Kamis, 03 Agustus 2023

Rifan Financindo - Harga Emas Makin Lesu


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas semakin menderita hingga menyentuh level terendah dalam 15 hari perdagangan.  Pada perdagangan Rabu (2/8/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.933,56 per troy ons. Harganya ambruk 0,54%.

Pelemahan tersebut memperpanjang derita emas yang juga jatuh 1% pada Selasa. Dalam dua hari terakhir, harga emas sudah jeblok 1,56%.

Harga emas sedikit membaik pada hari ini. Pada perdagangan Kamis (3/8/2023) pukul 06:14 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.935,62 per troy ons atau menguat 0,11%.

Harga emas masih tertekan oleh menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) dan yield atau imbal hasil surat utang pemerintah AS terbang.

Indeks dolar ditutup pada posisi 102,59, atau terkuat sejak 6 Juli tahun ini.
Sementara itu, imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun melesat ke 4,047% kemarin, tertinggi sejak 7 Juli 2023.

Imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun setelah Fitch Ratings telah menurunkan surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) dari AAA menjadi AA+

Kondisi ini membuat emas tertekan. Sang logam mulia tidak menawarkan imbal hasil sehingga menguatnya imbal hasil surat utang pemerintah AS membuat emas kurang bisa bersaing.

Analis dari Marex, Edward Meir, menjelaskan pergerakan emas saat ini berbeda bila dibandingkan pada Agustus 2011 di saat Standard & Poor's (S&P) memangkas surat utang AS.

Pergerakan emas saat itu melambung hingga 3,15%. Harga emas bahkan melonjak 7,8% dalam tiga hari setelah S&P memangkas rating.
"Terakhir kali S&P mendowngrade pada 2011, market bergerak liar. Namun, reaksi yang sama tidak terjadi pada saat ini. Pelaku pasar lebih banyak mengamati," ujar Meir, dikutip dari Reuters.

Emas juga melemah karena transaksi perdagangan emas dalam bentuk fisik sangat sedikit di berbagai belahan dunia.

"Perdagangan emas di mana-mana sangat lengang baik di China, India, dan Timur Tengah. Tidak banyak juga institusi yang tertarik membeli emas pada saat ini. Pelaku pasar masih menunggu data ekonomi AS," tutur analis StoneX, Rhona O'Connell.

Sebagai informasi, AS pada Jumat pekan ini akan mengumumkan data pengangguran. Angka pengangguran diharapkan menurun atau paling tidak stagnan di angka 3,6%.
Jika data pengangguran terus melandai maka ada harapan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) tidak akan mengerek suku bunga pada September mendatang -
RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar