Jumat, 22 Mei 2020

Rifan Financindo Berjangka - China Taiwan Tegang, Bursa Asia Ditutup Bervariasi


RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan hari ini terpantau bergerak variatif. Bursa Jepang, Korea Selatan, dan Hong Kong terpantau menguat, sementara lainnya turun.

Judul utama bursa saham di Benua Kuning hari ini masih seputar virus Covid-19 di mana muncul keraguan akan laporan kesuksesan vaksin Moderna yang kemarin menyebabkan bursa saham di benua Asia ini terbang tinggi. Stat News melaporkan sejumlah pakar tidak yakin dengan klaim perusahaan bioteknologi Moderna Inc itu.

Pasalnya Moderna tidak melampirkan data, hanya kata-kata saja. Padahal dalam pembuktian penelitian, data menjadi sangat penting, hal ini membuat saham Moderna jatuh 10,4%. Sebelumnya Moderna bekerja sama dengan Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) untuk menguji ini.

Bursa Saham China Daratan,
Shanghai Stock Exchange (SSE) mengalami depresiasi sebesar 0,51%, penurunan terjadi setelah tensi antara China dan Taiwan kembali memanas setelah tawaran untuk bergabung ke dalam pemerintahan China dibawah panji "1 negara, 2 sistem" ditolak mentah-mentah oleh Presiden Taiwan Tsai Ing Wen.
 
Dalam pidatonya ketika disumpah menjadi Presiden, Tsai mengatakan bahwa kedua belah pihak harus menemukan cara untuk hidup berdampingan tanpa perlu mengantagonisasi pihak lain karena perbedaan pandangan dan mengedepankan kedamaian dan stabilitas.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 mengalami kenaikan sebesar 0.79%. Kenaikan ini merespons berita baik yang dirilis oleh Economic and Social Research Institute yang menyatakan total nilai order mesin non-perkapalan kepada produsen mesin 'hanya' terkontraksi 0,7% secara tahun berjalan. Angka ini jauh lebih baik dari perkiraan kontraksi sebesar 9,5%.

Angka ini dipantau pelaku pasar karena apabila pabrik sudah berani membeli mesin produksi baru, maka kemungkinan besar roda perekonomian di Jepang sudah mulai kembali normal, sementara itu di negara tetangga Singapura, Indeks STI turun sebesar0.59%. Penurunan ini dikarenakan pembukaan kembali ekonomi di Negeri Singa ditanggapi dengan pesimis oleh beberapa analis.

Memang negara-negara sudah mulai melonggarkan pembatasan ekonomi dan sosial, akan tetapi ekonomi tidak akan (langsung) kembali ke saat sebelum terjadinya pandemi" kata analis strategist DBS bank Singapura.

Tensi politik antara Amerika Serikat dan China juga akan kembali naik menjelang Pemilu Amerika Serikat pada November mendatang" lanjutnya.

Di negara lain di Asia seperti di Korea Selatan indeks Kospi mengalami apresiasi
0,46% dan indeks Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,05%.Sementara itu dari dalam negeri, IHSG pada ditutup turun tipis ke level 4.545,95 atau depresiasi sebesar 0,06% - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : cnbcindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar