RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah melawan
mata uang Asia dan Eropa pada perdagangan Jumat. Sebabnya,
ada kabar bagus terkait penyakit virus corona (COVID-19) dalam dalam
negerinya sendiri.
Dolar AS melemah melawan semua mata uang utama Asia. Rupiah memimpin penguatan di Benua Kuning sebesar 1,28%, nasib yang sama diderita dolar AS di pasar Eropa, meski pelemahannya tidak sebesar berhadapan dengan mata uang Asia.
Berdasarkan data Refinitiv, pada pukul 19:15 WIB euro mampu menguat 0,23% melawan dolar AS di US$ 1,0860, begitu juga dengan poundsterling menguat sebesar 0,25% di US$ 1,2486. Di waktu yang sama, franc Swiss menguat 0,25% ke 0,9679/US$.
Kabar bagus datang dari Amerika Serikat dini hari tadi. Harapan akan segera berakhirnya pandemi COVID-19 kembali muncul setelah adanya kabar Gilead Science Inc, raksasa farmasi di AS, memiliki obat yang efektif melawan virus corona.
Rumah sakit di Chicago merawat pasien COVID-19 yang parah dengan obat antivirus remdesivir yang dalam uji coba klinis dan diawasi ketat. Hasilnya, pasien tersebut menunjukkan pemulihan yang cepat dari demam dan gangguan pernapasan.
Kabar tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, bursa saham Asia dan Eropa menghijau, begitu juga dengan indeks berjangka Wall Street yang langsung melesat lebih dari 3%. Kenaikan indeks berjangka tersebut menjadi indikasi bursa saham AS juga akan melesat begitu perdagangan nanti dibuka.
Dolar AS melemah melawan semua mata uang utama Asia. Rupiah memimpin penguatan di Benua Kuning sebesar 1,28%, nasib yang sama diderita dolar AS di pasar Eropa, meski pelemahannya tidak sebesar berhadapan dengan mata uang Asia.
Berdasarkan data Refinitiv, pada pukul 19:15 WIB euro mampu menguat 0,23% melawan dolar AS di US$ 1,0860, begitu juga dengan poundsterling menguat sebesar 0,25% di US$ 1,2486. Di waktu yang sama, franc Swiss menguat 0,25% ke 0,9679/US$.
Kabar bagus datang dari Amerika Serikat dini hari tadi. Harapan akan segera berakhirnya pandemi COVID-19 kembali muncul setelah adanya kabar Gilead Science Inc, raksasa farmasi di AS, memiliki obat yang efektif melawan virus corona.
Rumah sakit di Chicago merawat pasien COVID-19 yang parah dengan obat antivirus remdesivir yang dalam uji coba klinis dan diawasi ketat. Hasilnya, pasien tersebut menunjukkan pemulihan yang cepat dari demam dan gangguan pernapasan.
Kabar tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, bursa saham Asia dan Eropa menghijau, begitu juga dengan indeks berjangka Wall Street yang langsung melesat lebih dari 3%. Kenaikan indeks berjangka tersebut menjadi indikasi bursa saham AS juga akan melesat begitu perdagangan nanti dibuka.
Selain kabar adanya obat yang efektif melawan virus corona, laju
penyebaran COVID-19 di AS juga sudah mulai melambat. Data US Centers for
Desease Control and Prevention (CDC) menyebutkan jumlah pasien corona
di Negeri Paman Sam adalah 632.548. Bertambah 4,49% dibandingkan hari
sebelumnya.
Kenaikan 4,49% lebih rendah dibandingkan pertumbuhan hari sebelumnya yang sebesar 4,56%. Sejak 8 April, persentase kenaikan kasus corona di AS bertahan di kisaran satu digit dengan kecenderungan menurun.
Oleh karena itu, Presiden AS Donald Trump mulai berpikir untuk melonggarkan aturan pembatasan sosial (social distancing) dan karantina wilayah (lockdown) yang diberlakukan di banyak negara bagian. Pelonggaran itu akan dilakukan secara bertahap.
Kenaikan 4,49% lebih rendah dibandingkan pertumbuhan hari sebelumnya yang sebesar 4,56%. Sejak 8 April, persentase kenaikan kasus corona di AS bertahan di kisaran satu digit dengan kecenderungan menurun.
Oleh karena itu, Presiden AS Donald Trump mulai berpikir untuk melonggarkan aturan pembatasan sosial (social distancing) dan karantina wilayah (lockdown) yang diberlakukan di banyak negara bagian. Pelonggaran itu akan dilakukan secara bertahap.
Kami tidak membuka begitu saja, tetapi selangkah demi selangkah. Lockdown
yang terlalu lama ditambah dengan depresi ekonomi yang menyertainya
malah membuat masalah bagi kesehatan masyarakat. Akan lebih banyak kasus
penyalahgunaan obat-obatan, kecanduan alkohol, kecenderungan bunuh
diri, atau penyakit jantung," tegas Trump..
Kabar bagus tersebut membuat pelaku pasar ceria, dampaknya dolar AS yang dianggap aset aman (safe haven) menjadi kurang menarik dan mulai dilepas - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Kabar bagus tersebut membuat pelaku pasar ceria, dampaknya dolar AS yang dianggap aset aman (safe haven) menjadi kurang menarik dan mulai dilepas - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : cnbcindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar