Kamis, 16 Februari 2023

Rifan Financindo - Inflasi AS Bikin Deg-Degan, Harga Emas Terus Tertekan

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas terus melandai setelah inflasi Amerika Serikat (AS) bergerak di atas ekspektasi pasar. Pada penutupan perdagangan Rabu (15/2/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.836,19 per troy ons. Harga sang logam mulia jatuh 0,98%.

Harga emas nyaris tidak bergerak pada pagi hari ini. Pada perdagangan Kamis (16/2/2023) pukul 06: 28 WIB, harga emas berada di posisi US$ 1.836,29. Harganya menguat sangat tipis 0,005%.

Pelemahan emas kemarin melanjutkan tren pelemahan emas yang sudah berlangsung sejak awal bulan.

Emas memang sempat naik turun sejak awal Februari 2023 tetapi secara keseluruhan emas ambruk 4,8% sepanjang bulan ini.

Analis City Index, Matt Simpson, menjelaskan emas melemah karena pelaku pasar kini mulai mengkhawatirkan kelanjutan dari kebijakan moneter ketat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

Kekhawatiran itu meningkat setelah data inflasi AS bergerak di atas ekspektasi pasar.

Inflasi AS mencapai 6,4% (year on year/yoy) pada Januari 2023, lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang berada di 6-6,2%.

"Kebijakan moneter yang agresif akan membebani emas ke depan. Emas tengah berada di tren pelemahan tetapi sejauh ini emas mampu menghindari pelemahan yang dalam," tutur Simpson, dikutip dari Reuters.

Kebijakan moneter yang ketat akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS.

Kondisi ini tentu bukan yang hal yang bagus bagi pergerakan emas. Dolar AS yang menguat akan membuat emas semakin tidak terjangkau karena mahal.

Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga akan kalah saing dengan surat utang pemerintah AS. 

Indeks dolar AS menguat ke 103,92 pada pagi hari ini. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak 5 Januari 2023 atau sebulan lebih.  Yield surat utang pemerintah AS juga melambung ke 3,63% atau level tertingginya sejak 5 Januari 2023.

Kelanjutan kebijakan moneter ketat sudah disampaikan oleh sejumlah pejabat The Fed.

Kita harus tetap mempersiapkan diri untuk kelanjutan suku bunga tinggi. Suku bunga tinggi mungkin akan lebih lama dari proyeksi sebelumnya," ujar President Fed Lorie Logan, dikutip dari Reuters - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia.com

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar