Jumat, 26 Februari 2021

Rifan Financindo Berjangka - Emas Kembali Turun Karena Naiknya Kembali Yields AS

 

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas turun lagi pada awal perdagangan sesi AS hari Kamis kemarin. Naiknya yields obligasi pemerintah AS ke 1.45% paling tidak merupakan faktor bearish jangka pendek bagi pasar emas. Perak memiliki cerita yang lain, perak masih berada pada tren naik secara jangka pendek dengan pergerakan naik yang lebih tangguh belakangan ini.

Emas berjangka bulan April turun $19 ke $1,779.00 per troy ons. Sementara perak Comex bulan Maret naik $0.096 ke $27.97 per ons.

Pasar saham global kebanyakan naik dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah bervariasi pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Diskusi di pasar pada saat ini berpusat pada prospek inflasi global, dengan kebanyakan trader menganggap inflasi sedang mengalami kenaikan.

Yield obligasi pemerintah AS terus mengalami kenaikan. Pasar saham telah mencatat akan kenaikan yields obligasi pemerintah ini, dan sedikit kuatir. Banyak pasar komoditas berjangka seperti gandum, minyak mentah dan komoditi soft lainnya mengalami kenaikan harga yang menyentuh ketinggian beberapa bulan dan bahkan ada yang beberapa tahun.

Sementara outlook Powell yang konservatif yang mengatakan bahwa kemajuan ekonomi yang substansial masih memerlukan waktu. Komentar Powell yang dovish mengatakan bahwa ekonomi tetap masih jauh dari mencapai target inflasi dan employment. Hal ini menenangkan pasar saham sehingga indeks saham mengalami kenaikan dan rebound dari level terendah pada awal minggu.

Support terdekat menunggu di $1,771.30 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,759.00 dan kemudian $1,745.51. “Resistance” terdekat menunggu di $1,800.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,810.00 dan kemudian $1,820.37 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews.com

Kamis, 25 Februari 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Bos The Fed Nyentil Soal Inflasi, Harga Emas Malah Turun

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Baru sebentar harga emas mencicipi level US$ 1.800/troy ons. Kini rasanya si logam kuning mau dibanting lagi. Harga emas di pasar spot mulai tampak melandai. 

Pada perdagangan Kamis pagi, harga bullion turun 0,14% ke US$ 1.801,86/troy ons. Harga emas terus turun. Rekor tertingginya pun selalu lebih rendah dari rekor-rekor sebelumnya. 

Pemicu utama turunnya harga emas belakangan ini adalah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Dalam waktu singkat imbal hasil naik secara pesat. Per Desember tahun lalu imbal hasil masih di bawah 1%. Kini sudah menyentuh 1,3%. 

Kenaikan imbal hasil ini turut menekan harga emas yang termasuk aset non-produktif mengingat tak memberikan imbal hasil apapun. Emas tidak seperti saham yang memberikan dividen maupun obligasi yang memberikan kupon. 

Keuntungan dari seorang investor dalam memegang emas hanya dari pergerakan harganya saja di pasar. Oleh karena itu minat investor terhadap emas sangat ditentukan oleh biaya peluangnya (opportunity cost). 

Saat imbal hasil surat utang yang tergolong aman seperti US Treasury naik maka opportunity cost memegang emas ikut naik. Di situlah emas menjadi kurang menarik dan dilego investor. Harganya pun turun. 

Secara historis emas juga dijadikan sebagai mata uang. Pasokan emas yang cenderung stabil dibanding mata uang fiat yang bisa dicetak kapanpun dan berapapun jumlah oleh bank sentral membuatnya lebih cocok digunakan sebagai aset untuk lindung nilai dari inflasi. 

The Fed yang masih menerapkan kebijakan 'cetak duit' dikhawatirkan bakal memicu terjadinya inflasi yang tinggi. Likuiditas di AS yang berlimpah dan pembukaan kembali aktivitas ekonomi dikhawatirkan bakal menimbulkan inflasi tinggi. 

Sebagai informasi jumlah uang beredar (M2) di AS per Desember 2020 mencapai US$ 19 triliun. Nilainya naik 25% (yoy) dari tahun sebelumnya yang hanya US$ 15 triliun. Namun bos The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa inflasi masih rendah. 

yang merupakan sasaran target bank sentral. Dua hari ini Powell memang dijadwalkan untuk memberikan testimoni di hadapan Komite Perbankan Senat AS. 

Dalam forum tersebut ada beberapa anggota Senat yang menyoroti kebijakan The Fed dalam memompa likuiditas. Salah satunya adalah Warren Davidson yang mempertanyakan kenaikan pasokan uang akan memicu devaluasi dolar AS serta memicu inflasi yang tinggi. 

Powell pun menjawab bahwa seiring dengan berjalannya waktu, korelasi antara jumlah uang beredar (M2) dengan inflasi sangatlah rendah. Ketika M2 tumbuh 25% (yoy), inflasi masih berada di 1,4% (yoy).

Inflasi akan meningkat ketika pasokan uang semakin banyak tapi untuk jangka panjang dan tak akan berubah dalam satu malam. Kurang lebih begitulah yang dikatakan oleh Powell.

Ketakutan inflasi yang tinggi pun mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah anggota Kongres dari Partai Republik. "Baik itu GameStop, Bitcoin, real estat, komoditas, kami melihat harga aset yang cukup tinggi dan tanda-tanda inflasi," kata Senator Republik Pat Toomey.

Powell pun merespons bahwa untuk saat ini fokus utama adalah mengembalikan ekonomi di jalurnya. Untuk sampai ke sana uluran tangan bank sentral masih diperlukan. Apalagi saat ini kondisi pemulihan ekonomi juga tidak terjadi secara merata.

Kendati laju vaksinasi di AS tembus 1,5 juta orang per hari dan kasus Covid-19 turun, banyak masyarakat yang masih menderita. Ada 10 juta pekerjaan yang hilang saat krisis kesehatan tersebut membuat kebijakan karantina wilayah diterapkan termasuk di AS.

Wajar sebenarnya jika Powell membawa-bawa isu ketenagakerjaan karena The Fed diberi dua mandat utama (dual mandate) yaitu memaksimalkan serapan tenaga kerja dan menjaga stabilitas harga.

Mengingat inflasi masih rendah dan di bawah target bank sentral dan risk appetite investor tetap tinggi, harga emas pun tertekan. Emas harus mengalami perubahan nasib dari yang tadinya primadona sekarang justru ditinggalkan - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnbcindonesia.com

Rabu, 24 Februari 2021

Rifan Financindo - Emas Tergerus 2,5 Dolar, Investor Pertimbangkan Kesaksian Ketua Fed

 
RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas turun tipis pada akhir perdagangan yang berfluktuasi Selasa (Rabu pagi WIB), berbalik melemah dari kenaikan tiga hari berturut-turut, setelah dolar pulih dari penurunannya segera setelah komentar Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, yang mengatakan pemulihan ekonomi "tidak merata dan jauh dari selesai."

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, tergerus 2,5 dolar AS atau 0,14 persen menjadi ditutup pada 1.805,90 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (22/2/2021), emas berjangka melonjak 31 dolar AS atau 1,74 persen menjadi 1.808,40 dolar AS per ounce.

Emas berjangka menguat 2,4 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.777,40 dolar AS pada Jumat , setelah naik 2,2 dolar AS atau 0,12 persen menjadi 1.775,00 dolar AS pada Kamis , dan terpuruk 26,2 dolar AS atau 1,46 persen menjadi 1.772,80 dolar AS pada Rabu 


Ketua Federal Reserve AS bersaksi di depan Kongres AS pada Selasa (23/2/2021), mengatakan ada tanda-tanda bahwa ekonomi AS membaik tetapi masih jauh dari kesehatan penuh, dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi tidak mungkin memicu perubahan kebijakan sampai ekonomi pulih.

Powell mengatakan pihaknya akan membutuhkan "beberapa waktu" sebelum Fed mempertimbangkan perubahan kebijakan yang diadopsi untuk membantu ekonomi kembali ke lapangan kerja penuh dan dia "tidak memperkirakan inflasi naik ke tingkat yang mengganggu."

"Ada sedikit volatilitas di sekitar penampilan Powell di Senat tetapi dia belum benar-benar mengatakan apa pun yang mungkin membahayakan situasi yang ada," kata analis OANDA, Craig Erlam.

"Terlepas dari volatilitas, kami belum melihat pergerakan arah yang signifikan dalam imbal hasil atau dolar, itulah mengapa emas hanya sedikit lebih rendah, cerminan dolar menjadi sedikit lebih tinggi."

Indeks dolar merangkak kembali naik 0,2 persen, sedikit menjauh dari dekat level terendah enam minggu, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Tetapi emas mungkin tidak berbalik arah untuk mendapatkan keuntungan secara substansial "sampai kita mendapatkan lonjakan nyata dalam ekspektasi inflasi atau Fed berbicara tentang pengendalian kurva imbal hasil," kata analis IG Market, Kyle Rodda.

Kenaikan imbal hasil (obligasi) telah menantang daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi, karena meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Emas berada di bawah tekanan tambahan saat Conference Board yang berbasis di AS melaporkan indeks kepercayaan konsumen naik menjadi 91,3 pada Februari dari 88,9 pada Januari.

Emas melonjak 1,7 persen pada Senin ketika prospek meningkatnya inflasi memicu kekhawatiran valuasi ekuitas dan mendorong investor menuju logam safe-haven.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 39,7 sen atau 1,41 persen menjadi ditutup pada 27,688 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April anjlok 42,6 dolar AS atau 3,32 persen menjadi menetap di 1.239,70 dolar AS per ounce - RIFAN FINANCINDO

Sumber : imcnews.com

Selasa, 23 Februari 2021

PT Rifan Financindo - Harga Emas Spot Melayang Dekat Level Tertinggi Sepekan

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas melayang di dekat level tertinggi satu minggu pada hari Selasa setelah naik 1,5% di sesi sebelumnya. Dipicu imbal hasil Treasury Amerika Serikat (AS) turun, mengangkat daya tarik emas batangan.

Melansir Reuters pukul 8.22 WIB, harga emas spot naik 0,1% menjadi US$ 1.809.57 per ons troi pada 0057 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak 16 Februari di US$ 1.812,31 pada hari Senin. Sementara, harga emas berjangka AS naik 0,1% menjadi US$ 1.809,30. 

Dolar mencapai posisi terendah multi-tahun pada hari Senin terhadap pound Inggris dan dolar Australia karena para pedagang fokus pada janji vaksinasi virus corona dan prospek pertumbuhan ekonomi.

Tolok ukur imbal hasil Treasury AS turun dari puncak satu tahun pada hari Senin. Hasil yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan.

Presiden AS Joe Biden pada hari Senin meluncurkan perubahan pada program bantuan virus corona AS bagi usaha kecil untuk mencoba menjangkau perusahaan yang lebih kecil dan milik minoritas. 

Kemajuan RUU bantuan Covid-19 sebesar US$ 1,9 triliun yang diusulkan menambah kekhawatiran tentang tekanan inflasi. Emas sering dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Bank Sentral Eropa "memantau dengan cermat" kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah baru-baru ini, Gubernur ECB Christine Lagarde mengatakan pada hari Senin, tanda paling jelas bahwa pembuat kebijakan menjadi tidak nyaman dengan lonjakan biaya pinjaman baru-baru ini.

Bitcoin jatuh pada hari Senin setelah melonjak ke rekor tertinggi terbaru sehari sebelumnya karena aksi jual ekuitas global mengekang selera risiko.

AS pada hari Senin mencatatkan sejarah yang mengejutkan yaitu 500.000 kematian akibat Covid-19. Investor sekarang menunggu pidato Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell tentang Laporan Moneter Setengah tahunan di hadapan Kongres pada hari Selasa.

Di tempat lain, harga perak turun 0,4% menjadi US$ 28,04 per ouns troi. Platinum merosot 0,4% menjadi US$ 1.267.46 dan paladium naik 0,3% menjadi US$ 2.401,52 - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : kontan.co.id

Senin, 22 Februari 2021

PT Rifan - Harga Emas Berjangka Naik berkat Pelemahan Dolar AS

 

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas berjangka naik pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), merangkak naik untuk hari kedua berturut-turut setelah jatuh empat hari beruntun didorong pelemahan dolar AS, namun kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS menahan keuntungan lebih lanjut logam kuning.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terangkat USD2,4 atau 0,14% menjadi ditutup pada USD1.777,40 per ounce. Sehari sebelumnya, emas berjangka naik USD2,2 atau 0,12% menjadi USD1.775,00. 

Penurunan dolar AS kemungkinan telah mendorong emas lebih tinggi," kata Kepala Strategi Komoditas di TD Securities Bart Melek dilansir dari Antara, Sabtu. Dia menambahkan langkah tersebut juga bisa bersifat teknis.

Dolar turun 0,3% terhadap sekeranjang mata uang utamanya dan tampaknya akan membukukan kerugian mingguan kedua berturut-turut. 

masalah (untuk emas) tetap pada imbal hasil, dan kami terus melihat suku bunga di seluruh kurva bergerak lebih tinggi," tambah Melek.

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun AS naik mendekati level tertinggi satu tahun sebelumnya. Sementara emas dipandang sebagai lindung nilai inflasi, ekspektasi inflasi yang lebih tinggi telah mendorong imbal hasil, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. 

Emas masih mendapatkan keuntungan dari kebijakan moneter yang longgar dan suku bunga riil yang rendah tahun ini, kata para analis. Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada Kamis bahwa tanda-tanda perbaikan ekonomi AS baru-baru ini bukanlah alasan untuk mengurangi rencana paket bantuan pandemi USD1,9 triliun telah mendukung emas dalam dua hari terakhir.

Emas menemukan dukungan tambahan ketika IHS Markit melaporkan bahwa indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur AS berada di 58,5 pada Februari, lebih rendah dari angka 59,2 pada Januari.

National Association of Realtors melaporkan bahwa penjualan rumah yang ada atau existing home meningkat 0,6% menjadi 6,69 juta unit pada Januari, memberikan tekanan tertentu pada emas.

Logam lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 17,6 sen atau 0,65% menjadi ditutup pada USD27,254 per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik USD18,4 atau 1,44% menjadi menetap di USD1.293,10 per ounce - PT RIFAN

Sumber : okezone.com

Jumat, 19 Februari 2021

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Ditutup Menguat Usai Dolar AS Dan Yield US Treasury Koreksi Tipis

 

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas berhasil rebound dari level terendah dalam 2,5 bulan karena dolar Amerika Serikat (AS) dan yield US Treasury yang melemah. Namun, penguatan emas dianggap sementara karena optimisme atas pemulihan ekonomi membuat komoditas logam mulia ini rentan terhadap koreksi lebih lanjut. Kamis (18/2), harga emas spot ditutup naik 0,7% menjadi US$ 1.788,16 per ons troi, setelah menyentuh level terendah sejak 30 November di US$ 1.768,60

Serupa, harga emas berjangka kontrak pengiriman April 2021 naik 0,6% menjadi US$ 1.783,20 per ons troi. 

"Sedikit penurunan dolar AS telah menawarkan beberapa kelonggaran untuk emas," kata analis pasar FXTM Han Tan.

"Wajar jika emas akan beristirahat, setelah membukukan kerugian lima hari berturut-turut." 

Pelemahan the greenback mendukung daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya. Mengingat, dengan koreksi dolar AS, emas menjadi lebih murah bagi mata uang lainnya. 

Tolok ukur imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun melemah usai mencapai tertinggi sejak akhir Februari 2020 pada hari Rabu. Ini mengurangi biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Harga emas juga mendapat dukungan setelah Federal Reserve menegaskan kembali janjinya untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol sampai inflasi dan lapangan kerja meningkat.

Namun, emas mengalami kesulitan mencoba memenangkan hati investor sebagai aset lindung nilai inflasi, dengan aset lain lebih disukai, tambah Tan. 

Optimisme atas pemulihan ekonomi didukung oleh data penjualan ritel AS yang kuat pada hari Rabu - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : kontan.com

 

Rabu, 17 Februari 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Turun Karena Naiknya Minat Terhadap Resiko

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas berjangka diperdagangkan turun secara solid pada awal perdagangan sesi AS hari Senin, dengan pasar saham AS kembali mengalami rally dan minat para trader dan investor sangat kuat, sementara dollar AS berbalik menguat. Harga perak diperdagangkan stabil.

Emas berjangka kontrak bulan April turun $29.20 ke $1,794.10 per ons. Sementara harga perak Comex bulan Maret naik $0.007 ke $27.33 per ons.

Pasar saham global kebanyakan menguat dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah naik ke rekor ketinggian yang baru dalam perdagangan sesi New York. Pasar AS ditutup pada hari Senin karena liburan President’s Day. Pasar Cina masih libur untuk tahun baru Imlek.

Terus turunnya tingkat infeksi dari Covid – 19 ditengah usaha vaksinasi yang terus dipercepat, dan kemungkinan keluarnya stimulus fiskal AS yang besar pada musim Semi, menaikkan minat para trader dan investor terhadap resiko.

Dorongan yang datang dari stimulus fiskal AS ini menggembirakan pasar secara keseluruhan dan menaikkan prospek akan pertumbuhan yang lebih cepat dan dikeluarkannya hutang yang lebih besar. Hal ini telah mengakibatkan aksi jual terhadap obligasi AS dan mendorong naik yield obligasi AS, serta permintaan terhadap dollar AS, yang menambah tekanan terhadap harga emas.

“Support” terdekat menunggu di $1,784.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,771.30 dan kemudian $1,705.00. “Resistance” terdekat menunggu di $1,824.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,829.28 dan kemudian $1,838.51 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews.com