PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Platinum jatuh hampir 27 persen ke level terendah
sejak 2002, sementara emas anjlok lebih dari 5 persen
karena investor melepas logam mulia sebagai pertukaran untuk dana tunai
setelah pemangkasan suku bunga darurat kedua The Fed gagal untuk
meredakan ketakutan akan virus corona di seluruh pasar.
Palladium merosot 11 persen
menjadi 1.609,45 dolar AS per ounce, setelah mencapai level terendah
sejak akhir Agustus di posisi 1.481,53 dolar AS per ounce.
Perak menyusut 12,5 persen menjadi 12,84
dolar AS per ounce setelah menyentuh 11,76 dolar AS per ounce, level
yang terakhir terlihat pada 2009.
Emas di pasar spot melemah 2,6 persen
menjadi 1.490,01 dolar AS per ounce, sedangkan emas berjangka Amerika
Serikat ditutup 2 persen lebih rendah menjadi 1.486,5 per dolar AS per
ounce.
Ini adalah liquidity selling yang
berlanjut menjadi norma di sini," kata Ryan McKay.
Ini mirip dengan apa yang terjadi dalam
krisis keuangan di mana emas sebenarnya diperdagangkan cukup rendah
selama beberapa bulan bersama dengan ekuitas," tambahnya.
Emas juga menembus di bawah pergerakan rata-rata 200 hari (MA-200), yang dianggap sebagai tanda bearish.
Ini adalah pencarian dana tunai yang
terus berlanjut untuk likuiditas. Semuanya dijual, pelaku pasar menyerah
dan meninggalkan pintu keluar," kata analis Commerzbank, Carsten
Fritsch.
Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika turun, pasar saham anjlok dan harga minyak jeblok.
Selain itu kita memiliki komponen
industri yang membebani beberapa komoditas logam seperti perak,
platinum, dan palladium," kata McKay, dalam lingkungan ini, pasar otomotif
akan menjadi sangat lemah seperti yang kita lihat di China, dan
permintaan industri jelas turun. Kita melihat lingkungan tipe resesi
potensial," tambahnya.
Virus corona telah merenggut lebih dari
6.500 nyawa di seluruh dunia dan memicu kepanikan di seluruh pasar,
mendorong bank sentral global untuk mendorong langkah-langkah dukungan
guna meredam kejatuhan ekonomi - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : suara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar