Senin, 21 November 2022

PT Rifan - EUR/USD Inflasi Tetap Menjadi Problem Utama

PT RIFAN BANDUNG - EUR/USD sempat memperpanjang kenaikannya di bulan November pada hari Selasa minggu lalu ke 1.0480, namun momentum naik ini selanjutnya meredup dan EUR/USD mengakhiri minggu lalu di sekitar 1.0325. Dolar AS tetap berada pada posisi di bawah pada awal minggu lalu di tengah memuncaknya spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan pivot dalam hal kebijakan moneternya setelah ada tanda – tanda inflasi berkurang di Amerika Serikat.

Sentimen yang positip memudar selama minggu lalu di tengah tanda-tanda tekanan inflasi masih tetap tinggi secara global, meningkatnhya ketegangan antara Rusia dengan negara-negara Barat dan ketakutan akan isu rantai supply yang baru setelah sebelumnya sempat selesai. Euro yang sebelumnya mengambil keuntungan dari melemahnya dollar AS secara luas kehilangan sebagian keuntungan yang pernah diperolehnya.

Apa yang Terjadi pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 1.0354, EUR/USD mengakhiri minggu lalu hari Jumat dengan sedikit penurunan ke 1.0325. Hari Senin sempat turun ke 1.0270 namun akhirnya berhasil naik lagi ke posisi yang sama di 1.0320. Hari Selasa sempat berhasil naik menembus 1.0400 ke 1.0480 namun kemudian turun kembali ke bawah 1.0400, ke 1.0390  sampai hari Rabu dan hari Kamis berada di 1.0370. Pada hari Jumat tidak berhasil bangkit malah terus turun ke 1.0325. .

Pergerakan Harian EUR/USD Minggu Lalu

Hari Senin EUR/USD berhasil menghapus kerugiannya setelah naik kembali ke 1.0320. Sebelumnya pasangan matauang ini sempat turun ke 1.0270 tetapi kemudian dollar AS  kehilangan momentumnya secara luas, yang membuat rebound EUR/USD.

Setelah rally dua hari yang mengesankan, EUR/USD stabil di sekitar 1.0300. Koreksi terbatas dan kecenderungan mengarah naik meskipun sudah dalam posisi “overbought” yang membatasi kenaikan lebih lanjut.

Dolar AS terkoreksi normal selama jam perdagangan sesi Amerika, bahkan pada saat yields AS naik ke posisi yang lebih tinggi. Yields AS 10 tahun berada pada 3.89% sementara yields AS 2 tahun berada pada 4.43%.

EUR/USD bertahan pada keuntungannya yang diperoleh karena rilis publikasi dari Consumer Price Index (CPI) AS bulan Oktober yang mendorong ekspektasi Federal Reserve akan menjadi kurang agresif.

EUR/USD mendapatkan permintaan yang baru dengan pergerakan naik pasangan matauang ini mengarah ke atas 1.0400 pada jam perdagangan sesi AS hari Selasa malam, dengan pemulihan dollar AS tertahan karena penyangkalan Presiden AS Biden atas keterlibatan misil Rusia yang menyerang Polandia.

Pasangan matauang EUR/USD sempat naik menyentuh 1.0480 pada hari Selasa, level tertinggi sejak awal bulan Juli. Pasangan matauang ini terus naik pada paruh pertama jam perdagangan karena menguatnya saham – saham sehingga menekan turun dollar AS.

EUR/USD melanjutkan kenaikannya setelah muncul data ekonomi AS yang menunjukkan bahwa tekanan inflasi terus mereda. Pada awal perdagangan sesi AS hari Selasa muncul laporan inflasi AS yang berikutnya yang sedikit lebih dingin daripada yang diperkirakan.

Laporan inflasi AS yang datangnya dari Producer’s Price Index (PPI) bulan Oktober, muncul dengan kenaikan di atas 8.0% per tahun, dibandingkan dengan kenaikan sebesar 8.3% yang diperkirakan.

Dari Eropa, GDP area Euro kuartal ke tiga dikonfirmasikan berada pada 0.2% QoQ sebagaimana dengan yang telah diperkirakan sebelumnya. Sementara survey ZEW Jerman menunjukkan bahwa Sentimen Ekonomi pada bulan November membaik dengan Indeks Jerman berada pada – 36.7 dan Zona Euro berada pada – 38.7.

Namun kondisi pasar tiba-tiba berbalik dengan saham – saham mendadak jatuh sementara dollar AS berbalik melanjutkan penguatannya karena munculnya arus safe – haven yang baru akibat berita yang mengatakan bahwa misil Rusia telah ditembakkan dan mengena ke Polandia.

EUR/USD telah kehilangan momentum bullish-nya dan turun di bawah 1.0400 diperdagangkan di sekitar 1.0390 pada jam perdagangan sesi AS hari Rabu. Sentimen terhadap resiko bergerak ke arah negatip meskipun data ekonomi AS yang keluar, data Retail Sales, bagus. Angka Retail Sales AS ini membantu dollar AS menemukan permintaannya dan membebani pasangan matauang EUR/USD ini.

Para konsumen AS tetap berbelanja besar pada bulan lalu. Menurut data terbaru dari Departemen Perdagangan AS, Retail Sales AS pada bulan Oktober naik 1.3% setelah pada bulan September tidak mengalami perubahan. Data yang baru keluar ini mengatasi yang diperkirakan secara signifikan. Para ekonom hanya memperkirakan kenaikan Retail Sales AS sebesar 1.0%.

Area Financial Stability Review zona Euro yang dipublikasikan oleh ECB, mempertunjukkan bagaimana penurunan ekonomi dan kondisi keuangan zona Euro telah menaikkan resiko pada stabilitas keuangan area euro, di tengah krisis energi yang berkelanjutan yang dipicu oleh perang di Ukraina. Berita ini turut menekan turun EUR/USD ke bawah 1.0400 ke sekitar 1.0390.

EUR/USD mengakhiri perdagangan hari Kamis di teritori merah, namun berhasil mempertahankan sedikit keuntungan mingguannya di zona harga 1.0370. Dolar AS menguat karena datangnya kembali keengganan terhadap resiko, dengan para pemain di pasar semakin prihatin dengan situasi Rusia vs Nato dan meningkatnya penularan coronavirus di Cina yang bisa membawa kepada lockdown yang lebih ketat dan munculnya isu rantai supply yang baru.

Pasar saham global merefleksikan keprihatinan dengan kebanyakan indeks saham turun.

Dari medan data, Area Euro merilis Construction Output bulan September, yang naik 0.1% MoM sebagaimana dengan yang telah diantisipasikan. Inflasi Consumer Price Index zona Euro bulan Oktober direvisi naik ke 10.6% YoY sedikit di bawah perkiraan pendahuluan 10.7%.

Sementara AS mempublikasikan  Initial Jobless Claims untuk minggu yang berakhir pada tanggal 11 November, yang turun menjadi 222.000, lebih baik daripada sebelumnya di 226.000. Philadelphia Fed Manufacturing Survey bulan November muncul di – 19.4, lebih buruk daripada  sebelumnya di – 8.7.

EUR/USD diperdagangkan di sekitar 1.0325 dengan dollar AS bergerak sangat volatile, naik dan turun bergantian, pada awal jam perdagangan sesi AS hari Jumat.

Berbicara di Frankfurt Financial Conference, Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde mengulangi kembali bahwa mereka memperkirakan kenaikan tingkat bunga lebih jauh ke level yang diperlukan.

Mengakhiri minggu ini, sikap para trader dan investor kebanyakan positip setelah keluar laporan retail sales AS bulan Oktober yang jauh lebih baik daripada yang diperkirakan yang membebani dollar AS turun.

Menurut data terbaru dari Departemen Perdagangan AS, Retail Sales AS pada bulan Oktober naik 1.3% setelah pada bulan September tidak mengalami perubahan. Data retail sales ini yang keluar pada hari Rabu, mengatasi yang diperkirakan secara signifikan. Para ekonom hanya memperkirakan kenaikan Retail Sales AS sebesar 1.0%.

Namun antusiasme para trader dan investor diredakan pada hari Kamis oleh retorika yang hawkish dari para pejabat Federal Reserve AS. Para pejabat the Fed mengatakan bahwa ekonomi AS perlu masuk ke dalam resesi selama beberapa saat lamanya agar supaya dapat sepenuhnya menekan turun inflasi yang problematik. Pernyataan para pejabat the Fed ini membuat dollar AS berbalik menguat.

Faktor “Risk-Off” Membebani Euro

Inggris melaporkan Consumer Price Index (CPI) bulan Oktober mencetak rekor yang baru, naik ke 11.1% YoY. Negara ini sebegitu jauh adalah satu-satunya negara yang pemerintahnya dengan terbuka mengakui bahwa ekonomi negaranya berada dalam resesi. Sementara itu dari area Euro, Consumer Price Index dikonfirmasi berada pada 10.6% untuk periode yang sama, sedikit di bawah perkiraan pendahuluan di 10.7%.

Pada pertengahan minggu lalu, kepanikan menghantam pasar keuangan setelah muncul berita bahwa misil yang diduga dari Rusia jatuh di kota Polish dekat perbatasan dengan Ukraina, membunuh dua orang. Setelah dilakukan investigasi, NATO percaya bahwa itu adalah misil dari pertahanan Ukraina, meskipun masih dalam tahapan investigasi.

Selain itu, Cina terus melaporkan naiknnya kasus virus corona. Cina mengumumkan 23.276 kasus baru pada hari Kamis minggu lalu meskipun sudah dilakukan kebijakan zero-covid. Lockdown menyebar ke region-region yang berbeda, yang mengakibatkan keresahan sosial. Cina hampir tidak pernah melonggarkan langkah-langkah restriksi dan dunia takut ekonomi Cina yang terpukul bisa memicu penularan global sebagaimana yang terjadi pada awal tahapan pandemik Covid – 19.

Sementara itu, para bank sentral memberikan tanda-tanda menjelang pertemuan kebijakan moneter mereka pada pertengahan bulan Desember. Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde pada hari Jumat minggu lalu, mengatakan bahwa mereka akan terus menaikkan tingkat bunga, dan menambahkan mereka bahkan mungkin perlu merestriksi aktifitas ekonomi untuk menjinakkan inflasi. Saat ini tingkat bunga ECB berada pada 1.5%, jauh di bawah dollar AS sebesar 4%.

AS Menunjukkan Signal Makro Ekonomi yang Bagus

Amerika Serikat memberikan tanda – tanda makro ekonomi yang lebih baik. Producer Price Index (PPI) bulan Oktober naik 8% YoY, turun dari sebelumnya 8.4%. Angka inti berada pada 6.7%, turun dari 7.1%. Retail Sales naik 1.3% MoM pada bulan September, mengatasi dari yang diperkirakan.

Meskipun demikian, kenaikan dollar AS agak terbatas. Hal ini disebabkan karena keyakinan bahwa the Fed akan segera memperlambat kecepatan pengetatan quantitative-nya. Meskipun isu ini dibantah oleh para pejabat the Fed.

Faktor lain yang membebani assets dengan yields yang tinggi seperti matauang Euro datang dari Federal Reserve. Beberapa komentar dari para pejabat the Fed pada minggu lalu yang harus digali termasuk komentar dari wakil ketua the Fed Lael Brainard bahwa “walaupun the Fed telah melakukan banyak hal, the Fed masih mempunyai pekerjaan tambahan untuk dilakukan”. Gubernur the Fed Christopher Waller juga mencatat bahwa “satu laporan tidak bisa menjadi tren.” Dan Presiden the Fed St. Louis James Bullard memberikan peringatan bahwa the Fed akan masih harus menaikkan tingkat suku bunga kunci paling sedikit 5.25%. Meskipun demikian the Fed dikenal sebagai yang cepat berubah nadanya.

Minggu ini, S&P Global akan mempublikasikan perkiraan pendahuluan dari PMI bulan November baik untuk Uni Eropa maupun untuk Amerika Serikat. Amerika Serikat juga akan mempublikasikan Durable Goods Orders bulan Oktober dan mengeluarkan risalah pertemuan FOMC the Fed bulan Oktober. Finalnya pada hari Jumat, Jerman akan mempublikasikan. perkiraan kedua dari Gross Domestic Product (GDP).

Support & Resistance

Support” terdekat menunggu di 1.0305 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0260  dan kemudian 1.0220. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0360 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0400 dan kemudian 1.0445 - PT RIFAN

Sumber : vibiznews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar