Kamis, 09 April 2020

Rifan Financindo - Warga Ramai - Ramai Jual Emas, Tapi Tak Sebanyak Saat Krisis 1998


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Naiknya harga emas saat pandemi COVID-19 dimanfaatkan warga untuk mencari keuntungan dengan menjual perhiasan. Warga menjual emas untuk mendapat untung karena harga sedang naik.

Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Iskandar Husein fenomena yang terjadi saat ini wajar karena harga emas sedang naik. Masyarakat yang saat ini jual emas pun tidak sebanyak seperti waktu krisis 1998.

Bahwa untuk kali ini perhiasan emas yang dijual kembali ke pedagang tidak sebanyak pada waktu krisis moneter tahun 1998," kata dia saat dihubungi

Dia juga menjelaskan perbedaan warga yang kini ramai-ramai menjual emas dibandingkan waktu krisis 1998. Mereka yang menjual emas karena desain yang sudah kuno, (Emas yang dijual) umumnya perhiasan, biasanya yang desainnya sudah tertinggal dan masyarakat menunggu harga turun untuk dibeli kembali. Beda dengan krisis moneter 1998, emas dijual untuk keperluan sehari-hari," jelasnya.

Pengusaha emas pun sudah menyiapkan skenario jika nantinya terjadi rush alias orang berbondong-bondong jual emas seperti 1998 lalu, Pada waktu 1998 kan juga tidak ada masalah yang berarti, emas yang dijual kembali tetap dapat diterima. Karena kalau sampai ada rush seperti 1998, kami dari asosiasi emas akan menggunakan skenario yang sama seperti krisis 1998 lalu tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi jual emas terjadi di Tegal. Sebab harga emas sudah melambung jauh dari harga beli, mumpung lagi naik harganya, saya jual saja emasnya. Saat beli enam tahun lalu, sebesar Rp 385 ribu per gramnya. Karena lagi butuh saya jual perhiasan seberat 3 gram dihargai Rp 610 ribu per gramnya," ungkap Rohyani (38) warga Tegal, usai menjual perhiasan.

Dengan menjual 3 gram perhiasan yang dibeli enam tahun silam, Rohyani mengaku membawa pulang uang sebanyak Rp 1.830.000. Ibu ini menjelaskan, uang hasil jual emas ini akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan harian keluarga, selama isolasi ini kan usaha sedang turun. Pendapatan juga kurang, jadi saya jual untuk makan harian. Mumpung harga mahal sambung Rohyani - RIFAN FINANCINDO

Sumber : detik,com


Rabu, 08 April 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Lanjut Turun Meski Ketidakpastian Ekonomi Berlanjut


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas beranjak turun di Asia pada Rabu pagi kendati ketidakpastian ekonomi tampaknya masih terus berlanjut., emas melanjutkan tren penurunan dari sesi sebelumnya. Emas berjangka turun 0,16% ke $1.681,05 per ons. SEmentara emas spot naik 0.11% menjadi $1.649,63 per troy ons.

Pergerakan harga emas cenderung berlawanan arah dengan saham-saham, tapi kini keduanya melaju ke arah yang sama selama dua hari berturut-turut ini, bursa saham Asia melemah pada Rabu ini. Indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,4% ke 1.816,26 dan Hang Seng di Hong Kong jatuh 1,14% di 23.977,00.

Anda menghadapi sekelompok penggerak pasar yang benar-benar bersembunyi di bawah meja kerja mereka dan tidak dan mungkin mereka tidak dapat menggerakkan pasar dalam segala ukuran, keadaan atau bentuk apa pun," David Govett, kepala perdagangan logam mulia di Marex Spectron, mengatakan kepada Bloomberg.

"Karena itu kita menghadapi kekurangan likuiditas, volume kecil dan spread yang besar," ia menambahkan, sebelumnya terjadi peningkatan sentimen investor setelah data mengindikasikan adanya penurunan jumlah kasus baru covid-19 yang juga berdampak pada harga emas

Minat risiko kembali hadir di pasar karena infeksi baru telah menurun, sehingga membebani harga emas. Juga berarti, imbal hasil yang tinggal memberi dampak negatif untuk emas, "analis Riset Komoditas Kuantitatif Peter Fertig.

Namun, beberapa investor khawatir bahwa kebijakan moneter akan memicu inflasi. Bagi mereka, membeli emas di level ini tetap menarik,” tambahnya.
Tetapi beberapa analis masih berpandangan optimis tentang dampak dari berbagai paket stimulus ekonomi pemerintah terhadap emas.

Investor emas menikmati tingkat stimulus bank sentral dan juga belanja fiskal, utamanya ketika tingkat utang pemerintah meningkat," Stephen Innes, kepala strategi pasar di AxiCorp, mengatakan dalam catatan - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber :  investing.com

Senin, 06 April 2020

PT Rifan - BUMN Minta Bantuan Ventilator Ke 'Iron Man'

PT RIFAN BANDUNG - Bos Tesla, Elon Musk menawarkan bantuan ventilator ke rumah sakit di seluruh dunia melalui akun Twitter pribadinya @elonmusk. Tawaran itu pun disambut Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin melalui akunnya @BudiGSadikin.

Akun Budi ini dikonfirmasi kebenarannya oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
Benar, katanya, Elon Musk dalam cuitannya menyatakan, pihaknya memiliki ventilator yang akan dikirimkan ke rumah sakit dunia dalam jangkauan Tesla. Pria yang dijuluki 'Iron Man' itu menyebut, perangkat dan biaya pengiriman barang gratis.

Namun, ada syarat untuk mendapatkan ventilator tersebut, yakni dibutuhkan segera untuk pasien dan tidak disimpan di gudang, Budi pun membalas cuitan tersebut. Ia menyatakan pihaknya mengelola 70 rumah sakit dengan 6.500 tempat tidur. Ia sedang mencari tambahan 300-400 ventilator secepatnya.

Dear Elon, kami mengelola 70 rumah sakit dengan sekitar 6.500 tempat tidur di Indonesia dan sedang mencari 300-400 ventilator tambahan secepat mungkin untuk digunakan untuk mengatasi pasien baru," kata Budi - PT RIFAN

Sumber : detik.com

Jumat, 03 April 2020

Rifan Financindo Berjangka - Futures Emas Lebih Rendah Pada Masa Dagang Asia


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Futures emas lebih rendah pada masa dagang Asia, pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Juni diperdagangkan pada USD1.631,85 per troy ons pada waktu penulisan, menurun 0,36%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.576,00 dan resistance pada USD1.673,60.

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,05% dan diperdagangkan pada USD100,320.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Mei jatuh 0,30% dan diperdagangkan pada USD14,610 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Mei jatuh 0,59% dan diperdagangkan pada USD2,209 per pon - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com

Rifan Financindo Berjangka - Risk Off Dikesampingkan, USDJPY Terus Naik Menuju Ke Level 107,50


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pasangan mata uang USDJPY bullish sepanjang sesi Asia di hari ini. Pasangan tampak tidak mengindahkan adanya nada penghindaran risiko yang terjadi di pasar. Faktor utama kenaikan mungkin datang dari pemulihan Dolar AS dari level terendah terbarunya. Saat ini USDJPY telah bergerak positif dengan kenaikan 0,15 persen menuju ke dekat level harga 107,50.

Wabah virus Corona yang menyerang negara-negara di dunia terus memaksa para pembuat kebijakan untuk melangkah dengan cepat dan ketat. Apalagi saat ini jumlah kasus di Amerika Serikat juga terus mengalami kenaikan sangat pesat. Sampai saat ini jumlah kasus di AS mencapai di atas angka 200.000 kasus positif infeksi Corona.

Melihat kondisi ini bank sentral AS tidak akan tinggal diam dan akan mengambil langkah temporer untuk memberikan kelonggaran likuiditas bank-bank utama. Presiden Trump sendiri sudah memberikan peringatan bahwa AS akan menghadapi dua pekan yang sangat berat karena serangan virus Corona. Tapi walaupun demikian, nada risk off tampak dikesampingkan pedagang sehingga membawa USDJPY bullish beberapa waktu terakhir.

Sementara itu dari Jepang, jumlah kasus virus Corona juga terus mengalami kenaikan dan pemerintah memperpanjang penutupan sekolah sampai 6 Mei mendatang. Menteri Ekonomi Jepang yaitu Nishimura menyampaikan akan ada pertimbangan terkait langkah untuk mendukung produksi. Selain itu dia juga mengungkapkan akan mengadopsi ECMO sebagai salah satu bagian dari paket ekonomi yang akan diluncurkan.

Nada penghindaran risiko tampak dengan penurunan yang terjadi pada imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun ke bawa level 0,60%. Nikkei Jepang juga mencatat penurunan 1,8% saat sesi Asia berlangsung. Tapi USDJPY bullish melawan semua tren yang sedang berlaku saat ini, tapi secara luas pasangan masih dalam bias bearish jangka panjang - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : inforexnews.com

Kamis, 02 April 2020

Rifan Financindo - Emas Akan Terus Meningkat Seiring Corona Yang Mengalahkan Ekonomi Global


RIFAN FINANCINDO BANDUNG  - Akibat pandemi global corona virus negara-negara di seluruh dunia meluncurkan langkah-langkah darurat seperti perang untuk melawan COVID-19. Perkiraan oleh OECD menunjukkan bahwa langkah-langkah untuk mengekang penyebaran virus akan menyebabkan output ekonomi menurun antara 20% dan 25%. 

Karena investor telah berteriak-teriak untuk aset safe haven di tengah gejolak pasar baru-baru ini, dolar AS telah menjadi raja pasar valuta asing global. Tapi emas sebenarnya mengungguli greenback. Menurut data Bloomberg, emas telah naik 5,3% sepanjang tahun ini dan saya masih naik.

Emas dalam pasokan pendek baru-baru ini karena biasanya dikirimkan pada penerbangan komersial yang telah dibatasi baru-baru ini, meskipun bank sentral Rusia mengambil beberapa tekanan.
Bank sentral negara itu baru saja mengumumkan akan menunda pembelian emas di pasar domestiknya mulai 1 April.

Bank sentral Rusia adalah salah satu pemegang emas terbesar di dunia. Pada bulan Desember, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan negaranya dapat mempertimbangkan untuk menginvestasikan sebagian dari Dana Kekayaan Nasionalnya dalam emas karena negara tersebut melihat investasi pada logam mulia sebagai lebih berkelanjutan dalam jangka panjang daripada dalam aset keuangan.

Virus mematikan itu mungkin salah satu hal terburuk yang bisa terjadi pada sistem kredit yang terlalu tinggi dalam siklus ekonomi tahap akhir. Memasuki pandemi, kami telah membangun ekuitas dan gelembung utang proporsi bersejarah.

Menurut IIF (Institute of International Finance), utang global akan tumbuh lebih cepat pada tahun 2020 dan diperkirakan melebihi $ 257 triliun pada akhir kuartal pertama tahun 2020, terutama didorong oleh utang sektor non-keuangan. Ini kira-kira dua kali lipat dari $ 130 triliun likuiditas global.

Pada puncak awal Februari di S&P 500, kapitalisasi pasar saham terhadap PDB mencapai 156%, tertinggi dalam sejarah, keuntungan pasar saham yang mengesankan selama pemerintahan Trump didorong oleh pemotongan pajak dan pemotongan pengeluaran untuk perawatan kesehatan masyarakat antara lain, dan P / E ekspansi ganda.

Investor bersedia membayar lebih untuk ekuitas publik karena narasinya adalah pemotongan suku bunga Fed selalu bullish untuk saham, meskipun bank sentral aktivis, pertumbuhan global sudah melemah dan prospek pendapatan AS memburuk bahkan sebelum COVID-19. 

Pembeli marginal terbesar dari ekuitas AS adalah korporasi Amerika dan CEO mereka yang menerbitkan obligasi dan meningkatkan tingkat utang hanya untuk membeli saham mereka sendiri dalam pembelian kembali saham perusahaan, mendorong S&P ke P / E 21x.

Sekarang dalam koreksi pasar beruang tercepat dalam sejarah pasar ekuitas AS, pasar saham diperdagangkan pada P / E blended forward 15.1x, sementara aktivitas pembelian kembali saham perusahaan menghasilkan kata-kata Presiden Trump sendiri dalam “pasar saham terbesar dalam sejarah, sejauh ini” itu membuat pasar dan ekonomi semakin berisiko terhadap guncangan eksternal seperti pandemi.

Investor emas dan investor pada umumnya semakin bertanya apakah perlu virus mematikan untuk membuat investor sadar akan kemungkinan bahwa kaisar mungkin tidak memiliki pakaian.
Jika setelah kuncian semuanya kembali normal dan The Fed berefleksi, konsumen dan investor menjalankan bisnis, masyarakat, dan pasar aset mereka akan baik-baik saja karena itu hanya masalah penawaran dan permintaan.

Jika ada krisis sistem keuangan sistem perbankan sistemik karena coronavirus, emas akan sangat baik, karena di luar sistem cadangan fraksional mata uang fiat tradisional. Jika ada deflasi utang global, emas akan melakukannya dengan sangat baik.

Menurut Presiden Bank Dunia David Malpass, setidaknya beberapa ekonomi cenderung menemukan diri mereka dengan beban utang jauh lebih dari 150% dari PDB selama resesi global setelah COVID-19.

Mark Mobius, investor veteran pasar berkembang baru- baru ini menyatakan, “tren emas akan terus naik bahkan setelah volatilitas baru-baru ini karena penurunan suku bunga dan suplai uang melalui atap mendukung harga emas batangan.”
Investor harus mengingat pepatah pasar lama: “Dia yang memiliki uang tunai dalam resesi adalah raja”

Raja dan ratu dan bahkan kaisar selama berabad-abad sering dengan bijak memilih emas daripada (sangat) pemerintah berhutang uang kertas. Investor harus memperhatikan kalau-kalau kaisar yang terkena virus mematikan ini tidak memiliki pakaian - RIFAN FINANCINDO

Sumber : inforexnews.com

Rabu, 01 April 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Global Tercabik-Cabik, Rupiah Nyaris Tembus Rp16.400


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Gonjang-ganjing dunia akibat wabah virus corona yang kian mengkhawatirkan lagi-lagi menjadi momen yang menguntungkan bagi nilai tukar dolar AS. Kembali menjelma sebagai mata uang safe haven, dolar AS berada di klasemen teratas dan mencabik-cabik mata uang global, termasuk dolar Australia, euro, poundsterling, dolar Kanada, dan dolar New Zealand.

Hampir semua mata uang Asia juga tertekan signifikan terhadap dolar AS, misalnya saja dolar Taiwan, baht, dolar Singapura, won, yen, dan dolar Hong Kong. Hanya yuan yang terpantau mampu unggul tipis terhadap dolar AS. Lantas bagaimana dengan rupiah?

Rupiah bergerak variatif dengan kecenderungan menguat. Namun, sejak pembukaan pasar spot pagi tadi, rupiah enggan beranjak alias stagnan pada level Rp16.310 per dolar, jangan senang dulu, mesin pencari Google menunjukkan bahwa rupiah kian kritis di hadapan dolar AS. Nyaris menyentuh level Rp16.400, pada hari ini rupiah dibanderol senilai Rp16.381 per dolar AS.

Beruntungnya, rupiah tak sampai hati menjadi mata uang terlemah di dunia karena masih unggul di hadapan euro (0,16%), poundsterling (0,28%), dan dolar Australia (0,33%), sementara di tingkat Asia, rupiah menjelma sebagai mata uang paling perkasa ketiga setelah ringgit (-0,19%) dan yuan (-0,04%). Itu artinya, rupiah unggul terhadap baht (0,52%), yen (0,22%), dolar Singapura (0,18%), dolar Taiwan (0,11%), won (0,07%), dan dolar Hong Kong (0,05%) - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing.com