RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia masih loyo, dalam lima hari beruntun terkoreksi dan pada hari ini, Kamis masih potensi bergerak volatil.
Pada akhir perdagangan kemarin, Rabu harga emas dunia (XAU) terkoreksi lagi 0,33% ke posisi US$ 2.381,53 per troy ons. Depresiasi ini menjadi yang lima hari beruntun. Selama lima hari tersebut, emas sudah ambruk 2,72% atau hampir 3%.
Pelemahan lima hari ini juga menjadi yang pertama sejak awal Februari 2024.
Pergerakan harga emas kemarin terbilang volatil. Secara intraday sempat ada rebound dengan menyentuh level tertinggi ke atas level psikologis US$ 2.400 per troy ons.
Sementara pada pembukaan perdagangan pagi ini, Kamis sekitar pukul 06.05 WIB, harga emas dunia menanjak tipis 0,05% ke US$ 2.382,76 per troy ons.
Emas justru tenggelam di tengah ketegangan geopolitik yang tetap meningkat seiring Israel menunggu pembalasan Hamas atas pembunuhan pemimpinnya, Ismail Haniyeh. Intelijen AS menunjukkan bahwa respons tersebut mungkin ditunda hingga Kamis malam atau Jumat.
Sementara itu, Mesir menginstruksikan semua maskapai penerbangannya untuk menghindari wilayah udara Iran selama tiga jam pada Kamis akibat ketegangan antara Israel dan Iran.
Emas adalah aset aman dan biasanya menguat tajam begitu ada ketegangan politik atau ketidakpastian ekonomi.
Pelemahan harga emas lebih dipengaruhi kenaikan indeks dolar AS (DXY) dan imbal hasil US Treasury.
Indeks dolar S kembali berlari kencang begitu pula imbal
hasil US Treasury. Indeks dolar AS menguat ke 103,197 pada perdagangan
kemarin, Rabu (7/8/2024) yang merupakan level terbaiknya dalam tiga hari
terakhir.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun
meningkat ke 3,97% pada perdagangan kemarin, posisi tertingginya dalam
empat hari terakhir.
Kenaikan imbal hasil US Treasury juga bisa memicu capital outflow
dari pasar keuangan Indonesia sehingga IHSG dan rupiah bisa tertekan.
Penguatan dolar AS dan imbal hasil US Treasury jelas menjadi kabar negatif bagi emas.
Pembelian emas dipatok dalam dolar sehingga kenaikan dolar membuat emas
menjadi kurang terjangkau bagi pembeli dari luar negeri. Imbal hasil
Treasury AS 10-tahun juga sedikit meningkat yang membuat emas menjadi
kurang menarik karena emas tidak menawarkan imbal hasil.
Mengutip dari FXStreet, Analis TD Securities berkomentas bahwa pelaku pasar kini fokus pada data ekonomi AS terutama pada data Klaim Pengangguran Awal, yang diumumkan pada hari Kamis malam nanti.
Klaim pengangguran pada hari Kamis adalah sesuatu yang pasar akan mencari konfirmasi dari perlambatan angka ekonomi, khususnya lapangan kerja." ungkapnya dikutip dari Reuters.
Sementara itu, bank sentral utama Asia menahan diri untuk tidak membeli emas fisik. Laporan dari World Gold Council mengisyaratkan bahwa Tiongkok tidak membeli logam mulia tersebut selama tiga bulan berturut-turut - RIFAN FINANCINDO
Sumber : cnbcindonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar