RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Nilai tukar rupiah menguat ke level Rp16.500 per dolar AS, posisi tersebut menguat 0,45 persen dibandingkan perdagangan Senin, sementara,
kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate
(JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp16.486 per dolar AS atau menguat
dibandingkan posisi senin, yakni Rp16.608 per dolar AS.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia juga terpantau menguat terhadap dolar AS. Tercatat won Korea menguat 1,34 persen, peso Filipina 0,75 persen, dan dolar Singapura 0,68 persen, selanjutnya, lira Turki menguat 0,51 persen, yen Jepang 0,49 persen, ringgit Malaysia 0,36 persen.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia juga terpantau menguat terhadap dolar AS. Tercatat won Korea menguat 1,34 persen, peso Filipina 0,75 persen, dan dolar Singapura 0,68 persen, selanjutnya, lira Turki menguat 0,51 persen, yen Jepang 0,49 persen, ringgit Malaysia 0,36 persen.
Serta yuan China 0,17 persen diikuti dolar
Taiwan sebesar 0,16 persen, rupee India 0,09 persen serta dolar Hong
Kong yang menguat tipis 0,01 persen. Di sisi lain, pelemahan hanya
terjadi pada baht Thailand sebesar 0,13 persen terhadap dolar AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak menguat terhadap
dolar AS. Dolar Australia dan dolar Kanada masing-masing menguat
sebesar 2,02 persen dan 0,57 persen, diikuti poundsterling Inggris yang
juga menguat 0,98 persen dan euro yang menguat sebesar 0,80 persen
terhadap dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan nilai rupiah disebabkan oleh langkah positif bank Sentral AS The Fed. Sebelumnya, The Fed mengumumkan pelonggaran kuantitatif tak terbatas dan program-program untuk mendukung pasar kredit.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan nilai rupiah disebabkan oleh langkah positif bank Sentral AS The Fed. Sebelumnya, The Fed mengumumkan pelonggaran kuantitatif tak terbatas dan program-program untuk mendukung pasar kredit.
Hal tersebut merupakan upaya The Fed untuk menghambat pelemahan ekonomi dari pembatasan darurat pada perdagangan terkait virus corona. Namun, Ibrahim menyebut kebijakan itu tidak memadamkan kekhawatiran pasar secara penuh
Langkah Fed kemungkinan akan mengurangi pukulan bagi banyak perusahaan
dalam jangka panjang, tetapi investor tetap gelisah di tengah
ketidakpastian tentang tingkat pandemi tersebut," ucap Ibrahim.
Menurut Ibrahim, kini pasar tengah menunggu anggota parlemen AS untuk memberikan paket stimulus fiskal, yang sejauh ini belum disetujui, lebih lanjut, Ibrahim menyebut rupiah berpotensi bergerak melemah di kisaran Rp16.450 hingga Rp16.750 per dolar AS pada perdagangan esok hari - RIFAN FINANCINDO
Sumber : cnnindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar