RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Dua saham produsen mie milik Grup Salim sempat mengalami tekanan
selama dua hari perdagangangan dan sempat mengalamai auto Reject Bawah
(ARB) setelah perseroan mengumumkan akuisisi Pinehill Company. Namun
hari ini, dua saham tersebut berhasil rebound.
Harga saham PT
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) hari ini naik 5,80% ke level harga Rp
5.925/saham, sedangkan anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(ICBP) naik 1,50% ke level harga Rp 8.450/saham.
Keputusan para investor menjual duo saham Indofood ini tidak lepas
dari ketakutan para pelaku pasar terhadap transaksi afiliasi yang di cap
mahal ini. Tapi apakah keputusan ini rasional ? Simak valuasi duo saham
Indofood.
INDF pada kuartal-I 2020 berhasil mencatatkan laba Rp 1,37 triliun
atau tumbuh 1,9% secara year-on-year. Jika dihitung rasio dibandingkan
harga saham, maka Price Earning Ratio (PER) berada di kisaran 10,6 kali
angka ini lebih baik daripada rata-rata industri yaitu sebesar 12,3
kali.
Selama 5 tahun terakhir pertumbuhan Earnings Per Share (EPS)
perusahaan ini berada di angka 7,5% jauh di atas rata-rata industri
sebesar -3,5%. Sedangkan peningkatan pendapatan INDF selama 5 tahun
terakhir berada di kisaran 3,8% angka ini juga di atas rata-rata
industri yang hanya sebesar 1,5%.
Apabila di valuasi menggunakan nilai ekuitas, maka saham INDF
memiliki Price to Book Value (PBV) sebesar 1,3 kali angka ini juga lebih
baik daripada rata-rata industri yaitu 3,1 kali, pada 11:00 WIB nilai intrinsik INDF
menggunakan StarMine Financial Model berada di angka Rp 11.411/saham
dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan rata-rata 8,1% per tahun
Dari data di atas dapat disimpulkan harga saham INDF masih tergolong
relatif murah apalagi dibandingkan dengan rata-rata industri.
Sedangkan untuk anak usahanya ICBP pada Periode pertama tahun 2020
berhasil mencatatkan laba yang tidak kalah besar yaitu Rp 1,98 triliun
tumbuh 71,9% secara periode berjalan. Apabila dibandingkan dengan harga
sahamnya maka PER berada di kisaran 12,4 kali angka ini hampir sama
dengan rata-rata industri yaitu sebesar 12,3 kali.
Selama 5 tahun terakhir pertumbuhan EPS perusahaan ini berada di
angka 18,0% jauh di atas rata-rata industri sebesar -3,5%. Sedangkan
peningkatan pendapatan ICBP selama 5 tahun terakhir berada di kisaran
7,1% angka ini juga di atas rata-rata industri yang hanya sebesar 1,5%.
Apabila di valuasi menggunakan nilai asetnya, ICBP memiliki PBV
sebesar 3,6 kali angka ini sedikit lebih buruk daripada rata-rata
industri yaitu 3,1 kali
Dilansir dari Refinitiv pada 11:00 WIB nilai intrinsik ICBP
menggunakan StarMine Financial Model berada di angka Rp 8.774/saham
dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan rata-rata 8,7% per tahun
Dari data di atas dapat disimpulkan harga saham ICBP masih tergolong wajar bila dibandingkan dengan rata-rata industri.
Merlissa
Trisno, analis dari PT CLSA Sekuritas Indonesia, dalam riset yang
dipublikasikan kepada pelaku pasar, juga menganalisis dampak pembelian
ini dan bagaimana valuasi dari pembelian tersebut.
Akuisisi Pinehill dihargai senilai US$ 3 miliar atau setara dengan 23
kali dari PE [price earning] 2020 dengan penghasilan terjamin sebesar
US$ 128,5 juta atau 66% secara year on year. Nilai akuisisi ini akan
dibayar dua kali yakni sebesar US$ 2,35 miliar pada tanggal
penyelesaian, dan sisanya US$ 650 juta pada 30 April 2022 dengan tingkat
kompensasi 2,63%," tulis Merlissa, dalam riset 25 Mei lalu.
Rasio
PE adalah rasio yang menggambarkan bagaimana keuntungan emiten saham
terhadap harga sahamnya. Perhitungan dilakukan dengan membagi harga
saham saat ini dengan keuntungan bersih tahunan per saham atau earning
per share(EPS).
Merlissa mengatakan ICBP akan mendapatkan diskon
transaksi jika pendapatan Pinehill mencapai US$ 122 juta atau lebih
rendah pada tahun 2020 dan 2021 dengan nilai penyesuaian berdasarkan
pada rumus tertentu. Rumus itu yakni: nilai penyesuaian = (laba dijamin -
laba aktual) x PE kelipatan 23.
Merlissa mengatakan pihaknya
percaya target pendapatan Pinehill sebesar US$ 128,5 juta pada tahun
2020 dapat mencakup asumsi perolehan valas mengingat penguatan tren mata
uang di Arab Saudi dan Nigeria (dua pasar terbesar Pinehill). Karena
itu, pihaknya memperkirakan US$ 30 juta perolehan valas pada tahun 2020,
bisa membalikkan dari kerugian valas tahun lalu.
Dengan asumsi
20% margin Ebit untuk Pinehill, perhitungan kami menunjukkan pendapatan
harus digandakan pada tahun 2020 untuk mencapai target yang agresif, tulis Merlissa.Merlissa mengatakan harga akuisisi Pinehill yakni
23 kali PE (price earnings) 2020 menciptakan sentimen jangka pendek. Indofood CBP mengumumkan hasil dan rincian akuisisi Pinehill selama
liburan Lebaran. Hasilnya terlihat sejalan, dengan semua divisi
memberikan margin Ebit positif pada 1Q20.
Sebab itu dia menurunkan peringkat rekomendasi dari "beli (buy)"
ke "underperformed (U-PF)" dengan target harga dari Rp 11.000 menjadi Rp
9.850/saham untuk ICBP. Rekomendasi underperformed biasa digunakan
untuk saham yang diperkirakan cenderung turun di bawah pasar (indeks
harga saham).
Sementara untuk INDF juga terseret oleh sentimen
negatif jangka pendek di anak perusahaan. Indofood dinilai memperoleh
80% NAV (net asset value) dari anak perusahaan terbesarnya, Indofood
CBP, kami percaya setiap sentimen negatif jangka pendek ke ICBP
juga bisa memberikan tekanan pada harga saham Indofood. Selain ICBP,
sebagian besar divisi Indofood memiliki model bisnis berbiaya plus yang
menunjukkan risiko penurunan terhadap margin (yaitu tepung)," katanya.
Dampak
dari kenaikan harga CPO atau minyak sawit (dalam rupiah) harus dibatasi
karena mayoritas produksi (75%) diserap secara internal untuk bisnis
hilir, lantaran itu, pihaknya juga menurunkan rekomendasi dan
target harga INDF dari "beli" ke "underperformed" dengan target harga Rp
8.000 menjadi Rp 6.800/saham - RIFAN FINANCINDO
Sumber : cnbcindonesia.com