai uang dan menghindari inflasi.

Berdasarkan kondisi yang terjadi di lapangan menjelaskan tentang keuntungan berinvestasi emas menjadikan emas sebagai safe haven, atau tempat yang aman untuk berinvestasi, terutama untuk berinvestasi  jangka panjang untuk meminimalkan risiko di tengah ketidakpastian yang terjadi. Baca Juga: Betah! Harga Emas Antam Hari Ini Masih Dibanderol Rp914.000 Per Gram!

Kemudian bila berbicara sisi keuntungan investasi emas bagi kaum Hawa dan Kalangan Milenial tidak bisa dipandang sebelah mata. Terlebih sejak pandemi berlangsung, harga emas juga meningkat cukup tajam. Investasi emas di masa pandemi masih relevan dan sangat bisa diandalkan. Dan besarnya potensi tersebut, tentu menjadi sebuah pilihan bagi kaum Ibu dan Kalangan Milenial.

Menurut pengusaha dan juga ustaz, Yusuf Mansur, mengajak ibu-ibu dan juga remaja putri untuk naik kelas dalam hal perekonomian bisa dilakukan dengan cara melakukan investasi emas atau logam mulia.

“Saya berharap ibu-ibu dan remaja putri tidak hanya menjadi konsumen dengan rajin membeli emas, tapi juga bisa melakukan investasi dengan menjual emas, menjadi distributor emas, bahkan memiliki saham perusahaan emas dengan mempelajari terlebih dahulu rekam jejak dan memperhatikan fundamental perusahaan,” kata Ustaz Yusuf Mansur saat dihubungi media di Jakarta (10/10/2021).

Menurut Ustaz Yusuf Mansur yang menggagas pendirian PPPA Daarul Qur'an bahwa emas menjadi bisnis yang akan bertahan atau sustain dalam jangka panjang.

”Saya mengikuti perkembangan dan terlihat bahwa apapun yang terjadi di negeri ini, emas tetap bertahan,” ungkapnya. Baca Juga: Lumayan! Harga Emas Antam Bangkit per Kamis, 7 Oktober 2021

Untuk memberi dukungan pada kaum ibu-ibu dan milenial untuk ‘naik kelas’, PPPA Daarul Qur’an akan menghadirkan logam mulia yang menyentuh ekosistem pesantren  di bawah binaannya ini. PPPA Daarul Qur’an menggandeng Lotus Archi, anak perusahaan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) yang juga memiliki pertambangan emas di Sulawesi Utara.

Secara terpisah, CEO Lotus Archi, Rudy Suhendra mengatakan bahwa salah satu programnya adalah untuk mengedukasi masyarakat termasuk generasi muda untuk berinvestasi sejak dini. “Emas bisa menjadi salah satu pilihan investasi yang aman dan menjanjikan,” kata dia.

Rudy menjelaskan bahwa Lotus Archi (emas Merah Putih) hadir bagi masyarakat dengan memberikan logam mulia produk Indonesia dengan kualitas standar Internasional, harga kompetitif dan pilihan model yang beragam - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Senin, 11 Oktober 2021

PT Rifan - Harga Emas Mengapa Tidak Naik Saat NFP Buruk?

 


PT RIFAN BANDUNG - Harga emas sempat turun ke kerendahan selama 6 minggu di $1,721 karena naik tingginya yields AS, namun berhasil naik kembali ke $1,753 pada awal minggu. Mengakhiri minggu ini, harga emas bertahan di $1,757 dengan melemahnya dollar AS dan munculnya laporan NFP AS yang mengecewakan.

Dengan emas tidak berhasil mengalami rally meskipun muncul laporan employment AS bulan September yang mengecewakan, harga emas kelihatannya cenderung turun.

Laporan pekerjaan AS bulan September mengejutkan dengan penurunan ke 194.000 posisi dibandingkan dengan yang diperkirakan sebesar 500.000. Ini adalah kekeliruan  perkiraan yang besar mempertimbangkan bahwa kepala Federal Reserve Jerome Powell memerlukan laporan yang sangat baik untuk memulai “tapering” secepatnya pada bulan November.

Angka pekerjaan yang keluar meleset jauh daripada yang diperkirakan. Namun berita buruk adalah kabar baik bagi emas. Itu karena pasar percaya bahwa the Fed tidak bisa bersikap agresif pada bulan depan dengan melakukan “tapering” atau menaikkan tingkat bunga.

Sebagai respon terhadap laporan employment yang baru saja keluar, emas melompat $20 ke ketinggian harian di $1,781. Namun, emas berakhir dengan kehilangan semua keuntungannya, kembali ke $1,757 karena yields treasury AS mulai naik.

Sebagaimana yang telah terjadi selama bulan-bulan yang lalu, harga emas sangat sensitif terhadap data ekonomi AS. Dua area yang merebut permintaan safe-haven dari emas adalah pasar obligasi dan krypto.

Dengan data ekonomi bertambah buruk, bisa terjadi pergerakan di dalam sentimen emas. Namun emas perlu menemukan permintaan dari para pembeli baru sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang selama ini berpindah ke dollar AS dan bitcoin.

Data ekonomi kelihatannya berada pada trending turun. Inflasi masih akan agak tinggi. Semua ini akan positip bagi emas. Terutama karena kelihatan inflasi juga diluar AS, kelihatannya kereta tidak akan berhenti bergerak walaupun Powell berkata bahwa kenaikan harga bersifat sementara.

Pertanyaan yang kritikal bagi emas adalah apakah kepala Fed Jerome Powell akan melanjutkan melakukan tapering pada bulan November. Beberapa minggu lalu, Powell menyatakan bahwa tes bagi “tapering” sudah semua digenapi. Namun apakah kasusnya masih sama?

Kelihatannya tidak mungkin “tapering” bisa dilakukan pada bulan Nopember, dengan angka pekerjaan AS yang muncul mengecewakan. Mereka juga tidak bisa menaikkan tingkat bunga segera seperti yang mereka inginkan apabila data ekonomi yang keluar buruk. Jika the Fed tidak dapat menepati batas waktunya dan terpaksa untuk melanjutkan mendukung pasar lebih lama daripada yang diperkirakan. Hal ini menunjukkan ekonomi tidak kuat dan akan menggerakkan permintaan safe-haven terhadap emas.

Resiko bagi emas disini adalah the Fed memilih mengikuti jadwal waktu “tapering” untuk alasan transparansi.

Emas bisa terus bergerak “sideways”. Bahkan pada saat data employment meleset banyak, yields masih tetap naik. Pasar treasury memberitahukan kita bahwa the Fed akan melekat kepada jadwal waktunya. The Fed kuatir mengenai transparansi. Jadi apabila mereka telah memberikan indikasi maka mereka cenderung akan melakukannya.

Emas kelihatannya akan gagal menciptakan momentum bullish kecuali bisa ditutup di atas ketinggian pada hari Jumat di $1,781 per ons. Jika pasar emas bisa ditutup di atas $1,781 atau lebih tinggi, emas akan cenderung menjadi bullish, sehingga bisa bergerak naik menuju $1,800 - PT RIFAN

Sumber : vibiznews.com

Jumat, 01 Oktober 2021

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Naik Terus Dibayangi Yield Obligasi AS Tetap Di Atas 1,5%


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik pada Kamis pagi di Asia, setelah jatuh ke level terendah tujuh minggu selama sesi sebelumnya, tetapi kenaikan imbal hasil Treasury AS terus memberikan tekanan.

Harga emas berjangka naik 0,54% ke $1.732,25/oz pukul 11.58 WIB menurut data Investing.com, memulihkan sebagian kerugiannya pada hari Rabu ketika jatuh ke $1.720,49, level terendah sejak 9 Agustus. Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun bertahan di atas 1,5%, level yang tidak terlihat sejak akhir Juni 2021.

"Emas berkonsolidasi sebelum mungkin mengalami penurunan besar lainnya," kata ahli strategi mata uang DailyFX Ilya Spivak kepada Reuters, menunjuk pada langkah Fed menuju pengurangan aset dan siklus kenaikan suku bunga yang lebih cepat daripada yang diperkirakan pasar pada awalnya.

“Meskipun ada banyak risiko yang dapat membantu emas bergerak lebih tinggi, seperti data ekonomi yang lebih lemah atau krisis utang Evergrande yang berpotensi meluas ke ekonomi lain, ini kemungkinan tidak memberikan dukungan yang tahan lama.”

Penembusan di bawah $1.700 dapat melihat emas menguji level $1.675 hingga $1.680, kata Spivak.

Kepala bank sentral termasuk Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell dan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde, bersama Gubernur Bank of England dan Bank of Japan Andrew Bailey dan Haruhiko Kuroda, berbicara dalam forum ECB pada hari Rabu. Meski memantau inflasi, mereka optimistis fenomena tersebut hanya bersifat sementara.

Di Asia Pasifik, Cina merilis data sebelumnya yang menunjukkan indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) bulan September lebih rendah dari perkiraan 49,6. Namun, PMI non manufaktur dan PMI manufaktur Caixin masing-masing berada di 53,2 dan 50 yang lebih baik dari perkiraan.

Di logam mulia lainnya, perak naik 0,31% di 21,552, platinum naik 0,67% di 956,25 dan paladium terus naik 1,14% di 1.863,00 pukul 12.01 WIB - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com