Selasa, 11 Januari 2022

PT Rifan Financindo - Data Tenaga Kerja, Kenaikan Suku Bunga Dan Meredanya Kekhawatiran Omicron

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Memasuki awal tahun 2022 pasar investasi global akan mencermati data penting tenaga kerja AS yang menjadi perhatian apakah data ekonomi AS bergerak positif, sementara pasar masih dibayangi rencana The Fed AS yang akan menaikkan suku bunganya sebanyak tiga kali pada tahun 2022 ini, dimana yang pertama diperkirakan akan dilaksanakan pada bulan Maret 2022.

Pada Rabu malam akan dirilis data ADP Employment Change Desember yang diindikasikan menurun.

Pada Kamis malam akan dirilis data initial jobless claim dan continuing jobless claim yang diindikasikan menurun.

Pada Jumat malam akan dirilis data Non Farm Payrolls Desember yang diindikasikan meningkat dan data Unemployment Rate Desember yang diindikasikan menurun.

Positifnya perkiraan data tenaga kerja AS seiring meredanya kekhawatiran omicron.

Data penting lain yang akan dicermati adalah FOMC Minutes pada Kamis dinihari yang akan diperhatikan apakah risalah kebijakan The Fed memperlihatkan kesiapan The Fed menghadapi inflasi, dan apakah semakin memperkuat penurunan pembelian obligasi dan kenaikan suku bunga AS.

Bagaimanakah pengaruh data tenaga kerja AS dan kebijakan The Fed bagi pasar investasi global?

Dari pasar Forex, dolar AS semalam terdukung naik dengan meningkatnya imbal hasil Treasury AS. Demikian juga jika data tenaga kerja AS terealisir membaik, akan menguatkan imbal hasil Treasury AS dan mendukung kenaikan dolar AS. Yen jatuh terendah 5 tahun terhadap dolar AS. Euro berada di level terendah 2 minggu terhadap dolar AS. Poundsterling sedikit menguat dengan perkiraan Bank of England akan tetap menaikkan suku bunga mengatasi kekhawatiran Omicron.

Dari pasar Index, bursa saham AS semalam mixed dengan data ekonomi AS menurun. Indeks Dow Jones membukukan kenaikan tertinggi baru sepanjang masa di tengah optimisme varian omicron covid tidak separah varian lainnya dan varian omicron tidak dapat menghalangi pemulihan ekonomi global. Demikian juga jika FOMC minutes memberikan sinyal kenaikan suku bunga AS, akan menekan Bursa Wall Street. Namun jika data tenaga kerja AS Kamis dan Jumat terealisir membaik, akan memnguatkan Bursa saham AS. Pergerakan Bursa saham AS akan mempengaruhi pergerakan bursa saham global seperti Bursa Asia dan Eropa.

Dari pasar Komoditas, harga emas akan mencermati pergerakan dólar AS dan sentimen kenaikan suku bunga AS. Jika risalah FOMC memberikan penguatan kenaikan suku bunga AS dan data tenaga kerja AS membaik, akan menekan harga emas. Sedangkan harga minyak bergerak naik seiring meredanya kekhawatiran omicron dan setelah OPEC dan sekutunya memutuskan untuk menaikkan target produksinya sebesar 400.000 barel per hari mulai bulan depan. Demikian juga jika pasokan minyak mentah mingguan AS turun, akan menguatkan harga minyak - PT RIFAN FINANCINDO

 Sumber : vibiznews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar