Kamis, 28 Mei 2020

Rifan Financindo - Mulai Diborong Investor, Begini Valuasi 2 Saham Mie Salim


RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Dua saham produsen mie milik Grup Salim sempat mengalami tekanan selama dua hari perdagangangan dan sempat mengalamai auto Reject Bawah (ARB) setelah perseroan mengumumkan akuisisi Pinehill Company. Namun hari ini, dua saham tersebut berhasil rebound.

Harga saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) hari ini naik 5,80% ke level harga Rp 5.925/saham, sedangkan anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 1,50% ke level harga Rp 8.450/saham.

Keputusan para investor menjual duo saham Indofood ini tidak lepas dari ketakutan para pelaku pasar terhadap transaksi afiliasi yang di cap mahal ini. Tapi apakah keputusan ini rasional ? Simak valuasi duo saham Indofood.

INDF pada kuartal-I 2020 berhasil mencatatkan laba Rp 1,37 triliun atau tumbuh 1,9% secara year-on-year. Jika dihitung rasio dibandingkan harga saham, maka Price Earning Ratio (PER) berada di kisaran 10,6 kali angka ini lebih baik daripada rata-rata industri yaitu sebesar 12,3 kali.

Selama 5 tahun terakhir pertumbuhan Earnings Per Share (EPS) perusahaan ini berada di angka 7,5% jauh di atas rata-rata industri sebesar -3,5%. Sedangkan peningkatan pendapatan INDF selama 5 tahun terakhir berada di kisaran 3,8% angka ini juga di atas rata-rata industri yang hanya sebesar 1,5%.

Apabila di valuasi menggunakan nilai ekuitas, maka saham INDF memiliki Price to Book Value (PBV) sebesar 1,3 kali angka ini juga lebih baik daripada rata-rata industri yaitu 3,1 kali, pada 11:00 WIB nilai intrinsik INDF menggunakan StarMine Financial Model berada di angka Rp 11.411/saham dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan rata-rata 8,1% per tahun 

Dari data di atas dapat disimpulkan harga saham INDF masih tergolong relatif murah apalagi dibandingkan dengan rata-rata industri.

Sedangkan untuk anak usahanya ICBP pada Periode pertama tahun 2020 berhasil mencatatkan laba yang tidak kalah besar yaitu Rp 1,98 triliun tumbuh 71,9% secara periode berjalan. Apabila dibandingkan dengan harga sahamnya maka PER berada di kisaran 12,4 kali angka ini hampir sama dengan rata-rata industri yaitu sebesar 12,3 kali.

Selama 5 tahun terakhir pertumbuhan EPS perusahaan ini berada di angka 18,0% jauh di atas rata-rata industri sebesar -3,5%. Sedangkan peningkatan pendapatan ICBP selama 5 tahun terakhir berada di kisaran 7,1% angka ini juga di atas rata-rata industri yang hanya sebesar 1,5%.

Apabila di valuasi menggunakan nilai asetnya, ICBP memiliki PBV sebesar 3,6 kali angka ini sedikit lebih buruk daripada rata-rata industri yaitu 3,1 kali

Dilansir dari Refinitiv pada 11:00 WIB nilai intrinsik ICBP menggunakan StarMine Financial Model berada di angka Rp 8.774/saham dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan rata-rata 8,7% per tahun
Dari data di atas dapat disimpulkan harga saham ICBP masih tergolong wajar bila dibandingkan dengan rata-rata industri.

Merlissa Trisno, analis dari PT CLSA Sekuritas Indonesia, dalam riset yang dipublikasikan kepada pelaku pasar, juga menganalisis dampak pembelian ini dan bagaimana valuasi dari pembelian tersebut.

Akuisisi Pinehill dihargai senilai US$ 3 miliar atau setara dengan 23 kali dari PE [price earning] 2020 dengan penghasilan terjamin sebesar US$ 128,5 juta atau 66% secara year on year. Nilai akuisisi ini akan dibayar dua kali yakni sebesar US$ 2,35 miliar pada tanggal penyelesaian, dan sisanya US$ 650 juta pada 30 April 2022 dengan tingkat kompensasi 2,63%," tulis Merlissa, dalam riset 25 Mei lalu.

Rasio PE adalah rasio yang menggambarkan bagaimana keuntungan emiten saham terhadap harga sahamnya. Perhitungan dilakukan dengan membagi harga saham saat ini dengan keuntungan bersih tahunan per saham atau earning per share(EPS).

Merlissa mengatakan ICBP akan mendapatkan diskon transaksi jika pendapatan Pinehill mencapai US$ 122 juta atau lebih rendah pada tahun 2020 dan 2021 dengan nilai penyesuaian berdasarkan pada rumus tertentu. Rumus itu yakni: nilai penyesuaian = (laba dijamin - laba aktual) x PE kelipatan 23.

Merlissa mengatakan pihaknya percaya target pendapatan Pinehill sebesar US$ 128,5 juta pada tahun 2020 dapat mencakup asumsi perolehan valas mengingat penguatan tren mata uang di Arab Saudi dan Nigeria (dua pasar terbesar Pinehill). Karena itu, pihaknya memperkirakan US$ 30 juta perolehan valas pada tahun 2020, bisa membalikkan dari kerugian valas tahun lalu.
 
Dengan asumsi 20% margin Ebit untuk Pinehill, perhitungan kami menunjukkan pendapatan harus digandakan pada tahun 2020 untuk mencapai target yang agresif, tulis Merlissa.Merlissa mengatakan harga akuisisi Pinehill yakni 23 kali PE (price earnings) 2020 menciptakan sentimen jangka pendek. Indofood CBP mengumumkan hasil dan rincian akuisisi Pinehill selama liburan Lebaran. Hasilnya terlihat sejalan, dengan semua divisi memberikan margin Ebit positif pada 1Q20.
 
Sebab itu dia menurunkan peringkat rekomendasi dari "beli (buy)" ke "underperformed (U-PF)" dengan target harga dari Rp 11.000 menjadi Rp 9.850/saham untuk ICBP. Rekomendasi underperformed biasa digunakan untuk saham yang diperkirakan cenderung turun di bawah pasar (indeks harga saham).

Sementara untuk INDF juga terseret oleh sentimen negatif jangka pendek di anak perusahaan. Indofood dinilai memperoleh 80% NAV (net asset value) dari anak perusahaan terbesarnya, Indofood CBP, kami percaya setiap sentimen negatif jangka pendek ke ICBP juga bisa memberikan tekanan pada harga saham Indofood. Selain ICBP, sebagian besar divisi Indofood memiliki model bisnis berbiaya plus yang menunjukkan risiko penurunan terhadap margin (yaitu tepung)," katanya.
 
Dampak dari kenaikan harga CPO atau minyak sawit (dalam rupiah) harus dibatasi karena mayoritas produksi (75%) diserap secara internal untuk bisnis hilir, lantaran itu, pihaknya juga menurunkan rekomendasi dan target harga INDF dari "beli" ke "underperformed" dengan target harga Rp 8.000 menjadi Rp 6.800/saham - RIFAN FINANCINDO

Sumber : cnbcindonesia.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar