Selasa, 19 Oktober 2021

PT Rifan Financindo - Ramalan Harga Emas Terbaru Naik Tipis Tapi Bisa Turun

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia naik tipis pada perdagangan pagi ini. Ke depan, bagaimana prospek harga sang logam mulia, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.766,16/troy ons. Naik tipis 0,09% dari posisi hari sebelumnya.

Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Sepertinya pepatah itu cocok diaplikasikan untuk harga emas.

Memang betul harga emas hanya bisa naik tipis-tipis. Namun dari situ harga emas bisa membukukan kenaikan 0,41% dalam sepekan terakhir.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan momentum kenaikan harga emas masih bisa berlanjut. Dia menilai harga emas akan menguji titik resistance di US$ 1.776/troy ons yang jika tertembus akan membuat harga naik ke US$ 1.783/troy ons.

Apabila harga emas bisa stabil di atas US$ 1.764/troy ons, lanjut Wang, maka tren kenaikan bisa terjaga. Namun jika titik support itu tertembus, maka harga akan turun ke rentang US$ 1.752-1.757/troy ons.

Oleh karena itu, Wang memperkirakan momentum kenaikan harga emas tidak akan bertahan lama. Melihat grafik perdagangan harian, harga emas gagal menembus titik resistance US$ 1.800/troy ons dan malah menembus titik support US$ 1.773/troy ons.

Pergerakan harga yang drastis pada 15 Oktober 2021 memberi sinyal tren penurunan masih akan terjadi. Harga emas mungkin akan jatuh hingga ke US$ 1.739/troy ons dan kemudian mengalami konsolidasi dekat dengan US$ 1.773/troy ons," tulis Wang dalam risetnya - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia.com

Senin, 18 Oktober 2021

PT Rifan - Harga Emas Terhalang Resistance Di $1,800

 

PT RIFAN BANDUNG - Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.

Emas berhadapan dengan resistensi yang massif di level $1,800 per ons, yang membuat penurunan harga emas sebanyak $30 pada hari Jumat minggu lalu. Emas kelihatannya tidak siap terhadap suatu rally sampai cukup minat yang mau membawa emas melampaui barrier tehnikal kunci.

Salah satu hal yang membebani harga emas adalah outlook ekonomi yang lebih baik daripada yang diperkirakan setelah data ekonomi penjualan ritel AS muncul dengan kuat.

Pergerakan turun secara tehnikal membuat rally emas pada pertengahan minggu ke $1,801 – yang dipicu oleh munculnya data inflasi yang panas yang menunjukkan tekanan harga meningkat 5.4% secara tahunan di bulan September – terhenti.

Hal lain yang menekan turun harga emas adalah naiknya yields treasury AS, sebagai akibat ekspektasi akan lebih agresifnya Federal Reserve AS dan sentimen “risk-on” di pasar saham AS.

Salah satu rintangan terbesar bagi emas adalah harus bertempur melawan ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan menjadi lebih agresif dalam hal melakukan “tapering” terhadap pembelian obligasi dan menaikkan tingkat suku bunga.

Emas menghadapi resistensi yang massif. Model dari Federal Reserve’s Fund Rates memberikan indikasi akan kenaikan tingkat suku bunga pada tahun depan di sekitar bulan November. Ada banyak pembicaraan mengenai “tapering”, kenaikan yields AS, minat terhadap resiko di dalam saham kembali muncul. Emas menghadapi banyak resistensi di $1,800, $1,805, $1,815 dan seterusnya. Level support kritikal yang perlu dipertahankan adalah $1,750 yang apabila berhasil ditembus akan bisa turun lebih jauh ke $1,720 dan kemudian $1,685.

Bitcoin menyentuh $60,000 dan mendekati ketinggian sepanjang waktu untuk pertama kalinya di dalam 6 bulan untuk pertama kalinya yang juga menambah tekanan terhadap emas yang harus terus berkompetisi dengan cryptocurrencies yang popular sebagai asset lindung nilai.

Meskipun demikian level emas di bawah $1,800 bisa menjadi kesempatan untuk membeli emas di harga bawah. Ketakutan sedang meningkat, termasuk ketakutan akan inflasi dan isu rantai supply dan banyak orang sedang mencari yang aman. Emas, kripto dan treasuries biasanya adalah asset safe-haven yang dicari.

Di AS, setelah isu batas hutang diperpanjang, Demokrat memiliki waktu untuk bergerak lagi dengan dua undang-undang belanja.

Tidak adanya berita berarti negosiasi terus berlanjut. Setiap kesepakatan akan bisa mendorong naik sentimen, sementara itu setiap tidak ada kesepakatan akan membebani sentimen pasar.

Investor juga akan melihat apakah klaim pengangguran tetap di bawah 300.000. PMI pendahuluan untuk bulan Oktober dari Markit juga menarik perhatian. Di bulan September, manufaktur mencapai 60 poin yang merefleksikan pertumbuhan yang kuat sementara jasa di sekitar 55, menunjukkan ekspansi yang solid dan moderat.

Support terdekat menunggu di $1,750 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,720 dan kemudian $1,685. “Resistance” terdekat menunggu di $1,797 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,815 dan kemudian $1,836 - PT RIFAN

 

Sumber : vibiznews.com 

Kamis, 14 Oktober 2021

Rifan Financindo - Krisis Di China Makin Parah, Ternyata Ini Biang Keroknya

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Krisis energi kini melanda China. Setidaknya 20 provinsi mengalami kekurangan pasokan listrik.

Para pekerja diminta menaiki tangga di pabrik bukan lift atau elevator, produsen dipaksa memotong waktu produksi secara drastis, sementara rumah tangga mengalami pemadaman listrik berhari-hari. Krisis ini membuat pihak berwenang China khawatir dan bisnis panik.

Hal ini diyakini bisa mempengaruhi pemulihan ekonomi China. Sektor-sektor intensif energi seperti produksi logam dan semen diperkirakan menjadi salah satu yang paling terpukul.

Pabrik-pabrik ini takut tak bisa memenuhi pesanan yang membludak menjelang akhir tahun. Kepala Kadin China bagian Selatan bahkan mengatakan anggotanya mulai mengandalkan generator diesel untuk beroperasi.

Lalu mengapa ini terjadi?

Setidaknya ada beberapa hal yang menyebabkan ini terjadi. Meskipun tenaga batu bara menyumbang sekitar 70% listrik China, ada kekurangan investasi yang terjadi dalam bahan bakar.

Seperti diketahui, Beijing perlahan-lahan menutup tambang batu bara dan pembangkit listrik tenaga uap batu bara (PLTU) karena alasan lingkungan. Tetapi gangguan lain muncul.

Jika dilihat, sebenarnya pasokan domestik di negara itu berasal dari Provinsi Shanxi, Shaanxi serta Mongolia Dalam. Namun sejumlah hal membuat pasokan di wilayah penghasil batu bara tak berjalan lancar.

Di Mongolia Dalam misalnya, kampanye anti korupsi di industri baru bara keras disuarakan sejak tahun lalu dan mengganggu pasokan. Sementara di Shaanxi, tambang-tambang ditutup seiring dengan peringatan 100 tahun Partai Komunis dan pertandingan nasional China yang membuat pemerintah daerah berupaya memunculkan citra "langit cerah".

Belum lagi banjir yang baru-baru ini menghantam wilayah itu. Hujan deras dan banjir menghantam tambang-tambang batu bara di Shanxi dan Shaanxi.

Mengutip Biro Manajemen Darurat provinsi, sebagaimana dimuat CNN International, hujan lebat memaksa penutupan 60 tambang batu bara di provinsi di mana seperempat dari produksi 'emas hitam' dihasilkan. Sekitar 1.900 bangunan hancur dan 1,75 juta warga terkena dampak.

Masalah tumpeng tindih kebijakan juga menjadi alasan lainnya. Tahun ini China meningkatkan hukuman bagi penambang yang gagal memenuhi pedoman keselamatan yang membuat para bos baru bara enggan memperluas produksi.

"Kurang koordinasi," kata seorang mitra di Plenum China Research, ditulis Financial Times.

Arahan lain juga terkait strategi pemerintah pusat menurunkan konsumsi dan intensitas energi tak ramah lingkungan. Dalam pidato di PBB Xi Jinping bahkan membuat janji iklim dramatis soal ini.

Provinsi pun akhirnya berlomba-lomba memenuhi target ini dengan membatasi pembiayaan untuk pembangkit listrik dengan konsumsi energi tinggi. Provinsi yang gagal memenuhi target direspon dengan penjatahan penggunaan listrik.

Hal ini pun ditambah dengan harga batu bara yang mulai tinggi, seiring kelangkaan energi gas di benua lain yakni Eropa. Harga gas yang melambung dan jumlah yang langka membuat batu bara terkerek naik.

Pasokan domestik menyumbang 90% dari konsumsi batu bara China tapi gangguan impor sangat berpengaruh. Perseteruan dengan Australia, sumber mayoritas batu bara China, karena asal usul Covid-19 juga jadi masalah lain.

"Sanksi (Australia) dan banjir di Indonesia serta wabah pandemi di Mongolia juga berkontribusi pada melemahnya impor batu bara China tahun ini," kata peneliti HIS Markit Lara Dong menjelaskan sumber-sumber impor batu bara Tirai Bambu.

Lalu bagaimana energi terbarukan?

Konsultan energi di Lantau Group mengatakan energi terbarukan belum bisa mencapai skala cukup untuk menggantikan batu bara. Kurangnya hujan juga mengganggu pembangkit listrik tenaga air - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia.com

Rabu, 13 Oktober 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Bergerak Ogah-ogahan

 


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia naik tipis pada perdagangan pagi hari ini. Well, memang sulit berharap harga emas bisa naik tinggi.

Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.760,25/troy ons. Naik tipis hampir flat 0,02% dari hari sebelumnya.

Gerak harga emas memang agak ogah-ogahan. Dalam seminggu terakhir, harga sang logam mulia terkoreksi 0,13% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga turun 2,44%.

Tren koreksi sepertinya masih akan membayangi harga emas. Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan target harga emas hari ini ada di US$ 1.748-1.743/troy ons. Harga emas akan mencoba menguji level resistance di kisaran US$ 1.768-1.776/troy ons.

"Harga emas sudah stabil di sekitar titik support US$ 1.748/troy ons. Kini saatnya menguji level resistance," sebut Wang dalam risetnya.

Namun jika harga emas malah turun ke titik support, lanjut Wang, maka ada risiko 'longsor' ke arah US$ 1.724/troy ons.

Saat ini, tambah Wang, kunci bagi harga emas adalah bisa menyentuh US$ 1.773/troy ons. Apabila gagal menyentuh titik ini, maka ada kemungkinan harga akan turun menuju US$ 1.739/troy ons, terlihat dari pola shooting star yang terbentuk pada 8 Oktober 2021 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : 

 

Selasa, 12 Oktober 2021

PT Rifan Financindo - Emas, Investasi Menjanjikan Buat Ibu - Ibu Naik Kelas


PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Membicarakan instrumen investasi, tentu banyak sekali macamnya. Namun, apabila dicermati lebih spesifik, tentang pilihan investasi yang tepat dipilih di masa pandemi seperti sekarang, maka emas menjadi salah satu jawaban terbaiknya.

Emas dikenal sebagai instrumen investasi yang cocok sekaligus paling sederhana untuk mengoptimalkan nilai uang dan menghindari inflasi.

Berdasarkan kondisi yang terjadi di lapangan menjelaskan tentang keuntungan berinvestasi emas menjadikan emas sebagai safe haven, atau tempat yang aman untuk berinvestasi, terutama untuk berinvestasi  jangka panjang untuk meminimalkan risiko di tengah ketidakpastian yang terjadi. Baca Juga: Betah! Harga Emas Antam Hari Ini Masih Dibanderol Rp914.000 Per Gram!

Kemudian bila berbicara sisi keuntungan investasi emas bagi kaum Hawa dan Kalangan Milenial tidak bisa dipandang sebelah mata. Terlebih sejak pandemi berlangsung, harga emas juga meningkat cukup tajam. Investasi emas di masa pandemi masih relevan dan sangat bisa diandalkan. Dan besarnya potensi tersebut, tentu menjadi sebuah pilihan bagi kaum Ibu dan Kalangan Milenial.

Menurut pengusaha dan juga ustaz, Yusuf Mansur, mengajak ibu-ibu dan juga remaja putri untuk naik kelas dalam hal perekonomian bisa dilakukan dengan cara melakukan investasi emas atau logam mulia.

“Saya berharap ibu-ibu dan remaja putri tidak hanya menjadi konsumen dengan rajin membeli emas, tapi juga bisa melakukan investasi dengan menjual emas, menjadi distributor emas, bahkan memiliki saham perusahaan emas dengan mempelajari terlebih dahulu rekam jejak dan memperhatikan fundamental perusahaan,” kata Ustaz Yusuf Mansur saat dihubungi media di Jakarta (10/10/2021).

Menurut Ustaz Yusuf Mansur yang menggagas pendirian PPPA Daarul Qur'an bahwa emas menjadi bisnis yang akan bertahan atau sustain dalam jangka panjang.

”Saya mengikuti perkembangan dan terlihat bahwa apapun yang terjadi di negeri ini, emas tetap bertahan,” ungkapnya. Baca Juga: Lumayan! Harga Emas Antam Bangkit per Kamis, 7 Oktober 2021

Untuk memberi dukungan pada kaum ibu-ibu dan milenial untuk ‘naik kelas’, PPPA Daarul Qur’an akan menghadirkan logam mulia yang menyentuh ekosistem pesantren  di bawah binaannya ini. PPPA Daarul Qur’an menggandeng Lotus Archi, anak perusahaan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) yang juga memiliki pertambangan emas di Sulawesi Utara.

Secara terpisah, CEO Lotus Archi, Rudy Suhendra mengatakan bahwa salah satu programnya adalah untuk mengedukasi masyarakat termasuk generasi muda untuk berinvestasi sejak dini. “Emas bisa menjadi salah satu pilihan investasi yang aman dan menjanjikan,” kata dia.

Rudy menjelaskan bahwa Lotus Archi (emas Merah Putih) hadir bagi masyarakat dengan memberikan logam mulia produk Indonesia dengan kualitas standar Internasional, harga kompetitif dan pilihan model yang beragam - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Senin, 11 Oktober 2021

PT Rifan - Harga Emas Mengapa Tidak Naik Saat NFP Buruk?

 


PT RIFAN BANDUNG - Harga emas sempat turun ke kerendahan selama 6 minggu di $1,721 karena naik tingginya yields AS, namun berhasil naik kembali ke $1,753 pada awal minggu. Mengakhiri minggu ini, harga emas bertahan di $1,757 dengan melemahnya dollar AS dan munculnya laporan NFP AS yang mengecewakan.

Dengan emas tidak berhasil mengalami rally meskipun muncul laporan employment AS bulan September yang mengecewakan, harga emas kelihatannya cenderung turun.

Laporan pekerjaan AS bulan September mengejutkan dengan penurunan ke 194.000 posisi dibandingkan dengan yang diperkirakan sebesar 500.000. Ini adalah kekeliruan  perkiraan yang besar mempertimbangkan bahwa kepala Federal Reserve Jerome Powell memerlukan laporan yang sangat baik untuk memulai “tapering” secepatnya pada bulan November.

Angka pekerjaan yang keluar meleset jauh daripada yang diperkirakan. Namun berita buruk adalah kabar baik bagi emas. Itu karena pasar percaya bahwa the Fed tidak bisa bersikap agresif pada bulan depan dengan melakukan “tapering” atau menaikkan tingkat bunga.

Sebagai respon terhadap laporan employment yang baru saja keluar, emas melompat $20 ke ketinggian harian di $1,781. Namun, emas berakhir dengan kehilangan semua keuntungannya, kembali ke $1,757 karena yields treasury AS mulai naik.

Sebagaimana yang telah terjadi selama bulan-bulan yang lalu, harga emas sangat sensitif terhadap data ekonomi AS. Dua area yang merebut permintaan safe-haven dari emas adalah pasar obligasi dan krypto.

Dengan data ekonomi bertambah buruk, bisa terjadi pergerakan di dalam sentimen emas. Namun emas perlu menemukan permintaan dari para pembeli baru sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang selama ini berpindah ke dollar AS dan bitcoin.

Data ekonomi kelihatannya berada pada trending turun. Inflasi masih akan agak tinggi. Semua ini akan positip bagi emas. Terutama karena kelihatan inflasi juga diluar AS, kelihatannya kereta tidak akan berhenti bergerak walaupun Powell berkata bahwa kenaikan harga bersifat sementara.

Pertanyaan yang kritikal bagi emas adalah apakah kepala Fed Jerome Powell akan melanjutkan melakukan tapering pada bulan November. Beberapa minggu lalu, Powell menyatakan bahwa tes bagi “tapering” sudah semua digenapi. Namun apakah kasusnya masih sama?

Kelihatannya tidak mungkin “tapering” bisa dilakukan pada bulan Nopember, dengan angka pekerjaan AS yang muncul mengecewakan. Mereka juga tidak bisa menaikkan tingkat bunga segera seperti yang mereka inginkan apabila data ekonomi yang keluar buruk. Jika the Fed tidak dapat menepati batas waktunya dan terpaksa untuk melanjutkan mendukung pasar lebih lama daripada yang diperkirakan. Hal ini menunjukkan ekonomi tidak kuat dan akan menggerakkan permintaan safe-haven terhadap emas.

Resiko bagi emas disini adalah the Fed memilih mengikuti jadwal waktu “tapering” untuk alasan transparansi.

Emas bisa terus bergerak “sideways”. Bahkan pada saat data employment meleset banyak, yields masih tetap naik. Pasar treasury memberitahukan kita bahwa the Fed akan melekat kepada jadwal waktunya. The Fed kuatir mengenai transparansi. Jadi apabila mereka telah memberikan indikasi maka mereka cenderung akan melakukannya.

Emas kelihatannya akan gagal menciptakan momentum bullish kecuali bisa ditutup di atas ketinggian pada hari Jumat di $1,781 per ons. Jika pasar emas bisa ditutup di atas $1,781 atau lebih tinggi, emas akan cenderung menjadi bullish, sehingga bisa bergerak naik menuju $1,800 - PT RIFAN

Sumber : vibiznews.com

Jumat, 01 Oktober 2021

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Naik Terus Dibayangi Yield Obligasi AS Tetap Di Atas 1,5%


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik pada Kamis pagi di Asia, setelah jatuh ke level terendah tujuh minggu selama sesi sebelumnya, tetapi kenaikan imbal hasil Treasury AS terus memberikan tekanan.

Harga emas berjangka naik 0,54% ke $1.732,25/oz pukul 11.58 WIB menurut data Investing.com, memulihkan sebagian kerugiannya pada hari Rabu ketika jatuh ke $1.720,49, level terendah sejak 9 Agustus. Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun bertahan di atas 1,5%, level yang tidak terlihat sejak akhir Juni 2021.

"Emas berkonsolidasi sebelum mungkin mengalami penurunan besar lainnya," kata ahli strategi mata uang DailyFX Ilya Spivak kepada Reuters, menunjuk pada langkah Fed menuju pengurangan aset dan siklus kenaikan suku bunga yang lebih cepat daripada yang diperkirakan pasar pada awalnya.

“Meskipun ada banyak risiko yang dapat membantu emas bergerak lebih tinggi, seperti data ekonomi yang lebih lemah atau krisis utang Evergrande yang berpotensi meluas ke ekonomi lain, ini kemungkinan tidak memberikan dukungan yang tahan lama.”

Penembusan di bawah $1.700 dapat melihat emas menguji level $1.675 hingga $1.680, kata Spivak.

Kepala bank sentral termasuk Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell dan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde, bersama Gubernur Bank of England dan Bank of Japan Andrew Bailey dan Haruhiko Kuroda, berbicara dalam forum ECB pada hari Rabu. Meski memantau inflasi, mereka optimistis fenomena tersebut hanya bersifat sementara.

Di Asia Pasifik, Cina merilis data sebelumnya yang menunjukkan indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) bulan September lebih rendah dari perkiraan 49,6. Namun, PMI non manufaktur dan PMI manufaktur Caixin masing-masing berada di 53,2 dan 50 yang lebih baik dari perkiraan.

Di logam mulia lainnya, perak naik 0,31% di 21,552, platinum naik 0,67% di 956,25 dan paladium terus naik 1,14% di 1.863,00 pukul 12.01 WIB - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com