Jumat, 27 November 2020

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Tetap Kuat Di Atas 1.800



RIFAN FINANCINDO FINANCINDO BANDUNG - Setelah mengalami tekanan jual yang keras, harga emas terus mengalami kenaikan untuk hari yang kedua. Metal berharga kuning bangkit setelah sempat menyentuh “support” psikologis di $1,800.00. Saat ini emas berjangka kontrak bulan Desember diperdagangkan di $1,810.31 per ons. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada Rp 953.000,- per gram.

Kenaikan harga emas sebagian disebabkan oleh turunnya dolar AS. Penyebab utama turunnya dolar AS adalah risalah pertemuan Federal Reserve yang terbaru yang menunjukkan bahwa para anggota FOMC aktif mendiskusikan skema pembelian obligasi, berpotensi meningkat.

Kebijakan moneter dari para bank sentral utama dunia yang longgar kemungkinan bisa menahan turunnya harga emas. Risalah pertemuan ECB memperingati akan perluasan skema pembelian obligasi, sementara The Fed sedang bersiap untuk mencetak lebih banyak uang yang bisa memberikan dukungan terhadap harga emas.

Kenaikan harga emas selanjutnya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,815.82 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,824.86 dan kemudian $1,831.92. Sementara penurunannya akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,799.72 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,792.66 dan kemudian $1,783.62 - RIFAN FINANCINDO FINANCINDO

Sumber : vibiznews.com

Kamis, 26 November 2020

Rifan Financindo - Harga Emas Rebound Sedikit Karena Aksi Short Covering & Bargain Hunting

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas berjangka naik moderat pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat karena perlindungan “short – covering” di pasar berjangka dan sebagian “bargain hunting” di pasar tunai. Metal kuning menyentuh kerendahan hampir 5 bulan. Emas tersungkur pada minggu ini oleh banyaknya minat terhadap resiko di pasar.

Emas berjangka kontrak bulan Desember diperdagangkan naik $8.00 pada $1,812.60. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada Rp 953.000,- per gram, turun Rp 8000,-

Pasar saham global bervariasi dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS juga mengarah bervariasi pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Dow Jones dan S&P 500 memecahkan rekor ketinggian. Kebanyakan pasar akan berhenti beraktifitas menjelang liburan thanksgiving.

Sikap pasar minggu ini sangat bersemangat, dengan para trader dan investor cenderung melihat melampaui situasi yang sangat buruk dari Covid – 19 di AS dan Eropa yang memaksa restriksi baru atas publik dan bisnis. Pasar melihat ke 2021 ketika vaksin kemungkinan besar sudah ada di pasar dan perekonomian sudah “rebound” dengan kuat karena Covid – 19 sudah berhasil diatasi.

Sementara itu dimulainya transisi Biden ke Gedung Putih menghilangkan ketidakpastian mengenai politik di Amerika Serikat. Selain itu kemungkinan bekas Gubernur Fed Janet Yellen menjadi Menteri Keuangan AS berikutnya memberikan dorongan tambahan terhadap sentimen pasar yang sudah positip. USD seakan tidak bisa bernafas sejenak dari penurunnya dengan keluarnya data Conference Board’s Consumer Confidence Index yang mengecewakan, turun ke 96.1 di bulan November dari sebelumnya 101.4.

Kenaikan selanjutnya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,825.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,836.90 dan kemudian $1.875.00. Sedangkan penurunannya kembali akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,797.10 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,775.00 dan kemudian $1,748.20 - RIFAN FINANCINDO

Sumber : vibiznews.com

Rabu, 25 November 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Apakah Tren Bullish Sudah Berakhir Harga Emas


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas turun mengarah tembus level $1,800, kerendahan selama 4 bulan, ditengah optimisme vaksi coronavirus dan proses transisi Biden. Rally risk-on di pasar saham meruntuhkan harapan akan pemulihan harga emas.  Emas berjangka diperdagangkan disekitar $1,805.40 per ons. Sementara emas Antam ditawarkan beli pada Rp 961.000 per gram, turun Rp 16.000,-

Penurunan harga emas terjadi selain karena harapan akan vaksin, juga didorong oleh arus keluar dari emas yang didukung oleh Exchange Traded Fund (ETF).

Banyak orang menunjuk kepada inflasi dan hilangnya nilai matauang sebagai faktor yang menggerakkan harga emas naik. Namun, sekarang kelihatannya sudah tidak relevan lagi. Sekarang lebih relevan melihat hal tersebut sebagai tren jangka panjang yang akan membuat harga emas naik dari kerendahannya untuk 3 – 5 tahun yang akan datang.

Dengan munculnya kembali atmosfir “risk-on”, arus keluar dari obligasi ke assets yang beresiko akan memaksa naiknya imbal hasil obligasi yang pada gilirannya membuat “opportunity cost” dari investasi di emas menjadi turun karena emas tidak memberikan imbal hasil. Dengan demikian kemungkinan siklus bullish dari pasar emas telah berakhir.

Penurunan harga emas lebih lanjut akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,803.04 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,763.00 dan kemudian $1,757.81. Sementara kenaikannya kembali akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,836.62 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,842.51 dan kemudian $1,850.00 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews.com

Selasa, 24 November 2020

PT Rifan Financindo - Beneran Bakal Nyungsep, Ada Ramalan Emas Ke US$ 1.650

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Kali ini giliran kabar kandidat vaksin AstraZeneca yang membuat harga emas terjun bebas. Ditambah dengan data ekonomi AS yang membaik harga logam kuning ini tertekan hebat.

harga emas di pasar spot mengalami koreksi sebesar 0,38% ke US$ 1.828,26/troy ons. Pada perdagangan kemarin harga emas drop 1,86%. Dalam sehari harga emas ambles lebih dari US$ 30/troy ons. 

Pekan ini giliran AstraZeneca yang melaporkan hasil uji klinis tahap akhirnya. Meski efektivitasnya hanya 70% dan lebih rendah dibanding moderna, Pfizer dan Biontech tetapi kandidat vaksin ini memiliki beberapa keunggulan

Keunggulan pertama adalah dari segi harga. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh raksasa farmasi Inggris ini dipatok di harga US$ 3 - US$ 4 per dosis. Sementara untuk kandidat vaksin Moderna dibanderol US$ 34 - US$ 37 per dosis dan Pfizer-BioNTech di US$ 20 per dosis.

Selain lebih terjangkau, kandidat vaksin AstraZeneca juga lebih mudah dalam didistribusikan apabila dilihat dari sisi logistik. Banjir kabar vaksin yang beredar membuat optimisme di pasar membaik dan aset minim risiko (safe haven) seperti emas pun dilego. 

Sentimen lain yang juga memberatkan harga emas adalah bangkitnya sektor manufaktur dan jasa AS. Pembacaan awal indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur AS untuk bulan November berada di angka 56,7. 

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan PMI manufaktur bulan Oktober di 53,4 dan perkiraan pasar bulan November di 52,5. Jika mengacu pada laporan IHS Markit, ini merupakan level tertinggi PMI manufaktur dalam 74 bulan terakhir. 

Selain sektor manufaktur, sektor jasa juga mengalami ekspansi. Hal ini terlihat dari angka pembacaan awal PMI sektor jasa di 57,7 meningkat dari pembacaan Oktober di 56,9 dan jauh lebih tinggi dari perkiraan para ekonom di 55,8. 

Dua kabar baik ini sukses membuat harga emas drop signifikan. Sekarang pasar sedang menunggu risalah pertemuan the Fed yang rencananya akan dipublikasikan Rabu besok. 

Pasar akan mencari setiap diskusi tentang kondisi untuk memperpanjang rata-rata tertimbang jatuh tempo pembelian Treasury. Kami mengharapkan Fed menggunakan dimensi QE ini untuk melonggarkan, yang dapat menghentikan gelombang besar arus keluar ETF dari emas.

Jika banyak analis yang memandang bullish harga emas untuk tahun depan. Westpac justru melihat potensi harga bullion bisa drop ke US$ 1.650 dalam dua tahun mendatang.

Risk aversion telah memuncak, dan begitu pula harga emas," kata ekonom senior Westpac Justin Smirk mengatakan dalam update November.

Tahun 2020 telah menyaksikan puncak dari perilaku risk aversion, likuiditas bank sentral, dan ketidakpastian global, karenanya perkiraan kami untuk harga emas akan turun pada tahun 2021.

Westpac memproyeksikan emas rata-rata di bawah US$ 1.760 per troy ons pada akhir tahun depan dan kemudian turun hingga US$ 1.633 pada akhir tahun 2022. Situasi akan berbalik hanya pada pertengahan 2023, ketika logam mulia akan mulai naik dan naik ke US$ 1.848 pada September 2024, menurut perkiraan jangka panjang - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia.com

Senin, 23 November 2020

PT Rifan - Harga Emas Spot Turun 1% Pekan Lalu, Terseret Efektivitas Vaksin Covid 19

 

PT RIFAN BANDUNG - Harga emas cetak pelemahan hingga 1% pada pekan lalu setelah berita tentang efektivitas dari vaksin Covid-19 yang dirilis Moderna. Namun, pelemahan emas di pekan lalu berhasil menipis setelah Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steven Mnuchin mengisyaratkan bahwa negosiasi terkait stimulus Covid-19 terus berlanjut.

Harga emas spot ditutup di level US$ 1.870,99 per ons troi, naik 0,2% dibandingkan sesi sebelumnya. Harga emas spot ini turun 1% untuk pekan tersebut. 

Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Februari 2021 naik 0,6% menjadi US$ 1,878,20 per ons troi. Tetapi dalam sepekan harga emas berjangka ini masih melemah 0,8%.

Tetapi jelang akhir pekan, emas berhasil mengikis pelemahan setelah Mnuchin mengatakan dia dan Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows akan berbicara dengan Kongres Republik dalam negosiasi dengan untuk dukungan ekonomi yang lebih banyak. 

Pikiran pembicaraan stimulus bergerak maju sekali lagi mendukung emas karena kami menyadari likuiditas dan langkah-langkah fiskal bank sentralterkait stimulus terus menjadi kekuatan pendorong di balik harga pasar.

Kilau emas memang mulai pudar usai sejumlah perusahaan kesehatan yang melakukan uji coba vaksin Covid-19 melaporkan tingkat efektivitas yang lebih baik dari perkiraan. Dalam 12 hari, harga emas pun sudah anjlok 5%. 

Sepanjang tahun ini, emas mendapat keuntungan dari kerusakan ekonomi yang merupakan dampak dari pandemi virus corona. Stimulus besar-besaran yang digelontorkan hampir semua negara juga menyuntikkan tenaga bagi emas. 

Harga emas diprediksi masih tetap perkasa dalam waktu dekat. Karena "vaksin akan memakan waktu berbulan-bulan untuk dibuat secara massal dan untuk pendistribusiannya yang cukup baik agar efektif dan Pemerintah AS akan terus mengalami kebuntuan - PT RIFAN

Sumber : kontan.co.id

Jumat, 20 November 2020

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Turun Ditengah Naiknya Keengganan Terhadap Resiko

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas turun pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat meskipun keengganan terhadap resiko mengalami kenaikan di pasar yang terlihat dari turunnya indeks saham AS. Dengan demikian melanjutkan fenomena belakangan ini dimana harga emas mengikuti harga indeks saham pada saat terjadi aksi jual. Selain itu naiknya indeks dolar AS pada hari yang sama, juga bekerja melawan pergerakan naik dari metal berharga.

Emas berjangka kontrak bulan Desember diperdagangkan turun $12.60 pada $1,861.30 per ons. Sementara itu emas Antam ditawarkan beli pada Rp 973.000,- per gram, turun Rp 2000,-

Pasar saham global bervariasi mengarah turun dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah sedikit turun pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Bertambahnya restriksi terhadap bisnis dan pertemuan publik di AS dan Eropa dalam rangka mengendalikan Covid – 19 supaya jangan sampai tidak bisa dikuasai, mulai memukul pasar saham global setelah beberapa kali diabaikan karena berita-berita mengenai keberhasilan vaksin. Harapan melawan ketakutan dipasar dan pada saat ini kelihatannya dimenangkan oleh ketakutan.

Goldman Sachs memperkirakan kenaikan 19% di pasar metal berharga dan dilaporkan menetapkan target emas mencapai $2,300 per ons. Indeks dolar AS mengalami kenaikan pada hari yang sama karena koreksi normal setelah mengalami tekanan jual pada awal minggu ini. Banyak analis memperkirakan dolar AS akan mengalami penurunan pada bulan-bulan yang akan datang.

Penurunan selanjutnya akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,853.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,848.00 dan kemudian $1,831.65. Sementara kenaikannya akanb berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,872.60 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,884.20 dan kemudian $1,900.00 - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews.com

 

Kamis, 19 November 2020

PT Rifan Financindo Berjangka - Minat Masyarakat Bertansaksi Di Bursa Berjangka Meningkat



PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG
- Minat masyarakat bertransaksi di bursa berjangka selama pandemi COVID-19
meningkat, yang antara lain terlihat dari total kontrak di PT Bursa
Berjangka Jakarta (JFX) hingga pertengahan November 2020 melebihi target
8,25 juta lot, yaitu sebesar 8,252 juta lot atau 0,03 persen.
 
Harga komoditas emas yang cukup fluktuatif sepanjang tahun 2020 menjadi
pendorong ramainya transaksi kontrak berjangka emas di JFX khususnya di
masa pandemi ini," kata Direktur Utama PT JFX Stephanus Paulus Lumintang
dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
 
Dalam jumpa pers yang menerapkan protokol kesehatan itu, dia mengatakan
selain emas permintaan kopi di pasar lokal selama masa pandemi yang semakin
tinggi dan harga yang lebih baik dibanding tahun lalu menjadi pemicu
pertumbuhan transaksi kopi.
 
Sementara dengan adanya revitalisasi Kontrak Olein 10 juga penyumbang
transaksi yang cukup besar di Bursa Berjangka Jakarta.
 
Kinerja perdagangan hingga 16 November 2020, terdapat kenaikan yang
signifikan, sebesar 22,46 persen yaitu 8,25 juta lot dari 6,74 juta lot
pada 2019 dengan periode yang sama. 
 
Hingga pertengahan November 2020, volume transaksi untuk kontrak
multilateral telah mencapai 1,45 juta lot, dari target yang ditargetkan
sebesar 1,75 juta lot. 
 
Sementara itu, volume transaksi untuk kontrak bilateral, telah melampaui
target yaitu sebesar 6,80 juta lot dari 6,50 lot yang ditargetkan atau
sebesar 4,65 persen. 
 
Harga komoditas emas yang cukup fluktuatif sepanjang 2020 menjadi pendorong
ramainya transaksi kontrak berjangka emas di Bursa Berjangka Jakarta
khususnya pada masa pandemi ini. 
 
Begitupun permintaan kopi di pasar lokal yang semakin tinggi dan harga yang
membaik dibanding tahun lalu menjadi pemicu pertumbuhan transaksi kopi. 
 
Kinerja tersebut tidak lepas dari peran pialang dan pedagang dan dukungan
kebijakan dari Bappebti serta para pelaku pasar yang semakin dewasa dalam
kontrak yang merupakan andil yang besar yang tidak dapat meningkatkan
volume transaksi pada 2020. 
 
pencapaian volume transaksi di JFX kali ini tentu merupakan hal yang
positif bagi industri perdagangan berjangka komoditas di tengah pandemi
yang melanda Indonesia sejak awal tahun.
 
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi
mengatakan volume transaksi di JFX kali ini tentu merupakan hal yang
positif bagi industri perdagangan berjangka komoditas di tengah pandemiyang
melanda Indonesia sejak awal tahun.
 
 
Ini semua bukti bahwa industri perdagangan berjangka komoditas cukup tahan
terhadap kontraksi ekonomi, baik nasional maupun global. Terkait transaksi
multilateral, merupakan pekerjaan rumah bagi semua pemangku kepentingan,
untuk ke depan dapat meningkatkan volume transaksi karena khitahnya
industri perdagangan berjangka komoditas adalah transaksi multilateral,
"katanya - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
 
Sumber : antaranews.com