PT RIFAN BANDUNG - Bank Indonesia (BI) telah menurunkan kembali suku bunga acuan BI
7-Day Reverse Repo Rate 25 basis poin (bps) menjadi 4,5 persen pada
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2020 lalu. Lantas, bagaimana prediksi
para ekonom terkait hasil RDG bulan April 2020 yang dijadwalkan
berlangsung dua hari ini tanggal 13-14 April.
Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memprediksi, BI akan menahan suku
bunga acuan di level 4,5 dalam RDG ini. Meski begitu, ia masih melihat
masih adanya ruang terbatas bagi bank sentral untuk menurunkan suku
bunga acuan. "Hal ini untuk memastikan ketersediaan kebijakan moneter
apabila kondisi skenario sangat berat akibat wabah Covid-19 terjadi,"
kata Wisnu.
Senada dengan Wisnu, Ekonom Bank BCA David Sumual juga melihat bahwa
BI belum perlu kembali menurunkan suku bunga acuan pada bulan ini.
Sementara itu, ekonom Institute for Development of Economics and Finance
(INDEF) Bhima Yudhistira memandang bahwa BI masih perlu untuk
menurunkan suku bunga acuan 25 bps ke level 42,5 persen pada RDG April
2020.
Menurutnya, dengan adanya pelonggaran moneter dari sisi suku bunga
acuan ini di kondisi sekarang, mampu membantu daya beli masyarakat. Ini
juga menimbang bahwa saat ini tidak semua lapisan masyarakat mampu
mendapatkan fasilitas keringanan kredit perbankan/leasing. "Setidaknya jika bunga yang rendah bisa menstimulus perekonomian khususnya sektor riil," kata Bhima.
Bhima dan Wisnu sepakat di tengah kondisi saat ini bank sentral masih
belum perlu untuk menaikkan suku bunga acuan, meski ini berpotensi
menarik hot money ke Indonesia. Menurut Wisnu, ini disebabkan oleh covered interest parity Indonesia yang masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga.
Bhima bilang hal ini disebabkan oleh rupiah yang relatif menguat
akibat intervensi BI dengan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed
dalam kerjasama repo. Untuk selanjutnya, Bhima melihat bahwa masih ada
kebijakan-kebijakan lain yang bisa dilakukan oleh BI untuk menjaga
perekonomian di tengah wabah Covid-19 ini. Antara lain dengan perbaikan
insentif devisa hasil ekspor (DHE) serta meningkatkan LCS dengan negara
mitra dagang - PT RIFAN
Sumber : bareska.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar