Kamis, 14 Januari 2021

Rifan Financindo - Harga Emas Kembali Turun Lagi

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas terus tertekan. Sekarang harga logam mulia tersebut sudah ditransaksikan di bawah level US$ 1.850/troy ons. Hanya dalam kurun waktu kurang dari 10 hari harga emas sudah longsor US$ 100/gram.

Harga emas terpangkas 0,28%. Di pasar spot harga bullion dipatok di US$ 1.836,5/troy ons. Di sepanjang pekan ini harga emas sudah drop 0,53%. 

Kenaikan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah Paman Sam masih membayangi emas. Indeks dolar yang mengukur posisi greenback terhadap mata uang lain sekarang betengger di level 90. Di saat yang sama yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di atas 1%. 

Emas dan dolar merupakan kelas aset yang berkorelasi negatif kuat. Artinya arah geraknya berlawanan. Ketika dolar AS menguat maka ada kecenderungan harga emas terkoreksi.

Emas memang ditransaksikan dalam dolar AS, sehingga penguatan dolar AS akan membuat emas menjadi lebih mahal terutama bagi investor lain yang tidak memegang mata uang tersebut.

Kemudian penguatan dolar AS mengindikasikan adanya kemungkinan bahwa pasar melihat prospek perekonomian yang lebih bagus ke depan. Kecenderungan penguatan dolar AS juga mencerminkan kebutuhan likuiditas yang tinggi seperti halnya yang terjadi saat pasar anjlok pada Maret tahun lalu.

Sejarah historis penggunaan emas sebagai salah satu tools moneter juga turut membentuk hubungan antara dolar AS dan emas. Tren pelemahan mata uang Paman Sam juga dikaitkan dengan potensi inflasi yang tinggi sehingga investor beralih untuk memegang bentuk uang lain yang bisa digunakan untuk lindung nilai, dalam hal ini emas.

Permintaan emas selain untuk perhiasan dan berbagai aplikasi industri lain ditopang oleh kebutuhan sebagai salah satu kelas aset untuk diversifikasi dalam investasi. Namun minat investor terhadap emas sangat bergantung pada biaya peluang (opportunity cost) memegang aset minim risiko lain seperti obligasi pemerintah.

Kenaikan imbal hasil nominal tersebut turut menekan harga emas, meski sejatinya jika dikalkulasi lebih lanjut imbal hasil riilnya masih negatif karena inflasi di AS 1,2%. 

Ekspektasi akan adanya stimulus fiskal tambahan adalah salah satu alasan di balik kenaikan imbal hasil instrumen investasi pendapatan tetap tersebut. Presiden terpilih Joe Biden diperkirakan akan merilis rincian rencana ekonominya pada hari Kamis.

Kemenangan Senat dari Partai Demokrat di Georgia semakin mengukuhkan bahwa Kongres kini telah dikuasai oleh Partai Biru sehingga kemungkinan jalannya stimulus fiskal jumbo bernilai triliunan dolar AS akan lebih mulus.

Selagi dolar AS dan yield obligasi pemerintah AS masih tinggi kecil kemungkinan harga emas bisa bangkit. 

Sementara itu kondisi di Washington DC masih panas. DPR AS (The House) sepakat untuk memakzulkan Presiden Donald Trump atas tindakannya yang dianggap menghasut para pendukungnya untuk menyerang Gedung Kongres di The Capitol minggu lalu.

Dalam kerusuhan tersebut setidaknya ada lima orang tewas termasuk anggota polisi The Capitol. Klausul pemakzulan Trump akan akan dikirimkan ke Senat dalam waktu dekat.

Sebelumnya, Wakil Presiden Mike Pence mengatakan pada Selasa malam bahwa dia tidak akan mencopot Presiden Donald Trump dari jabatannya karena merasa hal tersebut bukan menjadi prioritas nasional saat ini.

Meski banyak pihak yang mendukung pencopotan Trump termasuk 8 anggota DPR dari Partai Republik, tetapi proses pemakzulan kemungkinan besar sulit untuk dilakukan sebelum pelantikan presiden ke-46 AS pada 20 Januari nanti - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia.com

Rabu, 13 Januari 2021

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Naik Karena Sentimen Pasar Buruk

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas naik moderat pada awal perdagangan sesi AS. Memasuki minggu perdagangan yang baru, emas mendapatkan kembali permintaan “safe-haven”. Setelah penurunan harga yang tajam pada hari Jumat minggu lalu, terjadi perburuan membeli emas diharga yang rendah. Emas berjangka kontrak bulan Februari naik $7.40 pada $1,842.80 per ons.

Pasar saham global kebanyakan melemah dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah turun pada saat perdagangan sesi New York dimulai. Memasuki minggu baru dalam perdagangan emas, minat terhadap resiko dari para trader dan investor tertekan. Laporan pekerjaan NFP AS pada hari Jumat yang buruk dikombinasikan dengan masih mengamuknya pandemik Covid – 19, membebani pasar. Iklim trading dan investasi lebih bergejolak dibandingkan dengan minggu lalu.

Hal kunci diluar pasar metal berharga adalah indeks dolar AS yang naik secara solid. Jual dolar AS adalah rekomendasi yang paling sering dikatakan di pasar matauang memasuki tahun 2021. Namun naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS bisa membuat rekomendasi tersebut dihitung ulang. Jika kurva imbal hasil menjadi semakin tajam, dan differensiasi semakin meluas, bersiap melihat pemulihan yang kuat dari dolar AS meskipun ada banyak stimulus miliaran yang baru.

Penurunan lebih lanjut ke $1,828 jika berhasil ditembus akan bisa membawa harga emas turun ke “support” psikologis di $1,800 yang apabila berhasil ditembus juga akan bisa membuka pintu harga emas turun ke $1,770. Sedangkan kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,860 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,871 dan kemudian $1,889 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews.com

Senin, 11 Januari 2021

PT Rifan - Emas Dunia Jeblok Ke Bawah US$ 1.900 Lagi

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas dunia merosot tajam pada perdagangan Jumat, hingga kembali ke bawah US$ 1.900/troy ons. Dolar Amerika Serikat (AS) yang bangkit dari level terendah dalam lebih dari 2 tahun terakhir membuat emas tertekan.

Melansir data Refinitiv, emas merosot hingga 1,54% ke US$ 1.883/troy ons di pasar spot. Posisi tersebut membaik, pada pukul 15:40 WIB berada di level US$ 1.890/troy ons, melemah 1,18%.

Di awal pekan ini, atau di pembukaan perdagangan 2021, harga emas dunia langsung meroket 2,4%, sehari setelahnya kembali naik 0,36% ke kisaran US$ 1.950/troy ons, yang memunculkan harapan berlanjutnya tren menanjak emas dunia, dan kembali ke atas US$ 2.000/troy ons.

Namun, pada perdagangan Rabu lalu, harga emas dunia ambrol 1,63% dan kemarin turun lagi 0,33%, dan berlanjut merosot hari ini.

Harga emas yang berbalik melemah akibat dolar AS yang bangkit dari level terendah sejak Maret 2018 dalam 2 hari terakhir. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut kembali naik 0,33% kemarin. Sementara sore ini menguat 0,34% ke atas level 90.

Ekspektasi bangkitnya perekonomian AS di tahun ini, serta kenaikan yield obligasi (Treasury) AS menjadi pemicu bangkitnya indeks dolar AS.

Tekanan bagi emas akan semakin besar jika data tenaga kerja AS yang akan dirilis malam ini menunjukkan pemulihan. Pasar tenaga kerja merupakan salah satu indikator kesehatan ekonomi AS, dan akan mempengaruhi kebijakan moneter dan fiskal yang akan diambil. Dua kebijakan tersebut merupakan bahan bakar emas untuk menguat.

Selain itu, pernyataan para pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang menunjukkan optimisme pemulihan ekonomi membuat dolar AS "mengamuk".

"Saya terdorong untuk melihat peningkatan indikator ekspektasi inflasi... Itu yang berusaha kami bantu" kata Thomas Barkin, Presiden The Fed Richmond dalam wawancara degan Reuters Kamis kemarin.

Di tempat berbeda, Presiden The Fed St. Louis, James Bullard mengatakan semua faktor yang akan memicu inflasi sudah ada, dari kebijakan moneter dan fiskal. Bullard mengatakan saat ini kebijakan fiskal sangat powerful, dan kemungkinan akan ada tambahan lagi saat pemerintahan Joseph 'Joe' Biden.

Melihat pernyataan pejabat The Fed tersebut, emas sebenarnya berpeluang menguat lagi, sebab inflasi yang diprediksi naik dan kemungkinan adanya stimulus fiskal tambahan. Emas secara tradisional merupakan lindung nilai terhadap inflasi, ketika inflasi melesat naik, maka permintaannya akan meningkat.

Namun di sisi lain, ekspektasi kenaikan inflasi tersebut memicu penguatan dolar AS, sebab jika inflasi terus melesat maka The Fed kemungkinan akan mempertimbangkan untuk mulai mengurangi nilai program pembelian asetnya (quantitative easing/QE) yang saat ini senilai US$ 120 miliar per bulan.

Penguatan dolar AS memberikan tekanan bagi emas, begitu juga dengan pengurangan nilai QE. Sehingga harga emas kemungkinan masih akan naik turun dalam jangka pendek - PT RIFAN

Sumber : cnbcindonesia.com

Jumat, 08 Januari 2021

Rifan Financindo - Emas Naik Karena Koreksi Normal

 

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas naik pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat, sebagai reaksi dari tekanan jual yang kuat yang terjadi pada hari sebelumnya. Namun kenaikannya tipis karena pasar saham global terus meningkat dengan kuat. Emas berjangka kontrak bulan Februari naik $8.90 pada $1,917.30.

Pasar saham global kebanyakan naik dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah naik ketika perdagangan sesi New York dimulai. Pasar saham dan keuangan kelihatannya mengabaikan banyaknya pemprotes yang membanjiri Capitol Hill AS. Kongres sempat terhenti namun segera dilanjutkan dengan mengadakan pemungutan suara yang mengkonfirmasi Biden sebagai Presiden. Tidak banyak reaksi pasar terhadap hal ini dan juga terhadap kemenangan Demokrat di Senat Georgia.

Pasar komoditi mentah berjangka mengalami rally ke ketinggian beberapa bulan atau tahun, dipimpin oleh minyak mentah berjangka Nymex yang naik ke ketinggian selama 10 bulan di $51.28 per barel dalam perdagangan semalam, disebabkan karena ekspektasi belanja pemerintah yang besar pada waktu yang akan datang.

Kenaikannya selanjutnya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,929.60 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,941.00 dan kemudian $1,962.50. Penurunannya akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,902.60 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,889.10 dan kemudian $1,873.00 - RIFAN FINANCINDO

Sumber : vibiznews.com

Kamis, 07 Januari 2021

Rifan Financindo - Kena Profit Taking, Harga Emas Longsor Gaes

 

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia melorot tajam pada penutupan perdagangan kemarin. Harga emas sebelumnya mendekati level psikologis US$ 1.950/troy ons. Namun kini logam mulia tersebut ditransaksikan di bawah US$ 1.920/troy ons.

Kemarin harga emas turun 1,57%. Hari ini Kamis (7/1/2021) harga logam kuning tersebut lanjut melemah dengan penurunan 0,15% dari posisi kemarin. Pada 09.15 WIB, harga emas di arena pasar spot dibanderol di US$ 1.915,9/troy ons.

Penurunan tajam harga emas akibat aksi ambil untung para trader setelah harga emas melesat tajam belakangan ini. Hasil pemilihan Senat di Georgia mengindikasikan bahwa peluang Partai Demokrat menang tinggi.

Apabila Demokrat menguasai Senat maupun DPR AS, maka kebijakan seperti kenaikan pajak hingga belanja negara yang lebih besar lewat stimulus bakal lebih mudah untuk diloloskan. Adanya kemungkinan stimulus baru berpotensi membuat harga emas mengalami kenaikan. 

Laporan ketenagakerjaan nasional ADP untuk bulan Desember menunjukkan penurunan pekerjaan yang sangat besar setelah diperkirakan mengalami kenaikan moderat. Laporan ini adalah pendahulu dari Laporan Situasi Ketenagakerjaan yang lebih penting yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja pada hari Jumat pagi.

Tingkat pengangguran di AS diperkirakan berada di 6,8% dan penciptaan lapangan kerja non-pertanian naik 50.000 pada Desember, dibandingkan kenaikan 245.000 pada November. Dengan tingkat pengangguran yang masih tinggi, ada kemungkinan perekonomian di AS masih membutuhkan stimulus. 

Tren pelemahan dolar AS juga diperkirakan bakal berlanjut hingga tahun ini. Hampir 50% responden yang disurvei Reuters berpandangan bahwa pelemahan dolar AS bakal terjadi dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun.

Dolar AS dan emas bergerak berlawanan. Artinya ketika dolar AS melemah harga emas cenderung menguat, begitupun sebaliknya. 

Suku bunga rendah, injeksi likuiditas ke sistem keuangan melalui quantitative easing (QE), stimulus fiskal jumbo, pelemahan dolar AS hingga imbal hasil riil obligasi pemerintah AS yang sudah jatuh ke teritori negatif hingga ekspektasi inflasi yang tinggi menopang fundamental emas.

Kendati fundamental si logam mulia tersebut kuat, tetapi emas punya pesaing baru. Namanya Bitcoin. Ketika emas terjungka dari level tertingginya di bulan Agustus, harga Bitcoin justru reli dan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Ada outflow besar-besaran senilai US$ 7 miliar dari aset berbasis emas berupa exchange traded fund (ETF). Di saat yang sama ada inflow ke aset yang berbasis Bitcoin senilai US$ 3 miliar.

Investor institusi mulai terbiasa dengan gagasan bahwa Bitcoin telah menjadi salah satu aset alternatif untuk lindung nilai dari inflasi yang tinggi dan pelemahan dolar AS. Harga Bitcoin bahkan menyentuh US$ 30.000.

Bank investasi global menyebut harga Bitcoin bisa tembus US$ 146.000 atau setara Rp 2,03 miliar (asumsi kurs Rp 13926.55/US$). Namun tak akan terjadi dalam waktu yang singkat. Butuh waktu bertahun-tahun dan berkompetisi dengan emas untuk menjadi salah satu alternatif nilai tukar.

Harga Bitcoin yang sudah tembus level tertingginya di awal tahun rawan mengalami koreksi. Sehingga target US$ 146.000 yang dipatok oleh JP Morgan itu merupakan target jangka panjang.

Ketika harga Bitcoin jatuh dan koreksi juga terjadi di pasar saham, maka tak menutup kemungkinan uangnya beralih ke aset berupa emas sehingga akan mengerek naik harganya seperti beberapa waktu belakangan ini - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

 

Selasa, 05 Januari 2021

PT Rifan Financindo - Harga Emas Tembus USD1.900/Ounce Di Awal 2021

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas melonjak lebih dari 2% pada hari pertama perdagangan 2021. Harga emas pun menembus kembali level psikologis USD1.900 per ounce. Emas memperpanjang kenaikan untuk hari keempat beruntun, didukung pelemahan greenback jelang pemilihan putaran kedua di Georgia.

Kontrak emas untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, melonjak USD51,5 atau 2,72% ditutup pada USD1.946,60 per ounce. E​mas berjangka juga terangkat USD10,50 atau 0,56% menjadi USD1.893,40.

"Ada kemungkinan bahwa kita akan melihat stimulus yang signifikan, yang akan menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam dolar," kata Pendiri Circle Squared Alternative Investments Jeffrey Sica, dikutip dari Antara, Selasa (5/1/2021).

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, merosot ke level terendah 2,5 tahun, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Investor mengamati pemilihan putaran kedua pada Selasa waktu setempat di negara bagian Georgia, yang akan memutuskan partai mana yang mengendalikan Senat AS.

Pemilihan Senat minggu ini bisa menjadi peristiwa besar yang mengganggu sehingga emas menguat," tambah Sica.

Jika Demokrat dari Presiden terpilih Joe Biden menguasai kedua majelis Kongres AS, pemerintahannya akan merasa lebih mudah untuk mendorong kebijakan seperti mengatur ulang perpajakan untuk meningkatkan stimulus dan pengeluaran infrastruktur

Banyak investor melihat emas yang tidak memberikan imbal hasil sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang mereka khawatirkan dapat diakibatkan dari langkah-langkah stimulus yang besar.

Investor khawatir dengan meningkatnya kasus Covid-19, saat lebih dari 1,8 juta orang telah meninggal akibat Covid-19 di seluruh dunia. Kasus tersebut mungkin terus meningkat karena liburan di tengah lambatnya peluncuran vaksin.

Sementara itu, harga perak pengiriman Maret naik 95,2 sen atau 3,6% menjadi ditutup pada USD27,36 per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun USD7,7 atau 0,71% menjadi menetap di USD1.071,50 per ounce - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber :  okezone.com

Senin, 04 Januari 2021

PT Rifan - Prediksi Pergerakan Harga Emas 2021, Bisa Tembus Sejuta Lagi

PT RIFAN BANDUNG - Pandemi Covid-19 telah membuat harga emas melonjak sepanjang 2020. Harga emas pernah mencapai level tertingginya sebesar Rp1.065.000 per gram. Setelah mencapai level tersebut, harga emas tidak cenderung menurun. Lalu, apakah harga emas akan mengulangi capaian tertingginya tersebut pada 2021

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi di tahun ini akan cenderung fluktuatif. Dia memprediksi pada kuartal I 2021, harga emas akan mengalami penguatan.

Kemungkinan emas naik di level tertinggi pada kuartal I,” ujar Ibrahim kepada MNC Portal group

Dia menjelaskan, naik harga emas di dorong beberapa sentimen dari Eropa dan Amerika Serikat. Dari Eropa, Inggris akan meninggalkan Brexit pada Januari 2021 ini. Namun, harga emas belum bisa melesat terlampau tinggi karena masih ada klausul yang dibahas dari kesepakatan perdagangan tersebut.

Sementara dari Amerika serikat, bank sentral yang terus menggelontorkan stimulus tak terbatas untuk penanganan Covid-19.

Pada kuartal pertama emas akan mencapai USD2.045 per troy ounce," jelasnya

Dengan harga tersebut, lanjut Ibrahim, jika asumsi nilai tukar rupiah berada di Rp 13.600 per dolar Amerika Serikat , maka harga emas akan ada di level Rp 999 ribu per gram. Sedangkan, bila rupiah melemah di kisaran Rp 14.200, maka harga emas bisa tembus di harga Rp 1 jutaan.

Dengan nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.200 maka harga Emas akan ada di Rp1,3 juta per gram - PT RIFAN BANDUNG

Sumber : okezone.com