PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan
mengumumkan penarikan pasukan lebih lanjut dari Irak dan Afghanistan
dalam beberapa hari ke depan. Hal ini ditegaskan seorang pejabat senior
pemerintah AS pada Selasa.
Kepada para wartawan yang ikut bepergian dengan Trump, sebagaimana dilaporkan AFP,
pejabat itu juga mengatakan setidaknya pengumuman mengenai Irak akan
muncul pada Rabu ini. Sementara soal Afghanistan akan muncul dalam
beberapa hari mendatang.
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhemi pada
Agustus, Trump memang sudah mengatakan pasukan AS akan meninggalkan
Irak. Tapi memang, ia tidak memberikan jadwal.
Pembicaraan
penarikan pasukan muncul bersamaan dengan meningkatnya serangan terhadap
AS oleh para pejuang pro-Iran. Ditambah Pemerintah Iran menghadapi
seruan untuk mengusir sekitar 5.000 tentara AS yang dikerahkan di negara
itu sebagai bagian dari upaya anti-jihadis.
Sebelumnya militer AS sempat menarik diri dari Irak pada akhir 2011.
Namun beberapa tahun kemudian, pasukan AS kembali mendukung Irak dalam
perang melawan ISIS pada musim panas 2014 lalu.
Sedangkan di
Afghanistan, AS saat ini memiliki 8.600 tentara. Itu sesuai dengan
perjanjian bilateral yang ditandatangani pada Februari antara Washington
dan Taliban.
Pentagon mengatakan pada Agustus bahwa tujuannya
adalah menurunkan kurang dari 5.000 tentara saat pembicaraan damai
antara Afghanistan berlangsung.
Trump sebelumnya menyebutkan
dalam sebuah wawancara dengan Axios bahwa Gedung Putih bertujuan untuk
mencapai 4.000 hingga 5.000 tentara di Afghanistan pada pemilihan
presiden November.
Di bawah kesepakatan AS-Taliban, semua pasukan
asing harus meninggalkan negara itu pada musim semi 2021, dengan
imbalan komitmen keamanan dari militan.
Sementara di Laut China
Selatan, AS malah mengerahkan banyak hal untuk melindungi wilayah
maritim sekutunya di perairan Laut China Selatan.
Belum lama ini,
kapal induk AS USS Ronald Reagan mengerahkan pesawat udara di langit
perairan tersebut, masuk ke serangkaian operasi pertahanan udara maritim
yang dilakukan sejak Agustus lalu.
Masuknya Reagan ke Laut China
Selatan terjadi pada saat ketegangan antara Washington dan Beijing
meningkat. Trump juga mengumumkan menolak hampir semua klaim maritim
China di perairan tersebut.
Penolakan tersebut bertujuan untuk
melindungi sekutu dan mitra, serta melakukan pendekatan kooperatif untuk
stabilitas regional dan kebebasan laut di sana.
China sendiri
mengklaim secara sepihak hampir seluruh wilayah Laut China Selatan.
Dengan konsep sembilan garis putus-putus (nine-dash line), China memang
dilaporkan mengklaim 80% wilayah perairan ini.
Akibatnya, China
bersitegang dengan sejumlah negara seperti Vietnam, Malaysia, Filipina
dan Brunei. Wilayah ini sendiri merupakan jalur perdagangan dengan nilai
mencapai US$ 3 triliun per tahun.
Ini yang menjadi alasan AS
masuk ke kawasan sengketa tersebut. AS mengajak sejumlah sekutu seperti
Australia dengan klaim menjaga kebebasan navigasi Indo Pasifik.
Di
sisi lain, Trump sedang berusaha melakukan apapun agar dapat kembali
terpilih menjadi presiden pada pemilihan 3 November mendatang. Bakal
calon saingan Joe Biden dari Partai Demokrat ini juga sebelumnya
berjanji akan membawa pulang pasukan dalam upaya untuk mengakhiri perang
tanpa akhir Amerika - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : cnbcindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar