Jumat, 30 Oktober 2020

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Tertekan Turun Karena Data Ekonomi AS

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas melemah pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat. Metal berharga terpukul oleh menguatnya indeks dolar AS pada mingguini. Metal berharga belum mendapatkan banyak permintaan safe-haven ditengah goyahnya pasar saham AS. Emas berjangka kontrak bulan Desember turun $4.50 per ons pada $1,874.40. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada Rp 995.000,- per gram, turun Rp 12.000,-

Sementara pasar tenaga kerja AS terus menunjukkan perbaikan dengan semakin sedikit orang yang mengajukan klaim pengangguran. Data terakhir dari minggu lalu menunjukkan level klaim pengangguran terendah sajak ekonomi AS terpukul hebat oleh pandemik Covid – 19. Klaim pengangguran mingguan AS turun sebanyak 40.000 menjadi 751.000 lebih baik daripada yang diperkirakan pasar di 773.000.

Harga emas semakin tertekan dengan data ekonomi AS, GDP kuartal ketiga naik tajam melebih daripada yang diperkirakan. Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa ekonomi AS kuartal ketiga menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 33.1%, pulih dari penurunan sebesar 31.4% yang dilaporkan pada kuartal kedua dan lebih tinggi daripada yang diperkirakan pasar sebesar 32%.

Para ekonom memberikan catatan bahwa ini adalah rekor pertumbuhan ekonomi AS yang terbaik. Harga emas turun lagi ke $1,869.20 per ons sebagai reaksi awal dari keluarnya data GDP AS ini.

Pasar saham kebanyakan bervariasi dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah menguat karena koreksi atas kerugian yang tajam pada hari Rabu. Sekali lagi para trader dan investor menganggap ringan prospek dari penularan Covid – 19 menjelang musim dingin yang akan segera datang. Eropa ada dalam kondisi yang lebih buruk daripada Amerika Serikat, namun para ahli kesehatan mengatakan bahwa Amerika Serikat hanya sekitar empat minggu dibelakang Eropa. Perancis sedang memasuki lockdown total untuk kedua kalinya pada tahun ini, sementara negara Eropa lainnya sedang berada di dalam berbagai tingkat penutupan bisnis yang meningkat. Keprihatinan menjelang pemilihan presiden AS juga mendominasi pasar pada hari Kamis.

Penurunan harga emas selanjutnya akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1.869 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1.851 dan kemudian $1.825. Sedangkan kenaikannya kembali akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1.885  yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1.900 dan kemudian $1.920 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews.com

Rabu, 28 Oktober 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Naik Karena Indeks Keyakinan Konsumen AS Turun


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas sedikit melemah pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat kemarin. Sementara waktu pemilihan presiden AS tinggal satu minggu lagi, kebanyakan pasar berhenti sejenak sampai hasil pemilihan menjadi jelas. Kebanyakan trader akan keluar dari pasar, tidak mau ambil resiko, karena hasil pemilihan presiden yang masih tinggi ketidakpastiannya. Meskipun demikian, emas masih berpotensi naik karena bertambahnya permintaan safe-haven menjelang waktu pemilihan yang semakin mendekat. Emas berjangka kontrak bulan Desember turun $1.00 per ons ke $1,904.70. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada Rp 1.007.000,- per gram, tidak berubah.

Selanjutnya harga emas mengalami kenaikan setelah indeks keyakinan konsumen AS untuk bulan Oktober kurang dari yang diperkirakan pasar. Indeks keyakinan konsumen AS pada bulan Oktober turun ke 100.9 dari angka bulan September yang telah direvisi turun ke 101.30, sementara para ekonom memperkirakan indeks keyakinan konsumen AS ini muncul di 102.0. Harga emas  naik ke $1,909.80 per ons, naik 0.22% pada hari kemarin.

Pasar saham global kebanyakan melemah dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah sedikit naik pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Pasar global tetap gelisah dengan meningkatnya infeksi pandemi di banyak bagian dunia, termasuk di Eropa dan AS. Ada kekuatiran lockdown yang baru akan datang pada saat musim dingin datang, meskipun tidak se-ekstrim musim semi yang lalu. Eropa sudah siap melakukan karantina dari sebagian aktifitas bisnisnya. Sementara sampai saat ini belum ada vaksin yang sudah siap untuk dirilis bagi distribusi umum.

Hal penting diluar pasar metal berharga adalah stabilnya indeks dolar AS dan naiknya harga minyak mentah Nymex dan diperdagangkan disekitar $39.00 per barel.

Kenaikan harga emas selanjutnya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,917.30 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,925.00 dan kemudian $1,939.40. Sedangkan penurunannya akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,892.50 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,885.00 dan kemudian $1,851.00 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews.com

Selasa, 27 Oktober 2020

PT Rifan Financindo - Harga Turun Karena Menguatnya USD

 

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas turun sedikit pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat. Metal berharga ini terus diperdagangkan berlawanan dengan pergerakan dolar AS yang pada saat ini mengalami kenaikan.

Meskipun demikian turunnya harga emas terbatas ditengah tekanan jual yang terjadi di pasar saham. Emas berjangka kontrak bulan Desember diperdagangkan turun $0.90 per ons pada $1,904.30. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada Rp 1.007.000,- per gram.

Pasar saham global kebanyakan turun dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah turun pada saat perdagangan sesi New York dimulai.

Sikap para trader dan investor kurang bersemangat memulai suatu minggu perdagangan yang baru, dengan meningkatnya infeksi pandemik di banyak negara di dunia, termasuk Eropa dan Amerika Serikat. Kekuatiran akan diterapkannya lockdown yang baru meningkat menjelang musim dingin.

Diskusi paket stimulus Covid – 19 belakangan ini antara Demokrat dengan Republikan di Kongres AS telah gagal menghasilkan kesepakatan, seminggu sebelum pemilihan presiden AS berlangsung. Hal ini juga negatif bagi pasar saham.

Penurunan lebih lanjut akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,892.50 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,885.00 dan kemudian $1,851.00. Sedangkan kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,917.30 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,925.00 dan kemudian $1,939.40 - PT RIFAN FINANCINDO

 

Sumber : vibiznews.com

Senin, 26 Oktober 2020

PT Rifan - Harga Emas Jeblok Di Bawah US$ 1.900

 

PT RIFAN BANDUNG - Memulai perdagangan awal pekan ini Senin, harga logam mulia emas sedikit tergelincir. Saat ini harga emas sedang konsolidasi jelang pemilihan umum di AS yang bakal digelar 3 November nanti. 

Pada 09.00 WIB, harga emas di arena pasar spot turun 0,14% ke US$ 1.898,11/troy ons. Harga logam kuning tersebut cenderung bergerak di rentang mendekati level psikologis US$ 1.900/troy ons.

Untuk kembali menguat harga emas membutuhkan katalis. Salah satu faktor yang bisa membuat emas kembali kinclong adalah stimulus. Namun agaknya pengesahan RUU stimulus bantuan Covid-19 lanjutan di AS tak akan dilakukan sebelum 3 November nanti. 

Partai Demokrat mengusulkan besaran paket stimulus kali ini sebesar US$ 2,2 triliun. Berbeda dengan Demokrat, Partai Republik merasa nominal tersebut terlalu besar dan akan membebani perekonomian AS ke depan karena membengkaknya defisit anggaran serta utang yang semakin menggunung.

Awalnya Presiden AS Donal Trump mengusulkan besarannya senilai US$ 1,6 triliun. Kemudian mantan taipan AS itu menaikkan tawarannya menjadi US$ 1,8 triliun. Trump pun semakin melunak, tetapi di saat yang sama juga mendapatkan kritikan dari partai pengusungnya yaitu Republik.

Bagaimanapun juga stimulus dari pemerintah dan bank sentral global telah membuat pasokan uang ke perekonomian menjadi berlimpah. Ekspektasi inflasi yang tinggi di masa depan meningkat sehingga banyak investor yang memburuk aset lindung nilai seperti emas. 

Selain negosiasi stimulus yang berkali-kali menemui jalan buntu, kini pasar juga mencermati dinamika politik yang terjadi di AS jelang pemilu. Dalam berbagai survei, rival petahana Donald Trump (Republik) yakni Joe Biden (Demokrat) diunggulkan. 

Poling secara nasional memang menjadi indikator popularitas seorang calon presiden AS. Namun poling tersebut tidak serta merta menjadi jaminan bahwa yang lebih populer akan keluar sebagai pemenang.

Pemilu tanggal 3 November nanti, masyarakat AS tidak langsung memilih pemimpinnya, melainkan orang yang diamanati untuk memilih presiden atau dikenal dengan elektor di setiap negara bagian.

Barulah di penghujung tahun nanti atau tepatnya awal Desember, para elektor berkumpul untuk melakukan voting siapa yang bakal memimpin Negeri Adikuasa untuk periode empat tahun ke depan. Sistem pemilu di AS ini dinamakan dengan electoral college.

Dinamika politik di AS serta risiko ketidakpastian yang tinggi memang berpotensi untuk membuat gejolak (volatilitas) di pasar juga akan ikut naik. Perdagangan pasar yang berlangsung singkat pekan ini cenderung membuat investor wait & see.

Pekan ini pasar diperkirakan bakal lebih volatil karena pemilu AS tinggal kurang dari satu minggu. Minggu lalu 17 analis berpartisipasi dalam survei harga emas yang dilakukan oleh Kitco.

Sebanyak 7 pemilih masing-masing, atau 41%, menyerukan harga emas naik atau diperdagangkan sideways minggu ini. Sementara tiga analis, atau 18%, menyerukan harga yang lebih rendah.

Setelah pemilu berakhir, siapapun presiden AS, harga emas diramal bisa melambung tinggi ke US$ 2.000/troy ons akhir tahun dan bahkan ke US$ 2.500/troy ons untuk tahun depan - PT RIFAN


Sumber : cnbcindonesia.com

Jumat, 23 Oktober 2020

Rifan Financindo Berjangka - Stimulus AS Belum Jelas, Harga Emas Kembali Amblas


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas berjangka anjlok pada akhir perdagangan Kamis menyusul data pekerjaan Amerika Serikat yang lebih baik. Di samping itu, harga emas juga meredup karena penguatan dolar akibat keraguan atas paket stimulus.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun 1,29 persen ke posisi US$1.904,6 per troy ounce. Kinerja emas kemarin sekaligus menghentikan reli tiga haru beruntun yang dimulai sejak Senin.

Jumlah klaim pengangguran, yang jauh lebih baik dari yang diperkirakan, menekan emas, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis menunjukkan klaim pengangguran awal AS turun 55.000 menjadi 787.000 dalam pekan yang berakhir 17 Oktober, lebih baik dari yang diharapkan.

Sementara itu, dolar bangkit kembali dari level terendah tujuh minggu, setelah Presiden Donald Trump menuduh Demokrat tidak mau mencapai kesepakatan tentang rancangan undang-undang bantuan baru virus corona.

Untuk diketahui, emas dipandang sebagai aset aman yang bisa melindungi aset dari inflasi dan penurunan nilai mata uang. Sejak awal tahun, harga emas sudah naik 25 persen.

Fokus sekarang bergeser ke debat presiden AS terakhir antara Trump dan saingan Demokrat Joe Biden pada Kamis malam waktu setempat menjelang pemilihan 3 November.

Harga emas cenderung diperdagangkan ke samping "sampai kita tahu siapa presiden berikutnya," tetapi bisa menembus di atas level 1.950 dolar AS pasca pemilihan, kata Robin Bhar, seorang analis independen.

Bank Wall Street Goldman Sachs, sementara itu, memperkirakan emas pada 2.300 dolar AS per ounce dalam jangka waktu 12 bulan dan mengatakan komoditas kemungkinan menuju pasar bullish tahun depan - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bisnis.com

Kamis, 22 Oktober 2020

Rifan Financindo - Emas Diramal Ngamuk Ke US$ 2.300 Akhir Tahun


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga logam mulia emas terkoreksi setelah reli dalam tiga hari perdagangan terakhir. Dolar AS ambles karena kabar soal stimulus Covid-19 lanjutan di AS yang positif membuat harga emas terdongkrak.

Harga emas global di arena pasar spot terpangkas 0,17%. Pada 07.30 WIB, harga logam kuning itu dibanderol US$ 1.920/troy ons. Pada saat yang sama indeks dolar yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap mata uang lain menguat 0,1%. 

Indeks dolar terus mengalami koreksi sejak 19 Oktober lalu. Kini posisi dolar AS berbalik arah dan harga emas yang sempat menguat menjadi tertekan. Emas dan dolar AS memiliki korelasi negatif yang kuat, artinya pergerakan harga emas berlawanan arah dengan indeks dolar. 

Kekuatan dolar AS tergerus karena para pemangku kebijakan semakin dekat dengan kata sepakat soal paket stimulus lanjutan Covid-19. Pelaku pasar optimis paket stimulus ekonomi yang bernilai jumbo ini bakal diumumkan sebelum pemilu AS dihelat pada 3 November nanti.

"Nancy Pelosi memiliki tenggat waktu hari Selasa. Nah, sekarang telah diturunkan hingga hari Jumat. Mengetahui hal itu, orang mengira kesepakatan akan dilakukan dalam waktu dekat, jadi mereka mulai mengakumulasi emas

Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan masalah terbesar tetap pendanaan untuk pemerintah negara bagian dan lokal. Namun ia juga menambahkan bahwa ada kemajuan yang telah dibuat. 

Emas, yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, penurunan nilai mata uang, dan ketidakpastian, telah naik lebih dari 26% tahun ini, terutama didorong oleh banjir stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melindungi ekonomi dari kemerosotan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.

"Apa yang akan membuat permintaan terdongkrak dan mendorong harga emas lebih tinggi? Itu adalah stimulus lanjutan, suku bunga negatif yang terus berlanjut, orang-orang khawatir tentang lonjakan infeksi Covid karena emas dianggap sebagai tempat yang aman," tambah Matousek dari Investor Global AS.

Chris Vermeluen selaku Chief Market Strategist di Technical Trader memiliki pandangan bullish terhadap emas akhir tahun ini. Dalam wawancaranya dengan Kitco News, Vermeluen memperkirakan harga emas bisa menyentuh US$ 2.100 atau bahkan US$ 2.300 di akhir tahun. 

Menjelang pemilu AS yang kurang dari dua minggu lagi, pasar berpotensi mengalami gejolak dan volatilitas yang lebih tinggi. Namun siapapun presidennya, harga emas berpotensi tetap menguat. Apalagi bila Joe Biden dari Partai Demokrat yang terpilih, harga emas bisa naik lebih tinggi lagi. 

Hal tersebut dikarenakan berbagai usulan kebijakan Partai Demokrat cenderung lebih berani dalam 'menghamburkan' uang sehingga ancaman devaluasi dolar AS dan inflasi yang tinggi semakin di depan mata. Investor pun pada akhirnya memilih berlindung dengan membeli emas yang akan semakin mengerek naik harganya - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia.com

Rabu, 21 Oktober 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Menguat Didorong Pelemahan Dolar AS


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik tipis pada akhir perdagangan Selasa, mencatat kenaikan untuk hari kedua berturut-turut. Kenaikan harga emas terjadi ketika dolar AS melemah dan harapan untuk paket bantuan virus corona AS menjelang pemilihan presiden.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, bertambah 3,7 dolar AS atau 0,19 persen menjadi ditutup pada 1.915,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, emas berjangka naik 5,3 dolar AS atau 0,28 persen menjadi 1.911,70 dolar AS.

Pasar emas berada dalam mode menunggu dan melihat sehubungan dengan rencana stimulus. Tampaknya Partai Republik dan Demokrat masih berselisih tentang topik-topik tertentu dalam bahasa tersebut

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steve Mnuchin "terus mempersempit perbedaan mereka" tentang paket stimulus, kata juru bicara Pelosi, Drew Hammill.

Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah melonjak 26 persen tahun ini di tengah tingkat stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya selama pandemi.

Indeks dolar tergelincir 0,4 persen terhadap para pesaingnya ke level terendah sejak 21 September, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. "Dalam beberapa hari terakhir, tidak ada banyak volatilitas pada emas ketika investor menunggu pendorong baru untuk pasar, kata kepala analis ActivTrades, Carlo Alberto De Casa, dalam sebuah catatan.

Investor sekarang menunggu debat terakhir antara Presiden AS Donald Trump dan penantang Demokrat Joe Biden pada Kamis.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 28,2 sen atau 1,14 persen menjadi ditutup pada 24,98 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 13,8 dolar AS atau 1,6 persen menjadi menetap pada 877,3 dolar AS per ounce - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : republika.co.id