Senin, 07 September 2020

PT Rifan - Kurs Dolar Australia Keok di Rp 10.710, Ini Pemicunya


PT RIFAN BANDUNG - Nilai tukar dolar Australia melemah melawan rupiah pada perdagangan Senin . Data impor China yang masih menunjukkan penurunan membuat mata uang Negeri Kanguru ini tertekan.

Pada pukul 13:43 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.710, dolar Australia melemah 0,2% di pasar spot, melansir data Refinitiv, pemerintah China hari ini melaporkan data neraca dagang berdenominasi dolar AS yang menunjukkan ekspor yang meningkat, tetapi impor masih merosot.

Tingkat ekspor dilaporkan melonjak 9,5% year-on-year (YoY), sementara impor merosot 2,1% YoY. Sehingga tercatat surplus sebesar US$ 58,93 miliar di bulan Agustus. Ekonom yang disuervei Reuters sebelumnya memprediksi ekspor naik 7,1% YoY dan impor naik tipis 0,1% YoY.

Meski ekspor melonjak signfikan, tetapi penurunan impor menjadi kabar buruk, sebab menggambarkan konsumsi domestic China yang masih lemah.

Bo Zhuang kepala ekonom TS Lombard, mengatakan impor di bulan Agustus mengecewakan, meski permintaan komoditas "sangat kuat", tetapi impor untuk mesin lemah,, China membeli lebih banyak bahan mentah, tetapi masih pesimistis mengenai outlook investasi melihat data impor yang dirilis," katanya.

Akibatnya dolar Australia menjadi terpukul. Memang permintaan bahan mentah China masih tinggi, yang menjadi salah satu penopang penguatan dolar Australia belakangan ini. Tetapi impor mesin yang lemah, membuat prospek investasi untuk ekspansi dunia usaha masih rendah. Artinya, untuk jangka panjang ada kemungkinan impor bahan baku akan mandeg atau malah menurun.

Salah satu komoditas yang harganya melesat tajam akibat peningkatan permintaan dari China adalah bijih besi, bijih besi merupakan komoditas ekspor terbesar Australia, berkontribusi sekitar 15% dari total ekspor. Harga bijih besi naik nyaris 34% sepanjang tahun ini ke atas US$ 125/ton yang merupakan level tertinggi dalam 6 tahun terakhir.

Selain itu, emas dunia yang juga mencetak rekor tertinggi memberikan sentimen positif ke dolar Australia. Emas merupakan komoditas terbesar ke-enam Australia, berkontribusi sekitar 4,8% dari total ekspor.

Saat harga komoditas-komoditas tersebut menguat, pendapatan Australia akan meningkat dan menopang penguatan mata uangnya hingga menyentuh level tertinggi sejak November 2018 Rp 10.882,44/AU$ pada Rabu (2/9/2020) pekan lalu - PT RIFAN

Sumber : cnbcindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar