PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Indeks dolar AS pada hari Senin berakhir turun setelah komentar dovish pejabat The Fed yang mengatakan lonjakan imbal hasil Treasury jangka panjang baru-baru ini mungkin berarti berkurangnya kebutuhan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga lagi.
Sebelumnya dolar AS bergerak naik siring meningkatnya permintaan safe-haven setelah konflik militer Israel-Hamas.
Indeks dolar AS ditutup turun 0,14% pada 105,98.
Komentar dovish dari Wakil Ketua Fed Jefferson dan Presiden Fed Dallas Logan membebani dolar ketika mereka mengatakan lonjakan imbal hasil Treasury jangka panjang baru-baru ini mungkin berarti berkurangnya kebutuhan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga lagi.
Wakil Ketua Fed Jefferson mengatakan para pembuat kebijakan “dalam posisi untuk melanjutkan dengan hati-hati dalam menilai sejauh mana setiap penguatan kebijakan tambahan yang mungkin diperlukan,” karena kenaikan imbal hasil Treasury baru-baru ini bertindak sebagai potensi pengekangan lebih lanjut terhadap perekonomian.
Presiden Fed Dallas Logan percaya lonjakan imbal hasil Treasury jangka panjang baru-baru ini mungkin berarti berkurangnya kebutuhan bagi Fed untuk menaikkan suku bunga lagi.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan
selanjutnya, indeks dolar AS akan mencermati pernyataan dari beberapa
pejabat Fed, yang jika memberikan pernyataan dovish kembali, akan
menekan kembali dolar AS. Juga akan dirilis data ekonomi Consumer
Inflation Expectations September yang jika terealisir menurun, akan juga
menekan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran
Support 105,57-105,39. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran
Resistance 106,25-106,69 - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : vibiznews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar