Kamis, 15 April 2021

Rifan Financindo - Saham Berjangka Eropa Melemah Seiring Perkembangan Vaksin & Inflasi

 

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Pasar saham berjangka di Eropa melemah pada Rabu petang seiring kembali menguatnya imbal hasil obligasi acuan AS dan juga kekhawatiran atas Covid-19 tetap ada.

Pada pukul 14.45 WIB, DAX futures Jerman turun 0,10% ke 15.247,5 menurut data Investing.com, FTSE 100 futures di Inggris turun tipis 0,02% di 6.847,0, sementara CAC 40 futures di Prancis melemah 0,88% di 6.130,5. Dari Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kian melonjak 1,98% di 6.044,74 pukul 14.50 WIB.

Wall Street sebagian besar berakhir lebih tinggi pada Selasa. Indeks S&P 500 membukukan rekor penutupan lainnya, dan pasar saham Asia mayoritas mengikutinya.

Pukul 14.39 WIB, imbal hasil obligasi acuan AS tenor 10 tahun kembali naik 0,57% di 1,632.

Indeks harga konsumen naik sebesar 0,6% di bulan Maret, kenaikan terbesar sejak Agustus 2012, tetapi pasar tampaknya memposisikan untuk angka yang lebih tinggi karena meningkatnya vaksinasi dan stimulus fiskal melepas permintaan yang terpendam.

Angka CPI ini tidak mungkin mengubah pandangan Ketua Federal Reserve Jerome Powell bahwa inflasi yang lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang akan bersifat sementara, dan dengan demikian kebijakan moneter bank sentral masih tetap sangat longgar, untuk keuntungan pasar saham global. 

Ada juga muncul berita lain yang menghambat pembukaan kembali perdagangan ekonomi.

Johnson & Johnson (NYSE:JNJ) telah menunda peluncuran vaksin Covid-19 di luar AS setelah badan kesehatan federal AS merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan obat tersebut akibat kekhawatiran dugaan masalah pembekuan darah.

Ini adalah vaksin kedua, setelah AstraZeneca, yang mengalami masalah seperti itu, dan selanjutnya dapat menunda program vaksinasi Uni Eropa, yang pada gilirannya dapat menunda kembalinya normalitas ekonomi. Jerman, yang masih memvaksinasi kurang dari 25% populasinya, memperpanjang tindakan pengunciannya tiga minggu lagi pada hari Senin.

Di sektor korporat, saham-saham barang mewah akan menjadi fokus setelah Christian Dior (PA:DIOR) dan LVMH (PA:LVMH) keduanya melaporkan awal yang kuat di tahun ini setelah penutupan Senin.

Perusahaan pemetaan Belanda TomTom (AS:TOM2) mengatakan kerugian bersih untuk kuartal pertama menyusut signifikan, tetapi sebagian besar perhatian akan tertuju pada awal musim laporan laba rugi di Wall Street di mana perusahaan raksasa perbankan JPMorgan Chase (NYSE:JPM), Goldman Sachs (NYSE:GS) dan Wells Fargo (NYSE:WFC) bakal melaporkannya sebelum bel perdagangan.

Saham-saham perbankan telah meningkat tajam sepanjang tahun ini, dan analis mengharapkan hasil investasi perbankan yang kuat untuk menambah keuntungan ini.

Harga minyak terus naik pada Rabu petang setelah data industri menunjukkan persediaan minyak AS turun lebih besar dari yang diharapkan pekan lalu, tanda meningkatnya permintaan di negara konsumen minyak terbesar di dunia itu.

Stok minyak mentah AS turun 3,6 juta barel dalam pekan terakhir 9 April, menurut data dari American Petroleum Institute (API), dibandingkan dengan perkiraan penurunan sekitar 2,2 juta barel yang disiapkan oleh Investing.com.

Data persediaan resmi dari Badan Informasi Energi (EIA) akan dirilis pada Rabu nanti.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia tahun ini pada hari Selasa. Lembaga mengharapkan pandemi mereda karena program vaksinasi meningkat dan dengan demikian pembatasan perjalanan akan dikurangi.

Harga minyak WTI terus naik 1,23% di $60,92 per barel dan harga minyak Brent naik 1,15% di $64,40 per barel pukul 14.57 WIB, Adapun, harga emas berjangka turun 0,13% di $1.745,40 per troy ons dan EUR/USD naik 0,12% ke 1,1960 - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar