Jumat, 30 Agustus 2024

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Terus Naik, Produk Investasi Emas Ikut Laris Manis

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Tingginya ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina disebut Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri, Dendi Ramdani sebagai pendorong berlanjutnya kenaikan harga emas yang sudah menyentuh level psikologi USD 2.500 per troy ounce.

Selain itu langkah bank sentral dan perbankan dunia yang terus menambah cadangan emas juga menjadi sentimen yang mendongkrak permintaan yang berimbas pada kenaikan harga emas.

Sementara di dalam negeri, kenaikan harga emas disebut Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian, Elvi Rofiqotul Hidayah juga berdampak pada penjualan emas. Saat harga naik, emas menjadi aset investasi yang semakin menarik dan banyak dicari, efeknya produk investasi emas di Pegadaian lari manis.

Seperti apa kondisi kenaikan harga emas? Bagaimana dampaknya terhadap investasi emas?Selengkapnya simak dialog Bramudya Prabowo dengan Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian, Elvi Rofiqotul Hidayah dan Head of Industry and Regional Research PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Dendi Ramdani dalam Squawk Box, CNBC Indonesia - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnbcindonesia

Kamis, 29 Agustus 2024

Rifan Financindo - Ekonomi AS Masih Tangguh, Ini Peluang Harga Emas Pecah Rekor Baru

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia pagi ini bergerak kalem di pasar Asia. Emas yang tadi malam ditutup melemah, belum banyak bergerak di tengah penantian para pelaku pasar akan data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan konsumsi pribadi nanti malam.

Harga emas spot di Asia pagi ini bergerak di kisaran US$2.514 per troy ounce pada pukul 07:25 WIB. Tadi malam harga emas ditutup turun 0,8% ke level US$2.504,61 per troy ounce ketika indeks dolar AS ditutup naik 0,54%, berdasarkan data Bloomberg.

Pergerakan dua aset tersebut, emas dan dolar AS, biasanya memang berlawanan sejurus dengan posisinya yang sama-sama ditempatkan sebagai safe haven dan lindung nilai portfolio para investor.

Gerak harga emas dunia sepertinya juga menanti 'gong' data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) AS yang akan dilansir pada Jumat nanti. Data itu akan memperkuat atau sebaliknya melemahkan ekspektasi pasar terhadap prospek bunga acuan Federal Reserve, pasca pernyataan banyak pejabat The Fed yang dovish terutama dari Gubernur The Fed Jerome Powell pekan lalu.

Arah bunga acuan The Fed menjadi bahan bakar utama penguatan harga emas setahun terakhir. Ketika bunga acuan The Fed turun atau lebih rendah, emas akan banyak diburu menyusul yield Treasury yang makin kecil.

Yang terdekat, data pertumbuhan ekonomi AS kuartal II-2024 nanti malam akan menjadi sentimen penggerak di mana bila datanya lebih lemah dari ekspektasi pasar, harga emas bisa terdongkrak naik. Para pelaku pasar menanti sinyal pelemahan ekonomi AS pasca pernyataan Powell pekan lalu. Banyak yang mulai berspekulasi The Fed mungkin harus memangkas bunga acuan lebih banyak. Bila itu terjadi, harga emas akan diuntungkan.

Ramalan terbaru harga emas dunia menyimpulkan, pemangkasan bunga acuan The Fed dalam jumlah lebih banyak, berpotensi membawa harga emas di pasar global melampaui level US$3.000 per troy ounce.

Perhitungan Bloomberg berdasarkan analisis atas durasi empiris pelonggaran moneter The Fed sejak tahun 2000 silam, memperlihatkan, secara umum harga emas dunia cenderung melesat naik sebesar 6,3% untuk setiap pemangkasan Fed fund rate (FFR) sebanyak 25 bps.

Alhasil, dengan kini ada peluang bagi The Fed menurunkan bunga hingga 225 bps sampai akhir tahun 2025 nanti, ada potensi harga emas dunia akan menyentuh level US$3.229 per troy ounce. 

Skenario itu mensyaratkan inflasi AS terjaga rendah dan pasar tenaga kerja di negeri itu melemah sehingga memberi ruang bagi The Fed menurunkan bunga acuan cukup banyak, kata Cross-Asset Strategist Bloomberg Ven Ram.

Sebaliknya, bila laju penurunan bunga The Fed pada perjalanannya lebih moderat, harga emas dunia mungkin hanya akan bergerak di bawah titik puncak prediksi itu - RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg

 

Rabu, 28 Agustus 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Diramal Tembus US$3.000 Tahun Depan

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas melandai tetapi tetap berada di dekat puncak tertingginya sepanjang masa. Sang logam mulia melemah sejalan dengan menggeliatnya dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Refinitiv, pada hari ini, Selasa (27/8/2024) pukul 19.01 WIB, harga emas tercatat di posisi US$ 2.510,89 per troy ons, turun 0,24% dari penutupan sebelumnya di US$ 2.516,89 per troy ons.

Harga emas sempat mencatatkan rekor baru pada 22 Agustus 2024 di US$ 2.483,29 per troy ons, dan terus meningkat hingga mencapai puncak tertinggi di US$ 2.516,885 pada Senin (26/8/2024). Meskipun terjadi penurunan hari ini, tren jangka panjang tetap mengindikasikan kekuatan dalam harga emas.

Harga emas melemah hari ini sejalan dengan menguatnya dolar dan imbal hasil US Treasury. Indeks dolar menguat ke 100,806 pada Selasa sore atau posisi tertinggi dalam tiga hari. Sementara itu, imbal hasil US treasury tenor 10 tahun menanjak ke 3,85% atau tertinggi dalam tiga hari.

Penguatan dolar membuat emas makin mahal karena konversi pembelian menggunakan dolar sehingga mengurangi minat beli. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Penurunan ini dipandang sebagai koreksi sementara, dengan ekspektasi bahwa faktor-faktor makro ekonomi seperti kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) dan pelemahan inflasi akan terus mendukung harga emas dalam jangka menengah hingga panjang.

Analis bahkan berani memprediksi harga logam mulia bisa mencapai US$ 3.000 per troy ons tahun depan, seiring semakin dekatnya pertemuan The Fed.

Dilansir dari CNBC International, Sabrin Chowdhury Kepala Analisis Komoditas di BMI mengungkapkan bahwa 2024 adalah tahun di mana emas diperkirakan mencapai beberapa rekor tertinggi, mengutip daya tarik emas sebagai aset safe haven.

"Emas berkembang di tengah ketidakpastian... dan ketidakpastian saat ini berada di puncaknya," ujar Sabrin dengan merujuk pada tahun pemilihan umum, insiden terbaru di Ukraina, dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Israel dan Iran tampaknya berada di ambang konflik langsung setelah Iran bersumpah untuk membalas dendam atas pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran awal bulan ini. Israel telah menempatkan militernya dalam siaga tinggi, dan AS mengirimkan kapal induk serta kapal selam rudal untuk mendukung pertahanan sekutunya di kawasan tersebut.

Faktor lain yang mendorong harga emas adalah meningkatnya kemungkinan pemotongan suku bunga oleh The Fed pada September. Pertemuan The Fed pada Juli lalu memperkuat keyakinan investor bahwa pemotongan suku bunga bulan depan "ada dalam agenda".

"Begitu The Fed mulai memangkas suku bunga, kemungkinan bulan depan, emas bisa mencapai US$ 2.700 per ons," kata analis BMI. Analis lain juga memiliki pandangan optimis yang serupa.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk membeli emas, menjadikannya lebih menarik dibandingkan aset berbunga seperti Treasury, yang bersaing dengan emas sebagai penawaran safe haven.

Suku bunga yang lebih rendah juga memberikan tekanan pada dolar, membuat emas yang dihargai dalam mata uang dolar lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Analis Citi mengatakan sentimen investor emas tampaknya akan naik dalam jangka waktu tiga hingga enam bulan. Bank tersebut menambahkan bahwa mereka melihat potensi harga terbang ke US$ 3.000 per troy ons pada pertengahan 2025, dan proyeksi harga rata-rata kuartal keempat sebesar US$ 2.550 per troy ons - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnbcindonesia

 

 

Selasa, 27 Agustus 2024

PT Rifan Financindo - Harga Emas Dekati Rekor Tertinggi, Jangan Sampai Ketinggalan Kereta Lagi

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas kembali menguat pada perdagangan hari Senin, mendekati rekor tertinggi yang pernah dicetak baru-baru ini. Kenaikan harga emas ini terjadi di tengah taruhan kuat pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS (the Fed) yang diperkirakan akan dilakukan September nanti.

Selain itu, kenaikan harga emas juga terjadi dipengaruhi oleh menumpuknya permintaan safe haven karena risiko geopolitik di Timur Tengah.

Harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi USD 2.518,47 per ons, sedikit di bawah rekor tertinggi USD 2.531,60 yang dicapai minggu lalu. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,3% lebih tinggi menjadi USD 2.555,20 per ons.

Sinyal dovish dari pidato Gubernur The Fed Jerome Powell pada hari Jumat dan minat safe haven serta risiko geopolitik di Timur Tengah meningkat mempercepat permintaan emas pada perdagangan Senin. Hal tersebut diungkap oleh Wakil Presiden dan analis Logam Senior Zaner Metals Peter A. Grant.

Saya punya target Fibonacci jangka pendek (untuk harga emas) di USD 2.539,77 dan target sekunder saya di USD 2.597,15," kata Grant.

Jerome Powell pada hari Jumat mendukung dimulainya pemotongan suku bunga dalam waktu dekat, dengan mengatakan bahwa pendinginan lebih lanjut di pasar kerja tidak akan disambut baik.

Berdasarkan perhitungan CME FedWatch, para pelaku pasar telah sepenuhnya memperhitungkan pemotongan untuk bulan depan, dengan peluang 69,5% untuk pengurangan 25 basis poin (bp) dan peluang 30,5% untuk pemotongan 50 bp - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : liputan6

Senin, 26 Agustus 2024

PT Rifan - Pemegang Emas Awas Sport Jantung, Pekan Ini Harganya Bisa Liar


PT RIFAN BANDUNG - Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk pada Kamis di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung tercatat stagnan di Rp1.420.000.

Begitu juga dengan harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) berada di posisi Rp1.267.000 per gram.

Harga emas dunia diperkirakan akan bergerak fluktuatif pada pekan ini. 

Pada pekan ini akan ada rilis data perkiraan kedua dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 akan dirilis pada pekan depan tepatnya pada Kamis mendatang.

Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan produk domestik bruto (PDB) perkiraan kedua AS pada kuartal II-2024 akan tumbuh 2,4%, sedikit menurun dari perkiraan awal PDB AS pada kuartal II-2024 sebesar 2,8%.

Setiap perubahan dapat memengaruhi ekspektasi terhadap langkah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berikutnya, meski The Fed sudah mengindikasikan akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang.

Revisi ini juga akan sangat penting untuk menilai ketahanan ekonomi AS dalam menghadapi potensi penurunan suku bunga.

Tak hanya data perkiraan kedua dari PDB AS, data indeks keyakinan konsumen (IKK) AS periode Agustus 2024 juga akan dirilis pada pekan ini, tepatnya pada Selasa mendatang.

Kepercayaan konsumen di AS telah menjadi pendorong utama aktivitas ekonomi dan laporan bulan Agustus akan menjadi barometer sentimen konsumen di tengah ketidakpastian ekonomi.

Pembacaan yang kuat dapat memperkuat argumen untuk pendekatan yang lebih lunak oleh The Fed, sementara penurunan dapat meningkatkan kekhawatiran tentang prospek ekonomi.

Data inflasi personal atau indeks harga konsumen (IHK) personal consumption expenditure (PCE) AS periode Juli 2024 juga akan dirilis pada pekan ini tepatnya pada Jumat mendatang.Jika benar demikian, maka 'amunisi' The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya pada September mendatang cukup besar - PT RIFAN

Sumber : cnbcindonesia

 

Jumat, 23 Agustus 2024

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Dunia Terjun Bebas Usai Cetak Rekor Termahal

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas turun lebih dari 1% pada hari Kamis (Jumat waktu Jakarta). Harga emas dunia tertekan oleh penguatan dolar dan imbal hasil Treasury yang lebih tinggi, sementara para pedagang menantikan pidato Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell untuk isyarat lebih lanjut tentang penurunan suku bunga.

Harga emas dunia di pasar spot turun 1,2% menjadi USD 2.482,49 per ons, setelah mencapai rekor tertinggi USD 2.531,60 pada hari Selasa. Sedangllan harga berjangka emas berjangka AS turun 1,2% menjadi USD 2.518,1.

Indeks dolar naik 0,5% terhadap para pesaingnya setelah data menunjukkan klaim pengangguran AS meningkat lebih dari yang diharapkan minggu lalu. Imbal hasil obligasi AS 10 tahun juga naik.

Fokus pasar kini beralih ke pidato Powell pada hari Jumat di Simposium Ekonomi Jackson Hole. Pada hari Rabu, notulen rapat Fed pada tanggal 30-31 Juli menunjukkan bahwa para pejabat sangat condong ke arah penurunan suku bunga bulan depan.

“Jika Ketua Powell dapat menunjukkan keyakinan yang lebih besar untuk pemangkasan suku bunga pada bulan September, sinyal dovish seperti itu akan memicu lonjakan harga emas lainnya,” kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity Group.

Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Setidaknya dua pejabat Fed pada hari Kamis menyatakan dukungan mereka terhadap pemangkasan suku bunga pada pertemuan kebijakan bank sentral AS bulan depan. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Sebagian besar pialang memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed pada bulan September, sementara JP Morgan, Citigroup, dan Wells Fargo memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 50 bps.

“Prospek ETF tetap positif, karena pemangkasan suku bunga AS yang diantisipasi kemungkinan akan mendorong aliran baru ke ETF emas,” kata Zain Vawda, Analis Pasar di MarketPulse by OANDA.

Senada dengan harga emas, harga perak anjlok 2,3% menjadi USD 28,9334 per ons. Harga platinum turun 1,9% menjadi USD 945,02, dan harga paladium turun 2,8% menjadi USD 925,49 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : liputan6

Kamis, 22 Agustus 2024

Rifan Financindo - Spot Emas Mundur Dari Rekor, Harga Emas Antam 22 Agustus Turun Rp5000

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Pergerakan harga emas pada perdagangan sesi Asia hari Kamis 22 Agustus 2024 turun meninggalkan posisi rekor tertinggi baru.

Namun harga emas masih stabil di kisaran $2.510 per ons karena pasar terus menilai sikap dovish Fed yang tercermin dalam risalah FOMC terkini.

Harga emas spot pada perdagangan sesi Asia terpantau turun 0,41% ke $2502,42, demikian untuk harga emas comex kontrak bulan Desember 2024 bergerak negatif dengan naik 0,27% ke $2540,50.

Demikian perdagangan emas batangan di butik Logam Mulia Antam, harga emas turun Rp5000 ke posisi Rp1.410.000 per gram. Untuk harga buyback turun Rp6000 menjadi Rp1.260.000.

Dalam risalah FOMC terkini,  sebagian besar pembuat kebijakan mengindikasikan bahwa jika data memenuhi ekspektasi, pelonggaran kebijakan pada bulan September akan tepat.

Sentimen  pemotongan suku bunga Fed semakin kuat setelah data NFP AS direvisi turun hampir 820 ribu untuk periode antara Maret 2023 dan 2024.

Revisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja AS mungkin tidak tahan terhadap suku bunga yang ketat.

Untuk pergerakan selanjutnya, harga emas diperkirakan melemah secara teknikal, kini harga berada di kisaran $2501,86 dan sedang tertekan ke support kuat di $2497,22.

Jika tembus dapat meluncur menuju posisi support lemahnya di $2482,47.

Namun harga emas berbalik, akan naik menuju kisaran $2514,57 dan jika tembus dapat naik ke resisten kuatnya di $2523,30 - RIFAN FINANCINDO

Sumber : vibiznews

Rabu, 21 Agustus 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi barunya alias all time high (ATH) menjelang rilis risalah Federal Open Market Committee (FOMC) dan simposium pejabat The Fed. 

Melansir data Refinitiv, pada perdagangan kemarin, Selasa harga emas menguat 0,39% ke angka US$2.513,74 per troy ons. Harga penutupan ini adalah yang tertinggi sepanjang masa. Harganya mematahkan rekor sebelumnya pada Senin di posisi US$ 2.507,29 per troy ons.

Harga emas masih mengangkasa. Pada hari ini, Rabu pukul 06.25 WIB,  harga emas kembali menguat tipis 0,05% ke angka US$2.514,91 per troy ons. 

Dikutip dari kitco.com, faktor pendorong utama di balik lonjakan harga emas yang luar biasa ini,adalah meningkatnya antisipasi terhadap perubahan besar dalam kebijakan moneter bank sentral AS  The Federal Reserve (The Fed).

Proyeksi pemangkasan suku bunga membuat indeks dolar dan imbal hasil jatuh.  Indeks dolar jatuh ke 101,441 pada perdagangan kemarin, Selasa. Posisi ini adalah yang sepanjang tahun ini atau lebih dari tujuh bulan. Imbal hasil US Treasury 10 tahun juga melandai ke 3,82% atau terendah sejak 5 Agustus 2024..

Pembelian emas dikonversi dalam dolar AS sehingga melemahnya dolar AS bisa membuat emas murah dibeli sehingga menarik. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melemahnya imbal hasil bisa membuat emas semakin menarik.

Investor sangat menantikan rilis notulen dari pertemuan Federal Open Meeting Committee (FOMC) terakhir, serta pidato yang sangat dinantikan oleh Ketua The Fed Jerome Powell di simposium ekonomi Jackson Hole.

Peristiwa-peristiwa ini diharapkan akan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang rencana bank sentral untuk penyesuaian suku bunga di masa depan.

Di kesempatan sebelumnya, Powell menunjukkan bahwa pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) sangat mungkin terjadi pada pertemuan FOMC bulan September, meskipun ia menurunkan ekspektasi untuk pemotongan yang lebih agresif sebesar 50 bps.

Sentimen ini kemungkinan akan diperkuat oleh Presiden Bank Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, yang dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam "fireside chat" dalam waktu dekat.

Persepsi pasar tentang perubahan kebijakan The Fed yang akan datang adalah faktor kunci yang mendorong lonjakan harga emas saat ini. Meskipun pemotongan suku bunga pada bulan September dianggap sebagai kepastian, spekulasi berlimpah di kalangan analis dan investor mengenai cakupan lebih luas dari rencana bank sentral.

Awal tahun ini, "dot plot" Fed menunjukkan total tiga pemotongan suku bunga seperempat poin pada tahun 2024, tetapi revisi Juni menunjukkan pendekatan yang lebih konservatif, dengan ekspektasi hanya satu atau dua pemotongan.

Dengan DXY yang terus terpuruk, maka masyarakat cenderung memiliki dana yang cukup untuk mengoleksi emas dan membuat harga emas semakin melambung tinggi - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnbcindonesia

 

Selasa, 20 Agustus 2024

PT Rifan Financindo - Harga Emas Diramal Jatuh Ke Angka Ini

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas melemah pada perdagangan hari Senin setelah menembus rekor tertinggi sepanjang masa di angka USD 2.500 per ons pada sesi perdagangan sebelumnya.

Harga emas melemah karena investor merealisasikan keuntungannya setelah mencetak rekor dan bersiap-siap untuk meneliti isyarat lebih lanjut dari Federal Reserve AS (the Fed) atau Bank Sentral AS dan juga perkembangan di Timur Tengah.

Harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi USD 2.501,74 per ons, lebih rendah dari rekor tertinggi USD 2.509,65 per ons yang dicetak pada hari Jumat.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS ditutup 0,1% lebih tinggi pada USD 2.541,30 per ons.

Direktur Investasi dan Perdagangan Alternatif High Ridge Futures David Meger menjelaskan, dirinya tidak akan terkejut melihat beberapa konsolidasi atau penarikan kembali di pasar emas.

"Karena para pedagang mungkin kecewa jika Fed hanya mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 0,25 basis poin dan tidak mengisyaratkan kemungkinan penurunan yang lebih besar sebesar 0,50 basis poin," jelas dia.

Menurut CME FedWatch Tool, para analis dan ekonom melihat peluang sebesar 77,5% bahwa the Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada September.

Fokus akan beralih ke risalah rapat kebijakan terakhir Fed pada hari Rabu dan pidato Ketua Jerome Powell pada simposium ekonomi di Jackson Hole pada hari Jumat.

Menurut analis teknikal salah satu media ternama di AS Wang Tao, harga emas dunia mungkin jatuh ke kisaran USD 2.479-USD 2.487 setelah gagal menembus resistance di USD 2.507 - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : liputan6

Senin, 19 Agustus 2024

PT Rifan - Harga Emas Cetak Rekor Termahal Sepanjang Sejarah

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas di pasar spot naik 1,5% menjadi USD 2.493,66 per ons setelah mencapai rekor tertinggi USD 2.500,99 sebelumnya. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 1,6% menjadi USD 2.532,10. Harga emas batangan naik 2,6% minggu ini.

Harga emas melonjak ke level titik tertinggi sepanjang masa pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Lonjakan harga emas dunia terjadi karena melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) akibat meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga dari Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) pada bulan September dan karena ketegangan di Timur Tengah meningkatkan permintaan terhadap emas batangan.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (17/8/2024), harga emas dunia di pasar spot naik 1,5% menjadi USD 2.493,66 per ons setelah mencapai rekor tertinggi USD 2.500,99 sebelumnya. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 1,6% menjadi USD 2.532,10. Harga emas batangan naik 2,6% minggu ini.

Kurs dolar turun 0,3% dan berada di jalur kerugian minggu keempat, membuat emas lebih menarik bagi pembeli luar negeri.

Perhatian sekarang akan beralih ke Jackson Hole dan pidato Ketua Fed Powell seminggu dari hari ini untuk memberikan pandangan yang lebih rinci tentang bentuk pemotongan suku bunga yang akan datang," ungkap dia.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pidato tentang prospek ekonomi Jumat depan, hari pertama penuh simposium ekonomi tahunan Kansas City Fed di Jackson Hole, Wyoming.

Rilis indeks harga produsen dan indeks harga konsumen pada bulan Juli minggu ini mengindikasikan inflasi mereda, yang dapat membuat Fed tetap pada jalur penurunan suku bunga 25 basis poin bulan depan.

Presiden Fed Bank of Chicago Austan Goolsbee mengatakan ekonomi AS tidak menunjukkan tanda-tanda terlalu panas, sehingga pejabat bank sentral harus berhati-hati dalam mempertahankan kebijakan restriktif lebih lama dari yang diperlukan.

Perselisihan geopolitik yang sedang berlangsung dan potensi eskalasi keterlibatan Iran, serta perang di Ukraina, semua faktor tersebut berkontribusi terhadap permintaan emas sebagai aset safe haven,” kata Everett Millman, kepala analis pasar di Gainesville Coins.

Harga emas batangan dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dan cenderung berkembang dalam lingkungan suku bunga rendah.

Selain harga emas, harga perak naik 0,4% menjadi USD 28,49 per ons dan harga platinum turun 0,2% menjadi USD 951,25. Sedangkan harga paladium tetap stabil di USD 943,88. Semua logam mulia berada pada jalur untuk memperoleh keuntungan mingguan - PT RIFAN

Sumber : liputan6

 

 

Jumat, 16 Agustus 2024

Rifan Financindo Berjangka - Bunga The Fed Bakal Turun, Asing Borong Aset RI Hingga Rp8 T

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Pemodal asing menggeber belanja besar-besaran di pasar keuangan RI sepekan terakhir terungkit sentimen arah bunga Federal Reserve yang mengerek pamor aset-aset emerging market, termasuk Indonesia.

Minat yang besar itu berhasil membawa penguatan rupiah selama Agustus menjadi yang terbaik di Asia sejauh ini. Rupiah membukukan penguatan 3,47% month-to-date, tertinggi dibanding ringgit 2,89% dan peso Filipina 2,06% juga baht Thailand 1,71%.

Mengacu data otoritas yang dikompilasi oleh Divisi Riset Bloomberg Technoz, pemodal asing telah membukukan posisi beli bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) selama lima hari perdagangan berturut-turut sejak pekan lalu. Bila menghitung tiga hari pekan ini saja, asing sudah memborong obligasi negara senilai Rp6,06 triliun. 

Sementara di bursa saham, asing bahkan mencetak reli pembelian selama tujuh hari beruntun sejak 7 Agustus lalu. Empat hari perdagangan pekan ini saja, asing membukukan pembelian saham (net buy) di bursa domestik sebesar Rp2,18 triliun.

Momentum beli asing yang menguat di pasar domestik tidak bisa dilepaskan dari perkembangan pasar global. Berbagai data ekonomi yang diumumkan dari Amerika Serikat (AS) menguatkan keyakinan pasar bahwa bank sentral negeri itu, The Fed, akan segera memangkas bunga acuan pada gelar pertemuan terbuka FOMC bulan depan.

Tingkat pengangguran di AS yang semakin tinggi bahkan sempat memicu kekhawatiran hardlanding perekonomian alias resesi, disusul oleh tingkat inflasi harga baik konsumen maupun produsen yang makin rendah, menguatkan ekspektasi penurunan bunga The Fed dalam waktu dekat. Namun, pasar yang semula meyakini pemangkasan pertama akan sebesar 50 bps, menurunkan prediksi menjadi 25 bps menyusul data penjualan ritel yang diumumkan selama menunjukkan daya beli di negeri paman sam masih kuat.

Keyakinan pasar yang menguat terhadap peluang penurunan bunga The Fed memberi keuntungan pada aset-aset emerging market, termasuk Indonesia. Bunga The Fed yang lebih rendah akan membuat pamor dolar AS susut. Imbal hasil investasi di AS akan turun dan membuat aset-aset di emerging market yang memberikan yield lebih menarik kebanjiran minat.

Ini yang terjadi di pasar keuangan RI saat ini. Meski selisih imbal hasil investasi Indonesia dengan AS masih bertahan di kisaran 278 bps, setelah sempat melebar hingga 300 bps, nyatanya asing terus melanjutkan aksi beli di pasar surat utang.

Kemarin, pada perdagangan sore, hampir semua SBN berbagai tenor mencatat reli harga, terindikasi dari penurunan imbal hasil alias yield. Yield 2Y turun 3,5 bps ke 6,449%. Sedang imbal hasil tenor 5Y turun 3,4 bps ke level 6,551%. SBN tenor 10Y tercatat turun 2,8 bps ke 6,716%, dan tenor 15Y serta 20Y masing-masing turun yield-nya 4,8 bps dan 2,4 bps menjadi 6,758% dan 6,866%. Penurunan yield terbesar dicatat oleh SBN-4Y yang turun hingga 11,1 bps menjadi 6,433%.

Arus masuk modal asing yang meningkat di pasar obligasi dan saham domestik, akhirnya juga membuat Bank Indonesia mengurangi penjualan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

BI yang semula menggelar lelang SRBI dua kali dalam sepekan, mulai bulan ini mengurangi jadi satu kali saja setiap Jumat dengan tren bunga yang terus menurun.

Tanda Tanya Fiskal

Namun, momentum beli asing di pasar keuangan domestik masih akan dibayangi oleh kekhawatiran terhadap prospek fiskal RI ke depan, terutama di bawah pemerintahan baru di bawah Prabowo Subianto yang dijadwalkan akan dilantik Oktober nanti.

Pernyataan Prabowo yang memastikan akan melanjutkan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) awal pekan ini, menambah daftar panjang berbagai sinyalemen yang dapat berdampak pada prospek fiskal Indonesia ke depan. Sesuatu yang sangat dicermati oleh pelaku pasar.

Pilihan melanjutkan proyek IKN bersama-sama dengan program ikonik berbiaya besar yang dikampanyekan selama masa Pilpres, seperti program Makan Bergizi Gratis, di tengah ruang fiskal yang menyempit, akan membuat para investor meningkatkan kewaspadaan terkait peningkatan risiko fiskal Indonesia ke depan.

Defisit fiskal diprediksi akan mendekati batas atas yang diperbolehkan Undang-Undang saat ini, yaitu di 3%. Sejauh ini pemerintah mengusulkan defisit APBN 2025 di level 2,3%-2,8%.

Para investor ingin mengetahui bagaimana anggaran pemerintah ke depan bisa memastikan keberlanjutan kebijakan Jokowi sekaligus mengakomodasi program unggulan Prabowo. "Kami tidak berpikir pemerintahan Prabowo akan membuat kegaduhan terutama ketika pasar masih gelisah dan khawatiran tentang disiplin fiskal," komentar Brian Lee, ekonom Maybank Securities seperti dilansir Bloomberg News.

Presiden Joko Widodo akan menyampaikan pidato kenegaraan terakhir di 10 tahun kekuasaannya di Gedung DPR RI pagi ini dilanjutkan pembacaan Nota Keuangan APBN 2025 pada Jumat sore ini yang sangat ditunggu oleh para investor.

Perhitungan Bloomberg Economics memperlihatkan, bila Prabowo mempertahankan defisit anggaran sebesar 3% dari PDB, maka akan menjaga utang stabil di kisaran 40% PDB. Itu dengan mengasumsikan suku bunga di depan sejalan dengan kurva pasar dan tidak ada guncangan terhadap mata uang atau pertumbuhan Indonesia.

Sedangkan skenario dengan defisit fiskal sebesar 4% dari PDB atau lebih tinggi, menunjukkan utang terus meningkat setidaknya hingga tahun 2050, bukannya bergerak datar. Menaikkan rasio utang jadi 50% dari PDB pada akhir masa jabatan lima tahun Prabowo akan membutuhkan defisit anggaran lebih dari 5% dari PDB, menurut estimasi ekonom Bloomberg Economics Tamara Mast Henderson - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg

 

Kamis, 15 Agustus 2024

Rifan Financindo - Investor Obligasi Prediksi The Fed Pangkas Suku Bunga Bulan Depan

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Para investor obligasi memprediksi pejabat Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin pada September 2024. Hal ini didasarkan pada sejumlah data yang menunjukkan inflasi di Amerika Serikat terus menurun.

Para pedagang memperkirakan akan terjadi pelonggaran sebesar 32 basis poin pada pertemuan The Fed September mendatang. Lebih rendah dari ekspektasi mereka sebelumnya yang memperkirakan akan terjadi penurunan suku bunga hingga setengah poin. 

Hal ini turut memicu penguatan sebagian besar obligasi pada Rabu (14/8/2024) yang mendorong imbal hasil lebih rendah di luar sektor lima tahun.

Data inflasi yang menurun pada hari Rabu merupakan “konfirmasi bahwa masalah inflasi sedang berkurang,” kata David Kelly, kepala strategi global di JPMorgan Asset Management kepada Bloomberg Television. Angka CPI yang “mendekati ekspektasi adalah sebuah kasus penjualan berita - dan hal ini terjadi di pasar obligasi.”

Imbal hasil Treasury dua tahun yang sensitif terhadap kebijakan tercatat naik menjadi 3,95%. Sementara imbal hasil di luar kurva dari lima tahun stabil hingga lebih rendah - dipimpin oleh penurunan empat basis poin pada imbal hasil obligasi 30 tahun. 

Pada perdagangan hari Rabu, arus dalam opsi yang terkait dengan Secured Overnight Financing Rate - yang secara dekat mengikuti jalur kebijakan bank sentral - mencerminkan para pedagang yang melepas taruhan pada penurunan suku bunga setengah poin. Para pedagang tampaknya menyesuaikan taruhan dovish lainnya karena harga di pasar swap mendukung pergerakan seperempat poin daripada pemotongan setengah poin. 

Langkah-langkah tersebut dilakukan setelah apa yang disebut indeks harga konsumen inti - yang tidak termasuk biaya makanan dan energi - meningkat 3,2% pada Juli dari tahun lalu. Meski, masih merupakan laju paling lambat sejak awal 2021. 

Hal itu sebagian besar sejalan dengan ekspektasi para ekonom untuk menjaga The Fed tetap berada di jalur yang tepat untuk segera menurunkan biaya pinjaman.

Para pedagang masih memperkirakan penurunan suku bunga lebih dari 1 poin pada 2024, dengan tiga pertemuan kebijakan Fed yang tersisa tahun ini. Dalam beberapa sesi terakhir, harga pasar telah menunjukkan perpecahan pada hasil penurunan suku bunga sebesar 25 atau 50 basis poin bulan depan. 

Data tersebut “membuka jalan untuk penurunan 25 basis poin di bulan September, sementara tidak sepenuhnya menutup peluang penurunan 50 basis poin,” kata Lindsay Rosner, kepala pendapatan tetap multi-sektor di Goldman Sachs Asset Management.

Klaim pengangguran mingguan dan data penjualan ritel pada hari Kamis akan menawarkan petunjuk potensial berikutnya bagi para pedagang karena mereka fokus pada ruang lingkup pelonggaran ke depan. Mereka juga akan mengamati komentar Ketua Fed Jerome Powell pada simposium tahunan bank sentral yang diadakan di Jackson Hole, Wyoming, akhir bulan ini dan laporan tenaga kerja AS berikutnya pada awal September.

Di Jackson Hole, “mereka mungkin akan sedikit menekan skenario pertumbuhan yang lebih negatif,” kata Neil Sutherland, manajer portofolio di Schroder Investment Management. 

“Kami telah melihat beberapa pelemahan di pasar tenaga kerja,” katanya. Ketika pasar memperdebatkan besarnya kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed di bulan September, “pasar tenaga kerja akan memberikan kita sedikit kejelasan.”

Pada hari Selasa, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa ia sedang mencari “lebih banyak data” sebelum mendukung penurunan suku bunga, menekankan bahwa ia ingin memastikan bahwa bank sentral AS tidak perlu mengubah arah setelah mulai memangkas - RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg

 

Rabu, 14 Agustus 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Mempertahankan Rekor Tertinggi Di Depan Mata Saat CPI Mendekat

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emas berjangka mencapai rekor tertinggi minggu ini, sementara harga spot mendekati rekor tertinggi $2,483.78.

indeks harga produsen Keuntungan dalam logam kuning terjadi karena data inflasi yang lemah pada hari Selasa melanjutkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September, meskipun pasar masih memperkirakan potensi penurunan sebesar 25 bps.

Angka PPI yang lebih lembut meningkatkan harapan bahwa CPI data yang akan dirilis pada hari Rabu juga akan menunjukkan inflasi yang turun di bulan Juli.

Suku bunga yang lebih rendah menjadi pertanda baik untuk logam mulia, mengingat bahwa mereka mengurangi biaya peluang berinvestasi dalam aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Emas juga mengalami peningkatan permintaan safe haven minggu ini setelah laporan-laporan menunjukkan bahwa Iran berencana untuk menyerang balik Israel atas pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Teheran pada awal Agustus. Laporan semalam mengatakan bahwa Hamas telah meluncurkan beberapa roket ke Tel Aviv.

Logam mulia lainnya bervariasi pada hari Rabu. Platinum futures turun 0,7% menjadi $939,95 per ons, sementara silver futures naik 0,2% menjadi $27,832 per ons - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

Selasa, 13 Agustus 2024

PT Rifan Financindo - Harga Emas Menguat Jelang Data Inflasi AS & Ketegangan Geopolitik

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas naik, mendekati rekor lagi saat para trader menilai perkembangan geopolitik sambil menunggu data ekonomi utama AS yang akan dirilis pekan ini. Data inflasi yang akan dirilis pada Selasa dan Rabu dapat membantu menentukan jalur suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).

Harga emas naik hingga 1,6% menjadi US$2.471 per ons, hampir menyentuh rekor tertinggi bulan lalu sebesar US$2.483,73. Para trader terus memantau respons Iran atas pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Teheran bulan lalu.

Investor juga bersiap untuk rilis data indeks harga produsen (IHP) AS pada Selasa dan indeks harga konsumen (IHK) pada Rabu. Keduanya akan memberikan gambaran tentang inflasi di negara dengan perekonomian terbesar dunia itu.

Emas didorong oleh "kombinasi geopolitik dan penurunan suku bunga, ditambah tekanan penurunan yang lebih kecil dari pengetatan bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ)," kata Bart Melek, kepala global strategi komoditas di TD Securities.

Meskipun IHK diperkirakan akan menunjukkan kenaikan harga yang sedikit meningkat pada Juli, metrik tahunan diperkirakan akan terus naik dengan kecepatan lambat. Penurunan tekanan harga baru-baru ini telah meningkatkan kepercayaan para pembuat kebijakan bahwa mereka dapat mulai menurunkan biaya pinjaman sambil memfokuskan kembali perhatian pada pasar tenaga kerja, yang menunjukkan tanda-tanda pendinginan yang lebih besar.

Anggota Dewan Gubernur The Fed Michelle Bowman mengatakan pada Sabtu (10/08/2024) bahwa dia masih melihat risiko kenaikan inflasi dan kekuatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja. Hal ini menandakan dia mungkin belum siap untuk mendukung pemotongan suku bunga pada September. Biaya pinjaman yang lebih tinggi biasanya negatif untuk emas, karena tidak membayar bunga.

Logam mulia ini telah naik hampir 20% tahun ini. Seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga, emas juga didukung oleh pembelian bank sentral yang kuat dan permintaan yang kuat dari konsumen China. Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah juga telah meningkatkan daya tarik emas sebagai aset aman.

Sementara itu, angka untuk taruhan bullish bersih para manajer uang mencapai level terendah dalam lima minggu, menurut data mingguan dari Commodity Futures Trading Commission.

Harga emas spot naik 1,6% menjadi US$2.470,71 per ons pada pukul 2:50 sore di New York. Indeks Dolar Spot Bloomberg naik 0,2% setelah yen jatuh lebih dari 1%. Paladium, platinum, dan perak semuanya naik - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg

 

Senin, 12 Agustus 2024

PT Rifan - Harga Emas Stagnan Di Awal Pekan

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) stagnan pada perdagangan hari ini.

Emas Antam dibanderol Rp 1.401.000/gram. Sama persis dibandingkan hari sebelumnya.

Sementara harga pembelian kembali (buyback) oleh Antam ada di Rp 1.253.000/gram. Juga tidak berubah dari posisi kemarin.

Harga emas Antam dipengaruhi oleh pergerakan harga emas dunia. Pagi ini, harga emas dunia bergerak turun.

Pada pukul 08:12 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.429,52/troy ons. Turun tipis hampir flat 0,04% dibandingkan akhir pekan lalu.

Kami masih mempertahankan posisi positif terhadap emas, untuk diversifikasi saat terjadi guncangan di aset lain. JIka Federal Reserve (bank sentral Amerika Serikat/AS) mulai menurunkan suku bunga acuan, kemungkinan paling cepat bulan depan, investor yang sensitif terhadap suku bunga akan kembali ke emas,” papar Ole Hansen, Head of Commodity Strategy di Saxo Bank, seperti diberitakan Bloomberg News.

Ya, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Mengutip CME FedWatch, The Fed diperkirakan sudah tidak mungkin lagi mempertahankan suku bunga acuan. Pilihan yang ada adalah pemangkasan 25 basis poin (bps) atau 50 bps.

Peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 bps menjadi 5-5,25% pada September adalah 53,5%. Adapun probabilitas pengguntingan 50 bps adalah 46,5% - PT RIFAN

Sumber : bloomberg

 

Jumat, 09 Agustus 2024

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Turun Lagi Usai Melesat, Saatnya Jual Atau Beli?

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dunia bergerak turun setelah melesat pada perdagangan kemarin. Ke depan, bagaimanakah prospek harga sang logam mulia?

Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.421,36/troy ons. Turun 0,13% dibandingkan hari sebelumnya.

Kemarin, harga emas ditutup di US$ 2.424,6 troy ons. Melonjak 1,7% dibandingkan hari sebelumnya.

Untuk hari ini, bagaimana proyeksi pergerakan harga emas? Apakah koreksi akan kian dalam atau malah bisa bangkit?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih berada di zona bullish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54,44. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 53,63. Menghuni area beli (long), tetapi tidak terlampau kuat. Cenderung netral.

Dengan begitu, harga emas masih rentan terkoreksi lebih lanjut. Target support terdekat adalah US$ 2.415/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.405/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten terdekat ada di US$ 2.430/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.443/troy ons.

Pejabat The Fed Hawkish Lagi 

Nada hawkish yang dilontarkan pejabat teras bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menjadi beban bagi laju harga emas. Gubernur The Fed Kansas City Jeffrey Schmid mengungkapkan dirinya belum siap untuk mendukung penurunan suku bunga acuan. Sebab, inflasi masih di atas target 2% dan pasar tenaga kerja masih kuat meski ada perlambatan.

Kita sudah dekat, tetapi belum sampai ke sana. Arah kebijakan moneter akan ditentukan oleh data dan kekuatan ekonomi," tegas Schmid, seperti diwartakan Bloomberg News.

Pernyataan Schmid ini sedikit banyak membuat pelaku pasar gusar. Akibatnya, peluang pemangkasan suku bunga acuan pun berubah.

Mengutip CME FedWatch, kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75-5% dalam rapat September adalah 56,5%. Lebih rendah dibandingkan kemarin yang sebesar 69%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bloomberg

 

 

Kamis, 08 Agustus 2024

Rifan Financindo - Pemiliknya Makin Menangis Histeris, Harga Emas Jeblok Hampir 3%

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia masih loyo, dalam lima hari beruntun terkoreksi dan pada hari ini, Kamis masih potensi bergerak volatil.

Pada akhir perdagangan kemarin, Rabu harga emas dunia (XAU) terkoreksi lagi 0,33% ke posisi US$ 2.381,53 per troy ons. Depresiasi ini menjadi yang lima hari beruntun. Selama lima hari tersebut, emas sudah ambruk 2,72% atau hampir 3%.

Pelemahan lima hari ini juga menjadi yang pertama sejak awal Februari 2024. 

Pergerakan harga emas kemarin terbilang volatil. Secara intraday sempat ada rebound dengan menyentuh level tertinggi ke atas level psikologis US$ 2.400 per troy ons.

Sementara pada pembukaan perdagangan pagi ini, Kamis sekitar pukul 06.05 WIB, harga emas dunia menanjak tipis 0,05% ke US$ 2.382,76 per troy ons.

Emas justru tenggelam di tengah ketegangan geopolitik yang tetap meningkat seiring Israel menunggu pembalasan Hamas atas pembunuhan pemimpinnya, Ismail Haniyeh. Intelijen AS menunjukkan bahwa respons tersebut mungkin ditunda hingga Kamis malam atau Jumat.

Sementara itu, Mesir menginstruksikan semua maskapai penerbangannya untuk menghindari wilayah udara Iran selama tiga jam pada Kamis akibat ketegangan antara Israel dan Iran.

Emas adalah aset aman dan biasanya menguat tajam begitu ada ketegangan politik atau ketidakpastian ekonomi.

Pelemahan harga emas lebih dipengaruhi kenaikan indeks dolar AS (DXY) dan imbal hasil US Treasury.

Indeks dolar S kembali berlari kencang begitu pula imbal hasil US Treasury. Indeks dolar AS menguat ke 103,197 pada perdagangan kemarin, Rabu (7/8/2024) yang merupakan level terbaiknya dalam tiga hari terakhir.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun meningkat ke 3,97% pada perdagangan kemarin, posisi tertingginya dalam empat hari terakhir.

Kenaikan imbal hasil US Treasury juga bisa memicu capital outflow dari pasar keuangan Indonesia sehingga IHSG dan rupiah bisa tertekan.
Penguatan dolar AS dan imbal hasil US Treasury jelas menjadi kabar negatif bagi emas.
Pembelian emas dipatok dalam dolar sehingga kenaikan dolar membuat emas menjadi kurang terjangkau bagi pembeli dari luar negeri. Imbal hasil Treasury AS 10-tahun juga sedikit meningkat yang membuat emas menjadi kurang menarik karena emas tidak menawarkan imbal hasil.

Mengutip dari FXStreet, Analis TD Securities berkomentas bahwa pelaku pasar kini fokus pada data ekonomi AS terutama pada data Klaim Pengangguran Awal, yang diumumkan pada hari Kamis malam nanti.

Klaim pengangguran pada hari Kamis adalah sesuatu yang pasar akan mencari konfirmasi dari perlambatan angka ekonomi, khususnya lapangan kerja." ungkapnya dikutip dari Reuters.

Sementara itu, bank sentral utama Asia menahan diri untuk tidak membeli emas fisik. Laporan dari World Gold Council mengisyaratkan bahwa Tiongkok tidak membeli logam mulia tersebut selama tiga bulan berturut-turut - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia

 

 

Rabu, 07 Agustus 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Bakal Cetak Rekor Termahal Baru

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas turun pada perdagangan Selasa karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan imbal hasil obligasi. Harga emas dunia melemah meskipun ekspektasi penurunan suku bunga AS pada bulan September dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah membuat emas batangan tetap stabil menyusul penurunan tajam pada sesi lalu.

Harga emas dunia di pasar spot turun 0,80% menjadi USD 2.388,34 per ons. Harga emas turun 1,5% pada sesi perdagangan sebelumnya, didorong oleh aksi jual global karena kekhawatiran AS akan resesi masih ada.

Kurs dolar AS naik 0,25%, dalam perdagangan hari pertama lebih tinggi terhadap mata uang Jepang bulan ini, membuat harga emas batangan yang dinilai dalam dolar AS kurang terjangkau bagi pembeli luar negeri.

Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, melancarkan serangkaian serangan pesawat tak berawak dan roket ke Israel utara.

Para pembuat kebijakan The Fed menepis anggapan bahwa data pekerjaan bulan Juli yang lebih lemah dari perkiraan berarti ekonomi sedang terjerumus dalam resesi, tetapi juga memperingatkan bahwa pemotongan suku bunga akan diperlukan untuk menghindari hasil seperti itu.

Rekor Tertinggi Harga Emas

Harga emas batangan dianggap sebagai aset yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan mendapat manfaat dari lingkungan suku bunga rendah.

Analis Pasar Forex.com Fawad Razaqzada menyatakan, para investor memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga, yang seharusnya membatasi potensi penurunan harga emas, jika tidak mengangkatnya ke rekor tertinggi baru, 

Dia memperkirakan harga emas akan mencapai USD 2.500 dalam jangka pendek. Menurut CME FedWatch Tool, pasar melihat peluang 100% terjadinya penurunan suku bunga pada bulan September - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : liputan6

 

 

Selasa, 06 Agustus 2024

PT Rifan Financindo - Ada Kekhawatiran Resesi, Bagaimana Prediksi Harga Emas Pekan Ini

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas mengalami keuntungan sejak awal pekan lalu setelah harga emas mempertahankan level support  pada USD 2.400 per ounce.

Momentum kenaikan meningkat pada Rabu pekan lalu usai Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengisyaratkan bank sentral dapat mulai memangkas suku bunga pada September.

Setelah reli yang solid ke level tertinggi sepanjang masa, pasar emas mengakhiri minggu dengan catatan yang tidak stabil karena ketakutan akan resesi telah menakuti pasar ekuitas, memaksa beberapa investor untuk menjual emas mereka untuk menambah modal.

Kepala strategi pasar di Blue Line Futures, Phillip Streible mengatakan, investor terkejut dengan aksi jual ini. Ada ekspektasi mungkin ada rotasi ke sektor lain. Ini membuat investor terpaksa menjual posisi emas mereka yang menguntungkan untuk mendukung taruhan ekuitas mereka.

Saya tidak khawatir tentang emas karena aksi jual ini akan terbukti berumur pendek. Saya berharap penurunan ini akan dibeli.” kata Streible dikutip dari Kitco, Senin (5/8/2024).

Kepala Strategi Berjangka dan Valas di Tastylive.com melihat setiap pelemahan emas sebagai peluang pembelian. Ia menepis pelemahan emas karena investor hanya mengumpulkan uang tunai.

Jika kita berbicara tentang ke mana arah emas pada kuartal berikutnya, dua kuartal berikutnya, hingga akhir tahun, saya pikir sejarah memberi kita petunjuk, dan kita harus melihat ke atas,” katanya.

Vecchio mengatakan secara historis, selama resesi, emas adalah salah satu aset dengan kinerja terbaik di pasar keuangan global - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : liputan6

Senin, 05 Agustus 2024

PT Rifan - Ada Kekhawatiran Resesi, Bagaimana Prediksi Harga Emas Pekan Ini

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas mengalami keuntungan sejak awal pekan lalu setelah harga emas mempertahankan level support  pada USD 2.400 per ounce.

Momentum kenaikan meningkat pada Rabu pekan lalu usai Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengisyaratkan bank sentral dapat mulai memangkas suku bunga pada September.

 Setelah reli yang solid ke level tertinggi sepanjang masa, pasar emas mengakhiri minggu dengan catatan yang tidak stabil karena ketakutan akan resesi telah menakuti pasar ekuitas, memaksa beberapa investor untuk menjual emas mereka untuk menambah modal.

Kepala strategi pasar di Blue Line Futures, Phillip Streible mengatakan, investor terkejut dengan aksi jual ini. Ada ekspektasi mungkin ada rotasi ke sektor lain. Ini membuat investor terpaksa menjual posisi emas mereka yang menguntungkan untuk mendukung taruhan ekuitas mereka.

Saya tidak khawatir tentang emas karena aksi jual ini akan terbukti berumur pendek. Saya berharap penurunan ini akan dibeli.” kata Streible dikutip dari Kitco, Senin.

Kepala Strategi Berjangka dan Valas di Tastylive.com melihat setiap pelemahan emas sebagai peluang pembelian. Ia menepis pelemahan emas karena investor hanya mengumpulkan uang tunai.

Jika kita berbicara tentang ke mana arah emas pada kuartal berikutnya, dua kuartal berikutnya, hingga akhir tahun, saya pikir sejarah memberi kita petunjuk, dan kita harus melihat ke atas,” katanya.

Vecchio mengatakan secara historis, selama resesi, emas adalah salah satu aset dengan kinerja terbaik di pasar keuangan global - PT RIFAN

Sumber : liputan6

 

Jumat, 02 Agustus 2024

Rifan Financindo Berjangka - Pembelian Emas Masih Lesu Di Asia

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emas batangan yang secara tradisional dikenal sebagai lindung nilai yang disukai terhadap risiko geopolitik dan ekonomi cenderung tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah. Pelaku pasar kini menanti laporan penggajian AS pada Jumat pekan ini untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang jalur kebijakan the Fed.

Pada saat yang sama, pembelian bank sentral dan permintaan fisik di Asia masih lesu. “Jadi saat ini pasar emas tidak berjalan dengan baik tetapi pada titik tertentu, kami menduga hal itu akan terjadi,” Melek menambahkan.

Di sisi lain, dalam sebuah catatan, Analis Citi menyebutkan, permintaan emas bank sentral akan tetap tinggi pada 2024-2025 meski baru-baru ini tidak ada pembelian dari bank sentral China yang dilaporkan pada Mei dan Juni 2024.

Bank sentral China, pembeli emas terbesar pada 2023, menahan diri dari pembelian emas untuk cadangannya selama dua bulan berturut-turut - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : liputan6

Kamis, 01 Agustus 2024

Rifan Financindo - Berkat Sabda Mr. Powell, Harga Emas Terbang Hampir 2%

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas melanjutkan kenaikannya pada hari Rabu setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bahwa penurunan suku bunga mungkin akan dilakukan pada awal September jika inflasi tetap sesuai dengan ekspektasi.

Berdasarkan Refiniitv harga emas di pasar spot pada perdagangan kemarin tercatat menguat 1,65% ke US$2.448,09 per troy ons.

Sementara pada perdagangan hari ini, Kamis harga emas dunia melemah tipis 0,12% ke US$2.444,93 per troy ons.

Powell, berbicara pada konferensi pers setelah keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah, memicu harapan investor terhadap penurunan suku bunga di bulan September dengan menyatakan bahwa para pengambil kebijakan semakin yakin bahwa inflasi terus mendekati target 2%.

Emas dan perak menguat karena komentar Ketua Powell mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September," kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.

Namun, dia secara efektif menutup kemungkinan pergerakan 50bps. Masih harus dilihat apakah emas dapat mencapai level tertinggi baru sepanjang masa mengingat The Fed baru saja memenuhi ekspektasi yang diperluas baru-baru ini.

Dukungan terhadap aset safe-haven menguat di tengah ancaman eskalasi konflik di Timur Tengah setelah pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh pada Rabu pagi di Iran sehingga memicu wilayah yang sudah terguncang oleh perang di Gaza dan konflik yang semakin mendalam di Lebanon.

Pemotongan suku bunga The Fed ditambah dengan risiko geopolitik di Timur Tengah berpotensi mendorong harga emas hingga $2.700 per ounce, kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cncb