Kamis, 05 Maret 2020

Rifan Financindo - Bursa Asia Menguat, Wall Street Kembali Naik, Risiko Virus Masih Berlanjut




RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Bursa dikawasan Asia kembali menguat Kamis pagi setelah Wall Street melanjutkan tren kenaikan didorong stimulus bank sentral yang berupaya memperbaiki prospek ekonomi global.

Wall Street tampaknya memberikan dukungan kepada mantan Wakil Presiden Biden dalam kampanye nominasi Partai Demokrat. Biden dianggap tidak berencana menaikkan pajak dan memberlakukan peraturan baru dibandingkan saingannya Bernie Sanders

Dewan Perwakilan AS juga menyetujui anggaran dana $8.3 miliar untuk memerangi penyebaran virus, dan mengirimkan rancangan undang-undang darurat itu ke Senat, sementara Dow (Dow Jones Industrial Average) melonjak 4.53%, sedangkan S&P 500 (SPX) naik 4.22% dan Nasdaq (IXIC) 3.85%.

Melihat perkembangan Wall Street, Bursa di kawasan Asia juga mengikuti, namun sedikit lebih hati-hati. Indeks MSCI dari bursa kawasan Asia Pasifik di luar Jepang (MIAPJ0000PUS) naik 0,2%, nikkei 225 Jepang (N225) naik 0,8% dan saham Australia melambung 1,6%. E-Mini futures untuk S&P 500 (ESc1) turun 0,4%.

Namun bukan berarti berita covid-19 semakin cerah, dengan meningkatnya kematian di seluruh dunia, Italia menutup semua sekolah dan maskapai penerbangannya mengurangi jadwal keberangkatan.
Ada sedikit keraguan bahwa wabah covid-19 akan memperlambat pertumbuhan global pada kuartal ini, dan kami berharap itu benar-benar menghasilkan kontraksi non-resesi langka dalam PDB," kata ekonom JPMorgan (NYSE: JPM) Joseph Lupton.

Dia mencatat semua aktivitas industri PMI bank untuk Februari merosot 6,1 poin, penurunan satu bulan terbesar dalam catatan, dan di 46,1 berada di level terendah sejak Mei 2009, Federal Reserve dan Bank of Canada telah merespons dengan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, dan pasar di zona euro memprediksikan peluang 90% bahwa ECB juga akan memangkas suku bunga simpanannya, yang saat ini minus 0,50%, sebesar 10 basis poin minggu depan.

Namun, ketika para pembuat kebijakan bergulat dengan strategi terbaik untuk menghindari resesi global, beberapa bank sentral utama kurang tertarik untuk mengikutinya, pada akhirnya, kebijakan moneter bukanlah obat untuk penyakit ini dan dampaknya mungkin akan menjadi lebih buruk sebelum membaik - RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar