Kamis, 24 Maret 2022

Rifan Financindo Berjangka - Dolar Melemah Setelah Efek Powell Hilang

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Posisi dolar melemah di hari Selasa setelah efek dari komentar Ketua Federal Reserve Amerika Serikat Jerome Powell yang telah memberikan dorongan kepada greenback untuk meningkat, perlahan pudar dan kebangkitan pasar ekuitas membantu sentimen lebih beresiko pada pasar.

Dolar menampilkan salah satu kenaikan persentase terbesarnya sejak 10 Maret pada hari senin, ketika Powell membuka peluang untuk menaikkan suku bunga lebih dari 25 poin basis pada pertemuan penentuan kebijakan selanjutnya untuk melawan laju inflasi.

Di hari Selasa, Presiden Fed St.Louis James Bullard mengulangi pernyataannya agar The Fed melakukan pergerakan lebih agresif pada Bloomberg TV. Presiden Fed San Fransisco Mary mengatakan bahwa Ia yakin resiko utama ekonomi semakin buruk dikarenakan keadaan Ukraina yang semakin memburuk juga kasus COVID di China yang mengganggu rantai suplai.

Dengan pernyataan Powell, Goldman Sachs kini mengantisipasi bahwa bank Sental akan menaikkan suku bunga sebesar 50 poin basis pada pertemuan bulan Mei dan Juni.

Para investor kini berada dalam posisi siap untuk mengambil resiko dengan pasar saham Amerika yang berkembang dan menahan daya tarik safe-haven terhadap dolar dengan ekuitas yang mendapatkan daya angkat sebagai bagian dari keuntungan bankpada ekspektasi naiknya suku bunga.

Yen Melemah Terhadap Mata Uang Lain Termasuk Dolar

Pada hari Senin, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan bahwa pihaknya dan The Fed memiliki pandangan berbeda terhadap perang Ukraina karena keadaan tersebut memiliki dampak yang berbeda dalam perspektif ekonomi masing-msing.

Namun pada hari Selasa, Pembuat Kebijakan Bank Sentral Eropa Francois Villeroy de Galhau mengatakan bahwa Bank Sentral perlu untuk melihat dari sisi selain pergerakan jangka pendek dalam harga minyak dan fokus untuk meredakan gejolak inflasi.

Yen kembali melanjutkan tren melemah setelah Bank of Japan memperbaharui posisinya untuk menetapkan pengambilan kebijakan moneter yang “sangat santai”. Yen menyentuh angka terendah dalam enam tahun terakhir pada 121,03 per dolar dan pelemahan terakhir pada angka 120,72 terhadap dolar.

Yen juga mengalami penurunan menghadapi mata uang lain, dengan Euro menyentuh poin tertinggi selama lima bulan terakhir pada angka 133,33 dan sempat menyentuh 133,17 per dolar.

Euro naik sekitar 0,13% ke angka 1,1028 per dolar. Mata uang tunggal Eropa ini sempat melemah dalam bulan terakhir terkait konflik yang melanda Ukraina, yang menyebabkan naiknya harga sumber daya energi - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

 
Sumber : inforexnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar