Selasa, 31 Maret 2020

PT Rifan Financindo - Rupiah Bergerak Menguat Terpengaruh Sentimen Positif Ekonomi China


PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat bergerak menguat di perdagangan hari ini, Rupiah dibuka di Rp 16.345 per USD, melemah tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 16.337 per USD.

Rupiah sempat melemah hingga menyentuh Rp 16.355 per USD, namun kemudian terus bergerak menguat. Saat ini, Rupiah menguat dan berada di level Rp 16.319 per USD, hari ini rupiah bisa mendapatkan sentimen positif dari data indeks aktivitas manufaktur dan nonmanufaktur China versi pemerintah untuk bulan Maret yang dirilis melebihi ekspektasi dan masuk zona ekspansi, 52 vs 44,9 dan 52,3 vs 42,1," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston di Jakarta 

Hasil tersebut menunjukkan pemulihan ekonomi China telah berhasil mengatasi pandemi wabah COVID-19. Pulihnya ekonomi China bisa membantu perekonomian negara mitra yang membutuhkan material dan pasar Negeri Tirai Bambu itu.

Selain itu, penguatan indeks saham AS juga bisa memberikan sentimen positif ke rupiah hari ini. Indeks Dow Jones ditutup menguat 3,19 persen.

Kendati demikian, penambahan penyebaran wabah masih menjadi sentimen negatif karena masalah utama belum terselesaikan. Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.200 per USD hingga Rp16.400 per USD - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : merdeka.com

Senin, 30 Maret 2020

PT RIFAN - Awal Pekan, Rupiah Melemah Seiring Kekhawatiran Pasar


PT RIFAN BANDUNG - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan awal pekan ini. Pelemahan masih terkait dengan dampak ekonomi dari wabah virus corona.

Rupiah dibuka di angka 16.155 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di angka 16.170 per dolar AS. Namun pada pukul 10.41 WIB, rupiah bergerak melemah ke level 16.320 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 16.155 per dolar AS hingga 16.320 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 17,7 persen, sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 16.336 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 16.230 per dolar AS.

Pasar aset berisiko termasuk rupiah, mungkin akan tertekan di hari Senin karena pasar kembali mengkhawatirkan penyebaran wabah corona yang sudah memberikan dampak negatif ke perekonomian," kata Kepala Riset Monex Investindo Future

Seperti yang disampaikan oleh IMF, wabah COVID-19 sudah menyebabkan krisis ekonomi dan keuangan global, aksi lockdown karena wabah tersebut menyebabkan aktivitas ekonomi berkurang dan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara

Data-data ekonomi yang dirilis pekan lalu, negara yang terkena wabah seperti AS, Eropa dan Inggris, menunjukkan pelemahan yang cukup dalam, Contohnya data tenaga kerja AS yang menunjukkan jumlah orang yang menganggur bertambah 10 kali lipat lebih. Data aktivitas manufaktur dan sektor jasa juga mengalami penurunan yang signifikan.

Sentimen penahan pelemahan mungkin datang dari ditandatanganinya UU stimulus jumbo AS yang mengeluarkan dana hingga 2 triliun dolar AS untuk meredam dampak negatif wabah di perekonomian AS," ujar Ariston, Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp 16.100 per dolar AS hingga Rp 16.300 per dolar AS - PT RIFAN

Sumber : liputan6.com

Jumat, 27 Maret 2020

Rifan Financindo Berjangka - Wali Kota Tegal Umumkan Karantina Wilayah, Perbatasan Ditutup Beton!


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Perkembangan terbaru seputar wabah virus covid-19 di tanah air datang dari Tegal. Untuk pertama kalinya di Indonesia, Pemerintah Kota Tegal di Jawa Tengah mengumumkan karantina wilayah demi mencegah meluasnya wabah virus mematikan ini di kota tersebut.

Langkah berani yang bertentangan dengan kebijakan Pemerintah pusatl itu dilakukan setelah pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di ruang isolasi RSUD Kardinah Tegal dinyatakan positif covid-19.

Pernyataan karantina wilayah tersebut disampaikan pada Rabu silam oleh Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, saat melakukan jumpa pers di Pendapa Balai Kota Tegal, terkait pasien positif covid-19 di Tegal.

Langkah ini bukan tak mungkin diikuti oleh kota-kota lain sehingga perlu antisipasi sebut Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah kepada Detik.com Jumat. "Keselamatan dan kesehatan masyarakat harus utama di atasnya, persoalan ekonomi harus kita pikirkan kemudian nanti setelah wabah corona selesai," sambungnya.

Meski demikian, ia menuturkan, dalam lockdown (karantina wilayah) sejumlah hal mesti dipersiapkan atau diantisipasi. Menurutnya, yang perlu dipersiapkan ialah ketersediaan logistik, khususnya pasokan pangan. Pangan ini tidak hanya beras, melainkan kebutuhan pokok lainnya. Tak hanya itu, hal lain yang mesti dipersiapkan ialah bantuan untuk masyarakat.

Karantina wilayah ini akan diterapkan pada 30 Maret 2020 dan berakhir 30 Juli 2020 dan untuk itu akses jalan protokol di dalam kota dan jalan penghubung antar kampung akan ditutup menggunakan beton.

Selama lockdown atau karantina wilayah ini, Dedy mengimbau agar warga Kota Tegal yang merantau di luar kota tidak pulang kampung, khususnya saat musim arus mudik. Jika terpaksa pulang kampung, warga wajib melapor ke gugus tugas covid-19, untuk menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.

Dia berharap kebijakan yang diambil ini bisa memutus mata rantai penularan virus Corona. Jika sebelum empat bulan kondisi kembali normal, maka karantina wilayah ini akan ditinjau kembali - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com
 

Kamis, 26 Maret 2020

Rifan Financindo - Stimulus AS Angkat Rupiah Ke Rp16.500 Per Dolar


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Nilai tukar rupiah menguat ke level Rp16.500 per dolar AS, posisi tersebut menguat 0,45 persen dibandingkan perdagangan Senin, sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp16.486 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi senin, yakni Rp16.608 per dolar AS.

Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia juga terpantau menguat terhadap dolar AS. Tercatat won Korea menguat 1,34 persen, peso Filipina 0,75 persen, dan dolar Singapura 0,68 persen, selanjutnya, lira Turki menguat 0,51 persen, yen Jepang 0,49 persen, ringgit Malaysia 0,36 persen.

Serta yuan China 0,17 persen diikuti dolar Taiwan sebesar 0,16 persen, rupee India 0,09 persen serta dolar Hong Kong yang menguat tipis 0,01 persen. Di sisi lain, pelemahan hanya terjadi pada baht Thailand sebesar 0,13 persen terhadap dolar AS.

Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak menguat terhadap dolar AS. Dolar Australia dan dolar Kanada masing-masing menguat sebesar 2,02 persen dan 0,57 persen, diikuti poundsterling Inggris yang juga menguat 0,98 persen dan euro yang menguat sebesar 0,80 persen terhadap dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan nilai rupiah disebabkan oleh langkah positif bank Sentral AS The Fed. Sebelumnya, The Fed mengumumkan pelonggaran kuantitatif tak terbatas dan program-program untuk mendukung pasar kredit.

Hal tersebut merupakan upaya The Fed untuk menghambat pelemahan ekonomi dari pembatasan darurat pada perdagangan terkait virus corona. Namun, Ibrahim menyebut kebijakan itu tidak memadamkan kekhawatiran pasar secara penuh

Langkah Fed kemungkinan akan mengurangi pukulan bagi banyak perusahaan dalam jangka panjang, tetapi investor tetap gelisah di tengah ketidakpastian tentang tingkat pandemi tersebut," ucap Ibrahim.

Menurut Ibrahim, kini pasar tengah menunggu anggota parlemen AS untuk memberikan paket stimulus fiskal, yang sejauh ini belum disetujui, lebih lanjut, Ibrahim menyebut rupiah  berpotensi bergerak melemah di kisaran Rp16.450 hingga Rp16.750 per dolar AS pada perdagangan esok hari - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnnindonesia.com

Jumat, 20 Maret 2020

Rifan Financindo Berjangka - Akhirnya Nilai Rupiah Balik Ke Level Krisis 1998

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS, rupiah masih turun 1,07% atau berkurang 170 poin di 16.070,0 per dolar AS.

Posisi ini merupakan yang terlemah dalam 22 tahun terakhir. Hal itu juga merupakan rekor terburuk sejak krisis moneter 1998 lalu, aksi jual sebenarnya tidak hanya terjadi di pasar keuangan RI tetapi juga secara global. Namun Indonesia yang merupakan negara emerging market tentunya dianggap lebih berisiko oleh para investor sehingga aksi jual terjadi lebih parah.

Secara year-to-date (YTD) terjadi capital outflow di pasar saham sebesar Rp 9,66 triliun dari data RTI sebut laporan itu. Sementara di pasar obligasi lebih parah lagi, sejak akhir Desember 2019 hingga 17 Maret terjadi outflow sebesar Rp 78,76 triliun, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risko (DJPPR) Kementerian Keuangan.

Pergerakan rupiah ungkap laporan memang sangat rentan oleh keluar masuknya aliran modal (hot money) sebagai sumber devisa. Sebabnya, pos pendapatan devisa lain yakni transaksi berjalan (current account), belum bisa diandalkan. Sejak tahun 2011 transaksi berjalan RI sudah mengalami defisit. Praktis pasokan valas hanya dari hot money, yang mudah masuk-keluar.

Pelemahan rupiah ini di tengah penguatan mayoritas mata uang Asia. Sementara mayoritas mata uang Asia bergerak menguat hingga pukul 10.45 WIB berdasarkan datan investing.com  Jumat. Yen Jepang naik 0,61%, dolar Hong Kong 0,02%, dolar Singapura 0,06%, dolar Taiwan 0,34%, won Korea Selatan

2,36%, peso Filipina 0,31%, rupee India 0,16%, yuan Tiongkok 0,32%, ringgit Malaysia 0,24%, dan baht Thailand 0,21%, dalam rapat terbatas yang digelar melalui video conference, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyampaikan pesan khusus kepada Bank Indonesia (BI), sebagai garda terdepan penjaga stabilitas rupiah. "Saya minta BI fokus jaga stabilitas rupiah dan mempercepat berlakunya ketentuan penggunaan rekening rupiah di dalam negeri - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Kamis, 19 Maret 2020

Rifan Financindo - Karena Corona, 30% Karyawan Amazon Di Italia Tidak Masuk Kerja


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Karyawan Amazon, perusahaan milik Jeff Bezos di Italia enggan masuk kerja karena wabah virus corona yang parah. Sebanyak 30% pegawainya di Castel San Giovanni, kota dekat Milan, Italia tidak masuk kerja karena takut wabah corona.

Sebelumnya pada awal Maret lalu, dua pekerja di gudang itu yang mempekerjakan 1.100 orang dinyatakan positif COVID-19. Tiga karyawan lainnya di gudang Spanyol juga dinyatakan positif corona. Meski demikian, Amazon menolak untuk menutup gudang mereka.

Kebijakan Amazon yang menolak menutup gudang ini memicu kritik bahwa perusahaan menempatkan keuntungan di atas keselamatan pekerja, perwakilan serikat pekerja mengatakan kepada Bloomberg dan situs berita Italia La Repubblica bahwa Amazon belum mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan pekerja,

Sementara seorang pekerja Amazon mengatakan kepada Business Insider bahwa ketegangan antara manajemen telah memuncak, pada hari Selasa, pekerja di Italia mulai mogok kerja untuk memprotes reaksi perusahaan terhadap dua rekan kerja mereka yang dites positif mengidap virus corona.

Kami secara ketat mengikuti panduan yang diberikan oleh Pemerintah dan otoritas kesehatan setempat untuk memastikan kami menerapkan langkah-langkah yang tepat di semua lokasi kami di seluruh negeri.

Tim kami bekerja untuk memastikan kami dapat terus memberikan kepada pelanggan yang paling terkena dampak, banyak dari mereka tidak memiliki cara lain untuk mendapatkan barang yang mereka butuhkan, ”kata seorang juru bicara Amazon kepada Business Insider.

Italia telah menjadi negara yang paling terpukul oleh coronavirus di luar China, dengan lebih dari 15.000 kasus yang dikonfirmasi dan 1.000 kematian. Respons awal yang lambat dari pemerintah, populasi yang menua di negara itu, dan kurangnya sumber daya medis telah membuat kewalahan sistem perawatan kesehatan Italia

Sehingga para dokter terpaksa memilih pasien mana yang akan dirawat. Pekan lalu, Italia melakukan lockdown yang ketat - RIFAN FINANCINDO

Rabu, 18 Maret 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Yen Lanjut Tren Penguatan Disaat Pembuat Kebijakan Gagal Menangani Covid-19

PT RIFAN FINANCIDO BERJANGKA BANDUNG - Yen Jepang lanjut menguat pagi ini, sementara mata uang lain yang sensitif risiko berfluktuasi karena langkah terkoordinasi bank sentral gagal meredakan keraguan investor terhadap penanganan pandemi covid-19.

Aset berisiko global banyak yang dialihkan selama beberapa hari terakhir, ditengah gejolak yang melanda banyak bursa di tengah kekhawatiran wabah dan tindakan pembendungan yang ketat dapat memicu resesi yang dalam di sejumlah negara ekonomi utama.

Akibatnya, perdagangan di sebagian besar pasar termasuk valuta asing lebih didorong untuk upaya pengurangan kerugian dan posisi lain yang tidak mengikat untuk mengurangi risiko atau menebus kerugian, daripada tawaran baru, kata para pelaku pasar.
 
Likuiditas di pasar keuangan telah anjlok," analis ANZ mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien, menambahkan bahwa "tindakan bank sentral global yang dilakukan bersama belum cukup memadai untuk pasar.

Kecemasan likuiditas telah memukul sejumlah mata uang yang sensitif risiko dengan imbal hasil yang lebih tinggi, seperti dolar Australia, sementara bagi yang memberikan imbal hasil negatif, seperti yen, euro dan franc Swiss, sebagian besar telah dalam posisi aman.

Dolar AS diperdagangkan pada 106,33 yen USD/JPY, bangkit kembali dari terendah Senin di level 105,15, Euro EUR/USD di level $1,1167, Dolar Australia di level $0,6102 atau turun 0,3%, Dolar Kanada turun ke level terendah empat tahun C$1,4020 per dolar AS.

Pound Inggris juga di bawah tekanan, dibayangi oleh kekhawatiran tidak hanya akan keluarnya Inggris dari Uni Eropa tetapi juga defisit neraca berjalan yang cukup besar, Sterling diperdagangkan pada $1,2265 atau turun 0,04%.

Anjloknya di Wall Street pada hari Senin menggaris bawahi kekhawatiran krisis covid-19 di Barat serta langkah darurat Federal Reserve memangkas suku bunga pada hari Minggu.

Tetapi investor menilai tindakan yang diambil Fed, yang diikuti bank sentral Jepang, Australia, Selandia Baru dan negara lain, dianggap tidak memadai mengingat penyebaran patogen di level global telah menempatkan banyak negara melakukan penguncian virtual.

Beberapa analis mengatakan langkah tergesa-gesa itu kemungkinan menjadi bumerang karena investor takut akan kemungkinan panik di kalangan pembuat kebijakan, bank-bank sentral menekan pedal gas terlalu dalam. Tetapi mobil macet di rawa covid-19, sehingga tidak akan bergerak maju," kata Ayako Sera, ahli strategi pasar di Sumitomo Mitsui Trust Bank.
 
Sampai wabah berhenti, para investor menilai, sekarang saatnya untuk bersabar, tidak ada kejelasan tentang hal itu, dengan kasus-kasus global sekarang meningkat menjadi 174.100 dengan 6.700 kematian, mendorong negara-negara menutup perbatasan dan mengambil langkah-langkah yang semakin drastis untuk mencoba mengurangi keparahan wabah.

Para pemimpin G-7 mengatakan berkomitmen melakukan apa pun yang diperlukan untuk memerangi pandemi covid-19 dan bekerja sama lebih dekat untuk melindungi kesehatan masyarakat, pekerjaan dan pertumbuhan - PT RIFAN FINANCIDO BERJANGKA

Sumber : investing.com