Senin, 14 Februari 2022

PT Rifan - Dipicu Meningkatnya Ketakutan Perang Rusia Ukraina Emas Tembus Posisi Tertinggi

PT RIFAN BANDUNG - Memulai minggu perdagangan yang baru minggu lalu di $1,806, harga emas sempat naik mengetes ketinggian dua minggu di $1,830 pada hari Selasa dan meneruskan kenaikannya pada hari Rabu ke $1,839. Turunnya yields treasury AS dari ketinggian selama dua setengah tahun memicu penurunan dollar AS terhadap rekan-rekannya yang mendorong naik harga emas.

Namun keluarnya angka inflasi CPI AS yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan pada hari Kamis , mengakibatkan terjadinya rally yields treasury AS yang mengakibatkan naiknya kembali dollar AS sehingga menekan turun harga emas ke $1,826.

Namun pada menit-menit terakhir pada penutupan perdagangan pada hari Jumat minggu lalu, harga emas tiba-tiba naik tajam sebesar $32.40 ke $1,859.00 sebagai respon dari pengumuman yang tiba-tiba dari the Fed bahwa mereka akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Senin 14 Februari.

Emas mengalami peningkatan permintaan dengan pasar kuatir Federal Reserve bisa memilih untuk melakukan kenaikan tingkat bunga darurat sebelum pertemuan bulan Maret berlangsung dalam rangka mengendalikan dan menjinakkan inflasi.

Harga emas telah naik sekitar 2% pada minggu lalu dengan lebih banyak investor yang berbalik ke emas di tengah sentimen risk-off yang meluas di pasar.

Laporan inflasi CPI AS pada minggu lalu yang keluar dengan ketinggian inflasi yang mengejutkan yang lebih tinggi dari yang diperkirakan telah menambah ketidakpastian mengenai rencana pengetatan oleh the Fed.

Dengan harga konsumen naik ke 7.5% di bulan Januari, angka tertinggi selama 40 tahun, Goldman Sachs sekarang memproyeksikan 7 kali 25 basis poin kenaikan tingkat bunga dalam tahun ini. Selain itu konsensus meningkat bahwa the Fed akan menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 50 basis poin bahkan sebelum pertemuan yang direncanakan pada bulan Maret sebagai suatu pergerakan darurat, dengan tiba-tiba the Fed mengumumkan pertemuan darurat mereka pada hari Senin 14 Februari.

Presiden Federal Reserve Bank dari St. Louis James Bullard bahkan mengusulkan pandangan yang lebih hawkish, agar tingkat bunga the Fed sudah menyentuh 1% hanya dalam 3 kali pertemuan.

Sementara itu, yields treasury AS 10 tahun naik ke atas 2%, level yang belum pernah terjadi sejak Agustus 2019.

Grafik harga emas kelihatannya konstruktif. Penyebab langsungnya adalah data inflasi yang panas. The Fed sekarang kehilangan kepercayaan dari para investor. Kelihatannya the Fed sedang berusaha serabutan untuk membetulkan kesalahan kebijakannya. Dan emas diuntungkan dari kepanikan tersebut.

Kemungkinan besar tingkat bunga the Fed akan naik 50 basis poin pada bulan Maret dan bahkan bisa terjadi sebelum pertemuan FOMC bulan Maret.

Meskipun demikian, emas masih belum sepenuhnya memasukkan ke dalam perhitungan harga sehingga harga emas masih bisa naik lebih tinggi. Namun, saat ini emas masih mengharapkan the Fed tetap dovish.

Sudah ada preseden akan hal ini sebelumnya. Dan reaksi awal dari kedua pergerakan ini adalah terjadinya aksi jual terhadap emas. Namun secara keseluruhan, dimulainya siklus kenaikan tingkat bunga adalah bullish bagi emas. Berdasarkan observasi historis, setiap kali the Fed mulai menaikkan tingkat bunga, setelah memberitahukannya lebih dahulu, performance emas bagus pada awalnya.

Setelah berhasil menembus $1,850 pada minggu lalu, target harga emas adalah ke $1,900 per ons. Selama ini sudah terjadi rally harga emas karena munculnya data inflasi yang terus meningkat. Emas sudah menerima fakta bahwa tingkat bunga sedang bergerak naik dengan inflasi berlangsung lebih lama.

Agenda besar dari kalender ekonomi pada minggu ini adalah risalah pertemuan FOMC pada bulan Januari. Pasar akan mencari petunjuk dari risalah pertemuan FOMC bulan Januari ini, akan seberapa agresif bank sentral AS akan bisa bertindak. Risalah pertemuan FOMC ini bisa membantu menjelaskan apakah para pejabat the Fed semuanya memandang perlu menaikkan tingkat bunga sebanyak 50 basis poin.

Selain itu, testimoni semi-annual dari Powell yang akan membicarakan mengenai pergerakan perpindahan kebijakan juga ditunggu pasar apabila dia berhasil terpilih kembali.

Namun sebelum keluar risalah pertemuan FOMC, pasar akan lebih dahulu fokus kepada hasil pertemuan darurat dari the Fed yang akan diadakan pada hari Senin 14 Februari 2022.

Support terdekat menunggu di $1,820 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,800 dan kemudian $1,775.

Resistance terdekat menunggu di $1,835 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,840 dan kemudian $1,856 - PT RIFAN

Sumber : vibiznews.com

Jumat, 11 Februari 2022

Rifan Financindo Berjangka - Harga Emas Menguat 5 Hari Beruntun, Daya Tarik Terangkat Lonjakan Inflasi AS

Emas berjangka menguat tipis pada akhir perdagangan Kamis (10/2/2022) waktu New York, menyentuh level tertinggi dalam dua minggu didukung oleh dolar yang lebih lemah. Mengutip Antara, Jumat (11/2/2022), lonjakan harga konsumen AS untuk Januari 2022 mendorong daya tarik logam sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 80 sen atau kurang dari 0,1 persen, menjadi menetap di US$1.837,40 per ounce. Emas berjangka memperpanjang kenaikannya untuk sesi kelima berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang sejak November 2021.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Harga Emas Menguat 5 Hari Beruntun, Daya Tarik Terangkat Lonjakan Inflasi AS ", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20220211/235/1499217/harga-emas-menguat-5-hari-beruntun-daya-tarik-terangkat-lonjakan-inflasi-as.
Author: Newswire
Editor : Farid Firdaus

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

 

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Emas berjangka menguat tipis pada akhir perdagangan Kamis waktu New York, menyentuh level tertinggi dalam dua minggu didukung oleh dolar yang lebih lemah. Mengutip Antara, Jumat, lonjakan harga konsumen AS untuk Januari 2022 mendorong daya tarik logam sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 80 sen atau kurang dari 0,1 persen, menjadi menetap di US$1.837,40 per ounce. Emas berjangka memperpanjang kenaikannya untuk sesi kelima berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang sejak November 2021.

Sehari sebelumnya, Rabu, emas berjangka bertambah US$8,70 atau 0,5 persen menjadi US$1.836,60, setelah naik US$6,10 atau 0,3 persen menjadi US$1.827,90 pada Selasa, dan terangkat US$14 atau 0,8 persen menjadi US$1.821,80 pada Senin

Lingkungan suku bunga yang meningkat tidak menekan pasar emas. Namun, di sisi lain itu adalah konfirmasi dari tren inflasi yang sedang berlangsung yang kami yakini merupakan dorongan fundamental yang mendasari di balik pergerakan emas baru-baru ini," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya tergelincir ke level terendah satu minggu, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Kenaikan emas menggarisbawahi statusnya sebagai komoditas safe-haven, dan lindung nilai inflasi yang efektif," kata Fawad Razaqzada, analis pasar di ThinkMarkets.

Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang melonjak, kenaikan suku bunga yang dihasilkan akan meningkatkan peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Indeks harga konsumen AS melonjak 7,5 persen dalam 12 bulan hingga Januari, kenaikan secara tahunan terbesar sejak 1982, melampaui ekspektasi kenaikan 7,3 persen.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan melampaui 2,0 persen untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun. "Saya kira dengan pelaku pasar yang sekarang memperkirakan enam kenaikan suku bunga tahun ini, ada beberapa kekhawatiran bahwa hal itu mungkin berdampak pada pertumbuhan ekonomi di masa mendatang, dan itu mendukung harga emas," kata analis UBS Giovanni Staunovo - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : bisnis.com

Emas berjangka menguat tipis pada akhir perdagangan Kamis (10/2/2022) waktu New York, menyentuh level tertinggi dalam dua minggu didukung oleh dolar yang lebih lemah. Mengutip Antara, Jumat (11/2/2022), lonjakan harga konsumen AS untuk Januari 2022 mendorong daya tarik logam sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 80 sen atau kurang dari 0,1 persen, menjadi menetap di US$1.837,40 per ounce. Emas berjangka memperpanjang kenaikannya untuk sesi kelima berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang sejak November 2021.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Harga Emas Menguat 5 Hari Beruntun, Daya Tarik Terangkat Lonjakan Inflasi AS ", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20220211/235/1499217/harga-emas-menguat-5-hari-beruntun-daya-tarik-terangkat-lonjakan-inflasi-as.
Author: Newswire
Editor : Farid Firdaus

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS
Emas berjangka menguat tipis pada akhir perdagangan Kamis (10/2/2022) waktu New York, menyentuh level tertinggi dalam dua minggu didukung oleh dolar yang lebih lemah. Mengutip Antara, Jumat (11/2/2022), lonjakan harga konsumen AS untuk Januari 2022 mendorong daya tarik logam sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 80 sen atau kurang dari 0,1 persen, menjadi menetap di US$1.837,40 per ounce. Emas berjangka memperpanjang kenaikannya untuk sesi kelima berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang sejak November 2021.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Harga Emas Menguat 5 Hari Beruntun, Daya Tarik Terangkat Lonjakan Inflasi AS ", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20220211/235/1499217/harga-emas-menguat-5-hari-beruntun-daya-tarik-terangkat-lonjakan-inflasi-as.
Author: Newswire
Editor : Farid Firdaus

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

Kamis, 10 Februari 2022

Rifan Financindo - Data Inflasi AS Dan Meredanya Ketegangan Geopolitik

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Pasar investasi global menantikan data penting inflasi AS yang akan dirilis hari Kamis malam. Data inflasi AS bukan Januari secara tahunan diindikasikan terjadi peningkatan dari 7 persen menjadi 7,3 persen secara tahunan, yang akan menjadi yang tertinggi dalam hampir 40 tahun. Angka tersebut mengikuti laporan pekerjaan Januari yang lebih kuat dari perkiraan, yang telah menyebabkan spekulasi bahwa Federal Reserve bisa lebih agresif dalam hal menaikkan suku bunga, yang akan dimulai bulan Maret ini.

Perkembangan lain yang menjadi perhatian pasar adalah meredanya ketegangan geopolitik, setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia menerima jaminan dari Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa tidak akan ada eskalasi agresi Rusia di Ukraina.

Bagaimanakah pengaruh meredanya ketegangan geopolitik dan perkiraan peningkatan inflasi AS?

Dari pasar Forex, jika data inflasi AS terealisir meningkat, diperkirakan akan menguatkan dólar AS, dimana dengan meningkatnya inflasi akan semakin kuat rencana The Fed menaikkan suku bunga AS dimulai bulan Maret ini. Sementara itu Euro naik tipis setelah pernyataan Presiden ECB Christine Lagarde memberikan nada yang lebih hati-hati yang mengatakan inflasi yang tinggi tidak mungkin bertahan dan salah satu anggota dewan ECB mengatakan setiap langkah bank sentral harus bertahap.

Dari pasar Index, bursa saham AS berakhir lebih tingi terdukung kenaikan saham teknologi. Bursa Asia dan Eropa berakhir naik menantikan data inflasi. Namun jika data inflasi AS Januari terealisir meningkat, diperkirakan akan menekan pasar saham global.

Dari pasar Komoditas, harga emas bergerak stabil menantikan data inflasi AS. Namun harga emas diperkirakan bergerak turun dengan meredanya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina dan jika data inflasi terealisir meningkat yang dapat menguatkan dólar AS dan menekan harga emas. Sedangkan harga minyak bergerak stabil. Namun jika data inflasi naik dapat menguatkan harga dolar dan menekan minyak - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Rabu, 09 Februari 2022

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Naik Karena USD Berbalik Melemah


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas berjangka naik sedikit pada perdagangan sesi AS hari Selasa, sementara data ekonomi yang baru dinantikan untuk memberikan masukan fundamental.

Emas berjangka kontrak bulan April naik $5.60 ke $1,825.60 per troy ons. Sementara perak Comex bulan Maret turun $0.261 ke $22.82 per ons.

Pasar saham global bervariasi dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS juga mengarah bervariasi pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Laporan-laporan penghasilan perusahaan sedang disorot pada saat ini. Laporan penghasilan perusahaan umumnya bagus kecuali beberapa perusahaan besar.

Hal ini dan kekuatiran akan inflasi membuat indeks saham AS goyah. Terlebih lagi kelihatannya Federal Reserve akan agresif dan menaikkan tingkat bunga sebesar 0.5% dalam pertemuan bulan Maret. Secara historis, naiknya tingkat bunga dan naiknya inflasi adalah faktor bearish bagi pasar saham.

Hal kunci di luar pasar emas adalah turunnya harga minyak mentah WTI di sekitar $88.50 per barel dan berbalik melemahnya dollar AS.

Support” terdekat menunggu di $1,800 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,775 dan kemudian $1,755.

Resistance” terdekat menunggu di $1,825 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,835 dan kemudian $1,850 - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : vibiznews.com

Selasa, 08 Februari 2022

PT Rifan Financindo - Harga Emas Makin Naik, Bank Sentral Global Isyarat Ubah Kebijakan


PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas naik pada Jumat dan bersiap untuk mencatat kenaikan mingguan. Melemahnya dolar AS, di samping berlanjutnya kekhawatiran atas inflasi yang tinggi, dan ketegangan AS-Rusia atas Ukraina memberi dorongan pada logam kuning safe-haven ini.

Harga emas berjangka kian naik 0,25% menjadi $1.808,55/oz pukul 11,44 WIB. Harga logam mulia mencapai angka $1804,4 selama sesi sebelumnya akibat dolar yang lebih lemah dan penurunan selera risiko di pasar ekuitas membantu melawan tekanan dari lonjakan imbal hasil Treasury AS. Emas telah naik hampir 0,9% dalam seminggu hingga saat ini.

Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, terus turun pada hari Jumat dan akan mencatat penurunan mingguan terbesar sejak Maret 2020.

Pertarungan inflasi Federal Reserve AS harus menjadi prioritas utamanya, calon Dewan Gubernur bank sentral mengatakan di hadapan anggota parlemen pada hari Kamis. Para calon tersebut, Lisa Cook, Philip Jefferson, dan Sarah Bloom Raskin, berkomentar menggarisbawahi dukungan untuk poros hawkish dalam kebijakan moneter The Fed.

Di seberang Atlantik, European Central Bank mengisyaratkan pada hari Kamis bahwa ia dapat membalikkan sikap dovishnya dan menaikkan suku bunga pada tahun 2022. Bank of England menaikkan tingkat suku bunganya menjadi 0,5% dalam keputusan kebijakannya pada hari yang sama.

Di Asia Pasifik, Bank of Japan akan merilis keputusan kebijakannya pada minggu depan.

Namun, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa "terlalu dini" untuk mengatakan jika dunia menghadapi periode inflasi yang berkelanjutan.

Sementara itu, ketegangan AS-Rusia atas Ukraina terus meningkat. Rusia telah merumuskan beberapa opsi sebagai alasan untuk menyerang Ukraina, termasuk potensi penggunaan video propaganda yang menunjukkan serangan bertahap, menurut AS.

Di logam mulia lainnya, perak naik 0,75%, platinum naik tipis 0,32% pukul 11.48 WIB dan palladium naik 0,16% - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : invesiting.com

Kamis, 03 Februari 2022

Rifan Financindo - Emas Terangkat 8,80 Dolar, Menetap Di Harga Tertinggi Dalam Seminggu

 
RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Emas kembali menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena melemahnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS setelah laporan pekerjaan yang suram, mendukung permintaan terhadap logam safe-haven di tengah ketegangan yang memanas antara Rusia dan Barat atas Ukraina.


Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 8,80 dolar AS atau 0,5 persen, menjadi menetap di 1.810,30 dolar AS per ounce.

Ini merupakan penyelesaian kontrak teraktif tertinggi sejak 26 Januari, menurut data FactSet.
Sehari sebelumnya, Selasa, emas berjangka terangkat 5,10 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.801,50 dolar AS, setelah meningkat 9,80 dolar AS atau 0,6 persen menjadi 1.796,40 dolar AS pada Senin, dan jatuh 8,4 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.786,60 dolar AS pada Jumat


Emas masih melayang di atas 1.800 dolar AS dan banyak hal yang berkaitan dengan imbal hasil obligasi pemerintah telah "terkuras" dan karena dolar masih mendekati posisi terendah hari ini setelah data penggajian (payrolls) swasta, kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.


Sebuah laporan ketenagakerjaan dari ADP menunjukkan data penggajian swasta AS secara tak terduga turun pada Januari, menekan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah.


Jika emas dapat terus stabil di atas 1.800 dolar AS, beberapa investor mungkin akan mulai kembali, tambah Moya.


Memperkuat daya tarik emas, Presiden AS Joe Biden menyetujui pengiriman pasukan tambahan ke Eropa timur atas ancaman Rusia untuk menyerang Ukraina.


Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko geopolitik yang lebih tinggi, kenaikan suku bunga tetap menjadi hambatan potensial karena hal itu berarti peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.


Investor menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa dan bank sentral Inggris (BOE) pada Kamis waktu setempat untuk isyarat tentang laju pengetatan kebijakan moneter dalam menghadapi inflasi yang melonjak.

Penutupan jangka pendek yang berkelanjutan dan pembelian dengan harga murah" membantu harga emas, Jim Wyckoff, seorang analis senior di Kitco Metals, mengatakan dalam sebuah catatan.

Indeks dolar AS yang merosot dan harga minyak mentah mencapai tertinggi tujuh tahun minggu ini adalah bullish di luar kekuatan pasar untuk pasar logam," tambah Wyckoff.


Sementara emas kemungkinan akan mengeksploitasi kelemahan dolar untuk mendorong lebih tinggi, prospek jangka pendeknya tetap dipengaruhi oleh laporan pekerjaan AS pada Jumat," kata Lukman Otunuga, manajer, analisis pasar di FXTM.

Laporan pekerjaan yang kuat yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan dan upah yang kuat dapat memperkuat ekspektasi hawkish (Federal Reserve), menyeret harga emas lebih rendah karena dolar mendapatkan kembali kekuatannya," katanya.

Namun, "jika laporan pekerjaan mengecewakan, ini bisa memberikan sedikit kelegaan bagi emas, mengakibatkan kenaikan kembali ke 1.831 dolar AS - RIFAN FINANCINDO

Sumber : antaranews.com

Rabu, 02 Februari 2022

PT Rifan Financindo Berjangka - Data The Fed Bikin Ngeri, Dolar AS Turun Duluan

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Mata uang Dolar AS turun di awal minggu ini, dengan membukukan penurunan harian terbesar sejak bulan November lalu karena para investor mengkonsolidasikan keuntungan setelah berhasil mencapai level tertinggi dalam 1-1/2 tahun pada hari Jumat di tengah ramainya ekspektasi laju kenaikan tingkat suku bunga yang lebih cepat oleh pihak Federal Reserve.

The Fed dengan sangat jelas mengisyaratkan minggu lalu bahwa mereka bermaksud untuk menaikkan tingkat suku bunga sedini mungkin pada sebuah pertemuan kebijakan tanggal 15-16 Maret, bank-bank dari Wall Street sekarang lumayan mengharapkan sekitar lima sampai tujuh kenaikan suku bunga di tahun ini.

5 Perkiraan Federal Reserve

Dana Fed yang berjangka pada Senin malam telah memperkirakan hanya di bawah lima kenaikan untuk tahun 2022, atau setidaknya  sekitar 121 basis poin pengetatan. Mereka juga telah  menunjukkan peluang sebesar 17% untuk kenaikan 50 basis poin di bulan Maret, menurun dari setinggi 32% pada hari Jumat. Presiden dari Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa The Fed dapat mengukur sejumlah kenaikan suku bunga menjadi setengah poin persentase jika tingkat inflasi tetap tinggi.

Para Investor juga mencari nonfarm payrolls Amerika Serikat hari Jumat untuk indikasi seberapa agresif pihak Fed dapat tetap berada di jalur pengobatannya. Penggajian AS sendiri diperkirakan menunjukkan kenaikan sebesar 153.000 pekerjaan untuk bulan Januari, turun dari 199.000 pada bulan Desember, dengan tingkat pengangguran masih stabil di 3,9%

Laju untuk  kenaikan suku bunga yang lebih cepat juga dilihat sebagai peredam ekspektasi pertumbuhan di masa yang akan datang, sebuah skenario yang telah dimainkan di pasar obligasi AS di mana spread antara imbal hasil Treasury AS tenor 2-tahun dan 10-tahun menurun di bawah 59 basis poin untuk pertama kalinya sejak awal bulan November, sebuah fenomena ini dikenal sebagai istilah “beruang-meratakan.”

Bank of England juga telah mengadakan sebuah pertemuan kebijakan pada hari Kamis, dengan jajak pendapat dari Reuters memprediksi akan kenaikan suku bunga kedua dalam kurun waktu kurang dari dua bulan setelah tingkat inflasi Inggris melonjak ke level yang tertinggi dalam hampir 30 tahun

Dalam mata uang yang lainnya, dolar Australia telah  memimpin kenaikan, naik sebesar 1% menjadi ke harga US$0,7068 sebelum pertemuan dari kebijakan The Fed dan Bank of Australia pada hari Selasa. Terhadap mata uang yen, dolar AS turun 0,2% menjadi seharga 115,045 yen - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : inforexnews.com