Senin, 02 September 2019

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Minyak turun di tengah babak baru tarif dalam perang dagang AS-China


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKAHarga minyak turun di perdagangan Asia pada Senin pagi, setelah tarif baru diberlakukan oleh Amerika Serikat dan China, yang meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan lebih lanjut ekonomi global dan permintaan minyak mentah.

Minyak mentah Brent turun 42 sen atau 0,7 persen menjadi diperdagangkan di 58,83 dolar AS per barel pada pukul 00.41 GMT (07.41 WIB), sementara minyak AS turun 27 sen atau 0,5 persen menjadi diperdagangkan di 54,83 dolar AS per barel.

Amerika Serikat mulai memberlakukan tarif 15 persen untuk berbagai barang China pada Minggu (1/9), termasuk alas kaki, jam tangan pintar, dan televisi layar datar, saat China memberlakukan bea masuk baru terhadap minyak mentah AS, peningkatan terbaru dalam perang dagang yang berlarut-larut.

Presiden AS Donald Trump mengatakan kedua pihak masih akan bertemu untuk pembicaraan akhir bulan ini.

Trump, menulis di Twitter, mengatakan tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan AS pada China dan dia kembali mendesak perusahaan-perusahaan Amerika untuk mencari pemasok alternatif di luar China.

Retribusi Beijing sebesar lima persen pada minyak mentah AS menandai pertama kalinya bahan bakar telah ditargetkan sejak dua ekonomi terbesar dunia itu memulai perang dagang mereka lebih dari setahun yang lalu.

"Bergantung perdagangan dan tarif tidak bisa dihindari untuk pasar minyak, jadi sementara ketidakpastian perdagangan tetap ada, akan sulit bagi minyak untuk mengabaikan kekhawatiran tentang ancaman terhadap permintaan global," kata Stephen Innes, ahli strategi pasar APAC di AxiTrader.

Di tempat lain, produksi minyak OPEC naik pada Agustus untuk bulan pertama tahun ini karena pasokan yang lebih tinggi dari Irak dan Nigeria, melebihi pengekangan oleh eksportir utama Arab Saudi dan kerugian yang disebabkan oleh sanksi AS terhadap Iran, sebuah survei Reuters menemukan.

Ekspor Korea Selatan anjlok pada Agustus selama sembilan bulan berturut-turut, karena permintaan yang lamban dari pembeli terbesarnya, China, dan harga chip komputer yang tertekan secara global, data pemerintah menunjukkan pada Minggu (1/9).

Data yang suram mengaburkan prospek ekonomi terbesar keempat Asia itu, karena perselisihan perdagangan dengan Jepang muncul sebagai risiko baru di atas perang perdagangan AS-China yang berkepanjangan.


sumber : antaranews.com

baca juga : 
PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu 
RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK 
RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar