Senin, 12 Oktober 2020

PT Rifan - Harga Emas Naik Atau Turun Tergantung Stimulus Fiskal AS

PT RIFAN BANDUNG - Segala sesuatu yang berlangsung pada minggu lalu adalah mengenai paket stimulus, apakah akan bisa diloloskan sebelum pemilihan presiden atau tidak. Kelihatannya pergolakan di pasar ini masih jauh dari selesai. Optimisme atas bantuan fiskal dari pemerintah yang lebih banyak lagi telah mendorong pasar saham dan emas naik tinggi pada akhir minggu lalu. Tweet dari Trump bahwa negosiasi bantuan Covid sedang bergerak, bersamaan dengan laporan bahwa Gedung Putih akan menaikkan stimulus coronavirus sampai $1,8 triliun menggerakkan semuanya.

Sebagai akibatnya indeks dolar AS terus melemah, saham naik dan harga emas meningkat 2% dengan emas berjangka kontrak bulan Agustus diperdagangkan pada $1,933.70 per ons.

Selain mengenai stimulus fiskal, untuk minggu ini sampai kepada waktu pemilihan presiden AS yang tinggal 20 hari lagi, fokus akan berada disekitar pemilihan presiden.

Selain masalah politik, kasus coronavirus masih terus meningkat demikian juga dengan ketegangan AS – Cina.

Kelihatannya pemerintah AS akan terus bergerak dengan paket stimulus. Pemikiran seperti ini merupakan faktor yang “bullish” bagi metal berharga. Masalahnya adalah sepertinya tidak akan berhasil sebelum pilpres berlangsung. Jika minggu ini kesepakatan tidak mencapai kemajuan, pasar emas bisa mengalami koreksi kembali.

Dalam situasi seperti ini, sampai kepada pilpres AS nanti, sebaiknya trading emas dengan melihat penurunan harga emas adalah kesempatan untuk membeli dengan harga yang rendah. Ekonomi global sedang menanjak meskipun ditengah tekanan coronavirus yang sedang naik lagi. Tidak ada alasan bagi emas untuk turun. Jika harga emas turun, itu adalah saatnya untuk masuk dengan membeli di harga yang lebih rendah.

Outlook emas tetap “bullish” dalam jangka panjang tidak peduli siapapun yang akan menjadi presiden AS. Baik Trump maupun Biden memiliki agenda yang akan memerlukan biaya antara $5 triliun selama dekade berikutnya, rencana dari kedua kubu akan memberikan banyak dukungan bagi kenaikan harga emas.

Dengan catatan karena Demokrat mau mengeluarkan lebih banyak uang, apabila Donald Trump yang memenangkan pilpres maka pelemahan dolar AS akan lebih tertahan dengan demikian kenaikan harga emas akan sedikit tertahan.

Ekspektasi mengenai inflasi mendukung kenaikan harga emas jangka panjang, khususnya dengan telah digelontorkannya $3,5 triliun dan akan lebih banyak lagi yang akan dikeluarkan.

Selain banyaknya uang yang digelontorkan, bank sentral AS juga akan terus mempertahankan tingkat bunga yang rendah sampai inflasi naik diatas 2% untuk jangka waktu yang lama. Hal ini adalah faktor yang “bullish” bagi emas dalam jangka panjang. Setelah pemilihan presiden AS selesai,  emas masih akan tetap dalam daftar diatas dan akan bisa menyentuh kembali $2,000.

Resiko turun bisa terjadi apabila pilpres AS berlanjut dengan pertempuran politik dan kerusuhan sosial yang besar di Amerika Serikat. Selain itu resiko turun bisa terjadi apabila paket stimulus tidak berhasil dikeluarkan sampai tanggal 3 November.

Setelah menembus “resistance” di $1,920 pada hari Jumat minggu lalu, level kritikal selanjutnya berada di $1,960 dan $1,980 sebelum akhirnya naik ke $2,000. Namun apabila berbalik turun, maka “support” pertama menanti di $1,900 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,880 dan kemudian $1,850 - PT RIFAN

Sumber : vibiznews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar